Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iyengar, Sheena
New York: Twelve, 2011
153.8 IYE a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Auliyaputri
"Kebutuhan dan gaya hidup masyarakat kelas menengah-atas Jakarta secara umum bermobilitas tinggi. Hal ini menjadi salah satu pemicu terjadinya krisis akan sense of place. Krisis ini dalam jangka panjang akan menyebabkan tumpulnya kemampuan sensori individu dalam mengalami ruang. Hal ini akan bermuara pada menurunnya kemampuan individu dalam memaknai eksistensinya, karena ketika individu tidak mampu merasakan keberadaannya, ia tidak memiliki identitas. Skripsi ini kemudian membahas bagaimana peran arsitektur, yaitu melalui desain dalam merespon isu tersebut. Peran desain dalam hal ini adalah sebagai medium untuk melibatkan individu dengan ruang. Spatial engagement akan membuat individu mencapai sense of placenya?diawali dengan membuat individu merasa terlibat dalam suatu ruang, hingga ia memaknai keterlibatannya dengan merasakan keberadaannya?sehingga ruang akan dimaknai menjadi suatu tempat. Melalui studi kasus, yaitu kafe, skripsi ini membahas bagaimana desain melaksanakan perannya dan bagaimana fenomena spatial engagement dalam mencapai sense of place itu terjadi. Dari pengamatan tersebut didapatkan bahwa kuncinya adalah mendesain dengan menghargai konteks dan diimbangi dengan memprioritaskan bagaimana ruang tersebut dialami, dalam hal ini melalui pendekatan sensibilitas.

Needs and lifestyle of upper-middle class community of Jakarta in general is high mobility. It is one of the triggers of the crisis of a sense of place. This crisis in the long term will lead to dulling of sensory abilities of individuals in experiencing space. This will lead to a decreased ability of individuals to make sense of his existence, because when the individual is not able to feel its existence, it has no identity. This thesis then examines how the role of architecture, through design can respond to these issues. The role of design in this case is as a medium to engage individuals with the space. Spatial engagement will make individuals achieve a sense of place?starting with making people feel involved in a space, until he interpret his involvement with the feeling of existence so that the space will be interpreted into a place. Through case studies, the cafe, the thesis examines how design exercise its role and how the phenomenon of spatial engagement in achieving a sense of place that happens. From these observations it was found that the key is to design by appreciate the context and offset by prioritizing how space is experienced, in this case through sensibility approach."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windo Wibowo
"Rasionalisme dan empirisme merupakan dua aliran filsafat yang besar dalam periode filsafat Modern. Kedua aliran ini memiliki kecenderungan yang berbeda sekaligus bertentangan satu sama lain. Rasionalisme mengutamakan pengetahuan a priori ementara empirisme mengutamakan pengetahuan a posteriori. Di dalam filsafat Kant ('kritisisme') ditemukan corak yang berbeda dari dua aliran itu. Dalam kritisisme Kant pengetahuan dijelaskan sebagai sintesis antara unsur a priori dan a posteriori. Dengan pemikiran Kant itu penulis dalam skripsi ini menyelenggarakan sintesis antara rasionalisme dan mpirisme yang mana notabene kedua aliran tersebut saling bertentangan.

Rationalism and empiricism are two huge philosophies in the Modern age. Those twoschools of thought either have different dispositions and contraries each other. Rationalism raises the a priori knowledge meanwhile empiricism raise the a posteriori knowledge. In Kant's philosophy ('criticism') was found different pattern than those two schools of thought. In Kant's criticism knowledge was explained as a synthesis between the a priori and a posteriori elements. With those of Kant's thought, the author in this thesis organizing synthesis between rationalism and empiricism in which those two school of thought are basically in contradiction each other.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16075
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Maheswari Erli Putri
"Pada tahun 2020, Sephora meluncurkan kampanye The Unlimited Power of Beauty dalam tiga bentuk: film pendek, serial dokumenter, dan iklan cetak. Alih-alih menantang standar kecantikan tradisional, Sephora berupaya memberdayakan penonton melalui pola pikir bahwa setiap orang memiliki kekuatan kecantikan batin yang tidak terbatas. Berpandu studi sebelumnya tentang femvertising dan postfeminisme, menggunakan teori tata bahasa visual Kress dan van Leeuwen dan kerangka analisis wacana kritis Norman Fairclough, film pendek dan video dokumenter dianalisis untuk melihat bagaimana elemen visual dan auditori mereka disatukan untuk membentuk makna di dalam konteks feminisme interseksional. Meskipun elemen multimodal diimplementasikan secara koheren dengan teori tata bahasa visual dan sangat terhubung dengan setiap urutan, kampanye tersebut gagal untuk menyorot masalah feminisme interseksional dan malah memunculkan masalah sensibilitas postfeminisme. Hasil ini menunjukkan bahwa feminisme yang ditampilkan dalam kampanye ini adalah bentuk terapi individualisme yang didukung oleh neoliberalisme.

In 2020, Sephora launched The Unlimited Power of Beauty campaign in three forms: a short movie, a documentary series (docuseries), and printed advertisements. Instead of challenging traditional beauty standards, Sephora seeks to empower the audience through the mindset that everyone has the unlimited power of inner beauty. Guided by previous studies about femvertising and postfeminism, using Kress and van Leeuwen’s visual grammar theory and Norman Fairclough’s critical discourse analysis framework, the short movie and docuseries videos were analysed to see how their visual and auditory elements are put together to form a meaning within the context of intersectional feminism. Although the multimodal elements are implemented coherently to the visual grammar theory and strongly connected to each sequence, the campaign failed to address any intersectional feminism issues and instead posit an issue of postfeminism sensibility. This result suggests that the feminism shown in this campaign is a self-therapy endorsed by neoliberalism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library