Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ginting, Sofian
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor dominan . yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di VTC PT. Siemens Indonesia cilegon dengan mengkaji kontribusi yang diberikan oleh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Untuk meneliti lebih dalam terhadap variabel independen yang paling berpengaruh, maka analisa lanjutan dengan mendiskripsikan indikator variabel independen.
Unit analisis penelitian adalah prestasi belajar secara individu dari siswa yang dilihat dari sisi kemampuan ilmu pengetahuan ( knowledge ) dan keterampilan (skill ) siswa. Responden untuk mengungkapkan tujuan penelitian, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing variabel yaitu 30 peserta pelatihan untuk variabel X1, 15 orang instruktur untuk variabel X2, 15 instruktur ditambah 15 siswa untuk variabel X3 dan satu orang pimpinan ditambah 4 orang staf ditambah 15 instruktur ditambah 10 orang siswa untuk variabel X4. Data primer dari setiap variabel independen diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan. Data sekunder dari variabel dependen diambil dari nilai ujian smester di tingkat pertama untuk materi ujian teori dan praktek. Analisa yang digunakan dalam menjawab pertanyaan penelitian ini adalah dengan metode korelasi product moment. Setelah diperoleh korelasi tertinggi antar variabel independen dengan variabel dependen, maka analisa selanjutnya dilakukan dengan analisa diskriptif untuk mendapatkan faktor-faktor dominan.
Penelitian ini menemukan, secara terpisah keempat variabel tersebut berpengaruh secara nyata pada taraf signifikansi 0,05 terhadap pembentukan prestasi belajar siswa dengan variabel yang memiliki kontribusi terbesar ( dengan korelasi 0,7668 pada p = 0,000 ), adalah variabel faktor siswa. Secara bersama-sama temyata faktor yang berpengaruh nyata terhadap prestasi pelatihan siswa adalah faktor siswanya ( dengan korelasi 0,8064, p = 0,002 ). Faktor utama yang menyebabkan hal tersebut adalah tingginya nilai IQ khusunya nilai bakat teknik, kondisi status sosial ekonomi, persaingan yang sangat ketat untuk memasuki pelatihan di VTC, penerapan secara konsekuen drop-out bagi peserta yang tidak berprestasi, jaminan bekerja diperusahaan PT. Siemens Indonesia bagi 10 besar tamatan VIC ini, relevansi pelatihan dengan dunia pekerjaan yang sangat tinggi, pembebasan atas biaya pelatihan ditambah kompensasi biaya hidup dan makan siang, kelengkapan fasilitas tersedia merupakan pemicu keinginan belajar yang keras dari setiap peserta pelatihan. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi tersebut disarankan agar seleksi siswa lebih diperketat, penerapan modernisasi pelatihan terus ditingkatkan dan regionalisasi calon siswa ditiadakan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Vita Paulana
"Dalam melakukan skrinning payudara, pesawat mamografi harus dapat mencitrakan mikrokalsifikasi dengan ukuran sekecil mungkin. Namun besar dosis glandular rerata (mean glandular dose, MGD) yang sampai ke payudara tidak boleh melebihi batas yang dianjurkan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kombinasi target/filter yang digunakan saat melakukan pengeksposan harus disesuaikan terhadap ketebalan payudara. Evaluasi kualitas citra terhadap variasi kombinasi target/filter dapat dilakukan dengan menggunakan fantom CDMAM. Dari dua metode yang digunakan dalam mengevaluasi citra fantom CDMAM, metode digital lebih unggul dibanding metode manual. Selain evaluasi citra, nilai MGD yang diterima fantom dihitung dengan cara mengalikan nilai kerma udara disetiap ketebalan dengan faktor konversi kerma udara menjadi MGD. MGD dihitung menggunakan persamaan dan faktor konversi yang dipublikasikan IAEA Human Health Series No. 17 - Quality Assurance Programme for Digital Mammography, kemudian dibandingkan dengan perhitungan berdasarkan tiga publikasi lainnya. Kualitas citra terbaik untuk fantom ketebalan di bawah 32 mm diperoleh dengan menggunakan kombinasi target/filter Mo/Mo, sedangkan untuk ketebalan di atas 45 mm terbaik menggunakan Mo/Rh.
......
In performing breast screening, a mammography must be capable of imaging microcalcifications with the smallest possible size. However, the mean glandular dose (MGD) should not exceed the recommended limits. To achieve the goal then the utilization of target/filter combination should be adjusted to the thickness of the breast. The evaluation of image quality against variations in target/filter combinations can be done by using CDMAM phantom. There are two methods of CDMAM phantom image quality assessment, and the digital method is considered superior to the manual one. In addition to the evaluation of image quality, MGD received by the phantom was also calculated by multiplying the air kerma value at each thicknesses with the air kerma conversion factor into MGD. The calculation of MGD follow the equation and convertion factors that published by IAEA Human Health Series No. 17 – Quality Assurance Programme for Digital Mammography, then being compared with three another publication. The best image quality for the phantom thickness below 32 mm achieved by using Mo/Mo target/filter combination, meanwhile for the phantom thickness above 45 mm achieved by using Mo/Rh."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Purbasari
"Merek mempunyai peran dalam sukses pemasaran. Pemosisian sebuah merek melalui pembangunan image yang jelas dan konsisten merupakan senjata andalan dalam praktek pemasaran merek. Merek sejati dicirikan oleh aribut khusus yang diposisikan ke benak konsumen. Mengelola citra merek memerlukan kerangka kerja strategis, Park dkk dalam Bath dan Reddy (1998;32) mengemukakan Brand Concept Management (BCM) yaitu rancangan dalam bentuk umumnya, sebuah konsep merek terdapat simbolik maupun fungsional, dan terdiri dari satu aspek citra sebuah merek. Landasan pikir bahwa merek bisa bersifat fungsional atau simbolik menimbulkan pertanyaan penelitian, yaitu apakah ada faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap konsumen terhadap penilaian atribut fungsional dan simbolik dari suatu merek dan apakah ada perbedaan yang signifikan di benak konsumen terhadap nilai fungsional dan simbolik dari merek.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor fungsionalitas dan simbolik dari merek dan mengetahui perbedaan penilaian fungsional dan simbolik dari merek di benak konsumen. Penelitian ini berlandaskan pada teori BCM oleh Park dkk dan teori Knapp (2001;8) bahwa "Salah satu sifat fundamental dari merek sejati dalam benak konsumen yaitu adanya manfaat-manfaat fungsional dan emosional yang dirasakan".
Metode penelitian bersifat deskriptif, peneliti berusaha untuk menguraikan karakteristik nilai fungsional dan simbolik suatu merek.. Dengan data hasil survei tentang karakteristik merek dan pengguna merek, dilakukan anaiisis faktor dan uji T. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pandangan tentang merek yaitu nilai fungsional use, simbolik prestige dan simbolik personality expression, dan ada perbedaan penilaian yang signifikan antara merek Nokia dan Siemens serta merek Seiko dan Guess.
Saran yang dapat disampaikan yaitu agar penelitian mendatang dapat membuat replikasi dengan merek-merek dan produk-produk lain, yang akan sangat berguna untuk penyempurnaan hasil penelitian ini. Perusahaan dapat membuat perencanaan pengelolaan merek dengan pertimbangan yang lebih jelas dan tepat untuk lebih memposisikan merek mereka pada satu nilai fungsional atau simbolik dalam benak konsumen sebagai upaya untuk mencapai target pasar dan memenangkan persaingan, tetapi untuk membuat merek dengan nilai simbolik lebih membutuhkan biaya yang relatif lebih besar dan mahal dengan memasukkan berbagai atribut ke dalam merek produk dibandingkan apabila perusahaan lebih memilih nilai fungsional pada merek produknya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizh Irfan Zufar
"Keadaan gawat darurat adalah keadaan yang tidak dapat diprediksi dan apabila tubuh atau jiwa kita sendiri yang menjadi taruhannya, tidak dapat dipungkiri bahwa kita pasti mengharapkan penanganan yang optimal, cepat, serta tepat. Hal ini tidak lepas dari peran para petugas parameds yang terlibat secara langsung dari segala proses penanganan pasien, dari mulai pertama kali ditemukan hingga diangkut ke ambulans. Salah satu proses yang paling penting atau paling krusial ialah proses saat pertama kali ditemukannya pasien oleh petugas paramedis. Penanganan pada proses inilah yang paling menentukan keadaan pasien pada hari-hari berikutnya. Faktor ergonomi baik ergonomi fisik maupun ergonomi kognitif tidak dapat dilepaskan dari pembahasan ini. Ergonomi fisik serta ergonomi kognitif memiliki peranannya masing-masing pada diri petugas paramedis. Pada saat penanganan awal ditemukannya pasien, alat-alat serta obat-obat darurat untuk penanganan pasien, dan seluruh obat-obat dan alat-alat tersebut semuanya terkumpul dalam tas paramedis. Tas paramedis menjadi suatu perlengkapan yang sangat membantu serta cukup sering berinteraksi dengan petugas, karena memang fungsinya mengangkut seluruh alat-alat serta obat-obatan petugas paramedis. Dalam perancangan tas paramedis adalah suatu hal yang perlu bagi perancang untuk memerhatikan domain ergonomi fisik serta kognitif untuk efisiensi dan efektifitas pekerjaan petugas paramedis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tas yang biasa dipakai pada Rumah Sakit X, dengan metode Posture Evaluation Index (PEI) dan NADI Model, berdasarkan hasil evaluasi akan diperoleh design guidelines untuk merancang prototype tas yang baru. Hasil penelitian ini adalah nilai PEI, Design Guidlines, dan perbandingan prototype tas yang baru dengan tas yang lama.

Emergency state is an unpredictable state and could happen anytime, and if our life is on the line, we can't help ourselves but demanding an optimum, quick, and accurate treatment. This can't be separated from paramedic or emergency responder role which they involved in all emergency treatmen's process, from the first time the patient is found, to mobilization to the ambulance. The most crucial process of this treatment is when they find the patient for the first time, this process will determine the next treatment, and the patient's condition in days forward. Ergonomic factors both physical and cognitive, can't be segregated from this discussion. Both physical and cognitive ergonomic has their own role in paramedics. These two domains play bigger role when the paramedics find the patients for the first time, since this process is the most crucial process as mentioned earlier. In this process, all drugs and medicine tools are stored in one bag, the emergency response bag. Emergency response bag become a very helping equipment and also the one with the most interaction with the paramedic. In designing an emergency response bag, it is necessary to pay attention to both cognitive and physical ergonomic domain for efficiency, and effectiveness of paramedics' work. This study aims to evaluate an emergency response bag that has been used by Hospital X, helped with Posture Evaluation Index (PEI) and NADI Model, based on the evaluation, it will produce design guidelines for designing new prototype of emergency response bag. The result of this study are: PEI Score, design guidelines for designing new prototype, and comparisons of the current emergency response bag and the new prototype."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library