Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
Lorus, J.
New York: Atheneum, 1962
591.18 LOR s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Roberts, Sam.
"his series goes in search of the biological roots of our senses and to uncover why particular sights, sounds and smells and tastes have such powerful effects on us, how we manage to block out intense pain, and why our sense of balance keeps working under the most extreme of conditions. This episode deals with smell. What is it about things that smell bad?"
North Sydney: BBC Worldwide Limited, 2004
611BBCH001
Multimedia Universitas Indonesia Library
"This sensory romp around the globe goes in search of the biological roots of our senses to uncover the reasons why particular sights, sounds, smells and tastes have such powerful effects on us. How do we manage to block out intense pain? How does our sense of balance keep working under the most extreme conditions? Live action combined with special effects creates incredible imagery to convey the 'feeling' of how our senses work."
Frenchs Forest, N.S.W: BBC Worldwide Limited, 2004
611BBCH002
Multimedia Universitas Indonesia Library
Roberts, Sam.
"This series goes in search of the biological roots of our senses and to uncover why particular sights, sounds and smells and tastes have such powerful effects on us, how we manage to block out intense pain, and why our sense of balance keeps working under the most extreme of conditions. This episode deals with vision. Why is it that humans are so good at seeing some things, at other times their brains prevent them from seeing what's right in front of their eyes."
North Sydney: BBC Worldwide Limited, 2004
611BBCH003
Multimedia Universitas Indonesia Library
Adek Oktaviantina
"Puisi merupakan kata-kata indah yang tersusun dan dipahami oleh pembacanya. Oleh karena itu, puisi tidak terlepas dari ketepatan bahasa yang disusun dengan estetis dan kreatif sehingga makna puisi dapat tersampaikan dengan baik. Teknik yang digunakan adalah deskriptif interpreatif terhadapa citraan. Citraan sebagai salah satu cara memandang sebuah makna yang diindetifikasi melalui indera manusia. Metoode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif interpreatif. Rumusan masalah yaitu bagaimanakah citraan dalam kumpulan puisi Abdul Salam HS malaikat Waringin. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan citraan dalam kumpulan puisi Malaikat Waringin terdapat 17 data citraan penglihatan, sembilann data citra pendengaran, empat data citraan penciuman dan pengecapan, dan enam data citraan peraba."
Banten: Kantor Bahasa Provinsi Banten, 2019
400 BEBASAN 6:2 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Burda, Angela N.
Sudbury, MA: Jones & Bartlett Learning, 2011
612.8 BUR c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Zahra Claudia Ariefiyani
"Penelitian ini bertujuan memaparkan relasi antara ranah sumber dengan ranah sasaran pada kosakata panca indra dalam bahasa Belanda, serta mengungkapkan perubahan makna dari ranah sumber menuju ranah sasaran menggunakan teori yang dikemukakan oleh Lakoff dan Johnson. Hasil analisis dari ungkapan metaforis yang ditemukan dalam kosakata panca indra menunjukkan adanya persamaan bentuk, posisi, dan fungsi sebagai jembatan dari ranah sumber menuju ranah sasaran. Ranah sumber mengalami pergeseran makna tergantung konteksnya, selain itu gaya bahasa metonimia ditemukan pada setiap ranah sumber panca indra, karena kosakata panca indra huid, oog, oor, tong, neus mewakili manusia seutuhnya.
This study aims to describe the relationship between the source domain and the target domain on the vocabulary of the senses in Dutch, and reveals the change of meaning from the source domain to the target domain using the theory by Lakoff and Johnson. The results of the analysis of metaphorical expressions found in the senses 39; vocabulary show the existence of form, position, and function equations as bridges from the source domain to the target domain. The source domain experiences a shift in meaning depending on the context, other than that metonymy is found in every sphere of the senses, because the five senses huid, oog, oor, tong, neus represent the person."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Narno
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan komponen makna dan makna metaforis adjektiva pancaindra dalam novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori komponen makna Eugene Nida (1975) dan teori metafora Lakoff dan Johnson (1980). Hasil analisis komponen makna menunjukkan bahwa beberapa komponen makna yang terdapat pada ranah sumber berkorespondensi dengan ranah sasaran, ditunjukkan dengan kalimat-kalimat pendukung yang terdapat dalam novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk. Sementara itu, makna metaforis dari adjektiva pancaindra dalam novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk dapat diketahui dengan melihat konteks yang ada dalam novel, dibuktikan dengan kata-kata dan kalimat-kalimat yang tertulis di dalamnya.
The aims of this research is to describe components of meaning and to describe metaphorical meaning of five-sense adjective of Ronggeng Dukuh Paruk trilogy by Ahmad Tohari. This research is a descriptive qualitative research. The theories employed to analyze the data are componential analysis of meaning theory by Eugene A. Nida (1975) and conceptual metaphor theory by Lakoff and Johnson (1980). The componential analysis of meaning shows that some components of meaning from source domain corresponds with target domain; shown by sentences from trilogy novel of Ronggeng Dukuh Paruk. Meanwhile, related to metaphorical meaning analysis, it can be concluded that metaphorical meaning of five-sense adjectives of Ronggeng Dukuh Paruk trilogy novel can be seen through the context of the novel, proven by words and sentences written on it."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T47070
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Fauzia Evanindya
"Indera penciuman manusia dapat turut serta memperkaya pengalaman ruang seseorang khususnya secara emosional. Skripsi ini memaparkan perwujudan ruang arsitektur oleh aroma serta sejauh mana aroma mempengaruhi pengalaman ruang manusia. Hubungan aroma dengan manusia tergantung pada persepsi setiap individu, durasi kontak dengan aroma dan konsentrasi aroma dalam udara. Hubungan tersebut menentukan posisi aroma sebagai pull-in factor atau push-out factor bagi pengguna ruang.
Hasil analisis dari studi pustaka dan studi kasus menunjukkan bahwa aroma memiliki peran dan pengaruh yang berbeda-beda pada jenis-jenis ruang yang berbeda pula. Aroma yang hadir secara alami maupun yang dihadirkan secara sengaja akan memunculkan spatial awareness yang memberikan karakter dan rasa pada ruang masing-masing. Maka dari itu, aroma merupakan salah satu bentuk bahasa ruang yang dapat mengatur pengguna ruang serta mampu membangun sebuah identitas ruang yang mudah diingat. Aroma juga memiliki kemampuan untuk menciptakan dimensi-dimensi yang mendefinisikan batas-batas pembentuk ruang yang tidak kasat mata dapat mempengaruhi gerak dan perilaku manusia sebagai pengguna ruang.
The sense of smell enriches one?s experience of space emotionally eventhough the presence of scent in our everyday space has not been much noted and taken into consideration of architectural design. This paper tries to reveal scent?s ability of creating architectural space and to see scents capacity on influencing one?s experience of space. Human?s relationship with scent arise from the dependence on individual perception, duration of contact with scent and the scent?s concentration within the air, which determine the role of scent whether as a pull-in or a push-out factor. The result of literature and case studies shows that scent has different roles and influences due to the diverse types of space. Scents naturally and artificially raise spatial awareness on different levels which brings character and mood into each space. Therefore, scent can be considered as a language of space that is capable of telling the user to act in certain ways and building easy-to-remember identities to certain places. As scent defines invisible space boundaries, it forms architectural space which would influence the movement and behavior of users."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S729
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Tefilla Hendita Pelafu
"Alzheimer’s disease dapat dianggap sebagai sebuah bencana. Penyakit ini merenggut memori dari kehidupan seseoarang, yang merupakan suatu hal yang penting bagi kesejahteraan dan identitasnya. Di tengah hilangnya memori, ada beberapa kemampuan yang tidak akan hilang bahkan hingga tahap terakhir dari Alzheimer’s: hardwired abilities atau kemampuan bawaan. Kemampuan ini terdiri dari reaksi terhadap sentuhan, landmark untuk mencari jalan, perasaan terhadap alam, pengertian terhadap musik dan karya seni serta raut wajah. Isyarat dan petunjuk yang disediakan oleh lingkungan dapat diterima oleh otak manusia melalui indera penciuman, penglihatan, pendengaran, peraba, dan pengecap, memungkinkan orang tersebut dapat memperoleh kembali beberapa memorinya. Lingkungan rumah nantinya akan memungkinkan mereka untuk hidup dengan mandiri dan memperoleh martabat mereka kembali, dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan konstan dari pengasuh maupun orang lain.
Alzheimer’s disease can be considered as a disaster. It takes memories – which is important for well-being and identity of a man – out of people’s lives. Amid memory loss, there is still some abilities that will not be diminished over time even until the latest stage of Alzheimer’s – hardwired abilities. They consist of reacting to touch, landmark for wayfinding, feelings about green and trees, understanding music and art, and facial expression. These abilities can be integrated into the built environment, providing a chance for them to live as everyone else, even after the diagnosis. Cues and clues that are given by the environment can be received by human brain through smell, sight, hearing, touch, and taste, allowing the person to retrieve some memories back. The home environment will later allow them to live independently and regain their dignity, doing daily activities without constant help from caregivers and others."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library