Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luh Surini Yulia Savitri
"Pada usia 7 bulan hingga 3 tahun, kecemasan berpisah (separation anxiety) dengan orang yang signifikan dalam hidup anak merupakan suatu hal yang norma1
Apabila kecemasan tersebut menjadi berlebihan, tetap berlanjut di atas usia 3 tahun, dan mengganggu kegiatan sehari-hari maka anak dapat didiagnosis mengalami gangguan
kecemasan akan perpisahan (separation anxiety dirorder). Separation Anxiety Divorder
paling umum dialami oleh anak usia 6-11 lahun (middle childhood) (DSM-IV-TR 2000 dan Papalia, 2002).
Anak dengan Separation Anxiety Disorder selalu merasa tidak nyaman dengan ketidakberadaan orang yang signifikan di sisinya. Pada umumnya, anak yang mengalami
Separation Anxiety Disorder berasal dari keluarga yang memiliki hubungan yang sangat erat. Perpisahannya dengan lingkungan rumah akan otangtua membuat anak tersebut menarik diri dari lingkungan sosial, apatis, merasa sedih, atau tidak dapat berkonsentrasi
dengan permainan dan pekerjaannya (Mash & Wolfe, 1999; DSM-IV-TR,2000;
http/www.klis.com/chandler/pamphlet/panic/panicparpph1et.hltm.http//merck.com/mrkshared/mmanual.home2/sec23/ch2861.isp)
Anak yang mengalami Separation Anxiety Disorder, pada Umumnya, merasa
dirinya tidak dicintai oleh orang lain dan ingin mati. Mereka juga memiliki kemarahan dan agresivitas terhadap orang-orang atau keadaan yang membuatnya berpisah dengan
orang yang signifikan. Anak yang mengalami Separation Anxiety Divorder sering digambarkan sebagai anak yang pcnuntut dan terus menerus membutuhkan perharian dari orang lain.
Peristiwa atau perubahan yang muncul secara tiba-tiba pada diri anak merupakan
Salah Satu penyebab terjadinya Separation Anxiety Disorder (Mash & Wolfe,1999). Hal lain yang dapat mengembangkan perasaan cemas akan perpisahan ini adalah pengasuhan
orangtua yang overprotektif menuntut, serta orangtua yang depresi dan panik berlebihan
(htrp://www.emidencine.com/ped/topik2657.hLm)
Perasaan cemas, kebutuhan, dan sikap terhadap orang lain merupakan bagian dari dunia dalam pada diri anak (inner world). Anak yang mengalami Separation Anxiety
Disorder memiliki perasaan-perasaan dan sikap terhadap orang yang
signifikan Pada penelitian ini, peneliti ingin melihar dumia dalam djri anak (inner world), khususnya
melihat perasaan dan sikap anak yang mengalami Separation Anxiety Disorder dengan orang yang signifikan. Selain itu, peneliti juga ingin melihat perasaaan anak yang
mengalami Sepamtion Anxiety Disorder mengenai dirinya sendiri.
Dari tes-tes psikologi yang ada, peneliti merasa bahwa tes House-Tree-Permn
merupakan alat tes yang mendukung tujuan pcnelitian ini. Pada tes
House-Tree-Person,anak dimita untuk menggambar rumah, pohon, dan orang dalam selembar kertas.Tes
House-Tree-Person merupakan tes proyeksi yang dapat menggambarkan bagaimana perasaan dan sikap anak mengenai orang-orang yang signifikan bagi dirinya serta
bagaimana perasaan mengenai dirinya sendiri (Mamat, 1984).
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan harapan akan memperoleh gambaran tes
HTP pada anak-anak yang mengalami Separation Anxiety Disoder Untuk menunjang analisis, peneliti juga menulis mengenai latar belakang anak yang
Pendekatan yang dipilih adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan dam sekunder
atau data yang sudah tersedia di Klinik Anak Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Dari hasil penelitian, gambaran sikap dan perasaan anak yang mengalami
separation anxiety disorder terhadap orangtua adalah tiga anak memiliki hubungan yang dekat dan hangat dengan ibu, dua anak merasa ibu memiliki peranan ymg penting bagi
mereka, dua anak merasa ibu mampu membuka diri dan berkomunikasi dengan baik, 2 anak lainnya merasa ibu tidak mampu herkomunikasi dengan baik, satu anak bersikap
protektif pada ibu, satu anak merasa memiliki hubungan yang dekat dengan ayah sedangkan 3 anak meras tidak dekat dengan ayah, dan terdapat 1 anak yang meniadakan keberadaan ayah.
Gambaran perasaan anak yang mengalami separation anxiety disorder terhadap dirinya adalah satu anak merasa cemas serta 1 anak merasa tidak aman, curiga, marah,
dan berhaLi-hati dengan lingkungan, satu anak merasa kurang percaya diri dan 1 anak tidak mau membuka diri terhadap orang lain, dua anak merasa tergantung pada ibu, dan
dua anak membutuhkan perhatian dan kehangatan dari lingkungannya"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasir
"Penelitian ini mengkaji efektivitas penerapan prinsip parent-child interaction therapy untuk mengatasi masalah separation anxiety disorder (SAD) pada anak. Partisipan adalah seorang anak laki-laki berusia 6 tahun 11 bulan. Saat pre-treatment assessment, subjek menunjukkan perilaku memukul, merengek, menangis, dan berteriak saat ibu pergi. Pengukuran dengan CBCL menunjukkan bahwa kelompok masalah externalizing dan internalizing partisipan berada dalam rentang klinis, skor intensitas dan masalah ECBI melebihi skor cut off klinis. Pengukuran dengan Screen For Child Anxiety Related Disorders (SCARED) menunjukkan anak mengalami masalah SAD. Hasil penelitian menunjukkan penerapan prinsip parent-child interaction therapy efektif dalam mengurangi gejala SAD pada anak. Partisipan mampu berpisah dengan ibu tanpa menunjukkan gejala SAD, masalah externalizing dan internalizing menjadi non klinis, skor intensitas ECBI juga mengalami penurunan pada tingkat dibawah skor cut off klinis, namun pengukuran dengan menggunakan SCARED menunjukkan bahwa partisipan masih menunjukkan gejala separation anxiey disorder, hasil ini berlawanan dengan seluruh hasil pengukuran Post-treatment assessment lainnya.

This study examines the effectiveness of parent-child interaction therapy (PCIT) to reduce symptoms of separation anxiety disorder (SAD) in children. The participant is a 6 years and 11 months old boy from middle social-economic background. At the beginning of treatment process, the participant showed several symptoms of SAD in maternal separation situation. Further, the result of CBCL profile indicated that the participant's internalizing and externalizing problems are at the clinical range, ECBI scores is also higher than the clinical cut off score. In addition SCARED measurement score showed that the participant was having SAD problem. After the treatment , participant is able to separate from his mother without showing any symptoms of SAD. This indicated that PCIT is efffective in reducing SAD in this participant. There is no clinical problem in participant's CBCL profile, ECBI intensity score is also decrease at a rate below clinical cut off score, however post-treatment.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabors, Laura
"This textbook provides a comprehensive overview of medical and mental illness in children, detailing how psychological, academic, and social functioning can be enhanced – and inherent challenges overcome – in young patients. The volume describes best-practices in depth, including how to ensure accurate diagnosis, developmentally appropriate treatment, and effective coordination between medical and school personnel. It discusses common medical conditions (e.g., asthma, cancer, diabetes) and mental health conditions (e.g., autism, ADHD, depression), emphasizing the critical role of health education in promoting optimal outcomes.
Topics featured in this text include: 
* Screening and diagnosis practices for children with medical and mental illness. 
* Chronic and condition-related pain in children.
* Medical fears that may interfere with treatment and positive health behaviors
* Health education and coping strategies for children.
* Recommendations for family-directed interventions.
* Illustrative case studies and review questions.
Medical and Mental Health During Childhood is an essential text for graduate students as well as a valuable reference for researchers, professors, and clinicians in clinical child and school psychology, social work, public health, family studies, educational psychology and counseling, health education, and allied disciplines."
Switzerland: Springer International Publishing, 2016
e20528416
eBooks  Universitas Indonesia Library