Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syarifah Ninatirta Ayu
Abstrak :
ABSTRAK
Pencemaran air oleh senyawa-senyawa fenolik (fenol dan turunannya) memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan biota perairan, karena fenol merupakan senyawa yang sangat berbahaya dan bersifat racun terhadap organisme akuatik. Akibat sifat toksik yang ditimbulkannya itu, maka konsentrasi senyawa fenolik di dalam limbah cair perlu ditekan serendah mungkin sebelum dibuang ke perairan.

Teknik ozonisasi merupakan salah satu cara alternatif yang dipilih untuk melakukan penyisihan senyawa fenolik. Teknik ini menggunakan ozon sebagai oksidatornya karena ozon merupakan oksidator yang sangat kuat dan bersifat reaktif di dalam air. Ozon yang digunakan pada penelitian ini dihasilkan dari ozonator yang bekerja pada tegangan 12 - 16 kilovolt dan tekanan atmosferik.

Selain menggunakan teknik ozonisasi, dalam penelitian ini juga menggunakan radiasi lampu UV-C (λ= 254 nm) yang diletakkan di dalam kolam aerasi injeksi berganda untuk mengetahui sejauh mana penyisihan senyawa fenolik yang dapat dilakukan jika menggabungkan ozonator dengan Iampu UV-C tersebut.

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa ozonator menghasilkan ozon sebesar 0.6745 gram/jam dengan udara sebagai umpan pada laju alir umpan 600 L/jam dengan suhu kerja ozonator sekitar 26-30°C dan tekanan atmosferik.

Di samping itu, oksidasi senyawa fenol dan 4-klorofenol oleh ozon dan sinar lampu UV-C yang dilakukan dalam suatu kolam aerasi dengan injeksi ozon berganda (multi injection ozonation rank, MIOT), memberikan informasi awal yang menarik bahwa penyisihan senyawa fenol dengan ozon dan UV-C akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan ssnyawa 4-klorofenol, Pada Senyawa fenol 10 ppm, besar penyisihannya sekitar 86.5106%, dan pada fenol 20 ppm diperoleh hasil sekitar 87.1744%. Sedangkan pada senyawa 4-klorofenol yang mengandung 10 ppm diperoleh besar penyisihan hanya sekitar 74.6346% dan pada 20 ppm besar penyisiharmya adalah 79,0366%.
2001
S49160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Farhan Burhand
Abstrak :
Biaya operasional kapal sangat ditentukan oleh konsumsi bahan bakar yang digunakan selama pelayaran. Meningkatnya laju konsumsi bahan bakar salah satunya dipengaruhi oleh biofouling. Biofouling menyebabkan bertambahnya berat kapal dan hambatan total dari kapal sehingga berdampak pada laju peningkatan konsumsi bahan bakar. Minyak kulit biji mete (Anacardium occidentale) adalah produk alam yang memiliki kadar fenolik berfungsi sebagai racun dan juga memiliki sifat licin yang berfungsi untuk menghambat penempelan fouling. Pada penelitian ini digunakan 2 buah eksperimen yang ditujukan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki minyak kulit biji mete terhadap biofouling. Uji statis dilakukan untuk melihat interaksi senyawa fenolik terhadap biofouling, sedangkan uji aliran dalam pipa dilakukan untuk melihat sifat licin yang dimiliki oleh minyak kulit biji mete. Pada pengujian ini, senyawa fenolik masih belum menunjukkan hasil yang signifikan dibandingkan dengan cat besi, sementara itu sifat licin yang dimiliki CNSL menunjukkan kemampuan yang positif. Penelitian ini masih memerlukan pengembangan karena material alam berupa minyak kulit biji mete menunjukkan prospek yang cerah di masa mendatang. ......Operational costs of Ship is depending on the volume of fuel consumption used when they operate. One of several reasons that make rate of fuel consumption increases is influenced by biofouling. Biofouling not only makes the overall weight of ship increases but also increasing total of resistance of ship then impacted on the rate of fuel consumption. Cashew nut shell liquid (Anacardium occidentale) is natural product which has fenolic content. Fenolic content means that useful to prevent biofouling attach as a toxic. In the other side, CNSL has another characteristic as slippery that can be useful to reduce probability of biofouling attaching into the lowest level. This research conducting 2 experiment to explore the ability of Cashew nut shell liquid against biofouling. Static test conducted to see interaction between fenolic compound and biofouling, meanwhile internal flow pipe test conducted to see the characteristic of slippery of CNSL. In this experiment, fenolic compound hasn’t show the good result yet comparing to the control paint. In the other hand, the characteristic of slippery showed their ability in positive ways. At the end, this experiment was still preliminary and need more development because of CNSL shows good prospect for the future.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Listyaningdyah
Abstrak :
Secang (Caesalpinia sappan L) merupakan tumbuhan berkhasiat yang banyak ditemukan dibeberapa Negara di Asia bermanfaat untuk mengobati beberapa penyakit seperti diare, tuberkulosis, disentri, sipilis, radang mata dan obat kumur. Di jawa Tengah dan Bali, kayu Secang digunakan sebagai sirup dan minuman teh, atau ??teh cang??. Di Cina, kayu Secang digunakan sebagai obat-obatan tradisional Cina seperti analgesik dan antiinflammatori. Senyawa yang terkandung dalam kayu secang antara lain golongan flavonoid yang punya gugus fenolik yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi dan mengetahui kandungan senyawa kimia hati kayu Secang (Caesalpinia sappan) serta uji terhadap aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Penelitian dilakukan dengan merendam sampel hati kayu secang dengan pelarut metanol. Pemisahan sampel dilakukan dengan ekstraksi menggunakan metanol- air dan etil asetat. Pemisahan komponen dari fraksi etil asetat dilakukan dengan kromatografi kolom. Hasil fraksinya diuji KLT menggunakan pengembang kloroform : metanol (9:1). Fraksi yang hasil uji KLT-nya mempunyai spot yang dominan yang diambil dan diperlakukan selanjutnya, sehingga didapat dua komponen. Komponen A direkristalisasi sehingga didapat satu spot, kristal yang terbentuk berwarna kuning sebanyak 78,5 mg. Hasil analisis FT-IR menunjukkan adanya gugus O-H, C=O, -CH2-, C=C. Hasil analisis GC-MS menunjukkan komposisi yang hampir murni, puncak tertinggi pada Rt 15,76 mempunyai BM 272 dan diduga senyawanya adalah demetilsappancalkon. Komponen B direkristalisasi dan didapat kristal berwarna merah sebanyak 265,8 mg. Hasil analisis FT-IR menunjukkan adanya gugus O-H, -CH2-, C=C, C-O. Hasil analisis GC-MS masih terdapat beberapa komponen, puncak pada Rt 15,63 diperkirakan sama dengan Komponen A, puncak pada Rt 18,57 mempunyai BM 286 dan senyawa ini diduga senyawa brazilin. Hasil uji aktivitas antioksidan kedua komponen menunjukkan adanya penurunan absorbansi DPPH pada panjang gelombang, ?? = 515 nm yang mengidentifikasikan bahwa senyawa yang terkandung bersifat antioksidan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Primaster W.
Abstrak :
Tanaman binahong merupakan tanaman yang memiliki manfaat positif, salah satunya adalah sebagai anti-inflamasi pada daerah saluran pencernaan. Pembuatan mikropartikel kitosan-ekstrak daun binahong tersalut alginat dilakukan dengan menggunakan metode taut silang antara kitosan ndash; TPP ndash; ekstrak binahong dan gelasi ionotropik Alginat - CaCl2 sebagai penyalut kitosan, dengan variasi kandungan alginat dalam mikropartikel. Mikropartikel kemudian diujikan dalam media fluida sintetik untuk mendapatkan komposisi dan profil pelepasan bahan aktif ekstrak binahong dengan bantuan alat analisis spektrofotometer sinar tampak. Hasil yield dan loading tertinggi didapatkan pada variasi yang tidak mengandung alginat dengan nilai yield 83,8 dan loading 1,23 . Pada hasil pengujian rilis, didapatkan mikropartikel dengan resistansi tertinggi dimiliki oleh Variasi 3 dengan rasio kitosan:alginat 1:0,25, dan hasil pelepasan tertinggi dimiliki Variasi 1 dengan rasio kitosan:alginat 1:0,1. Pengamatan hasil uji pelepasan terhadap mikropartikel menunjukkan adanya potensi komposisi mikropartikel sebagai penghantar obat anti-inflamasi ke daerah saluran pencernaan, khususnya lambung. ...... Binahong plant has been used as a traditional medicine to treat various ailments and is known for it beneficial properties, namely its anti inflammatory properties. Fabrication of microparticle is done by using a cross linking method of chitosan ndash TPP ndash binahong extract and alginate ionotropic gelation of Alginate ndash CaCl2 encapsulation of the chitosan with the variation of Alginate in the microparticle. The microparticles are then released in synthetic fluids media to achieve composition and release profile of the active compounds in Binahong extracts using a Spectrophotometer Vis Vis device. Highest yield and loading are achieved with the first variation of microparticle with the ratio of Chitosan Alginate 1 0, with the value of yield reaching 83,8 and 1,23 for loading. In in vitro release, the microparticle variation that has the highest resistance in the synthetic fluids is achieved by the third variation with the Chitosan Alginate ratio of 1 0,25, and the highest cumulative release is achieved by the first variation with Chitosan Alginate ratio of 1 0. Observation of the release results indicates the potential of the matrix compositions as a carrier of anti inflammatory drugs to the gastrointestinal tract, especially the stomach.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67300
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Paskah Dwi Deborah
Abstrak :
Mahkota Dewa [Phaleria macrocarpa Scheff. Boerl.] mengandung sejumlah senyawa fenolik dan flavonoid seperti kaempferol, mirisetin, naringin, kuersetin, mangiferin, benzofenon, mahkosida A dan rutin, sehingga memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Karena kandungannya tersebut Mahkota Dewa secara empiris telah digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit seperti kanker, gangguan hepar, jantung, diabetes, rematik, gangguan ginjal, stroke dan tekanan darah tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi kondisi ekstraksi daging buah Mahkota Dewa menggunakan metode microwave-assisted extraction MAE dengan pelarut etanol-air untuk memperoleh kadar fenolik total dan antioksidan yang optimum serta membandingkan metode ekstraksi MAE dengan metode konvensional sokhlet dan refluks. Metode MAE dipilih sebagai metode ekstraksi karena berpotensi besar untuk mengekstraksi senyawa aktif pada tanaman. Etanol-air dipilih sebagai pelarut ekstraksi karena air dan etanol mempunyai konstanta dielektrik dan faktor disipasi yang tinggi sehingga efektif menyerap energi gelombang mikro dari alat MAE. Parameter ekstraksi yang divariasikan berjumlah empat yaitu konsentrasi pelarut etanol, rasio sampel-pelarut, waktu ekstraksi, dan daya alat MAE. Proses optimasi dilakukan dengan bantuan response surface methodology RSM. Kadar fenolik total diukur dengan metode Folin-Ciocalteu, sedangkan aktivitas antioksidan diukur dengan metode DPPH. Kondisi optimum ekstraksi MAE dengan pelarut etanol-air yang menghasilkan kadar fenolik total 184,081 mg EAG/g ekstrak dan aktivitas antioksidan tertinggi inhibisi radikal bebas = 31,69 adalah dengan kondisi konsentrasi pelarut etanol 80, rasio sampel dan pelarut 1:12, waktu ekstraksi 1 menit dan daya alat MAE 50. Analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara kadar fenolik total dengan aktivitas antioksidan. Hasil rendemen hasil ekstraksi, kadar fenolik total serta aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa metode ekstraksi MAE lebih efisien dibandingkan metode konvensional sokhlet dan refluks. Hasil perbandingan profil kromatogram KCKT antara sampel hasil metode MAE, sokhlet, dan refluks dengan standar maupun isolat menunjukkan bahwa setiap sampel ekstrak mengandung senyawa kuersetin, mahkosida A, 6,4-dihidroksi-4-metoksibenzofenon-2-O- -D-glukopiranosida, dan mangiferin. ......Phaleria macrocarpa Scheff. Boerl. contains some phenolic and flavonoid compounds such as kaempferol, myricetin, naringin, quercetin, mangiferin, benzophenone, mahkoside A and rutin, that have activity as antioxidant. P.macrocarpa is empirically used as treatment for cancer, liver, heart, kidney disease, diabetes, rheumatism, stroke, and hypertension. This study is aimed to optimize the condition of extraction using microwave assisted extraction method using ethanol water as solvent to obtain optimum total phenolic content and antioxidant activity from P.macrocarpa and to compare the MAE to conventional method soxhlet and reflux. MAE method has been selected due to its ability to extract an active compound of plant. Ethanol water has been selected as the extraction solvent because it has a great dielectric constant and dissipation factor that effective to absorb microwave energy from MAE instrument. Extraction parameters used were ethanol concentration, ratio between sample and solvent, extraction time, and microwave power. The analysis was performed using response surface methodology RSM. Total phenolic content measured by Folin Ciocalteu method, and antioxidant activity was measured by DPPH method. The optimum conditions of MAE using ethanol water solvent for the highest total phenolic content 184,081 mg GAE g extract and antioxidant activity free radical inhibition 31,69 were 80 ethanol, sample solvent ratio of 1 12, extraction time of 1 min, and power of 50. The analysis of Pearson correlation indicated that there is a correlation between total phenolic content with antioxidant activity. The results of extract yield, total phenolic content, and antioxidant activity indicated that MAE is more efficient than both soxhlet and reflux. The comparison result of HPLC chromatogram profiles between extract samples of MAE, soxhlet, and reflux method with standard or isolates indicated that each of extract sample contains quercetin, mahkoside A, 6,4 dihydroxy 4 methoxybenzophenon 2 O D glucopyranoside and mangiferin.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Annisa
Abstrak :
ABSTRAK
Limbah tekstil akan terus meningkat seiring dengan semakin beragamnya produksi industri tekstil. Fenolik adalah salah satu kandungan dalam limbah tekstil yang dianggap dapat menyebabkan toksisitas akut dan efek karsinogenik, maka dari itu diperlukan pengolahan bagi limbah yang mengandung senyawa fenolik. Teknik ozonasi katalitik adalah metode yang efektif untuk pengolahan air limbah karena kemampuan katalis untuk menghasilkan radikal yang sangat reaktif dari dekomposisi ozon yang memaksimalkan degradasi fenol dalam limbah tekstil. Karbon aktif jenis granular digunakan sebagai katalis dalam penelitian ini karena kemampuan adsorpsinya yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas teknik ozonasi katalitik dengan teknik ozonasi tunggal untuk proses degradasi senyawa fenolik 4-klorofenol dan fenol dalam reaktor kolom gelembung. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa dalam proses degradasi 60 menit dengan teknik ozonasi tunggal untuk 4-klorofenol dapat mencapai 62,79 dalam kondisi basa pH sekitar 10 . Keberadaan GAC granular activated carbon dalam teknik ozonisasi katalitik mampu meningkatkan degradasi 4-klorofenol menjadi 100 di bawah kondisi asam atau netral pH sekitar 5 atau 7 . Kondisi optimal diperoleh ketika menggunakan laju aliran udara 12 lpm, menggunakan sistem injeksi multi ozon, dan penggunaan laju alir air limbah 250 mL/menit
ABSTRACT
Naturally, textile waste and its complexity will grow significantly in tandem with the increasingly diverse production of the textile industry. Phenolic is one of the contents in textile wastewater that considered and treated as well as may cause acute toxicity and carcinogenic effectsCatalytic ozonation techniqueis an effective method of wastewater treatment, due to catalyst rsquo s ability to produce the highly reactive radicals from the decomposition of ozone which maximize the degradation of phenol in textile wastewater. Granular activated carbon is used as catalyst in this study due to its adsorption ability. This study aims to compare the effectiveness of catalytic ozonation technique with ozonation technique to degrade phenolic compounds 4 chlorophenol and phenol in bubble column reactor. From experiment result, it was found that in 60 minutes degradation process of 4 chlorophenol with single ozonation technique can reach 62.79 under basic condition pH about 10 . The existence of GAC granular activated carbon in catalytic ozonation technique was able to increase the degradation of 4 chlorophenol to 100 under acid or neutral conditions pH about 5 or 7 . The optimum condition of the degradation process was obtained by using air flow rate 12 LPM, using a multi ozone injection system, and the use of wastewater flow rate 250 mL min.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun, Andre
Abstrak :
Daging buah mahkota dewa Phaleria macrocarpa diketahui mempunyai senyawa fenolik yang tinggi seperti mahkosida A, 6,4- dihidroksi-4-metoksibenzofenon-2-O- ? ? ? ? -D-glukopiranosida, dan mangiferin. Senyawa fenolik pada mahkota dewa dapat berfungsi sebagai antikanker dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi ekstraksi untuk mendapatkan kadar fenolik total optimum dengan menggunakan pelarut NADES Natural Deep Eutectic Solvent berbasis kolin klorida, menganalisis hubungan kadar fenolik total terhadap aktivitas antioksidan, dan mendapatkan profil kromatogram dari ekstrak yang diperoleh dari NADES berbasis kolin klorida. Variabel kondisi ekstraksi yang diteliti adalah rasio NADES, persen penambahan air, dan waktu ekstraksi dengan menggunakan metode Ultrasonic Assisted Extraction UAE. Parameter ekstraksi dan kadar fenolik total yang diperoleh dioptimasi dengan Response Surface Methodology RSM. Didapatkan NADES kolin klorida ndash; asam laktat sebagai komposisi NADES yang dapat menarik senyawa fenolik dengan optimum. Hasil kadar fenolik total pada NADES kolin klorida-asam laktat yang optimum terdapat pada run-6 dengan kondisi rasio NADES 1:4, persen penambahan air 50, dan waktu ekstraksi 20 menit dengan kadar fenolik total sebesar 65,25 mg EAG/g serbuk dengan hasil desirabilty index 0,839. Berdasarkan uji korelasi Pearson, pada volume ekstrak yang sama didapatkan korelasi positif kadar fenolik total dengan aktivitas antioksidan p= 0,014, r= 0,948. Berdasarkan hasil profil kromatogram pada ekstrak dengan pelarut NADES dengan metode kualitatif diketahui bahwa ekstrak daging buah mahkota dewa yang diekstraksi dengan NADES kolin klorida ndash; asam laktat mengandung senyawa kuersetin, mahkosida A, 6,4- dihidroksi-4-metoksibenzofenon-2-O- ? ? ? ? -D-glukopiranosida, dan mangiferin. ......The flesh fruit of Mahkota dewa Phaleria macrocarpa was known containing to have high amount phenolic compounds such as mahkoside A, 6,4 dihydroxy 4 methoxybenzophenone 2 O D glucopyranoside, and mangiferin. Phenolic compounds in the P.macrocarpa was used as anticancer and antioxidant. This study aimed to obtain extraction condition to obtain optimum of total phenolic compound using choline chloride based NADES Natural Deep Eutectic Solvent, to analyze the correlation of total phenolic compound and antioxidant activity on the extract, and to obtain the chromatogram profile of extract from choline chloride based NADES solvent. There were three parameters studied including NADES ratio, water content, and extraction time using Ultrasonic Assisted Extraction UAE. Those parameters variables and the total phenolic content was optimized with Response Surface Mehodology RSM. Choline chloride lactic acid was the best composition of NADES to obtain higher amount of phenolic content. At run 6, with NADES choline chloride lactic acid 1 4, water content 50 and 20 minutes time extraction, successfully extract 65,22 mg GAE g dw total phenolic content from P.marcrocarpa with desirability index of 0,839. Based Pearson correlation test, there was significant strong correlation p 0,014, r 0,948 between total phenolic content and antioxidant activity on the extract with the same extract volume. Furthermore, chromatogram qualitatively showed that P.macrocarpa which was extracted using NADES contain choline chloride ndash lactic acid was found quercetin, mahkoside A, 6,4 dihydroxy 4 methoxybenzophenone 2 O D glucopyranoside, and mangiferin.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shamira Ausvy Maliha
Abstrak :
Jamu Turun Tegang Saraf merupakan produk jamu cair siap minum berbahan dasar cengkih, jahe merah, dan pala yang berkhasiat menurunkan ketegangan saraf. Jamu ini merupakan jamu baru yang masih memerlukan pengembangan produk salah satunya dengan menduga umur simpannya untuk memberikan jaminan keamanan mutu serta informasi keamanan konsumsi bagi konsumen. Dalam penelitian ini, mutu dan keamanan produk diamati berdasarkan variasi jumlah penambahan pengawet natrium benzoat (0; 1000; dan 2000 mg/kg) serta suhu penyimpanan (30℃; 40℃; dan 50℃). Penelitian dilakukan untuk memperoleh jumlah penambahan pengawet yang memberikan umur simpan jamu paling lama dengan mengamati parameter penurunan kandungan senyawa fenolik dan nilai organoleptik (warna, bentuk, aroma, dan rasa) jamu selama penyimpanan. Pendugaaan umur simpan dilakukan menggunakan metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) dengan pendekatan model persamaan Arrhenius. Diamati pertumbuhan mikroba selama penyimpanan menggunakan metode Angka Lempeng Total (ALT) guna memberikan jaminan keamanan konsumsi bagi konsumen. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa pendugaan umur simpan dilakukan berdasarkan parameter kritis kandungan senyawa fenolik dimana umur simpan Jamu Turun Tegang Saraf tanpa penambahan pengawet dengan suhu penyimpanan 30℃; 40℃; dan 50 adalah 3; 4; dan 5 hari; Jamu Turun Tegang Saraf dengan penambahan pengawet 1000 mg/kg suhu penyimpanan 30; 40ƒ; dan 50 adalah 5; 6; dan 8 hari; dan umur simpan Jamu Turun Tegang Saraf dengan penambahan pengawet 2000 mg/kg suhu penyimpanan 30; 40;  dan 50℃ adalah 6; 7; dan 9 hari. Jamu Turun Tegang Saraf dengan penambahan pengawet 2000 mg/kg suhu penyimpanan 30℃; 40℃; dan 50℃ aman dikonsumsi hingga hari ke-16 penyimpanan. Jamu Turun Tegang Saraf dengan pengawet 1000 mg/kg suhu penyimpanan 40℃; dan 50℃ aman dikonsumsi hingga hari ke-16 penyimpanan, sedangkan Jamu Turun Tegang Saraf tanpa pengawet suhu penyimpanan suhu 40oC dan 50oC aman dikonsumsi hingga hari ke-13 dan hari hari ke-16 penyimpanan.  ......Neuropathic Pain Reducer Herbal is a ready-to-drink liquid herbal medicine made from cloves, red ginger, and nutmeg which has the effect of reducing nervous tension. This product is a new herbal medicine that still that still needs some product developments, including product shelf life to provide quality assurance and consumption safety information for consumers. In this study, product quality and safety were observed based on variations in the amount of added sodium benzoate (0; 1000; and 2000 mg/kg) and storage temperature (30℃; 40℃; and 50℃). The study was conducted to obtain the amount of added preservatives that provide the longest shelf life of herbal medicine by observe the decrease in quality parameters of the phenolic compounds content and organoleptic values ​​(color, shape, aroma, and taste) of herbal medicine during storage. Shelf life estimation was carried out using the Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) method with the Arrhenius equation model approach. Microbial growth was observed during storage using the Total Plate Count (TPC) method in order to guarantee consumption safety for consumers. The content of eugenol compounds which act as natural preservatives in herbal medicine were identified and their decrease was observed. The results of this study showed that the estimation of shelf life was carried out based on critical parameters of the content of phenolic compounds where the shelf life of Neuropathic Pain Reducer Herbal without the addition of preservatives with a storage temperature of 30; 40; and 50 is 3; 4; and 5 days; Neuropathic Pain Reducer Herbal with added sodium benzoate 1000 mg/kg storage temperature 30℃; 40℃; and 50 is 5; 6; and 8 days; and the shelf life of Neuropathic Pain Reducer Herbal with added sodium benzoate 2000 mg/kg storage temperature 30℃; 40; and 50℃ is 6; 7; and 9 days. Neuropathic Pain Reducer Herbal with added sodium benzoate 2000 mg/kg and storage temperature 30℃; 40℃; and 50℃ safe for consumption until the 16th day of storage. Neuropathic Pain Reducer Herbal with added sodium benzoate 1000 mg/kg storage temperature 40; and 50℃ are safe for consumption up to the 16th day of storage, while Neuropathic Pain Reducer Herbal without added sodium benzoate at storage temperatures of 40℃ and 50℃ are safe for consumption until the 13th day and 16th day of storage. Eugenol compounds were proven to exist by HPLC testing and it was found that the greater the amount of addition of sodium benzoate affects the degradation of eugenol compounds.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library