Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rio Zakaria
"Latar Belakang: Insiden dan case fatality rate pasien terinfeksi dengue di Indonesia masih tinggi. Penyebab kematian utama pada infeksi dengue adalah renjatan yang disebabkan oleh kebocoran plasma. Kejadian hiponatremia dan hipokalemia sering ditemukan pada pasien yang mengalami infeksi dengue, namun keduanya tidak termasuk penanda kebocoran plasma dalam kriteria DBD oleh WHO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rerata penurunan kadar natrium dan kalium serum pada pasien terinfeksi dengue dengan atau tanpa kebocoran plasma, dan mengonfirmasi penelitian sebelumnya apakah kadar natrium dan kalium bisa dipakai sebagai penanda kebocoran plasma.
Metode: Studi kohort prospektif dilaksanakan pada pasien terinfeksi dengue ≥ 16 tahun dengan demam mendadak ≤ 3 hari yang dirawat di ruang rawat inap Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo dan RS Persahabatan Jakarta pada pada Agustus 2013-Juni 2014. Dilakukan pemeriksaan natrium serum, kalium serum, albumin, dan ultrasonografi untuk melihat adanya penebalan kandung empedu, asites dan efusi pleura pada pasien terinfeksi dengue pada hari pertama masuk perawatan dan hari kelima demam. Untuk mendapatkan rerata penurunan natrium dan kalium serum antara pasien terinfeksi dengue yang mengalami kebocoran plasma dan yang tidak, digunakan uji komparatif t-test tidak berpasangan.
Hasil: Terdapat 35 orang subjek penelitian pasien terinfeksi dengue yang diambil secara konsekutif. Rerata kadar natrium serum pada pasien Demam Dengue (DD) pada saat masuk 134,66 ± 4,00 mEq/L dan pada hari kelima demam 130,95 ± 4,80 mEq/L. Sementara pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) didapatkan kadar natrium pada saat masuk 132,469 ± 3,45 mEq/L dan pada saat hari kelima 129,35 ± 2,67 mEq/L. Perbedaan rerata penurunan kadar natrium antara pasien DBD dengan DD sebesar 0,43 mEq/L, IK 95% [-2,56; 3,42], p = 0,386. Rerata kadar kalium serum pada pasien DD pada saat masuk 3,48 ± 0,44 mEq/L dan pada hari kelima demam 3,39 ± 0,38 mEq/L. Sementara pada pasien DBD didapatkan rerata kadar kalium pada saat masuk 3,32 ± 0,25 mEq/L dan pada hari kelima demam 3,11 ± 0,30 mEq/L. Perbedaan rerata penurunan kadar kalium pasien DBD dengan DD sebesar 0,12 mEq/L, IK 95% [-0,34; 0,10], p = 0,145.
Simpulan: Tidak didapatkan perbedaan rerata penurunan kadar natrium dan kalium serum pada pasien terinfeksi dengue dengan kebocoran plasma dibandingkan dengan tanpa kebocoran plasma.

Background: Incidence and case fatality rate of dengue-infected patients in Indonesia is still high. The main causes of death in dengue infection is shock caused by plasma leakage. The incidence of hyponatremia and hypokalemia often found in patients with dengue infection, but they do not include markers of plasma leakage in DHF criteria by WHO. This study aims to determine the average decrease of serum sodium and potassium levels in patients infected with dengue with or without plasma leakage, and confirm previous studies whether the levels of sodium and potassium can be used as a marker of plasma leakage.
Method: A prospective cohort study conducted in patients infected with dengue ≥ 16 years old with sudden fever ≤ 3 days treated in Cipto Mangunkusumo Hospital and Persahabatan Hospital in Jakarta between August 2013 to June 2014. Checking serum sodium, potassium, albumin, and ultrasound to see the thickening of the gall bladder, ascites and pleural effusion in patients infected with dengue on the first day of treatment and the fifth day of fever. We used comparative unpaired t-test to obtain an average decrease in serum levels of sodium and potassium between dengue infected patients who undergo plasma leakage and are not.
Results: There were 35 research subjects infected with dengue taken consecutively. The average of serum sodium levels in patients with Dengue Fever (DF) at the time of entry was 134,66 ± 4,00 mEq/L and on the fifth day of fever was 130,95 ± 4,80 mEq/L. While in patients with Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) obtained sodium levels at the time of entry was 132,469 ± 3,45 mEq/L and on the fifth day of fever was 129,35 ± 2,67 mEq/L. The difference of the average of decreased level of sodium between DHF and DF patients was 0,43 mEq/L, CI 95% [-2,56; 3,42], p = 0,386. The average of serum potassium levels in patients with DF at the time of entry was 3,48 ± 0,44 mEq/L and on the fifth day of fever was 3,39 ± 0,38 mEq/L. While in patients with DHF, obtained potassium levels at the time of entry was 3,32 ± 0,25 mEq/L and on the fifth day of fever was 3,11 ± 0,30 mEq/L. The difference of the average of decreased level of potassium between DHF and DF patients was 0,12 mEq/L, CI 95% [-0,34; 0,10], p = 0,145.
Conclusion: There were no differences in average of decreased level of serum sodium and potassium in dengue-infected patients with plasma leakage compared to without plasma leakage.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhsan Nur Karim
"Latar Belakang: Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan kondisi aliran darah menuju miokardium tidak terpenuhi, yang bertanggung jawab atas lebih dari 7 juta kematian di dunia setiap tahun. Skor risiko TIMI adalah alat stratifikasi untuk pasien SKA yang menilai berbagai faktor risiko untuk menetapkan prognosis. Kadar natrium dan kalium dalam darah telah ditemukan sebagai indikator dalam prognosis pada pasien SKA. Penelitian ini bertujuan untuk mencari asosiasi antara natrium dan kalium dalam darah dengan skor risiko TIMI pada pasien SKA, beserta kegunaannya sebagai faktor prognosis. Metode: Penelitian ini menerapkan studi analitik cross-sectional yang menggunakan data sekunder melalui rekam medik RSCM, yang termasuk pasien SKA dengan hasil skor risiko TIMI, dan kadar natrium serta kalium darah saat admisi pasien. Analisis data menggunakan 111 sampel data dengan program SPSS20. Hasil: Asosiasi antara kadar serum natrium saat admisi dengan skor risiko TIMI disebut signifikan secara statistik (p=0.013). Namun, asosiasi antara kadar serum kalium saat admisi dengan skor risiko TIMI tidak memiliki makna yang signifikan secara statistik (p=0.286). Kesimpulan: Analisis memperlihatkan asosiasi yang bermakna secara statistik dalam kadar natrium darah pada subjek saat admisi dengan skor risiko TIMI. Tidak ada asosiasi yang signifikan antara kadar kalium darah pada subjek saat admisi dengan skor risiko TIMI.

Introduction: Acute Coronary Syndrome (ACS) is a condition of inadequate blood supply of the myocardium, which responsible for the death of 7 million people each year worldwide. TIMI risk score is a risk stratification tool for ACS patients that assess multiple risk factor to establish the prognosis. The serum sodium and potassium level have been found as indicators of prognosis among ACS patients. This research intends to discover the association between serum sodium and potassium with TIMI risk score in ACS patients and its utilization as a prognostic factor. Method: This research applies an analytical cross-sectional study that utilize secondary data that was taken from the medical record of RSCM, which consists of ACS patients with TIMI risk score, admission serum sodium level, and admission serum potassium level. Data analysis uses 111 sample data with SPSS20 program. Results: Association between admission serum sodium level with TIMI risk score is statistically significant (p=0.013). However, admission serum potassium level with TIMI risk score has no statistical significance (p=0.286). Conclusion: It prevail the statistical significance on the association of subjects’ serum sodium level with TIMI risk score. There is no significant association between the subjects’ serum potassium level and TIMI risk score."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhsan Nur Karim
"Latar Belakang: Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan kondisi aliran darah menuju miokardium tidak terpenuhi, yang bertanggung jawab atas lebih dari 7 juta kematian di dunia setiap tahun. Skor risiko TIMI adalah alat stratifikasi untuk pasien SKA yang menilai berbagai faktor risiko untuk menetapkan prognosis. Kadar natrium dan kalium dalam darah telah ditemukan sebagai indikator dalam prognosis pada pasien SKA. Penelitian ini bertujuan untuk mencari asosiasi antara natrium dan kalium dalam darah dengan skor risiko TIMI pada pasien SKA, beserta kegunaannya sebagai faktor prognosis. Metode: Penelitian ini menerapkan studi analitik cross-sectional yang menggunakan data sekunder melalui rekam medik RSCM, yang termasuk pasien SKA dengan hasil skor risiko TIMI, dan kadar natrium serta kalium darah saat admisi pasien. Analisis data menggunakan 111 sampel data dengan program SPSS20. Hasil: Asosiasi antara kadar serum natrium saat admisi dengan skor risiko TIMI disebut signifikan secara statistik (p=0.013). Namun, asosiasi antara kadar serum kalium saat admisi dengan skor risiko TIMI tidak memiliki makna yang signifikan secara statistik (p=0.286). Kesimpulan: Analisis memperlihatkan asosiasi yang bermakna secara statistik dalam kadar natrium darah pada subjek saat admisi dengan skor risiko TIMI. Tidak ada asosiasi yang signifikan antara kadar kalium darah pada subjek saat admisi dengan skor risiko TIMI.

Introduction: Acute Coronary Syndrome (ACS) is a condition of inadequate blood supply of the myocardium, which responsible for the death of 7 million people each year worldwide. TIMI risk score is a risk stratification tool for ACS patients that assess multiple risk factor to establish the prognosis. The serum sodium and potassium level have been found as indicators of prognosis among ACS patients. This research intends to discover the association between serum sodium and potassium with TIMI risk score in ACS patients and its utilization as a prognostic factor. Method: This research applies an analytical cross-sectional study that utilize secondary data that was taken from the medical record of RSCM, which consists of ACS patients with TIMI risk score, admission serum sodium level, and admission serum potassium level. Data analysis uses 111 sample data with SPSS20 program. Results: Association between admission serum sodium level with TIMI risk score is statistically significant (p=0.013). However, admission serum potassium level with TIMI risk score has no statistical significance (p=0.286). Conclusion: It prevail the statistical significance on the association of subjects’ serum sodium level with TIMI risk score. There is no significant association between the subjects’ serum potassium level and TIMI risk score."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library