Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dion Dewa Barata
Abstrak :
ABSTRAK
Disertasi ini membahas penempatan kapital simbolik pengendara Harley Davidson di Indonesia dalam mencari dan menggunakan kapital simbolik tersebut secara efektif dalam konteks kebebasan dan persaudaraan dalam komunitas Harley Davidson. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa kapital simbolik dibutuhkan oleh suatu komunitas sebagai bagian dari identitas dan digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan posisi sosial anggotanya baik di dalam komunitas maupun di masyarakat.
ABSTRACT
This study focus on the placement of the symbolic capital of Harley Davidson riders in Indonesia. The purpose of this study is to understand how rider acquire, evaluate and use symbolic capital as their identity and use it to increase their social position. This research is qualitative descriptive. The data were collected by means of deep interview and observation. The results found that the symbolic capital needed by a community as part of its identity and used as a strategy to improve the social position of its members both within communities and in society.
Depok: 2011
D1290
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Gloria Katharina
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Setiap masyarakat memiliki sistem penataan sendiri yang khas Sistem penataan ini dapat dipelajari dan dipahaml lewat cara-cara suatu masyarakat mengklasifikasikan dunianya. Klasifikasi tersebut dapat dilakukan antara lain berdasarkan kategori alam maupun sosial-budaya, dan sering disebut klasi- fikasi simbolik. Dalam kaitannya dengan studi arkeologi (khususnya prasejarah), kajian ini pentlng untuk mengetahui sistem penataan situs, obyek-obyek dalam sltus, dan penataan lainnya. Sayangnya, sistem penataan ini tidak dapat diketa- hui lagi secara jelas melalul tinggalannya. Oleh karena itu, dilakukan studi etnoarkeologi untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Dalam penelitian ini diambil masyarakat yang masih sederhana dan masih melanjutkan tradisi prasejarah (megali- tik), yakni masyarakat Baduy. Permasalahan dalam penelitlan ini adalah bagaimanakah klasifikasi simbolik masyarakat Baduy, serta apakah fungsi dan makna klasifikasi tersebut. Melalui penelitian lni diharapkan diketahui sistem penataan dalam suatu masyarakat, khususnya klasifikasi simbollk beserta fungsi dan maknan a. Pengetahuan mengenai klasifikasi simbolik pada masyara{at Baduy ini diharapkan dapat memperikan pemahaman terhadap sistem penataan atau klasifikasl SimbO11k pada masa lalu. Penelitlan ini bersifat deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan terutama melalui penelitian lapangan dengan metode wawancara mendalam dan pengamatan. Dari penelitian yang telah dilakuyan diketahui bahwa paling tidak pada masyarakat Baduy dlkenal dua golongan klasi ikasi, yakni klasifikasi dua dan klasifikasi tiga. Klasifikasi dna yang ada meliputi klasifikasi DALAM-LUAR dan ATAS-BAWAH. Klasiflkasi DALAM-LUAR mengandung makna (1) teritorial, yang memba i wilayah Baduy menjadi Baduy Dalam dan Baduy Luar, dan (gg tingkat kesuclan dan ketaatan pada adat, yang menunjukkan bahwa Baduy Dalam (inti) lebih suci dan tinggi ketaatannya pada adat dibanding Baduy Luar. Klasi- fikasi ATAS-BAWAH memlliki makna (1) lapisan jagat raya, yakni Dunia Atas dan Dunia Bawah, dan (2) keletakan, baik untuk penataan keletakan kawasan, kampung, rumah, lantai rumah, maupun bukit/gunung. Sementara itu, untuk klasifikasi tiga dikenal (1) pembagian dunia menjadi Dunia Atas-Dunia Tengah-Dunia Bawah, (2) pembaqian rumah menjadi Atap-Badan- Kakl/tiang, (3) pelapisan sosial menjadi tangtu-panamping- dangka, dan (4) tingkat huma (ladang) menjadi huma puun-huma serang-huma tangtu
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 1996
LP.pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Saidi
Abstrak :
Disertasi ini ingin menunjukkan Djawi Sunda, di Cigugur, Kuningan. Sebuah komunitas Adat yang berhasil membangun keruku melalui prinsip:yang penting Melalui penelitian etnografi dan teori interaksi simbolik telah menunjukkan bahwa Seren Taun sebagai alat pengingat yang berisi tuntunan yang penuh makna simbolik dan berhasil merawat tran yang ditempuh lebih mengutamakan arti pentingnya sebuah kebebasan berkeyakinan, penegasan identitas, daripada transmisi tingkat keluarga. Kombinasi antara: resistensi dan adaptasi dalam menghadapi dominasi negara dan hegemoni agama resmi, merupakan perlawanan kultural yang paling mengesankan.
This dissertation aims at indicating survival strategies carried out by Djawi Sunda, Cigugur, Kuningan. It is a community succeeding to establish a peaceful religious life relationship. It suggests that the members have tolerance (sepengertian ethnographic research and symbolic interaction have indicated as a mnemonic device meanings?and a creative performance has worked to mai transmission. The strategy emphasizes more on faith freedom and identity insistence in public than in family. The combination of resistance and adaptation to cope with state domination and formal religious hegemony works impressively.
2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindyah Ayu P.
Abstrak :
Skripsi ini menjelaskan hubungan antara simbol dan ritual dalam kebudayaan masyarakat Kelurahan Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Hal tersebut dapat tergambarkan dalam tradisi ritual Hajat Bumi Kramat Ganceng yang masih dianggap sakral hingga saat ini. Padahal, saat ini masyarakat Pondok Ranggon merupakan masyarakat yang terbuka, dengan akses transportasi yang memudahkan mereka berinteraksi dengan kehidupan kota dan lebih mengedepankan sifat-sifat rasional. Namun, dibalik kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks, masyarakat Pondok Ranggon masih mempertahankan tradisi Hajat Bumi Kramat Ganceng hingga saat ini. Oleh sebab itu Hajat Bumi Kramat Ganceng merupakan objek penelitian skripsi ini. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan konsep penafsiran simbol dari Victor Turner yaitu: exegetical meaning, operational meaning, positional meaning. Ketiga konsep tersebut dapat mewakili kembali simbol yang terdapat dalam ritual Hajat Bumi Kramat Ganceng pada masyarakat Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penulis bukan hanya mencari informasi, tetapi lebih kepada untuk memahami suatu objek penelitian berdasarkan makna dan nilai masyarakat yang bersangkutan. ...... This undergraduated thesis describes the relation between symbols and ritual of culture Pondok Ranggon village society in East Jakarta Province. That relation can be seen in Hajat Bumi Kramat Ganceng ritual, which still as sacred one until now. Although nowdays the society in Pondok Ranggon society is open minded society, which seen in a transportation acces to the city and trust to rational characteristic. However, behind the needs of an increasingly complex, society of Pondok Ranggon village still retain traditional ritual Hajat Bumi Kramat Ganceng until now. Therefore, ritual Hajat Bumi Kramat Ganceng is the object of research this essay. The research was conducted with the use of Interpretation symbols from Victor Turner, consist of: exegetical meaning, operational meaning, and positional meaning. They are a unit that capable of representing the symbols in the ritual Hajat Bumi Kramat Ganceng and Pondok Ranggon village society in East Jakarta Province. The research method used in this research is Qualitative Method, by using this method, researcher not only looking for information but more to understand the object of research based on meaning and value of pertinent community.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carnap, Rudolf
New York: Dover Publications, 1958
511.3 CAR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A. Jauhar Fuad
Abstrak :
Nydran is the heritage of hindu, nowadays it has transformed after islam spread in java. This transformation produced local tradition without the Islamic dogma and local tradition. The tradition has religious meaning concering with thanksgiving performance to Allah and wishing Allah SWT will receive the best from their ancient people or family. Nyadran is one of media for them to hope the safety life and welfare even it can illuminate the cultural transformation among them.
Tulungagung: Lembaga penelitian, pengabdian dan penerbitan ( LP3M) STAIN Tulungagung, 2013
JDP 13:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Nyoman Ayu Kunti Aryani
Abstrak :
ABSTRACT
Leko merupakan salah satu kesenian yang terdapat pada beberapa wilayah di Bali, salah satunya di Kabupaten Jembrana. Leko yang ada di Jembrana merupakan sebuah tari balih-balihan (hiburan) yang memiliki kekhasan tersendiri yakni penari dijaga oleh seorang pecalang yang membawa klewang (pedang) serta tidak memperkenankan pengibing untuk menyentuh penari.

Penelitian ini merupakan salah satu upaya pelestarian tari Leko di Pendem Jembrana, melalui pendokumentasian secara tertulis yang membahas secara rinci mengenai tari Leko dari sudut pandang tari. Fokus bahasan dalam penelitian ini yakni tari Leko di Pendem Jembrana yang dianalisis melalui kajian tekstual. Analisis tekstual merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis informasi dalam riset akademik. Dalam hal ini, tari Leko dipandang sebagai sebuah teks yang dapat dibaca layaknya sebuah tulisan. Kajian tekstual dalam tari Leko dibahas melalui tiga pokok bahasan yang meliputi koreografis, struktural, dan simbolik.

Koreografis membahas mengenai gerak tarinya, teknik gerak, gaya gerak, jumlah penari, jenis kelamin dan postur tubuh, ruang dalam tari Leko, waktu, musik iringan tari, analisis dramatik, serta tata teknik pentas (tata cahaya, tata rias, dan tata busana). Struktural pembahasannya meliputi struktur gerak dan struktur pementasan tari Leko. Sedangkan pada bagian simbolik membahas mengenai simbol pada gerak, kostum, dan tata riasnya. Penulisan ini berdasarkan pengamatan melalui video tari Leko yang dipentaskan pada Pesta Kesenian Bali tahun 2009. Metode yang digunakan dalam tulisan ini, yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Berdasarkan uraian pembahasan mengenai koreografis, struktural, dan simbolik, dapat disimpulkan bahwa tari Leko Jembrana memiliki koreografi, struktur dan simbol dalam tari Bali yang masih bersifat tradisi Bali dan belum mendapat pengaruh perkembangan gerak seperti yang berkembang saat ini.
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Th. Ratih Sawitridjati
2007
T38300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Preciosa Alnashava J.
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang bagaimana representasi kekerasan simbolik dalam hubungan romantis pada serial situasi komedi How I Met Your Mother serta bermaksud membongkar ideologi patriarki di balik representasi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis semiotika Roland Barthes dan teknik pengumpulan data melalui analisis teks, serta studi literatur. Konsep kekerasan simbolik yang digunakan dalam penelitian ini beranggapan bahwa hubungan romantis heteroseksual merupakan bentuk kekerasan simbolik pada perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serial komedi situasi How I Met Your Mother menampilkan kekerasan simbolik dengan mereproduksi mitos perempuan dalam hubungan romantis sebagai : objek seks, makhluk yang emosional, dan pihak yang harus lebih rela berkorban. Mitos ini lah yang mengkonstruksikan ideologi patriarki di balik komedi situasi How I Met Your Mother.
This research tries to explain about how the representation of symbolic violence in romantic relationships in a sitcom, How I Met Your Mother, and to expose the pathriarchal ideology behind the representation. This is a qualitative research with semiotic by Roland Barthes as the method to analyze the text and text analysis technique along with literature study to collect the data. The concept of symbolic violence, that is used in this research, assumes that a heterosexual romantic relationship is a form of symbolic violence to women. The result of this research indicates that How I Met Your Mother displays symbolic violences by reproducing myths towards women as: sex symbols, emotional beings and the ones who have to be more self-sacrificing than men. These myths construct the patriarchal ideology behind How I Met Your Mother.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30603
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>