Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nila Kencana Sari
"ABSTRAK

Latar belakang : Rekonstruksi defek jaringan tulang merupakan tantangan utama yang dihadapi ahli bedah mulut dan maksilofasial. Elemen dasar yang dibutuhkan dalam suatu rekayasa jaringan adalah sel, scaffold matriks serta molekul stimulan growth factors . Bagaimana sifat mekanik dari scaffold kitosan/hidroksiapatit/kolagen produksi BATAN, Jakarta, belum pernah diteliti. Tujuan : Menganalisa sifat mekanik scaffold kitosan/hidroksiapatit/kolagen produksi BATAN, Jakarta, sebelum dan setelah direndam dalam simulated body fluid selama 8 hari. Metode : Menyediakan scaffold komposit kitosan/hidroksiapatit/kolagen, kemudian merendam scaffold didalam simulated body fluid pada suhu 37 0C, selama 8 hari. Kemudian masing ndash; masing scaffold diangkat dan dikeringkan pada suhu ruang pada hari 0, 2, 4, 6, 8. Untuk diuji kekuatan tekan dan kekuatan tarik. Data yang diperoleh diolah dan dianalisa. Hasil : Variasi nilai kekuatan tekan dan kekuatan tarik dapat dihubungkan dengan beberapa hal , ukuran spesimen yang tidak seragam, komposisi scaffold, ukuran pori scaffold yang tidak sama dan adanya degradasi dari kandungan polimer. Kesimpulan : Scaffold kitosan/hidroksiapatit/kolagen tidak memiliki kekuatan tarik dan kekuatan tekan sebelum dan setelah perendaman masing ndash;masing hari dengan simulated body fluid.

ABSTRACT
Background The reconstruction of bone tissue defect is a major challenge for the oral and maxillofacial surgeon. The basic elements needed in a tissue engineering is a cell, scaffold matrix and stimulant molecules growth factors . How mechanical properties the scaffold of chitosan hydroxyapatite collagen production BATAN, Jakarta, has never been in research. Purpose Analyze the mechanical properties the scaffold of chitosan hydroxyapatite collagen from BATAN, Jakarta, before and after immersion in simulated body fluid for 8 days. Method Provides a composite scaffold of chitosan hydroxyapatite collagen, then soaking the scaffold in SBF at 37 0 C, for 8 days. Then each scaffold is removed and dried at room temperature on the day of 0, 2, 4, 6, 8. To test the compressive strength and tensile strength. The data obtained were processed and analyzed. Results Variations in the value of the compressive strength and tensile strength can be attributed to several things, the size of the specimen which is not the same, the composition of the scaffold, scaffold pore size is not the same and the degradation of the content polimer. Summary Scaffold chitosan hydroxyapatite collagen does not have differences the tensile strength and compressive strength before and after immersion with simulated body fluid."
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Dwi Adani
"Sifat mekanik Mg mirip dengan tulang manusia dan dapat terurai secara alami membuat Mg cocok dijadikan biomaterial implan mampu luruh. Namun, laju korosi Mg yang tinggi membatasi aplikasi praktisnya. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menambahkan 9 wt% Li dan 1 wt% Zn ke dalam magnesium murni untuk meningkatkan formability dan ketahanan korosinya. Penelitian diawali dengan homogenisasi Mg-9Li-Zn pada suhu 350°C selama 3 jam untuk mendapatkan mikrostruktur yang lebih seragam. Mikrostruktur, sifat mekanik, dan sifat korosi Mg-9Li-Zn diteliti untuk mengetahui perilaku mampu luruh paduan. Hasil pengujian OM dan XRD menunjukkan mikrostruktur Mg-9Li-Zn terdiri dari fase α-Mg dan β-Li. Di sisi lain, pengujain SEM menunjukkan adanya partikel MgO dan ZnO pada Mg-9Li-Zn. Sifat mekanik yang diteliti dengan pengujian tarik dan kekerasan mikro menunjukan nilai elongasi yang lebih tinggi dan kekuatan yang lebih rendah dibandingkan Mg murni. Sifat korosi didapatkan dari pengujian polarisasi dan imersi selama 2 minggu dalam larutan revised-SBF. Baik pengujian polarisasi maupun imersi menghasilkan laju korosi Mg-9Li-Zn yang lebih kecil dibandingkan Mg murni. Oleh karena itu, dengan adanya 9 wt% Li dan 1 wt% Zn dalam Mg murni, mikrostruktur dan sifat mekanik berubah, serta laju korosi menjadi lebih kecil.

The mechanical properties of Mg are similar to human bone and can decompose naturally, making Mg suitable for biodegradable implant materials. However, the high corrosion rate of Mg limits its practical application. One way to solve this problem is to add 9 wt% Li and 1 wt% Zn to pure magnesium to increase its formability and corrosion resistance. The experiment was initiated by homogenizing Mg-9Li-Zn at 350°C for 3 hours to obtain a more uniform microstructure. Microstructure, mechanical properties, and corrosion properties of Mg-9Li-Zn were investigated to determine the alloy's biodegradable behavior. The results of the OM and XRD tests showed that the Mg-9Li-Zn microstructure consisted of α-Mg and β-Li phases. On the other hand, SEM test showed the presence of MgO and ZnO particles in Mg-9Li-Zn. The mechanical properties studied by tensile and microhardness tests showed higher elongation values and lower strength than pure Mg. Corrosion properties were obtained from polarization and immersion testing for 2 weeks in the revised-SBF solution. Both polarization and immersion tests resulted in a lower corrosion rate of Mg-9Li-Zn than pure Mg. Therefore, in the presence of 9 wt% Li and 1 wt% Zn in pure Mg, the microstructure and mechanical properties changed, and the corrosion rate became smaller."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"PERBANDINGAN METODE PENGERINGAN TERHADAP RESORBSI AMNION DALAM LARUTAN SIMULATED BODY FLUID (SBF). Telah dilakukan percobaan resorbsi membran amnion kering udara (air dried) dan amnion liofilsasi di dalam larutan SBF. Sembilan (9) lembar membran amnion lifolisasi dan amnion kering udara steril berukuran 3 x 3 cm, masing-masing dimasukkan dalam sembilan bah botol yang berisi 25 ml larutan SBF dengan pH 7.40. Sampel di inkubasi pada suhu 37'C selama 1 minggu. Setelah hari ke tujuh membran amnion yang tersisa dicuci dengan aquadest steril, lalu dikeringkan didalam oven suhu 60'C selama 24 jam, kemudian ditimbang beratnya. Percobaan ini dilakukan sampai didapatkan bobot tetap. Hasil menunjukkan bahwa amnion liofilisasi dapat diresorbsi lebih cepat dibandingkan dengan amnion kering. "
Jakarta: Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi,
540 BG
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Rajagukguk, Nathania Judith
"Sifat biokompatibilitas dan karakteristik Magnesium yang sesuai dengan tulang manusia meningkatkan penelitian pada Magnesium dan paduannya untuk aplikasi klinis khususnya implant mampu luruh. Laju pembentukan hidrogen dan degradasi yang terlalu cepat menghambat aplikasi Magnesiun sebagai implan secara lebih luas. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memahami pengaruh dari berbagai kondisi deformasi berupa canai panas terhadap perilaku korosi dari AZ31B di dalam Simulated Body Fluid. Canai panas pada suhu 35oC dan 450oC dengan reduksi 20% dan 50% kepada paduan AZ31B. Paduan AZ31B yang sudah di canai kemudian diamati menggunakan metalografi, uji keras, XRD, SEM, dan ICP-MS. Terjadi perubahan mikrostruktur berupa grain refinement dan peningkatan nilai kekerasan pada AZ31B setelah dicanai. Pengujian imersi selama 14 hari serta pengujian polarisasi dilakukan untuk mengamati perilaku korosi secara in vitro dari paduan sebelum dan sudah di canai panas. Terjadi penurunan laju korosi pada sampel yang mengalami canai panas jika dibandingkan dengan paduan AZ31B as received. Perubahan tersebut ditunjukkan dengan evolusi hidrogen lebih sedikit, massa yang hilang lebih sedikit, dan Icorr semakin negatif. Dapat disimpulkan bahwa perlakuan canai panas pada paduan AZ31B meningkatkan ketahanan korosi nya sehingga menunjukkan potensial yang baik untuk aplikasi implan mampu luruh.

Magnesium’s biocompatibility and similar characteristics to human bones have increased interest in the research of Magnesium and its alloys for clinical application mainly as biodegradable implants. Rapid hydrogen formation and degradation rate have hindered Magnesium to be applied widely as an implant. This research is done in order to understand the affect of various conditions of deformation like hot rolling to the corrosion behavior of AZ31B in Simulated Body Fluid. Hot rolling done in 350oC and 450oC with a 20% and 50% reduction is done to the AZ31B alloy. The AZ31B alloy that have been hot rolled was observed with metallographic examinations, Vickers Hardness test, XRD, SEM, and ICP-MS. A change in the alloy’s microstructure due to grain refinement and increase in hardness was observed after hot rolling. A 14 day immersion test and polarization was performed to evaluate the in vitro corrosion properties of the AZ31B alloy before and after hot rolling. A decrease in the deformed alloy’s corrosion rate was observed compared to the as received AZ31B. This change is demonstrated with less hydrogen gas evolved, reduced weight loss, and a more negative Icorr. From these results we can conclude that the hot rolling that was done to the AZ31B alloy increased its corrosion resistance and therefore showed great potential for it’s application as biodegradable implants."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Abdillah
"Difusi adalah sebuah fenomena yang sangat menarik, dimana dua atau lebih zat dengan massa atau konsentrasi yang berbeda bercampur dalam satu area tertentu, dan pengukurannya dapat didasarkan pada koefisien difusi. Pengaruh temperatur terhadap fenomena difusi juga sangat menarik karena difusi zat selalu berhadapan dengan temperatur. Sistem pengukuran koefisien difusi otomatis dan terintegrasi menggunakan metode sederhana Wiener yang dimodifikasi dapat dibangun untuk menunjang pengukuran yang lebih akurat dan cepat. Sistem ini menggunakan GUI sebagai antarmuka, pemrosesan citra digital, serta pengolahan data kurva pembiasan yang menghasilkan nilai koefisien difusi secara otomatis, dan dengan waktu yang dapat diatur. Sistem ini terbukti berhasil mengolah citra kurva pembiasan fenomena difusi NaCl (Natrium Klorida) – Aquades, NaCl – SBF (Simulated Body Fluid), dan NaCl – Nanogold menjadi nilai koefisien difusi dengan mudah, cepat, dan akurat. Sistem ini memberikan hasil deteksi tepi terbaik pada metode Prewitt, dengan hasil korelasi data yang lebih baik daripada hasil dari metode Canny. Sistem ini juga membuktikan bahwa temperatur dapat mempengaruhi difusi karena temperatur yang bersifat seperti energi kinetik, dan dapat mempercepat pergerakan atau flux dari zat.

Diffusion is a very interesting phenomenon, where two or more substances with different mass or concentration mixed in a certain area, and its measurements can be based on a diffusion coefficient. The effect of temperature to the diffusion phenomenon is also very interesting due to the diffusion’s inevitable interaction to temperature. An automated and integrated diffusion coefficient measurement based on modified and simple Wiener method can be built to support more accurate and faster measurement. This system is using a GUI for the interface, digital image processing, and also deflection beam data processing that automatically results into the diffusion coefficient, and this system can also be timed. It has been proved successful in processing deflection beam image from diffusion phenomenon of NaCl (Sodium Chloride) – Aquadest, NaCl – SBF (Simulated Body Fluid), and NaCl – Nanogold, into values of diffusion coeffient in easy, quick, and accurate way. It also brings better results on Prewitt edge detection method, with better data correlation results than Canny method. It also proves that temperature is indeed affecting diffusion because of the nature of temperature having similar characteristics to kinetic energy, which can accelerate the movements or flux of materials. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fatih
"Paduan magnesium dalam aplikasi implan biomedis menjadi salah satu pilihan material implan karena sifatnya yang biokompatibel, bioaktif dan mampu luruh. Penambahan lithium pada magnesium dapat meningkatkan sifat mekanik magnesium dan mengubah struktur kristalnya dari HCP menjadi BCC dan penambahan aluminium akan meningkatkan sifat mekanik dan korosinya. Akan tetapi litium memiliki efek yang kompleks dalam tubuh manusia sebagai penyebab calcium homeostasis dan kandungan aluminium yang berlebihan pada tubuh manusia dapat menyebabkan keracunan saraf dalam tubuh manusia, sehingga penambahan lithium dan aluminium sebagai paduan magnesium dalam penelitian ini hanya dibatasi pada 14wt% lithium dan 1wt% aluminium (LA141). Perlakuan panas homogenisasi dilakukan pada suhu 350OC sebelum karakterisasi dengan Mikroskop Optik, SEM, EDS dan XRD. Untuk mengetahui sifat-sifat LA141, digunakan metode imersi dan polarisasi dalam Simulated Body Fluid (SBF) untuk sifat korosi dan uji kekerasan serta uji tarik untuk sifat mekanik. Pada pengujian mekanik LA141 memiliki kekuatan tarik sebesar 127 MPa, kuat luluh sebesar 69, Elongasi 28,26%, dan kekerasan sebesar 52,66 VHN. Pada uji sifat korosi LA141dengan pengujian polarisasi dengan larutan SBF memiliki potensial korosi -1,6442, densitas arus korosi sebesar 178 μA/cm2, dan laju korosinya 4,20 mm/Tahun. Akan tetapi pada pengujian imersi dengan larutan SBF memiliki laju korosi 49,70 mm/Tahun dan laju evolusi hidrogen 23,70 ml/cm2/Hari.

Magnesium alloy in biomedical application is a choice for implant materials because of its biocompatibility, bioactive and biodegradable. Addition of lithium in magnesium could improve mechanical properties of magnesium and change its crystal structure from HCP to BCC and addition of aluminum would improve its hardness and corrosion properties. Lithium has complex effect in human body as cause of calcium homeostasis and excess aluminum content on human body can cause nerve toxicity in human body, so addition of lithium and aluminum as alloy of magnesium in this research only limited to 14wt% lithium and 1wt% aluminum (LA141). Homogenization heat treatment in temperature 350oC had been done before characterization with Optical Microscope, Scanning Electron Microscope, Energy Dispersive Spectroscopy dan X-Ray Diffraction. To investigate the properties of LA141, we used immersion and polarization method in Simulated Body Fluid (SBF) for corrosion properties and hardness test and tensile test for mechanical properties. Mechanical testing shows that LA141 have 127 MPa tensile strength, 69 MPa yield strength, 28,26% elongation, and 52,66 VHN hardness. Polarizatiton test shows that LA141 have corrosion potensial at -1,6442 V, corrosion current density at 178 μA/cm2, and corrosion rate at 4,20 mm/Year. However, in immersion test LA141 have 49,70 mm/Year corrosion rate and 23,70 ml/cm2/Day hydrogen evolution rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyhan Pradhana
"Potensi penggunaan magnesium sebagai material utama dalam pembuatan implan mampu luruh sangatlah menjanjikan. Karena, magnesium memiliki karakteristik mekanik yang hampir identik dengan tulang manusia. Namun, tingginya laju degradasi dan evolusi hidrogen didalam larutan tubuh manusia menjadi masalah utama dalam penggunaan magnesium murni sebaga bahan dasar implan mampu luruh. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penambahan paduan kedalam magnesium murni. Penelitian ini akan membahas mengenai Mg-14Li-1Zn (LZ141) terkait pengaruh litium dan seng kedalam magnesium murni. Persiapan specimen As-Cast LZ141 diawali dengan melakukan homogenisasi pada suhu 350oC selama 3 jam. Lalu, specimen LZ141 setelah homogenisasi dilakukan pengujian metalografi, microvickers, uji Tarik, dan SEM-XRD. Perilaku korosi sampel juga diteliti secara in-vitro didalam larutan revised-SBF melalui pengujian imersi selama 2 minggu dan pengujian polarisasi. Hasil dari penelitian ini menujukkan peningkatan sifat kekuatan, duktilitas, dan penurunan laju evolusi hidrogen serta laju korosi, menunjukkan bahwa LZ141 memiliki potensi yang sangat menjanjikan untuk dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan implant mampu luruh.

The Possibility of using magnesium as the main material for Biodegradable implant is very promising. Because, Magnesium has almost identical Mechanical Properties as Human Bone. However, Magnesium’s High Degradation Rate and Hydrogen Evolution in human body fluid become the main problem for the use of pure magnesium as a biodegradable implant. One of the ways to overcome that problem is by adding alloying elements to the pure magnesium. This Paper will review about Mg-14.3Li-0.8Zn (LZ141) regarding the influence of Lithium and Zinc to magnesium alloy. The As-Cast of LZ141 was prepared through a homogenizing process at 350 °C for 3 hours. Then, the homogenized sample’s Mechanical properties were inspected through Metallographic Examination, Microvickers, Tensile Strength, and SEM-XRD Testing. The corrosion behavior was examined in simulated body fluid (SBF) through Immersion test for 2 weeks and Polarization Testing. The result indicated that the addition of lithium and zinc increased toughness & ductility, decreased the degradation rate and hydrogen evolution of LZ141 Material compared to pure magnesium. With that result, we can assume that LZ141 is promising to be the future material used for biodegradable implant. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvita Ramadhina
"Titanium memiliki sifat inert dan biokompatibel sebagai bahan dasar implan tulang manusia. Namun, titanium tidak dapat menginduksi osseointegrasi yang berfungsi untuk mempercepat pemulihan tulang karena tidak memilliki sifat bioaktif sehingga dibutuhkan modifikasi permukaan titanium dengan lapisan material bioaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh energi laser terhadap sifat bioaktivitas Ti-6Al-4V dengan deposisi lapisan tipis magnesium hidroksiapatit menggunakan metode Pulsed Laser Deposition (PLD) ND:YAG dengan panjang gelombang 532 nm (second harmonic). Variasi energi laser berada di energi 60 mJ, 80 mJ, dan 100 mJ. Sampel hasil coating kemudian di-annealing pada temperatur 300 ?C selama dua jam dengan heating rate 5 ?C. Tiap sampel hasil coating kemudian akan direndam dalam r-SBF (Revised Simulated Body Fluid) selama 14 hari dengan temperatur 37 ?C dalam water bath. Karakterisasi sampel hasil coating meliputi uji SEM-EDS, uji XRD, uji kemampubasahan (wettability). Dengan membandingkan uji EDS sampel hasil coating dengan energi 80 mJ memiliki rasio Ca:P tertinggi dibanding sampel lain. Perbandingan hasil tiap sampel menunjukkan semakin tinggi energi laser akan menghasilkan lapisan tipis dengan kemampubasahan lebih rendah. Selain itu, ditemukan bahwa penggunaan energi laser PLD ND:YAG (532 nm) pada energi 60 mJ, 80 mJ, dan 100 mJ tidak berpengaruh pada kristalinitas hidroksiapatit dan hasil deposisi hidroksiapatit merupakan amorf.

Titanium has inert and biocompatible properties as the base material of human bone implants. However, titanium cannot induce osseointegration which serves to accelerate bone recovery because it does not have bioactive properties so it requires modification of the titanium surface with a layer of bioactive material. This study aims to determine the effect of laser energy on the bioactivity properties of Ti-6Al-4V by deposition of a thin layer of magnesium hydroxyapatite using the Pulsed Laser Deposition (PLD) method with a wavelength of 532 nm (second harmonic) using ND: YAG laser. Laser energy variations are at energies of 60 mJ, 80 mJ, and 100 mJ. The coating sample was then annealed at 300 ?C for two hours with a heating rate of 5 ?C. Each coated sample will then be immersed in r-SBF (Revised Simulated Body Fluid) for 14 days at a temperature of 37 ?C in a water bath. Characterization of coating samples includes SEM-EDS test, XRD test, and wettability test. By comparing the EDS test, the coating sample with an energy of 80 mJ has the highest Ca:P ratio compared to other samples. A comparison of the results of each sample shows that the higher the laser energy will produce a thin layer with lower wettability. In addition, it was found that the use of ND:YAG (532 nm) PLD laser energy at energies of 60 mJ, 80 mJ, and 100 mJ had no effect on the crystallinity of hydroxyapatite and the resulting hydroxyapatite deposition was amorphous."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library