Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eli Kumolosari
"Sistem pembangkit panas bumi biner pertama di Indonesia yang telah berhasil diimplementasikan ialah sistem biner 500kW di Lahendong. Namun, masih terdapat celah untuk meningkatkan pengembangan sistem biner di Lahendong. Kajian ini bertujuan untuk memberikan perancangan alternatif dari sistem biner dengan menggunakan siklus Rankine organik. Investigasi analisis termodinamika berbasis hukum termodinamika, analisis scaling silika dan optimisasi pemilihan fluida kerja akan disajikan. Proses flashing dari separator menghasilkan uap air dan brine-cair dengan laju alir massa 48,6kg/s dan 173,6kg/s serta tekanan separator 10,23 bar. Berbasis analisis hukum kedua termodinamika didapatkan energi berguna maksimal dari aliran brine sebesar 7,2MW. Berdasarkan hasil simulasi, didapatkan bahwa potensi daya yang dapat dibangkitkan dari panas buang di Lahendong sebesar 2,46MW dengan efisiensi termal dan eksergi bersih sebesar 11% dan 34%. Dibandingkan dengan sistem biner yang telah beroperasi, masih terdapat banyak energi yang dapat diambil dalam pengembangan ke depan di pembangkit Lahendong"
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2020
620 JIA XII:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hartadhi
"Sebagian energi dalam proses industri hilang sebagai panas buang ke atmosfer atau sistem pendinginan, tidak terkecuali pada sistem PLTP. PLTP Lahendong memiliki panas buang berupa fluida yang akan diinjeksi kembali brine ke dalam sumur dengan temperatur 170oC. Panas pada brine ini dapat dimanfaatkan kembali menjadi listrik dengan alternatif pemanfaatan menggunakan siklus Rankine organik, Kalina, CO2 superkritis dan generator thermo-elektrik. Dengan pertimbangan efisiensi, biaya, dan pengalaman industri, maka penelitian ini akan membandingkan dua alternatif, siklus Rankine organik SRO dan siklus Kalina dalam hal potensi daya listrik, reduksi emisi, dan keekonomian berdasarkan regulasi yang berlaku, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang paling berpengaruh pada keekonomian kedua sistem tersebut dengan analisis sensitivitas.
Simulasi penerapan siklus Rankine organik dan siklus Kalina dengan perangkat lunak Engineering Equation Solver EES menunjukkan bahwa dengan IRR 15,2 , NPV 1.253.600 dan periode pengembalian 7,3 tahun, siklus Rankine organik dengan konstruksi sederhana dapat menghasilkan daya bersih sebesar 655kW. Siklus Kalina dengan konstruksi lebih kompleks menghasilkan daya bersih yang lebih besar yaitu 785kW ternyata tidak mampu memberikan performa ekonomi yang lebih baik dengan IRR 10,2 ; NPV sebesar 42.285 dan periode pengembalian selama 13 tahun. Dengan keunggulan yang dimiliki siklus Rankine organik, dan dengan banyaknya pengalaman industri komersial negara lain dalam penerapan sistem ini, maka sistem ini dinilai optimal dan layak untuk diterapkan pada pemanfaatan brine PLTP Lahendong maupun industri lain dengan kondisi panas buang dan tarif yang serupa.

Some energy in industrial processes is lost as waste heat to the atmosphere or cooling system. Geothermal power generation is no exception. PLTP Lahendong produce waste heat in the form of brine with temperature of 170oC which will be reinjected into reinjection well. The heat of this brine can be recovered for direct use or by converting heat into electricity. Some waste heat to power WHP technologies include organic Rankine cycle, Kalina cycle, supercritical CO2 and thermoelectric generator. With several considerations such as efficiency, cost and industrial experience, this research will compare only two alternatives which are Organic Rankine Cycle ORC and Kalina cycle in terms of power, emission nreduction potential and economic feasibility based on applicable regulation, as well as identifying factors which affect economic feasibility of those system by means of sensitivity analysis.
Application simulation of organic Rankine cycle and Kalina cycle with Engineering Equation Solver EES software showed that with 15.2 IRR, 1,253,600 NPV and return period of 7.3 years, organic Rankine cycle can produce 655kW net power. Kalina cycle, despite with greater net power of 785kW, was not able to provide better economic performance with 10.2 IRR 42,285 NPV and return period of 13 years. With the advantages of the organic Rankine cycle, and with many commercial industry experience in other countries in the application of this system, this system is considered optimal and feasible for brine utilization in Lahendong geothermal power plant or other industries with similar heat and tariff.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Syihan Santoso
"Penggunaan Organic Rankine Cycle (ORC) sebagai sumber energi listrik daerah terpencil menjadi salah satu solusi untuk Indonesia, dikarenakan ORC tidak membutuhkan sumber panas yang tinggi. ORC menggunakan refrigeran sebagai fluida kerja. Namun, penggunaan refrigeran halokarbon yang tinggi menyebabkan pemanasan global dan rusaknya lapisan ozone, yang ditandai dengan tingginya nilai Global Warming Potential (GWP) dan Ozone Depletion Potential (ODP) refrigeran halokarbon. Pengembangan refrigeran dilakukan dengan harapan dapat mengurangi efek yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Salah satu solusinya adalah penggunaan refrigeran natural. Refrigeran natural memiliki nilai GWP dan ODP yang rendah sehingga tidak menambah efek negatif yang sudah ditimbulkan oleh refrigeran halokarbon. Refrigeran hidrokarbon merupakan salah satu jenis refrigeran natural. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui koefisien perpindahan kalor yang dimiliki, dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai koefisien perpindahan kalor. Koefisien perpindahan kalor akan naik seiring dengan kenaikan dari Heat Flux.Sedangkan nilai koefisien perpindahan kalor akan bervariatif dalam kondisi mass flux rendah dan naik seiring kenaikan mass flux. Kualitas massa uap dan Temperatur saturasi menjadi faktor tambahan yang memiliki pengaruh beragam terhadap nilai koefisien perpindahan kalor.

Organic Rankine Cycle (ORC) is one of the solutions for Indonesia to solve electricity demands at the remote area, because ORC only require low heat source. The working fluid of ORC is refrigerant. However, the use of halocarbon refrigerant is causing global warming anda ozone depletion, that have high value of Global Warming Potential (GWP) and Ozone Depletion Potential (ODP) on the halocarbon refrigerant. The development of refrigerant has to be done to reduce the negative impact to the environment. One among of the solution is natural refrigerant. Natural refrigerant has the lowest number of GWP and ODP. Therefore, it does not add the negative effect caused by halocarbon refrigerant. Hydrocarbon refrigerant is one kind of natural refrigerant. This study aims to the value of heat transfer coefficient and comprehend the factors affecting the value of heat transfer coefficients. Heat transfer coefficient increase with an increase of heat flux. Meanwhile the value of heat transfer coefficients varies in low mass flux conditions and increase with rise of the mass flux. Vapor quality and saturation temperature becomes additional factors affecting to the value of heat transfer coefficient.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library