Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herru Widiatmanti
Abstrak :
Terbitnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang telah disempurnakan dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah membawa perubahan besar pada penyelenggaraan pemerintahan di daerah, yaitu sebagian besar fungsi penyelenggaraan pemerintahan yang sebelumnya difaksanakan oleh pemerintah pusat telah diserahkan kepada pemerintah daerah otonom. Kendala ketersediaan dana yang bergantung pada sumber daya alam dan sumber daya manusia ditunjang oleh penerimaan dari Dana Perimbangan. Salah satu sumber dana perimbangan adalah penerimaan bagi hasil Pajak Penghasilan Orang Pribadi Dalam Negeri (pajak penghasilan orang pribadi dan pajak penghasilan pasal 21). Harapan adanya peningkatan penerimaan pajak penghasilan orang pribadi dalam negeri akan membawa implikasi terhadap bertambahnya bagi hasil pajak kepada daerah. Sampai saat ini, secara umum perhitungan potensi penerimaan pajak khususnya penerimaan PPh OP dan PPh pasal 21 yang terkait dengan penerimaan bagi hasil daerah belum pernah secara khusus dilakukan penghitungan dengan menggunakan metode seperti yang dilakukan pada penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung estimasi penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Dalam Negeri (pajak penghasilan orang pribadi dan pajak penghasilan pasa! 21) dan estimasi penerimaan bagi hasilnya bagi APBD Kota Bogor. Penelitian bersifat verifikasi hipotesis dengan menggunakan metode analisis kuantitatif. Metode analisis yang digunakan adalah 1) menghitung potensi dan kapasitas penerimaan PPh Orang pribad! dan penerimaan bagi hasilnya, serta 2) menghitung potensi dan kapasitas penerimaan PPh pasal 21 dan bagi hasilnya. Keterbatasan studi dan metodologi pada penelitian ini adalah data penghasilan per Rumah Tangga; rata-rata jumlah individu per Rumah Tangga (RT); data penerimaan pajak dan bagi hasi) pajak; data WP OP sebagai karyawan dan bekerja di kota Bogor; rata-rata PPh pasal 21 per pemotong pajak; dan tingkat kapasitas. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah potensi dan kapasitas penerimaan PPh orang pribadi, PPh Pasal 21 dari rumah tangga yang berdomisili di wilayah Kota Bogor dan perusahaan (pemotong PPh Pasal 21) yang berlokasi usaha di wilayah Kota Bogor terus meningkat dan implikasinya terhadap potensi dan kapasitas penerimaan bagi hasil dari kedua pajak penghasilan tersebut (disebut Bagi Hasil PPh OP DN) bagi Kota Bogor juga akan terus meningkat. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat kepatuhan WP masih rendah yaitu dibuktikan dengan rendahnya jumlah WP yang telah terdaftar dibandingkan yang belum terdaftar dan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam melaporkan SPT Tahunan PPh yang juga masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian diketahui terdapat berbagai kendala yang dihadapi oleh Kantor Pelayanan Pajak Bogor dalam melakukan ekstensifikasi untuk meningkatkan jumlah wajib pajak dan intensifikasi penerimaan pajak antara lain : a) masih kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang perpajakan; b) sulitnya mendapatkan data dari instansi terkait yang berkaitan dengan kegiatan/ aktivitas usaha masyarakat; c) keterbatasan sumberdaya yang dimillki; dan d) kekurangakuratan data (masalah koordinasi antar instansi pemerintah daerah). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terbukti dari hasil penelitian potensi dan kapasitas penerimaan PPh OP dan PPh Pasal 21 .-memang tinggi. Hal inl juga akan membawa implikasi terhadap potensi bagi hasil PPh pada APBD Kota Bogor akan semakin besar. Tingkat kepatuhan wajib pajak yang masih rendah menjadi faktor penyebab rendahnya realisasi penerimaan PPh OP dan PPh Pasal 21. Implikasinya, realisasi bagi hasil PPh OPDN yang baru mulai diterima pada tahun 2001 juga masih rendah dibandingkan dengan potensinya yang baru mencapai 36,92% sampai 44,28%. Upaya-upaya telah dilakukan oleh KPP Bogor tetapi hasilnya belum optimal. Mengingat penelitian ini apabila dapat diterapkan akan memberikan manfaat bagi kedua pihak yaitu Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Bogor dan Pemerintah Kota Bogor sebagai bahan perencanaan yang terukur, maka disarankan untuk melakukan: 1) peningkatan kerja sama antara Pemerintah Kota Bogor dengan Kantor Pelayanan Pajak Bogor balk formal maupun informal dalam membangun sistem informasi yang dapat memberikan kemudahan akses untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan usaha yang ada di wilayah Kota Bogor dan membentuk tim gabungan untuk melakukan pendataan; 2) penyuluhan yang intensif dan tepat sasaran untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak; 3) kerja sama dalam pendistribusian SPT Kempos, re-registrasi, dan canvassing 4) pemberian konseling kepada Wajib Pajak melalui Account Representative dan yang terpenting adalah 5) seluruh pihak agar terus menerus meningkatkan reformasi di bidang moral, etika dan integritas menuju good governance.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20559
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Posma Sariguna Johson Kennedy
Abstrak :
Suatu sekuritas memiliki nilai intrinsik tertentu (nilai yang seharusnya) yang ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Pendekatan nilai intrinsik sekuritas dari faktor-faktor fundamental perusahaan didasarkan pada harga sekuritas yang pergerakannya akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan (misalnya tingkat penjualan dan laba usaha). Dalam hal ini laporan keuangan perusahaan memegang peranan penting. Dengan mengevaluasi laporan keuangan tersebut akan diketahui perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan. Karena kondisi keuangan perusahaan akan mempengaruhi kemampuannya untuk membagikan dividen. Dengan membandingkan nilai intrinsik dengan harga pasar sekuritas analis dapat mengetahui harga yang wajar (sesuai dengan nilai intrinsiknya). Analis atau investor selanjutnya akan dapat memanfaatkan situasi tersebut dalam penentuan keputusan investasi untuk memperoleh keuntungan yang telah diperhitungkan. Untuk mengadakan interpretasi dan analisa keuangan suatu perusahaan diperlukan suatu ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan adalah rasio, yang merupakan alat untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Penelitian ini bermaksud untuk menjawab pertanyaan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pergerakan dari return. Apakah return on assets, return on equity, earning per share, profit margin, assets turn over, rasio leverage dan debt to equity ratio berpengaruh nyata pergerakan return saham. Dari faktor-faktor tersebut manakah yang paling dominan mempengaruhi return saham-saham tersebut. Faktorfaktor fundamental yang diteliti tersebut di atas dijadikan sebagai variabel-variabel independen, ditentukan berdasarkan pada skema Du Pont system yang diperluas. Model penelitian dirancang melalui langkah-Iangkah penelitian yang dimulai dari operasionalisasi variabel, penetapan jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis dan diakhiri dengan pengujian hipotesis. Obyek dari penelitian ini perusahaan-perusahaan publik dimana saham-sahamnya terdaftar dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta yang mengeluarkan laporan keuangan secara lengkap. Melalui laporan tahunan perusahaan-perusahaan publik tersebut didapat data mengenai faktorfaktor fundamental dari perusahaan tersebut melalui rasio-rasio finansialnya. Data diperoleh dari neraca dan laporan keuangan perusahaan-perusahaan publik yang dilisting di Bursa Efek Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif, dengan melakukan pengumpulan data, menginventarisasikan, mengolah sampai menyajikan hasil disertai interpretasi, dan memberikan gambaran tentang hubungan antar variabel yang diteliti sehingga akhirnya akan didapat gambaran yang jelas tentang pokok permasalahan yang diteliti. Penelitian ini menggunakan perangkat lunak pengolah data hasil penelitian yaitu SPSS. Untuk melakukan analisis data, seluruh variabel diukur saling pengaruh mempengaruhinya menggunakan prosedur bivariate Pearson Correlation dengan uji one tailed menggunakan exclude cases pairwises. Variabel-variabel independen yang telah diuji korelasinya terhadap variabel dependen (return saham) dianalisa secara serentak dengan menggunakan analisis regresi berganda metode enter dengan exclude cases listwise Untuk melihat variabel-variabel yang paling mempengaruhi secara berunatan dilakukan analisis regresi berganda dengan metode backward menggunakan exclude cases listwise. Metode backward ini akan digunakan untuk mengeluarkan satu persatu variable independen yang paling tidak mempengaruhi dalam persamaan regresi. Berdasarkan hasil output SPSS variabel-variabel asset turn over, return on assets, leverage ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share memberikan hubungan yang nyata dengan return saham, tetapi variabel-variabel tersebut memberikan rata-rata hubungan yang rendah. Sedangkan variabel profit margin tidak memberikan hubungan secara nyata kepada return saham sehingga dikeluarkan untuk pengujian persamaan liniernya. Hubungan linier variabel-variabel independen (assets turn over, return on assets, return on equity, earning per share, leverage ratio, debt to equity ratio) secara bersamaan pada tahun 2001 berpengaruh nyata terhadap variabel dependennya (return saham), sedangkan pada tahun 2002 terjadi sebaliknya. Pada penelitian selanjutnya dengan variabel dependen earning yield, pada tahun 2001 dan 2002 terdapat hubungan linier yang nyata dengan variabel-variabel independennya (public share, capitalization, profit margin, assets turn over, return on assets, leverage ratio, debt to equity ratio, price to book value, dan price earning ratio) secara bersamaan.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20593
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library