Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nisti Yulia
"Latar Belakang: Penentuan jenis kelamin merupakan langkah pertama dalam proses identifikasi individu. Tulang panggul dan tengkorak merupakan sumber yang paling akurat untuk menentukan jenis kelamin, namun apabila tulang panggul dan tengkorak yang ditemukan tidak utuh, mandibula dapat menjadi sumber utama dalam penentuan jenis kelamin karena mandibula merupakan tulang yang kuat, anatomisnya dipertahankan relatif lama, dan menunjukkan dimorfisme seksual yang tinggi. Salah satu parameter pada mandibula yang dapat digunakan untuk penentuan jenis kelamin adalah sudut gonion. Sudut gonion dapat digunakan untuk penentuan jenis kelamin karena kekuatan otot pengunyahan memiliki pengaruh yang kuat pada sudut gonion, dimana kekuatan otot ini berbeda pada laki laki dan perempuan.
Tujuan: Menganalisis penentuan jenis kelamin menggunakan metode radiomorfometrik besar sudut gonion pada radiograf panoramik digital.
Metode: Menganalisis radiomorfometrik besar sudut gonion pada 100 sampel radiograf panoramik digital yang terdiri dari 50 sampel laki laki dan 50 sampel perempuan.
Hasil: Perempuan memiliki nilai rata-rata sudut gonion lebih besar daripada laki-laki yaitu sebesar 124.52o sedangkan laki-laki sebesar 123.84o, namun tidak terdapat perbedaan signifikan sudut gonion pada laki-laki dan perempuan secara statistik.
Kesimpulan: Besar sudut gonion dengan metode radiomorfometrik pada laki-laki dan perempuan tidak dapat digunakan secara tunggal dalam penentuan jenis kelamin.

Background: The first step towards identification of an individual is by sex determination. Pelvis and skull bones are the most accurate sources used for sex determination purpose, however when a whole pelvis or skull bones could not be obtained, an alternative would be necessary. The mandible would serve as a great alternative for this purpose because it is strong, its anatomy persists for a long time and it shows a strong sexual dimorphism. One of the mandible properties that can be used for sex determination purpose is its gonial angle. This is because the gonial angle is affected by the strength of the masticatory muscles, which is different for different sexes.
Aim: To analyze the validity of sex determination by radiomorphometric method using gonial angle on digital panoramic radiographs.
Method: By using radiomorphometric method to analyze the gonial angle of 100 digital panoramic radiographs consisting of 50 male and 50 female samples.
Result: Women have an average gonial angle of 124.52o which is greater than mens average of 123.84o, however the difference is not statistically significant.
Conclusion: Radiomorphometric method using gonial angle cannot be used as a sole source for sex determination."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balqis Arche Nofinska
"Degradasi habitat, fragmentasi habitat, perburuan liar dan konflik gajah dengan manusia telah menyebabkan terjadinya penurunan populasi gajah sumatra Elephas maximus sumatranus dan menempatkannya menjadi salah satu satwa dengan status konservasi kritis critically endangered. Informasi-informasi dasar seperti seks, usia, sebaran spasial, serta pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap keberadaan gajah sumatra diperlukan untuk mencegah gajah sumatra dari kepunahan melalui manajemen konservasi yang baik. Identifikasi seks gajah sumatra dilakukan pada sampel feses dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan TNBBS dengan teknik molekular menggunakan metode multiplex Polymerase Chain Reaction untuk mengamplifikasi gen PLP1 pada kromosom X serta SRY1 dan AMELY2 pada kromososm Y. Identifikasi usia dilakukan dengan mengukur rata-rata keliling bolus feses.
Hasil dari identifikasi seks-usia pada sampel feses gajah sumatra di TNBBS menunjukkan bahwa sampel yang ditemukan didominasi oleh betina muda dan betina dewasa masing-masing 22, jantan muda 20, jantan dewasa 9, betina anak 4, serta jantan anak 3. Preferensi habitat gajah sumatra jantan dan betina sama yaitu lahan pertanian kering. Uji pengaruh variabel lingkungan terhadap probabilitas kehadiran gajah sumatra jantan dan betina dilakukan dengan menggunakan Maximum Entropy MaxEnt dan hasilnya menunjukkan bahwa variabel yang memberikan pengaruh terbesar adalah elevasi, tutupan lahan, dan jarak desa. Upaya untuk melindungi gajah sumatra dari kepunahan dapat dilakukan dengan pemilihan prioritas restorasi lahan, penegakan hukum, perencanaan penggunaan lahan, peningkatan patroli, serta penelitian terkait populasi gajah sumatra dan habitatnya seperti yang dilakukan dalam penelitian ini.

Habitat degradation, habitat fragmentation, poaching and human elephant conflict HEC have resulted in a decline of sumatran elephant Elephas maximus sumatranus population and placed it into one of critically endangered animals. Basic information such as sex, age, spatial distribution, and the influence of environmental factors on the existence of sumatran elephant are needed to prevent sumatran elephants from extinction through good conservation management. The identification of Sumatran elephant sex was performed on faecal samples from Bukit Barisan Selatan National Park BBSNP by molecular technique using multiplex Polymerase Chain Reaction method to amplify PLP1 gene on X chromosome and SRY1 and AMELY2 on Y chromososm. Age identification was done by measuring the mean of boli circumference.
The results of the age sex identification of the sumatran elephant faeces sample in BBNSP showed that the samples were dominated by adult female and sub adult female 22 respectively, 20 sub adult males, 9 adult males, 4 juvenile females, and 3 juvenile males. Preference of males and females sumatran elephant habitat is dry farmland. The test of environmental variables influence on the probability of males and females sumatran elephants presence was performed using Maximum Entropy MaxEnt. The results showed that elevation, land cover, and village distance were variables that gave biggest influence to the presence probability. Efforts to protect Sumatran elephants from extinction can be undertaken with the selection of land restoration priorities, law enforcement, land use planning, patrol improvements, and research on sumatran elephant populations and their habitats as practiced in this study.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library