Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jonathan Aditomo
"Keramik berpori merupakan jenis keramik yang terdiri dari material berongga tahan panas dengan bidang aplikasi yang luas, yaitu mencakup filter logam cair, filter gas suhu tinggi, penyangga katalis, dan insulator. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki pengaruh adisi serbuk kayu terhadap morfologi, sifat mekanis, dan sifat termal dari keramik berpori berbasis mullite sebagai filter aluminium cair. Bahan baku yang digunakan mencakup kaolin dan chamotte sebagai bahan dasar, serbuk kayu sebagai agen pembentuk pori, serta carboxymethyl cellulose (CMC) dan air sebagai pengikat keramik. Penelitian dimulai dengan mencampur bahan baku dengan variabel kandungan serbuk kayu: 0%, 5%, 10%, dan 15%. Hasil campuran kemudian dicetak dengan metode dry press, dibakar selama 120 menit hingga suhu 650 °C, assembly dengan kaolin tipis, dibakar lanjut selama 120 menit hingga suhu 1200 °C, dan filter lokal berbasis mullite didapat. Filter kemudian dikarakterisasi, menunjukkan hasil bahwa adisi serbuk kayu berpengaruh membentuk pori berbentuk serat bertipe terbuka pada mikrostruktur keramik dengan jumlah meningkat, tidak terdeteksinya perubahan panas signifikan akibat dekomposisi, peningkatan koefisien ekspansi termal (dari 0,0071–0,0371%) dan permanent linear change (dari 0,0025–0,0345%), peningkatan porositas semu (dari 33,29–47,95%) dan peresapan air (dari 18,27–33,05%), serta penurunan pada kuat lentur (dari 13,48 - 6,33 MPa) dan densitas (dari 1,82–1,43 g/cm3), dengan adisi serbuk kayu dari 0% hingga 15% pada filter lokal. Kandungan serbuk kayu optimum pada filter lokal ada pada nilai 15.
......Porous ceramic is a ceramic type consisting of heat-resistant porous material with widespread application, which includes liquid metal filters, high temperature gas filters, catalyst supports, and insulators. This research was conducted to investigate the effect of wood sawdust (WSD) addition on the morphology, mechanical properties, and thermal properties of mullite-based porous ceramics as molten aluminum filter. The ceramic raw materials used include kaolin and chamotte as base material, WSD as pore-forming agent (PFA), as well as carboxymethyl cellulose (CMC) and water as binder. The research was started by mixing the raw materials with a variety of WSD content: 0%, 5%, 10%, and 15%. The mixture was then formed using the dry press method, sintered for 120 minutes to 650 °C, assembled with thin kaolin, further sintered for 120 minutes to 1200 °C, and a mullite-based local filter was obtained. Filter was then characterized, showing results that addition of WSD had an effect on the formation of open-type pores in the form of fibers on the ceramic microstructure with an increasing number, no significant heat exchanges from decomposition were detected, increased coefficient of thermal expansion (from 0.0071–0.0371%) and permanent linear change (from 0.0025–0.0345%), increased apparent porosity (from 33.29–47.95%) and water infiltration (from 18.27-33.05%), as well as decreased flexural strength (from 13,48 - 6,33 MPa) and density (from 1.82–1.43 g/cm3), with increased content of WSD from 0% to 15% on the local filter. The optimum sawdust content in the local filter is at a value of 15%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Syarif
"Komposit polimer berpengisi serbuk kayu (WPC) merupakan bahan komposit alternatif. Dalam hal ini, polipropilena (PP) yang bersifat getas dapat dikombinasikan dengan material sisa seperti serbuk kayu dari pohon karet yang sangat murah sebagai bahan pengisi sekaligus sebagai penguat. Sehingga WPC dapat menjadi pilihan yang solutif untuk memperoleh material baru berkekuatan tinggi dengan harga yang terjangkau.
Konsentrasi penelitian ini adalah pada penggunaan polipropilena dengan MFR 8 gr/10menit sebagai matriks, serbuk kayu karet dengan ukuran 18 mesh sebagai pengisi komposit, dan PPMA sebagai zat penggabung. Variabel tetap yang digunakan untuk membedakan tiap formulasi adalah berat bahan pengisi, yaitu 0%, 5%, 10%, 20%, 30% fraksi berat.
Untuk mengetahui perbedaan karakteristik dan ikatan interface masing-masing formulasi, maka dilakukan beberapa pengujian. Dan hasilnya menunjukkan bahwa penambahan serbuk kayu meningkatkan performa mekanik dan thermal, seperti suhu leleh, suhu kristalisasi, MFR, kekuatan tarik, fleksural dan kekerasan. Dimana kenaikan tersebut sebanding dengan semakin banyaknya persentase serbuk kayu yang ditambahkan ke dalam matrik. Namun konsekuensinya penambahan serbuk kayu membuat harga impaknya semakin turun. Pengamatan struktur mikro dengan menggunakan SEM menunjukkan bahwa pembasahan antara PP dan serbuk kayu, terjadi dengan cukup baik.
Ketika proses pelletasi ditemui adanya perbedaan warna yang dicurigai sebagai akibat adanya zat pencemar (kontaminan). Untuk membuktikan hal tersebut, dilakukan pengujian kandungan kimia dengan EDX. Hasilnya menunjukkan bahwa formulasi dua (5% serbuk kayu dalam fraksi berat) tercemar oleh colorant TiO2, dan formulasi empat (20% serbuk kayu dalam fraksi berat) tercemar oleh impak modifier, berupa etilena.

Wood Polymer Composite (WPC) is one of alternative material composites. In this case, polypropylene (PP), which is little brittle, able to combine with remnant material, such as rubber wood flour as a filler component. So WPC can be used as new high strength material with low price.
The aim of this research is for obtaining WPC material from polypropylene with MFR 8 gr/10minutes as a matrix, rubber wood flour of 18 mesh size as a filler, and PPMA as coupling a agent. The variable of filler weight is 0%, 5%, 10%, 20%, 30% weight faction.
Characteristic of WPC and the interface bonding of each formulation, have been studied. And the result indicate that the addition of wood flour increase the mechanical and thermal performance, such as melt temperature, crystallization temperature, MFR, tensile strength, flexural and hardness. The increasing mechanical and thermal properties are a line with the increment of wood flour?s percentage, while the consequence of wood flour addition, make the impact value and melt flow ability are progressively down. Microstructure observation by using SEM indicate that bonding system between PP and wood flour are good.
In palletizing process, there are color difference which is suspected as the effect of contaminant existence. So it need to do chemical analysis for proving that statement. The result indicate that formulation with 5%wt wood flour was impured by colorant TiO2, while formulation with 20%wt wood flour was impured by impak modifier, which is formed by ethylene.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S41640
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Benedictus Mardwianta
"Pengolahan limbah bioarang menjadi briket sebagai pengganti biogas untuk mendukung proses roasting pengolahan kopi arabica adalah inovasi energi alternatif sebagai pengganti arang konvensional yang berasal dari kayu dan biogas dari LPG serta untuk mendukung ketahanan energi. Briket merupakan material yang sangat dipengaruhi oleh sifat dan jenis dari bahan yang menjadi penyusun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi briket dengan campuran limbah kulit kopi dan serbuk kayu terhadap nilai kalor, kadar air, kadar abu, dan uji kerapatan. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Pada komposisi III nilai kerapatan paling tinggi karena jumlah serbuk kayu paling banyak. karena dengan adanya perlakuan gaya tekan secara manual maka partikel arang akan mengalami pemampatan sesuai dengan gaya tekan yang diberikan. Hasil penelitian komposisi I menghasilkan nilai kalor 6052 kal/gr, komposisi II menghasilkan nilai kalor 6122 kal/gr dan komposisi III menghasilkan nilai kalor 6333 kal/gr. Hasil uji kadar abu SNI 01-6235- 2000 tentang briket arang, kadar abu yang diperbolehkan tidak melebihi nilai 8%. Kadar abu yang dihasilkan pada komposisi III sesuai standar yang ditentukan"
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2021
620 JIA XIII:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Setiawan Mohar
"Sisa gergajian kayu karet banyak ditemui dan terbengkalai, walaupun sebenarnya masih dapat dimanfaatkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memanfaatkannya ialah dengan menggunakannya sebagai pengisi komposit. Sedangkan polipropilena relatif murah dan mudah direkayasa, sehingga kemungkinannya sebagai bahan pengikat dapat dipertimbangkan. Namun, salah satu sifat polipropilena, yakni ketidakcocokannya dengan pengisi serbuk kayu menjadi suatu kendala yang tidak bisa diabaikan. Untuk itu, penelitian ini mengkaji pengaruh penambahan PP-g-MA sebagai zat penggabung system komposit polipropilena - serbuk kayu karet guna meningkatkan kecocokan antara polipropilena dan serbuk kayu.
Resin polipropilena dengan grade Trilene HF8.0CM, 10% berat serbuk kayu karet dengan ukuran 18 mesh, dan zat penggabung PP-g-MA (Licocene PPMA 6452 TP) dicampurkan dengan metode pencampuran kering, kemudian dilanjutkan dengan ekstrusi menggunakan extruder berulir ganda. Kadar zat penggabung 0%, 5%, 10%, dan 15% berat menjadi variabel pada penelitian ini. Pengujian laju alir lelehan, tarik, fleksural, impak, dan kekerasan dilakukan untuk melihat perubahan pada sifat mekanik; analisis differential scanning calometry (DSC) dilakukan untuk melihat perubahan temperatur leleh dan temperatur kristalisasi; dan pengamatan scanning electron microscope (SEM) dilakukan untuk melihat ikatan antarmuka serbuk kayu dan matriks polipropilena.
Penggunaan PP-g-MA sebagai zat penggabung pada sistem komposit polipropilena - serbuk kayu karet telah memberikan hasil yang cukup baik. Dari hasil pengujian DSC, diperoleh kenaikan temperatur kristalisasi pada setiap penambahan PP-g-MA, yang mana kenaikan temperatur kristalisasi ini menunjukkan kenaikan kapasitas nukleasi. Pengujian tarik membuktikan penambahan PP-g-MA pada komposit sampai dengan 10% berat meningkatkan modulus elastisitas secara signifikan. Pengujian fleksural membuktikan penambahan PP-g-MA sampai dengan 5% berat meningkatkan modulus fleksural secara signifikan. Pengamatan SEM pada permukaan patahan komposit dengan penambahan 10% berat dan 15% berat PP-g-MA menunjukkan terjadi pembasahan yang baik pada ikatan antarmuka serbuk kayu dan matriks polipropilena.

Rubber wood sawdust is a readily available substance and often unused, whereas actually it can be useful. One way of making good use of it, is using it as composite fillers. While polypropylene is a relatively cheap and easily modified, such that its possibility as a favourable binding material is worth considering. However, polypropylene is incompatible with rubber wood flour, and a solution has to be found for this problem. Here, we study the effect of adding PP-g-MA as a coupling agent to improve the compatibility between polypropylene and rubber wood flour.
Polypropylene resin of grade Trilene HF8.0CM, 10% wt. rubber wood flour of 18 mesh, and coupling agent PP-g-MA (Licocene PPMA 6452 TP) were blended using the dry blending method, then extruded using double screw extruder. In this study, we observed the effect of coupling agent content of 0%, 5%, 10%, and 15% of weight. Melt flow rate, tensile, flexural, impact, and hardness tests were done to observe changes in mechanical properties; differential scanning calometry analysis was done to observe changes in melting and crystallisation temperatures; and scanning electron microscope (SEM) imaging was performed to observe interfacial bonding of wood flour and polypropylene matrix.
The addition of PP-g-MA as a coupling agent in the polypropylene - rubber wood flour composite system gave quite good results. DSC tests showed an increase in crystallisation temperature with increasing PP-g-MA content, indicating an increase in nucleation capacity. Tensile tests proved that an increase in PP-g-MA content in the composite up to 10% wt. significantly increased modulus of elasticity. Flexural tests proved that an increase of PP-g-MA content up to 5% wt. significantly increased flexure modulus. SEM imaging of the fracture surfaces composite with 10%wt. and 15% wt. PP-g-MA showed good wetting at the interface of wood flour and polypropylene matrix.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S41671
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library