Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Fera Ibrahim
"Studi seroepidemiologi memperlihatkan adanya antibodi yang bereaksi terhadap HTLV-1 di pelbagai spesies "Old World Monkey" dan Apes di Afrika dan Asia, tidak pada "New world monkeys" atau prosimian . Virus tersebut kemudian telah diisolasi dan disebut Simian T lymphoiropic virus type I (STLV I). Pemeriksaan skrening serologi khusus STLV I sampai saat ini belum ada. Pada penelitian ini tes DEIA (Dot Enzyme Immunosorbent Assay) yang merupakan modifikasi tes ELISA dikembangkan untuk mendeteksi anti STLV I. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah DEIA, dengan menggunakan antigen yang berasal dari kultur sel lestari limfosit monyet seropositif dapat dipergunakan untuk mendeteksi adanya antibodi anti STLV-I"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mettadevi Septiany Gunawan Tjio
"ABSTRAK
Telah dilakukan analisis dermatoglifi secara kuantitas pada telapak tangan pria infertil penderita azoospermia dibandingkan dengan pria fertil, sebagai kontrol. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dermatoglifi telapak tangan pada kedua kelompok tersebut. Sampel terdiri dari 32 orang setiap kelompok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencetak dermatoglifi telapak tangan dengan tinta finger print menurut cara yang dilakukan oleh Cummins dan Midlo. Hasil analisis dermatoglifi frekuensi pola sulur pada kelima daerah telapak tangan, yaitu: Thenar atau interdigital 1, interdigital 2, interdigital 3, interdigital 4, dan hipothenar, untuk pria infertil penderita azoosperinia adalah 14,06% , 3,13%, 28,13%, 70,31%, dan 7,81%. Sedangkan untuk pria kontrol adalah 15,63%, 1,57%, 12,50%, 57,81%, 1,57% Jumlah sulur a-b total rata-rata pada kedua belah telapak tangan pria infertil penderita azoospermia 74,25, sedangkan pria kontrol 76,22. Besar sudut atd rata-rata pada kedua belah telapak tangan pria infertil penderita azoosperinia 75,75°, sedangkan pria kontrol 77,69°. Besar derajat transversalitas rata-rata pada kedua belah telapak pnia infertil penderita azoospermia 66,38°, sedangkan pria kontrol 73,28°. Frekuensi garis lipatan simian dan Sydney (uni+bilateral) pria infertil penderita azoospermia 12,50% dan 0%, sedangkan pria kontrol 6,25% dan 3,13%. Hasil uji chi-kuadrat terhadap frekuensi ada tidaknya pola sulur pada kelima daerah di telapak tangan, hanya pada interdigital 3 yang menunjukkan perbedaan (X² = 4,827; p<0,05). Hasil uji Mann-Whitney terhadap rata-rata jumlah sulur a-b (Z= -1,129; α 0,05), rata-rata besar sudut atd (Z= -0,611; α= 0,05) dan rata-rata besar sudut transversalitas (Z= -1,128; α= 0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan di antara kelompok tersebut. Hasil uji chi-kuadrat terhadap frekuensi garis lipatan simian (X² 0,736; p> 0,05) dan Sydney (X² = 1,016; p>0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan. Kesimpulan yang dapat diainbil dari hasil penelitian ini adalah: Dermatoglifi telapak tangan pria infertil penderita azoospermia berbeda dengan dermatoglifi telapak tangan pria kontrol hanya dalam hal frekuensi adanya pola sulur pada daerah interdigital 3."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library