Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Petrorima Selva
"Penelitian ini membahas pengetahuan dan sikap masyarakat terkait perilaku konsumsi ikan lokal sebagai makanan penambah gizi bayi usia 6-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sebangki Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Hasil penelitian ini yaitu Perilaku masyarakat ditunjukan dengan perilaku memberi makan bayi usia 6-24 bulan mulai dari kuahnya hingga porsi ikan dalam jumlah setengah potong. Masyarakat hanya memberikan kuah ikan karena kekhawatiran terkena koreng, bentol, dan gatal pada anak ataupun tidak sempat membersihkan duri pada ikan. Ikan yang dikonsumsi adalah ikan yang dijual di pasar maupun ikan yang didapatkan dari sungai dengan cara pengolahan digoreng, disup atau disalai. Masyarakat juga jarang mengonsumsi ikan karena tidak suka mengkonsumsi ikan sehingga anaknya juga tidak mengkonsumsi ikan. Pengetahuan masyarakat ditunjukan dengan informan yang tidak mengetahui kandungan gizi yang terdapat pada ikan, namun mereka mengetahui kalau ikan baik untuk tumbuh kembang anak. Sikap masyarakat yakni ditunjukan dengan penyikapan untuk memberikan ikan kepada anaknya ketika sudah berusia satu tahun. Masyarakat juga menyikapi pantangan memakan ikan khususnya ikan lokal untuk bayi usia dibawah satu tahun.

This research discusses community knowledge and attitudes regarding the behavior of consuming local fish as food to increase nutrition for babies aged 6-24 months in the Sebangki Community Health Center Working Area, Landak Regency, West Kalimantan. The results of this research are that community behavior is shown by the behavior of feeding babies aged 6-24 months, starting from soup to half a portion of fish. People only give fish broth because they are worried about children getting scabs, bumps and itching or not having time to clean the spines on the fish. The fish consumed is fish sold in markets or fish obtained from rivers by frying, soup or grilling. People also rarely eat fish because they don't like eating fish, so their children don't eat fish either. Community knowledge is shown by informants who do not know the nutritional content contained in fish, but they know that fish is good for children's growth and development. The community's attitude is shown by the attitude of giving fish to their children when they are one year old. The community also prohibits eating fish, especially local fish, for babies under one year old."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhilah Nur Talitha
"Dalam beberapa tahun terakhir, sertifikasi halal telah menarik perhatian para praktisi. sarjana. Konsumen Muslim sangat berhati-hati saat membeli Pastikan produk yang mereka beli halal dan tayyib (murni) sesuai keyakinan agama mereka (Wilson dan Liu, 2011). Selain munculnya konsep halal sebagai identifikasi produk muslim, konsep halal sudah melampaui masalah agama yang terbatas pada umat Islam di pasar utama (Hanzaee and Ramezani, 2011). Dalam masyarakat multi-etnis dan budaya yang beragam di Indonesia, sangat penting bagi masyarakat untuk memahami budaya dan agama mereka. Keharusan ini yang menjadi alasan umat Islam perlu mengetahui produk yang ingin mereka beli apakah halal atau tidak didasarkan pada sertifikasi halal yang tersedia pada produk atau layanan. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Halal dalam sebuah brand benar-benar mempengaruhi keinginan konsumen untuk membeli atau juga dipengaruhi oleh tingkat religiusitas masing-masing konsumen dan kesadaran mereka akan produk tersebut. Untuk menguji 12 hipotesis yang dibangun sesuai dengan model penelitian, desain penelitian survey digunakan dalam penelitian ini. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang dikumpulkan dari 241 responden dan dipilih dengan convenience sampling dengan metode judgemental sampling. Selanjutnya Structural Equation Model (SEM) untuk menguji hipotesis tersebut. Hasil pengolahan data memperlihatkan seberapa tingkat religiusitas, pengetahuan produk halal, kesadaran produk halal, dan sikap konsumen mempengaruhi tingkat product behavior intentions makanan halal di Jabodetabek.

In recent years, halal certification has attracted the attention of practitioners. bachelor. Muslim consumers are very careful when buying Make sure the products they buy are halal and tayyib (pure) according to their religious beliefs (Wilson and Liu, 2011). In addition to the emergence of the concept of halal as a product of Muslim’s identification, halal transcends religious issues that are limited to Muslims in the main market (Hanzaee and Ramezani, 2011). In Indonesia's multi-ethnic and culturally diverse society, it is very important for people to understand their culture and religion. This necessity is the reason Muslims need to know whether the product they want to buy is halal or not based on the halal certification available on the product or service. For this reason, this study was conducted to determine whether Halal in a brand really affects consumers' desire to buy or is also influenced by the level of religiosity of each consumer and their awareness of the product. To test the 12 hypothesis built according to the research model, a survey research design was used in this study. Data were collected using a questionnaire collected from 242 respondents and using convenience sampling with judgmental sampling method. Structural Equation Model (SEM) also used to test the hypothesis. The results of data processing show how the level of religiosity, knowledge of halal products, awareness of halal products, and consumption attitudes affect the level of product behavioral intentions of halal food in Jabodetabek."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library