Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setia Abikusna
"Pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masih rendah, dibandingkan minyak (34%), batubara (20%), dan gas (20%), pemanfaatan sumber energi untuk air 3%, panas bumi 1%, bahan bakar nabati 2%, dan biomassa 20%. Padahal sumber energi yang tidak terbarukan semakin menipis akibat meningkatnya konsumsi minyak bumi sebagai bahan bakar. Hal ini membuat kita harus mencari alternative renewable energy, salah satunya adalah bio-ethanol. Dalam penelitian ini memanfaatkan bio-ethanol, hasil destilasi, sebagai bahan bakar pencampur pada motor dinamis berbahan bakar premium serta membandingkan performa motor dengan melakukan simulasi CFD (dengan Fluent 6.3.26) pembakaran dengan variasi bio-ethanol tersebut (E10 dan E20). Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran premium dengan bio-ethanol (E20) menunjukkan kualitas pembakaran yang baik, yang menghasilkan performa dan emisi yang optimum.

Utilization of renewable energy in Indonesia is still minimum, compared to oil (34%), coal (20%), gas (20%), energy source of water 3%, geothermal 1%, biofuel 2%, and biomass 20%. While unrenewable energy source is decreasing, due to increase of it consumption for fuel. It makes us need to look for alternative renewable energy, with bio-ethanol as one of it. This research uses bio-ethanol, distillation result, as mixed fuel to dynamic engine with gasoline fuel, and compares engine performance by doing CFD simulation combustion (with Fluent 6.3.26) with bio-ethanol variation of E10 and E20. The research result revealed that gasoline mixture with bio-ethanol (E20) showed a good quality of combustion, which produce optimal performance and emission."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin
"ABSTRAK
Untuk merancang dan membuat prototype Exhaust System dengan Catalytic converter untuk sepeda motor 4 langkah 110 cc terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu antara lain : Survey pasar yang akan digunakan untuk mendapatkan spesifikasi yang sesuai dengan keinginan pelanggan yang akan dikembangan pada produk ini.
Penelusuran patent dilakukan untuk mendapatkan alternatif solusi dalam masalah perancangan dan menghinddri klaim penjiplakan. Selain itu juga dilakukan penilaian pada beberapa produk yang sudah ada dipasar.
Pemilihan material dilakukan dengan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Asbhy yang didasarkan pada lingkungan kerja korosif temperatur kerja yang tinggi dan harga yang bersaing.
Simulasi CFD dengan menggunakan Ansys digunakan untuk mendapatkan bentuk geometri yang akan menghasilkan distribusi aliran yang seragam pada katalis, dan menganalisa backpressure yang terjadi pada model.
Model yang sudah diuji dan dioptimasi akan dibuat prototype nya dan diuji backpressure dan unjuk kerja mesin kendaraan di dynamometer.

ABSTRACT
In design and making of Exhaust System prototype with Catalytic converter there are some activities, that is Market Survey to be used to get specification to develop at product.
Patent research conducted to get solutions in problem of scheme and avoid plagiarizing claim.
Besides that also conducted assessment at some product is the market.
Material Selection conducted by using method developed by Asbhy based on corrosive environment, high temperature working conditio, and competitive price..
CFD Simulation by using Ansys software used to get geometry form to yield uniform stream distribution to catalyst, and analyze backpressure that happened at the model.
The model that has been test and optimized will make as prototype and the prototype will be test at backpressure and engine performance in dynamometer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14951
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Cholidy
"Dalam penelitian ini mengkaji tentang pressure drop dari aliran pendidihan dua fase(boiling two phase flow) untuk refrigran Propane (R-290), tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mencari refrigerant alternatif. Nilai penurunan tekanan diperoleh dari heat flux 5-20 kW/m2, Mass Flux 50-400kg/m2s, temperature saturasi 100C dan 50C serta kualitas uap hingga 1,0. Test Section berbentuk tabung stainless steel dengan diameter dalam 1,5 mm dan 3,0 mm, dengan panjang 2000 mm. Pada pipa konvensional nilai penurunan tekanan didapat dari heat flux 5.21-19.03 kW/m2 , Mass flux 366.11 – 637.63 kg/m2s, temperatur saturasi 6.75 – 19.39 0C, dengan diameter dalam 7.6 mm serta panjang 1070 mm. Penelitian ini menunjukkan pengaruh mass flux, heat flux, ukuran dalam diameter tabung dan temperature saturasi pada penurunan tekanan, hasil percobaan akan dibandingkan dengan penurunan tekanan hasil eksperimen dan jurnal. Untuk mengkomparasi nilai pressure drop dari eksperimen dilakukan simulasi menggunakan metode Computational Fluid Dynamics. Model simulasi yang digunakan adalah nucleate boiling dan wall boiling, sedangkan untuk memastikan bahwa propane mengalami perubahan fase digunakan metode Eulerian. Dengan menggunakan software ANSYS 14.0 Fluent nilai pressure drop yang didapat memiliki deviasi 9% untuk diameter inlet 3 mm sedangkan untuk diameter inlet 1.5 mm deviasi mencapai -77,67%, dan untuk pipa konvensional deviasi -61.29 %.

This study discusses the pressure drop of two-phase flow boiling for refrigerant Propane (R-290), the purpose of this study is looking for an alternative refrigerant. Pressure drop value’s obtained by heat fluxes range from 5-20 kW/m2, Mass Flux from 50-400kg/m2s, saturation temperature 100C, 50C and vapour quality to 1.0. Test Section made from stainless steel with a diameter of 1.5 mm and 3.0 mm, with a length of 2000 mm. As for the conventional pipe pressure drop value from 5,21 to 19,03 kW/m2 for heat flux, mass flux 366.11 - 637.63 kg/m2s, saturation temperature 6.75 – 19.39 0C, with inlet diameter 7.6 mm and length of 1070 mm. This study shows the effect of mass flux, heat flux, pipe inlet diameter and saturation temperature on pressure drop. Experimental results will be compared with the pressure drop simulation results. For compare pressure drop value of experiments conducted simulation using Computational Fluid Dynamics. Simulation model used is nucleate boiling and boiling wall, to ensure the propane have phase change used Eulerian method. By using the software ANSYS FLUENT 14.0 pressure drop values obtained have a deviation of 9% for the inlet diameter 3 mm and 1.5 mm for the inlet diameter deviation reaches -77.67%, while for conventional pipe -61.29% deviation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Putra Prasetya
"Burner merupakan bagian dari proses gasifikasi yang bertujuan untuk menyalakan api dengan mencampurkan bahan bakar dengan oksidator. Burner yang ada saat ini tidak optimal dalam membakar bahan bakar, rasio antara udara-bahan bakar tidak dalam kondisi optimum. Hal ini disebabkan proses pencampuran udara dan bahan bakar hanya mengandalkan udara dari atmosfer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan desain ijektor sehingga rasio udara dan bahan bakar dalam nilai optimum tanpa menggunakan blower udara tambahan. Penelitian ini dilakukan oleh aliran dingin simulasi menggunakan CFD (computational fluid dynamic) software."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayndri Widi Prabowo
"Air tawar merupakan kebutuhan utama bagi semua makhluk hidup, bagi masyarakat air tawar merupakan faktor yang tidak dapat dipisahkan dari beragam aktifitas termasuk bagi masyarakat pesisir, pada kenyataannya jumlah air tawar jauh lebih sedikit dari air laut untuk itu diperlukan suatu teknologi sederhana yang mampu memenuhi kebutuhan air tawar bagi semua kalangan. Salah satu teknologi sederhana yang dimaksud adalah teknologi desalinasi air laut berbasis energi matahari. Solar concentrator adalah alat pengumpul panas matahari dengan cara memantulkannya ke satu titik fokal, pada titik fokal tersebut diletakan pipa collector atau absorber yang berfungsi sebagai penampung air laut, temperatur permukaan pada pipa collector akan meningkat dan terjadi proses heat transfer ke arah fluida di dalam pipa yang kemudian terjadi penguapan, uap inilah yang nantinya di condensasikan untuk kemudian ditampung menjadi air tawar. Secara teoritis produksi air tawar yang mampu dihasilkan oleh alat adalah 0.115L/jam dengan intensitas radiasi konstan 1000 W/m2. Variasi temperatur akan terjadi bila intensitas radiasi tidak stabil, analisa persebaran temperatur pada permukaan pipa collector dapat dilihat dengan simulasi CFD ANSYS FLUENT 17.2. Hasil dari penelitian ini menunjukan waktu alat dapat bekerja secara optimal.

Fresh water is an essential requirement for all organism, especially for human, in fact the amount of fresh water is much less than sea water for it required a simple technology that have ability to produce fresh water. One simple technology in question is seawater desalination technology based on solar energy. Solar concentrator is a means of collecting solar heat by means of reflecting it into a focal point, then the absorber or collector pipe placed on. the surface temperature on the collector pipe will increase and sea water will evaporation at the saturated temperature, the vapor product of boiling sea water will condensation and produce fresh water. Theoretically the production of fresh water that can be produced by the tool is 0.115L h with a constant radiation intensity of 1000 W m2. Variations in temperature will occur when the intensity of radiation is not stable, the analysis of temperature distribution on the surface of the collector pipes can be seen with the ANSYS FLUENT CFD simulation 17.2. The results of this study indicate when the tool can work optimally."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haasyir Ibrahim
"Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya adalah lautan. Pada UU No. 6 tahun 1996 dinyatakan bahwa Indonesia memiliki 17.508 Pulau. Banyaknya pulau dan luasnya lautan di Indonesia harus diimbangi oleh kebutuhan transportasi dan penunjang lainnya berupa kapal patroli yang digunakan untuk melakukan pengawasan pada perairan Indonesia. Hambatan kapal patroli memiliki nilai yang tinggi disebabkan kebutuhan kapal patrol untuk melaju pada kecepatan yang tinggi. Oleh sebab itu diperlukannya pengembangan pada desain kapal agar dapat menekan nilai hambatan total. Hal tersebut sejalan dengan keinginan Indonesia pada SDGs untuk melakukan perbaikan energi terutama pengembangan di sektor industri maritim. Menurut IMO(2014), pelayaran internasional menyumbang 796 juta ton CO2 pada tahun 2012. Pengurangan hambatan total dapat dilakukan dengan optimasi desain lambung kapal yang menghasilkan lambung kapal yang lebih streamline. Pengembangan optimasi menggunakan B-spline telah dilakukan oleh Sairoz(2005), Uyar et al.(2017) menggunakan metode Invasive weed untuk melakukan optimasi untuk memperhalus kurva B-spline. Bahkan B-spline digunakan untuk mencari optimasi stabilitas kapal menggunakan B-spline. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan evaluasi kurva B-spline dengan konfigurasi derajat 10, 15, dan 20. Pengujian simulasi menggunakan CFD Ansys Fluent dengan variasi kecepatan Fn 0,48-0,85 dengan penambahan tiap 0,06. Hasil didapatkan bahwa desain yang paling optimum adalah desain dengan konfigurasi derajat 20 dengan perubahan terhadap desain awal sebesar Δ (%) = 27,50%., desain derajat 15 = 17,24%., dan desain derajat 10 = 18,79%
Indonesia is an archipelagic country, most of which is the ocean. In Law no. 6 of 1996 stated that Indonesia has 17,508 islands. The number of islands and the breadth of the oceans in Indonesia must be provided by transportation needs and other supports in example kind of patrol boats used to carry out surveillance in Indonesian waters. Patrol boat resistance has a high value because of the patrol boat's need to travel at high speed. Therefore, it is necessary to develop the ship design in order to reduce the total resistance value. This is in line with Indonesia's desire on the SDGs to improve energy, especially development in the maritime industry sector. According to IMO(2014), international shipping had 796 million tonnes of CO2 in 2012. Total drag reduction can be achieved by optimizing the hull design which results in a finer hull or it’s called stream line. The development of optimization using B-spline has been carried out by Sairoz (2005), Uyar et al. (2017) used the Invasive weed method to optimize for smoothing the B-spline curve. Even B-spline is used to find optimization for stability of the ship. The method used in this research is to evaluate the B-spline curve by configuring degrees 10, 15, and 20. Simulation testing uses CFD Ansys Fluent with speed variations from froude number 0.48 to 0.85 with the addition of 0.06 each. The results obtained that the most optimal design is a design with a 20 degree configuration with changes to the initial design at Δ (%) = 27.50%, design with 15 degree configuration = 17.24%, and design with 10 degree configuration = 18.79%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Waskitajati
"Cadangan energi primer yang terus menipis mendorong manusia untuk berusaha mencari sumber energi lain sebagai penggantinya. Energi alternatif sebagai energi yang mampu diperbarui diharapkan dapat menjadi solusi untuk diversifikasi bahkan menjadi pengganti sumber energi primer seperti bahan bakar minyak. Salah satu pemanfaatan energi alternatif adalah konversi biomassa menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar. Untuk mengaplikasikan energi alternatif tersebut, dalam penelitian ini dilakukan pembuatan prototype, pengujian dan simulasi pada satu digester anaerob sebagai alat utama penghasil biogas. Tujuannya adalah ingin mengetahui berapa banyak biogas yang mampu dihasilkan oleh alat uji dan mensimulasikan reaksi kimia yang terjadi di dalam digester serta mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pengujian dilakukan dengan memberikan input slurry dengan substrat eceng gondok (Eichhornia crassipes) sebanyak 4×10-3 m3/hari pada temperatur 290C dengan periode hydraulic retention time 40 hari. Pada pengujian di peroleh volume biogas total yang dihasilkan sebesar 461×10-3 m3. Sedangkan pada simulasi CFD dilakukan simulasi reaksi C6H12O6 menjadi CH4 dan CO2. Hasil yang diperoleh pada simulasi menunjukan bahwa fraksi massa untuk CH4 dan CO2 yang diperoleh masing-masing sebesar 0,2477 dan 0,7129. Selisih fraksi massa antara CH4 dan CO2 secara teoritis terhadap fraksi massa hasil simulasi secara berturut-turut bernilai 9,81 % dan 2,34 %.

Primary energy reserves are going declining and people seek other energy sources as a replacement. Today, alternative energy sources or renewable energy sources are being constantly developed and utilized. Alternative energy is the energy that can be renewed and expected become a solution to diversify or even be a substitute for primary energy sources such as fuel oil. One of the utilization of alternative energy is the biomass conversion into biogas which can be utilized as a fuel source. In this study, the author develop prototyping, testing and simulation of anaerobic digester to produce biogas. The objective is to find out how much biogas could be produced by a prototype and to simulate the chemical reaction occur inside the digester and also to study the factors that influence the performance of biogas production. Testing conducted by feeding the slurry of water hyacinth (Eichhornia crassipes) as much as 4×10-3 m3/day at a temperature of 290C with 40 days hydraulic retention time. For the result, total volume of biogas reached 461×10-3 m3. The CFD simulations conducted reaction of C6H12O6 into CH4 and CO2. The simulation results obtain the range of mass fraction for two species CH4 and CO2 are 0 - 0.2477 and 0 - 0.7529, respectively. Difference mass fraction value between CH4 and CO2 theoretically against the simulation results are about 9,81% and 2,34%, respectively."
2011
S158
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Kholis
"Dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas dari pengering semprot banyak cara dilakukan antara lain dengan menggunakan pemanas listrik(sistem 1),pemanas pompa kalor (sistem 2), pemanas refrijerasi dan dehumidifier (sistem 3). Dari ketiga sistem ini dapat ditentukan sistem yang cocok digunakan untuk kondisi lingkungan tertentu. Untuk mendapatkan karakteristik dari pengering semprot diperlukan perancangan, simulasi CFD dan eksperimen dengan variasi suhu udara dan flow bahan. Hasil simulasi menunjukkan kecenderungan yang sama dengan hasil eksperimen pada sistem 1.
Dari kecenderungan ini, untuk sistem 2 dan sistem 3 data simulasi dapat digunakan untuk mendapatkan laju pengeringan. Untuk setiap 1 kW daya yang diberikan, laju pengeringan pada sistem 1 adalah 0.0000427 kg/s, sistem 2 adalah 0.0003235 kg/s dan sistem 3 adalah 0.0003512 kg/s. Pada simulasi sistem 3 dengan variasi flow udara, suhu udara keluar dan kinerja sistem semakin kecil dengan bertambahnya flow udara. Sedangkan untuk variasi daya kompresor, suhu udara keluar semakin besar dengan bertambahnya daya kompresor dan kinerja sistem semakin kecil dengan bertambahnya daya kompresor.

In effort to increase efficiency of spray dryer many things can do for instance by using electric heater(first system), heat pump heater(second system)and refrigeration heater with dehumidifier(third system).From these methods, can be choosed which system capable using in environment. To find spray dryer characteristic needed design, CFD simulation and experiment with air temperature and feed flowrate variation. CFD simulation results describe same trend with experiment result by using first system.
From this trend, for second system and third system CFD simulation can be used to get drying rate. For each 1 kW power used, drying rate in first system is 0.0000427 kg/s, second system is 0.0003235 kg/s and third system is 0.0003512 kg/s. In third system simulation with air flowrate variation, out air temperature and system effectiveness become smaller with air flowrate become higher. For compressor power variation, out air temperature become higher with compressor power become higher and system effectiveness become smaller with compressor power become higher.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S724
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library