Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Rosalina Kezia
"Beton Mutu Tinggi merupakan beton yang ditambahkan dengan material pozzolan, superplasticizer, dan kadar air yang rendah. Kekuatan tinggi didapatkan dengan curing pada tekanan dan temperature yang tinggi pada autoclave. Pada penelitian ini diberikan tiga suasana curing yang berbeda, yaitu tekanan 2 MPa pada temperature 210oC selama 6 jam, water curing selama 28 hari, dan perpaduan autoclave 6 jam dan water curing 28 hari. Selanjutnya, dilakukan juga penambahan serat baja dengan variasi yaitu 01%v dan 1,5%v dengan suasana autoclave curing. Kemudian, dilakukan pengujian kekuatan tekan dan karakterisasi fasa yang terbentuk menggunakan SEM-EDS dan XRD. Hasil dari kekuatan tekan tertinggi didapatkan oleh beton dengan water curing 28 hari yaitu 69,79 MPa, diikuti dengan autoclave curing dengan kuat tekan 64,21 MPa, dan autoclave + water curing dengan kuat tekan 63,34 MPa. Hasil autoclave curing ditemukan fasa tobermorite dan hydrogarnet yang tidak ditemukan pada sampel water curing. Namun, penurunan kekuatan tekan pada autoclave curing terjadi akibat pengadukan yang kurang homogen dan waktu curing yang belum optimum sehingga ukuran kristal yang terbentuk masih sangat kecil. Pada beton dengan penambahan serat baja, kekuatan tertinggi didapatkan pada kadar 1,5%v, yaitu 77,62 MPa, diikuti dengan kadar 1%v dengan kuat tekan sebesar 74,7 MPa.
High Strength Concrete is concrete that has addition of pozzolan, superplasticizer, and low contain of water. High strength is obtained by curing at high pressure and temperature in the autoclave. In this study, three different curing conditions were given, namely pressure of 2 MPa at a temperature of 210oC for 6 hours, water curing for 28 days, and a combination of autoclave for 6 hours and water curing for 28 days. Furthermore, the addition of steel fibre with variations of 1%v and 1.5%v on autoclave curing atmosphere. Then, the compressive strength test and phase characterization were carried out using SEM-EDS and XRD. The results of the highest compressive strength were obtained by concrete with water curing 28 days with a compressive strength of 69.79 MPa, followed by autoclave curing with a compressive strength of 64.21 MPa, and autoclave + water curing with a compressive strength of 63.34 MPa. The results of autoclave curing found Tobermorite and Hydrogarnet phases which were not found in the water curing sample. However, the decrease in compressive strength in autoclave curing occurs due to less homogeneous stirring and the curing time is not yet optimum so that the crystal size formed is still very small. In concrete with the addition of steel fibre, the highest strength was obtained at a level of 1.5%v, which is 77.62 MPa, followed by a 1%v with a compressive strength of 74.7 MPa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adi Saputra Hendri L.
"Banyak penelitian yang telah menggunaka serat baja dalam campuran beton normal dan telah dilakukan dalam beberapa negara bagian di dunia. Namun, dikarenakan harga serat kawat baja itu sangat mahal di Indonesia, maka penggunaan serat kawat bendrat untuk menggantikan serat baja itu dan menggunakannya dalam campuran beton yang diteliti dalam penelitian ini. Serat kawat bendrat ini berdiameter 0,8mm dipotong dengan panjang 30 mm dan digunakan dalam campuran beton sebagai tulangan mikro beton yang diprediksi mampu meningkatkan kuat tekan beton dan mengurangi susut beton. Jumlah serat ini digunakan dari berat semen PCC dengan variasi 0%, 4%, 6%, 8%, 10% dan 12% dengan target kuat tekan fc? 25MPa. Untuk uji kuat tekan beton, benda uji akan dibuat dalam silinder kecil yang berdiameter 100mm dan tinggi 200 mm yang dites pada hari ke 3,7,14, dan 28 hari serta silinder besar dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm yang akan di tes 28 hari agar diperoleh faktor konversi silinder kecil ke besar. Sedangkan untuk pengujian susut beton di uji pada balok berukuran 100mm x 100mm x 500mm (Standar UNI 6555) dan balok 75mm x 75mm x 254mm (Standar ASTM C49004) yang diuji selama 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan serat kawat bendrat dalam campuran beton meningkatkan kuat tekan beton sebesar 5,682% pada komposisi 6% serat kawat bendrat dan mengurangi susut sebesar 7,93% pada komposisi 10% serat kawat bendrat dan juga penggunaan serat kawat bendrat menurunkan kelecakan nilai slump beton.
Many experiments on the use of steel fiber to strengthen the quality of normal concrete have been done in some regions of the world. As the price of this fiber in Indonesia is considerably expensive, the use of annealed wire is proposed to be a replacement of it and used as additives for concrete mixture is investigated in this research. This annealed wire of 0,8mm diameter is cut into pieces size of 30 mm length named as annealed-wire fiber (AW fiber) and added into normal concrete mixture as reinforcing fiber to increase the concrete compressive strength and reduce the shrinkage of concrete. The amount of this fiber measured in weight proportion to the content of Portland Composite Cement (PCC) is designed as 0%, 4%, 6%, 8%, 10%, and 12% based on the moderate concrete compressive strength fc? 25MPa. The concrete compressive strength is evaluated to numbers of cylinder type specimens size of 100 mm diameter by 200 mm height tested on 3 days, 7 days and 14 days and of 150 mm diameter by 300 mm height tested on 28 days of concrete age. And the shrinkage test is evaluated to numbers of beam type specimens size 100mm x 100mm x 500mm (UNI 6555 Standard) and 75mm x 75mm x 254mm (ASTM C490-04) The result from this experiment shows that the addition of AW fiber is increased the concrete compressive strength until 5,682% at 6% annealed-wire fiber composition and reduce 7,93% shrinkage at 10% annealed-wire fiber composition but decrease the workability by reducing the slump value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S137
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library