Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Menur Karen K.
London: Academy Group LTD, 1996
759.13 FRA N (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Tavistock Publications, 1970
133.4 WIT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tb. Ronny Rahman Nitibaskara
Jakarta: Peradapan, 2003
133.4 TUB t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Paolini, Christopher
Abstrak :
Eragon, anak laki-laki berusia 15 tahun, tinggal bersama paman dan sepupunya di desa bernama Carvahall. Suatu hari ketika sedang berburu ia menemukan batu berwarna biru yang indah di hutan. Karena mengira benda itu berharga dan bisa dijual mahal, ia membawa pulang batu itu. Ternyata batu itu telur naga! Eragon diam-diam memelihara naga itu karena ia tahu pamannya tidak akan setuju. Dari pendongeng tua bernama Brom, Eragon belajar mengenai naga dan sejarah mereka. Brom ternyata bukan pendongeng biasa. Saat Eragon terbang bersama naganya yang dinamainya Saphira, pamannya dibunuh makhluk-makhluk Ra'zac. Eragon bertekad memburu para Ra'zac yang membunuh pamannya dan Brom berkeras ikut. Di perjalanan Brom mengajarkan cara bertarung dengan pedang dan ilmu sihir. Brom berkata Eragon adalah penerus klan para Penunggang Naga. Dahulu Penunggang Naga adalah semacam penjaga keamanan di negara Alagaesia, tempat Eragon tinggal. Seseorang yang menyaksikan telur naga menetas terpilih menjadi Penunggang. Naga di kisah ini adalah makhluk yang memiliki kekuatan supranatural dan dapat berkomunikasi dengan para Penunggang. Klan Penunggang Naga punah karena salah seorang berkhianat dan membujuk Penunggang-Penunggang lain mengikuti jejaknya. Sang pengkhianat bernama Galbatorix, yang sekarang menjadi raja Alagaesia. Ia memerintah dengan kejam, sehingga beberapa orang yang setia pada klan Penunggang memberontak dan membentuk kelompok Varden. Galbatorix memiliki 3 butir telur naga, yang ia tunggu bertahun-tahun untuk menetas di bawah kekuasaannya, sehingga 3 orang Penunggang baru akan menjadi anak buahnya. Sayangnya, salah satu telur berhasil dicuri para Varden (Brom!) dan ditemukan Eragon: Saphira. Selain ceritanya yang seru, di bagian belakang buku ini juga ada semacam Kamus Bahasa Kuno yang dipakai para Penunggang untuk mengucapkan mantra-mantra mereka. Bahasa itu merupakan dasar semua kekuatan. Bahasa Kuno menjabarkan sifat sejati benda-benda, bukan aspek buatan yang dilihat semua orang. Misalnya, api disebut brisingr. Itu bukan saja nama untuk api, tapi itulah nama api. Kalau penggunanya cukup kuat, ia bisa menggunakan brisingr untuk mengarahkan api ke wujud apa pun yang diinginkannya.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2019
813.6 PAO e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nika Halida Hashina
Abstrak :
Mistisisme merupakan orientasi atau ketertarikan terhadap hal-hal mistis. Kehadiran mistisisme, khususnya pada masyarakat Jawa, dapat dilihat dari praktik ilmu sihir dan santet. Terdapat berbagai tujuan yang mendasari terjadinya sihir dan santet di masyarakat. Janur Ireng menjadi salah satu novel yang merepresentasikan berbagai bentuk serta tujuan sihir dan santet yang digunakan oleh masyarakat. Penelitian ini membahas representasi dan fungsi mistisisme Jawa dalam novel Janur Ireng karya Simpleman. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Hasil dan analisis mengungkapkan mistisisme direpresentasikan dalam bentuk sihir dan santet, okultisme, tumbal, ritual, serta pernikahan sedarah. Sementara itu, fungsi mistisisme hadir dalam pemanfaatan para tokoh yang menggunakan sihir dan santet sebagai alat dengan tujuan kekuasaan yang mampu memodifikasi nilai dan moral, khususnya seksualitas dan stratifikasi sosial. ......Mysticism is an orientation or interest in mystical things. The presence of mysticism, especially in Javanese society, can be seen from magic and witchcraft also its practice. There are various purposes for the occurrence of magic and witchcraft in society. Janur Ireng is one of the novels that represents the various forms and purposes of magic and witchcraft used by the public. This study discusses the representation and function of Javanese mysticism in the novel Janur Ireng by Simpleman. This research uses descriptive qualitative with a sociological approach of literature. The results and analysis reveal that mysticism is represented in the form of magic and witchcraft, occultism, sacrifice, ritual, and incest. Meanwhile, the function of mysticism is presented from characters who use magic and witchcraft as tools to aim power that can modify values and morals, especially sexuality and social stratification.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4365
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahmi Ilyas
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang penyembuhan tradisional pada Orang Osing di Banyuwangi, Jawa Timur yang berbicara mengenai bagaimana penyembuhan tradisional Osing dilakukan, dipahami dan dikonstruksi. Fokus akan tertuju pada praktik penyembuhan tradisional Osing yang dilakukan oleh wong tuo serta bagaimana orang yang terlibat di dalamnya sebagai ‘pasien’. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi partisipan dan wawancara mendalam yang dilakukan di Desa Balak, Kabupaten Banyuwangi. Orang Osing memahami bahwa penyembuhan tradisional adalah suatu hasil campur tangan dari kekuatan spiritual yang tak kasat mata. Tulisan mengenai antropologi medis ini yang menggunakan pendekatan fungsional untuk melihat peran wong tuo dan sihir pada Orang Osing. Wong tuo dalam konteks ini, memiliki peran sebagai praktisi sihir dalam penyembuhan maupun ritual adat Osing. Orang Osing memilih metode penyembuhannya berdasarkan hasilnya, terlepas dari penyembuhan biomedik maupun penyembuhan tradisional. Orang Osing membandingkan langsung metode penyembuhan biomedik dan tradisional. Berdasarkan temuan penelitian, Orang Osing memilih metode penyembuhan tradisional melalui pengalaman, pengetahuan dan kepercayaan. ......This research discusses traditional healing in the Osing People in Banyuwangi, East Java which talks about how traditional Osing healing is carried out, understood and constructed. The focus will be on the traditional healing practices of Osing performed by wong tuo as well as how the people involved in it as 'patients'. Data collection in this study was carried out using the participant observation method and in-depth interviews conducted in Balak Village, Banyuwangi Regency. The Osing people understood that traditional healing was an intervention of invisible spiritual power. This paper on medical anthropology uses a functional approach to see the role of wong tuo and magic in the Osing People. Wong tuo, in this context, has a role as a practitioner of magic in healing as well as osing traditional rituals. The Osing people chose the method of healing based on its results, regardless of biomedical healing or traditional healing. Osing people directly compare biomedical and traditional healing methods. Based on the research findings, the Osing people chose traditional healing methods through experience, knowledge and belief.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library