Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emmernesia Siti Nurul Ayu Septi
"ABSTRAK ZSM-5 merupakan zeolit yang sangat penting untuk industri karena memiliki struktur pori dan susunan kristal yang memungkinkan dapat digunakan sebagai katalis, adsorben, penukar ion, dan penyaring molekul. ZSM-5 disintesis dari larutan hidrogel dengan komposisi mol 33 Na2O : 44 R : Al2O3 : 100 SiO2 : 4000 H2O : 25 H2SO4, dengan membandingkan efektivitas 2 macam zat pengarah, yaitu tetrapropilamonium bromida (TPA-Br) dan 1,2-etanadiamina (ED). Sintesis dilakukan dengan sistem hidrotermal pada suhu 1800C selama 120 jam untuk zat pengarah ED, dan 240 jam untuk zat pengarah TPA-Br. Zeolit yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan difraktometer sinar-X dan spektrofotometer FT-IR. Zeolit ZSM-5 digunakan sebagai katalis, dengan mengubah Na-ZSM-5 menjadi H-ZSM-5, pada reaksi konversi metanol menjadi hidrokarbon cair yang dilakukan dengan variasi suhu 2000, 2250, 2500, 2750, dan 3000C, dengan menggunakan 2 gram katalis. Hasil analisis kromatografi gas menunjukkan hasil konversi yang diperoleh menggunakan zeolit dengan zat pengarah TPA-Br adalah senyawa sikloheksan dan xilena; sedangkan dengan pengarah ED hanya diperoleh senyawa sikloheksan. Suhu optimum konversi dicapai pada suhu 250oC dengan persen konversi 20,18% untuk H-ZSM-5 dengan TPA-Br dan 0,69% untuk H-ZSM-5 dengan ED. Kata kunci : Sintesis zeolit, ZSM-5, katalis heterogen, konversi metanol. ix + 74 hlm ; gbr. ; tab.; lamp. Bibliografi : 25 (1981-2004)"
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsita Lisnawati
"Hibrida zeolit NaY/ ZSM-5 telah berhasil dibuat di atas permukaan pelat kuarsa. Zeolit ZSM-5 disintesis dengan metode hidrotermal dan zeolit NaY disintesis dengan metode sol-gel. Hasil XRD menunjukkan bahwa phase zeolit ZSM-5 dan NaY terbentuk, hal ini diperkuat dengan hasil SEM dan EDS yang memperlihatkan morfologi ZSM-5 dalam bentuk heksagonal dengan rasio massa Si/Al pada ZSM-5 sebesar 24,21 dan morfologi zeolit NaY bertumpang tindih intergrowth dengan rasio massa Si/Al sebesar 2,14. Analisis dengan menggunakan metode BET mendapatkan luas permukaan ZSM-5 472,27 m2/g dengan ukuran pori 2,32 nm dan luas permukaan zeolit NaY 392,81 m2/g dengan ukuran pori 1,6 nm. ZSM-5 dan Zeolit NaY diimobilisasi di atas permukaan Ag/Au Interdigitated Capacitor dengan metode spin coating sehingga didapatkan NaY/IDC dan ZSM-5/IDC. Sedangkan untuk mendapatkan NaY/ZSM-5/IDC, zeolit NaY diimobilisasi diatas permukaan ZSM-5/IDC. Lalu dilakukan modifikasi dengan Cu2 pada permukaan NaY/ZSM-5/IDC dengan metode tukar kation. Komposit IDC, NaY/IDC, ZSM-5/IDC, NaY/ZSM-5/IDC dan Cu/NaY/ZSM-5/IDC masing-masing dilakukan uji aplikasi sensor gas amoniak dengan menggunakan metode Electrochemical Impedance Spectroscopy. Masing-masing komposit memiliki perbedaan sensitivitas pada rentang konsentrasi amoniak 0-300 ppm. Serta dihitung hubungan konsentrasi da hambatan total pada masing-masing komposit, pada komposit Cu/NaY/ZSM-5/IDC didapatkan R2=0,9876. Modifikasi hibrida zeolit NaY/ZSM-5/IDC dan Cu/NaY/ZSM-5/IDC memiliki rentang deteksi amoniak yang lebar sehingga dapat diaplikasikan di lingkungan.

A Modified NaY ZSM 5 zeolite has been succsessfully prepared on the surface of Interdigitated Capacitor IDC quartz based. The ZSM 5 was synthesized using hydrothermal method and NaY zeolite was synthesized using sol gel method. XRD patterns confirmed ZSM 5 and NaY zeolites phase were obtained. SEM EDX showed that ZSM 5 has hexagonal shape and uneven morphology with Si Al molar of ratio 24,21 while NaY crystals were intergrown in cuboid shapes with Si Al molar of ratio 2,14. Surface area analysis using BET method are 472,27 m2 g with pore size of 2,32 nm for mesoporous ZSM 5 and 392,81 m2 g with pore size of 1,6 nm for microporous NaY zeolite. ZSM 5 and NaY zeolites were deposited on Au Ag layer IDC using spin coating technique to give NaY IDC and ZSM 5 IDC. Then was modified by Cu 2 on the surface of NaY ZSM 5 IDC by ion exchange method. IDC, NaY IDC ZSM 5 IDC, NaY ZSM 5 IDC and Cu NaY ZSM 5 IDC composite prior ammonia gas sensor testing using Electrochemical Impedance Spectroscopy EIS method. The composite has different sensitivity in range concentration of amoniak 0 300 ppm. Correlation between concentration and total resistance of each composite, Cu NaY ZSM 5 IDC composite obtained R2 0.9876. The hybrid zeolite modified IDC has shown to have wide range of ammonia detection. So that it can be applied in the environment. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T46935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Mahmuda
"Sintesis zeolit ZSM-5 berhasil disintesis dari zeolit alam Bayat- Klaten dengan menggunakan metode fragmentasi sistem submolten yaitu dengan memecah kerangka zeolit menjadi monomernya dalam suasana basa pada suhu 250oC. Sebelum fragmentasi, satu bagian zeolit dilakukan metode dealuminasi dan yang lain tanpa dealuminasi. Karakterisasi dengan FTIR, XRD dan EDX menunjukkan bahwa fragmentasi berhasil dilakukan, dimana struktur zeolit rusak dan pita inframerah karena AlO4 dan SiO4 muncul. Sintesis ZSM-5 dilakukan secara hidrotermal menggunakan tetrapropylammonium hydroxide TPAOH sebagai agen pengarah struktur pori dan penambahan LUDOX suspensi silika 40 dalam air dan tetraethyl orthosilicate TEOS . Karakterisasi XRD menunjukkan bahwa bahan yang disintesis dengan LUDOX memiliki struktur zeolit ZSM-5 dengan kristalinitas tinggi yaitu pada ZSM-5 1 , ZSM-5 3 dan ZSM-5 5 . Pencitraan dengan SEM menunjukkan karakteristik kristal heksagonal ZSM-5 pada semua hasil sintesis. Analisis luas permukaan BET menunjukkan luas permukaan khas zeolit mikropori, 262 m2 / g ; 102 m2 / g ; 278 m2 / g ; 185 m2 / g ; 309 m2 / g ; 183 m2 / g dan diameter pori 1,852 nm; Menunjukkan bahwa Zeolit ZSM-5 yang diperoleh berukuran mikropori. Rasio Si / Al tinggi diperoleh pada ZSM-5 1 , ZSM-5 3 dan ZSM-5 5 yaitu 18,15 dan 23. Hasil ini menunjukkan bahwa zeolit alam Bayat-Klaten dapat digunakan sebagai sumber silika dan alumina untuk ZSM-5 kristal tinggi dengan rasio Si / Al medium dan memiliki stabilitas termal yang baik. Dengan demikian, bahan ini berpotensi untuk diuji sebagai katalis hydrocracking fluida.

Synthesis of ZSM 5 zeolite was conducted using natural zeolite of Bayat Klaten by employing fragmentation method of submolten system through breaking zeolite framework into its monomer in alkaline condition at 250oC. Prior to fragmentation, one part the zeolite was treated with dealumination, the other without dealumination, labeled as ZSM 5 a and ZSM 5 wa, respectively. Characterization with FTIR, XRD and EDX show that the fragmentation was successful, in which the structure of zeolite was damaged and the infrared bands due to AlO4 and SiO4 appeared. The synthesis of ZSM 5 was performed hydrothermally using tetrapropylammonium hydroxide TPAOH as a directing agent of pore structure and addition of LUDOX 40 silica suspension in water and tetraethyl orthosilicate TEOS . The XRD characterization shows that the material synthesized with LUDOX has ZSM 5 zeolite structure with high crystallinity that is on ZSM 5 1 , ZSM 5 3 and ZSM 5 5 . Imaging with SEM shows the characteristics of the ZSM 5 hexagonal crystals in all the synthesis results. Analysis of BET surface area shows typical surface area of micropore zeolite, 262 m2 g 102 m2 g 278 m2 g 185 m2 g 309 m2 g 183 m2 g and pore diameter 1.852 nm Shows that ZSM 5 Zeolite obtained is micropore size. High Si Al ratio is obtained on ZSM 5 1 , ZSM 5 3 and ZSM 5 5 18, 15 and 23. These results indicate that Bayat Klaten natural zeolite can be used as silica and alumina source for high crystalline ZSM 5 with medium Si Al ratio and having good thermal stability. Thus, these materials are potential to be tested as fluid hydrocracking catalyst."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvira Nuraini
"Kaolin Badau Belitung digunakan sebagaibahan baku untuk sintesis zeolit sebagai penyangga katalis perengkah minyak bumi guna merekayasa struktur senyawa hidrokarbon menjadi fraksi yang lebih ringan. Sebelum disintesis menjadi zeolit, kaolin diubah menjadi metakaolin untuk meningkatkan reaktivitasnya dan juga dipelajari sifat-sifatnya, salah satunya ialah sifat adsorpsi fisika. Kaolin asal Badau Belitung diaktivasi dengan menggunakan larutan NH4NO3 2M, diagitasi selama 24 jam dengan suhu 55°C pada 700 rpm, dinetralkan dan dikeringkan, diayak sebesar 100 mesh, serta dilakukan proses kalsinasi pada suhu 300°C, 500°C, 700°C selama3 jam dan 5 jam. Sampel-sampel uji dikarakterisasi menggunakan Braun Emmet Teller (BET), Fourier transform infrared (FTIR) Spectroscopydan X-Ray Diffraction Spectroscopy (XRD). Kaolinyang telah diaktivasi menghasilkan diameter porioptimum sebesar 3,41nm. Proses kalsinasi menunjukkan kenaikan diameter pori seiring dengan meningkatnya suhu dan lama waktu kalsinasi. Meskipun demikian, diameter pori kaolin menunjukkan adanya penurunan awal pada kalsinasi temperatur 300°C, baik itu selama 3 jam maupun 5 jam. Hal tersebut didukung oleh hasil pengujian FTIR dan XRD yang menunjukkan bahwa kaolin mengalami proses dehidroksilasi, perubahan fasa dan struktur.

Badau Belitung kaolinis used as a raw material for the synthesis of zeolites as petroleum treating catalysts support to modify the structure of hydrocarbon compounds into lighter fractions. Before synthesized into zeolite, kaolin was converted into metakaolin in order to increase its reactivity and alsoits properties was studied, one of which is the physical adsorption properties. Kaolin from Badau Belitungwas activated using NH4NO3 2 M solution, agitated for 24 hours with temperature of 55 °Cat 700 rpm, neutralized and dried, sievedat 100 mesh, and calcined at temperatures of 300 °C, 500 °C, 700 °C during 3 hours and 5 hours. Samples were characterized using Braun Emmet Teller (BET), Fourier transform infrared (FTIR) Spectroscopyand X-Ray Diffraction Spectroscopy (XRD). Activated kaolin produces an optimum pore diameter of 3.41nm. The calcination process shows an increase in pore diameter as the temperature and durationof calcination increase. However, kaolin pore diameter shows an initial decrease in calcination temperature of 300 °C,both for 3 hours and 5 hours. This is supported by the results of FTIR and XRD tests which show that kaolin undergoes dehydroxylation, phase and structure changes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fusia Mirda Yanti
"Penggunaan batubara sebagai bahan bakar yang semakin meningkat di seluruh dunia membutuhkan perhatian secepatnya dari beberapa peneliti. Fokus penelitian ini melakukan sintesis zeolit ZSM-5 menggunakan abu terbang batubara (rasio mol SiO2 /Al2O3 = 3,59). sebagai bahan baku utama. Dalam rangka untuk mendapatkan rasio mol SiO2/Al2O3 yang tepat, digunakan silikat dibuat dari sekam padi. Pertam-tama abu terbang batubara dan abu sekam padi dilakukan pre-treatment untuk mendapatkan ekstrak silikat (SiO4 4-) dan aluminat (AlO4 5-) dan dipisahkan dari pengotor-pengotornya. Kemudian zeolit ZSM-5 mesopori disintesis menggunakan metode hidrotermal dengan dua jenis template (TPAOH dan PDDA) dan dengan benih ZSM-5 dengan ratio mol 12 NaOH : 30 SiO2 : 0,75 Al2O3 : 1800 H2O. Hasil sintesis zeolit ZSM-5 mesopori dikarakterisasi dengan FTIR, XRD, SEM-EDX, AAS, TGA dan BET. Hasil sintesis ZSM-5 dari abu terbang batubara dan abu sekam padi juga dibandingkan dengan ZSM-5 hasil sintesis dari bahan pro-analisis. Hasil FTIR menunjukkan puncak pada bilangan gelombang pada 1250-950 cm-1 (νasymetric T-O), 820-650 cm-1 (νsymetric T-O), and at 650-500 cm-1 (double ring) yang merupakan jalinan eksternal gugus pentasil. Dari hasil XRD terlihat munculnya puncak pada posisi 2 theta pada 7-10 0 dan 22-25 0, yang merupakan puncak khas dari zeolit ZSM-5, selain itu juga muncul pola menunjukkan hematite dan magnetite dengan intensitas rendah. Hasil SEM menunjukkan kristal heksagonal yang tidak merata yang mengindikasi terbentuknya mesopori pada kristal ZSM-5, tetapi dari hasil SEM juga terlihat masih banyak terdapatnya pengotor pada hasil sintesis. Analisa AAS dan EDX menunjukkan ratio Si/Al ZSM-5 double template sebesar 20,10 dan ZSM-5 dengan benih sebesar 15,95. ZSM-5 hasil sintesis dari campuran abu terbang batubara dan abu sekam padi (SA ZSM-5 double template =43,76 m2/g dan SA ZSM-5 benih = 45,95 m2/g) memiliki luas permukaan yang lebih rendah dibandingkan dengan ZSM-5 hasil sintesis dari bahan pro-analisis (SA=294,75 m2/g). Selanjutnya, ZSM-5 hasil sintesis diimpregnasi dengan ion kobalt (III) dan dikalsinasi pada 550 oC menjadi spesi kobalt-oksida (Co/ZSM-5). Uji aktivitas katalitik ZSM-5 dan Co/ZSM-5 sebagai katalis heterogen pada reaksi partial oksidasi metana menjadi metanol dan juga dibandingkan dengan ZSM-5 komersial. Dari uji aktivitas katalitik meskipun % konversi metana menjadi metanol ZSM-5 hasil sintesis dari campuran abu terbang batubara dan abu sekam padi masih inferior ( ZSM-5 double template = 7,08% dan 12,43% ; ZSM-5 benih = 10,54% dan 11,19 % konversi metana) dibandingkan hasil sintesis dari precursor pro-analitik (28,33% dan 37,65%) and ZSM-5 komersial (9,92% dan 21,36%), tetapi ZSM-5 dan Co/ZSM-5 yang berasal dari abu terbang batubara dan abu sekam padi berpotensi digunakan sebagai katalis pada reaksi partial oksidasi metana menjadi metanol.

The ever increasing consumption of coal around the world has given rise to the by-product coal fly ash that requires an urgent attention and is gaining much needed research attention. Focus of this work has the synthesis of ZSM-5 zeolite using fly ash (SiO2/Al2O3 mole ratio = 3.59). as the main raw material. In order to obtain the appropriate SiO2/Al2O3 mole ratio, the silicate prepared from rice husk was used. First, coal fly ash and rice husk were subjected to pre-treatment in order to extract silicate (SiO4 4-) and aluminate (AlO4 5-) and separated from the impurities. Then the ZSM-5 zeolite were synthesized through hydrothermal treatment using two types of templates (TPAOH and PDDA) and using seed of ZSM-5 giving molar ratio 12 NaOH : 30 SiO2 : 0.75 Al2O3 : 1800 H2O. The as-synthesized ZSM-5 was then characterized using FTIR, XRD, SEM-EDX, and BET. The as-synthesized ZSM-5 from fly ash and rice husk also was compared with ZSM-5 from pro-analysis material. The result of FTIR showed peaks at 1250-950 cm-1 (νasymetric T-O), 820-650 cm-1 (νsymetric T-O), and at 650-500 cm-1 confirming the presence of the five number ring of the pentasil structure. The result of XRD showed the appearance of certain peaks in the position 2 theta between 7-90 and 22-250 indicative of ZSM-5 structure, but also showed the pattern of low intensity magnetite and hematite. The SEM image showed the rough surface of hexagonal crystals from ZSM-5 structure, indicative of mesoporosity in the structure, but SEM image also showed still many impurities. Furthermore, the EDX result showed variation in Si/Al ratio, and in which the ratio in the ZSM-5 double template is 20.10 ; ZSM-5 from pro-analysis materials is 16.73 and ZSM-5 seeded is 15.95 . ZSM-5 from fly ash and rice husk (SA ZSM-5 double template =43.76 m2/g and SA ZSM-5 seeded = 45.95 m2/g) has lower surface area than ZSM-5 from pro-analisys material (SA=294,75 m2/g). After ZSM-5 was synthesized, it was modified with Cobalt through impregnation method. The catalytic activity of both ZSM-5 and Co/ZSM-5 zeolites as heterogeneous catalysts in partial oxidation of methane were preliminary tested and compared with that commercial one. The result showed that hence the catalytic activity of ZSM-5 and Co/ZSM-5 from fly ash and rice husk was still inferior ( ZSM-5 double template is 7.08% and 12.43% ; ZSM-5 seeded is 10.54% and 11.19 % conversion of methane) compared tothe pro-analysis sourced-counterpart (28.33% and 37.65%) and commercial one (9.92% and 21.36%), they were potential to be used as catalyst in the partial oxidation of methane to methanol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T45610
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Amalina Qismina Fajrianti
"Sintesis zeolit NaY dari zeolit alam Bayat dilakukan melalui metode hidrotermal dengan teknik seeding. Sintesis dilakukan berdasarkan komposisi Al2O3: 10 SiO2: 10,3 Na2O: 180,3 H2O rasio molar . Sebelum dilakukan sintesis, zeolit alam Bayat dipreparasi melalui proses purifikasi dan depolimerisasi. Hasil XRD menunjukkan bahwa zeolit yang dihasilkan merupakan zeolit NaY yang didominasi oleh kerangka sodalite. Hasil SEM-EDX memperlihatkan morfologi zeolit NaY seperti tumpang tindih dengan rasio Si/Al sebesar 2,30. Berdasarkan penelitian, zeolit NaY hasil sintesis memiliki sisi aktif yang besar sehingga dapat berperan menjadi adsorben ion logam kadmium II dan kobalt II. Hal ini dibuktikan dengan kapasitas adsorpsi ion kadmium II rata-rata zeolit NaY hasil sintesis lebih tinggi daripada kapasitas rata-rata adsorpsi dari zeolit alam Bayat raw pada waktu optimum 120 menit, 33,46 mek/100 g untuk zeolit alam Bayat raw dan 105,60 mek/100 g untuk zeolit NaY hasil sintesis. Kapasitas adsorpsi ion kobalt II rata-rata zeolit NaY hasil sintesis juga lebih tinggi daripada kapasitas rata-rata adsorpsi dari zeolit alam Bayat raw pada waktu optimum 120 menit, 12,88 mek/100 g untuk zeolit alam Bayat raw dan 78,25 mek/100 g untuk zeolit NaY hasil sintesis. Nilai kapasitas tukar kation zeolit alam Bayat raw adalah sebesar 24,41 mek/100 gram zeolit, sedangkan nilai kapasitas tukar kation zeolit NaY hasil sintesis adalah sebesar 43,45 mek/100 gram zeolit.

NaY zeolite was hydrothermally synthesized using seeding technique. The synthesis were performed according to the following composition of Al2O3 10 SiO2 10.3 Na2O 180.3 H2O molar ratio . XRD pattern confirmed that the structure was NaY zeolite. Before synthesis, natural zeolite Bayat were prepared through purification and depolymerization. From XRD measurement, it is observed that zeolite structures are dominated by sodalite framework. SEM EDX showed that NaY crystals were intergrowth with Si Al ratio of 2.30. In this study, NaY zeolite synthesized has more active sites to adsorb cadmium II and cobalt II ions because the average adsorption capacity cadmium II ions of as synthesized NaY zeolite is higher than the average adsorption capacity of raw Bayat natural zeolite at its optimum contact time 120 minutes, 33.46 meq 100 g for raw natural zeolite Bayat and 105.60 meq 100 g for as synthesized NaY zeolite. The average adsorption capacity cobalt II ions of as synthesized NaY zeolite is also higher than the average adsorption capacity of raw Bayat natural zeolite at its optimum contact time 120 minutes, 12.88 meq 100 g for raw natural zeolite Bayat and 78.25 meq 100 g for as synthesized NaY zeolite. The cation exchange capacity of raw Bayat natural zeolite is 24.41 meq 100 gram zeolite, besides the cation exchange capacity of as synthesized NaY zeolite is 43.45 meq 100 gram zeolite.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Safitri
"Zeolit dapat disintesis dari tanah liat kaolin. Kaolin merupakan tanah liat yang keberadaannya banyak di Indonesia dan proses konversi kaolin menjadi zeolit murah serta mudah. Kaolin dapat menjadi sumber Al dan Si pada zeoilte. Kaolin yang akan dikonversi menjadi zeolit harus diubah menajdi metakaolin dengan cara diaktivasi dan dikalsinasi untuk menghilangkan kandungan air, meningkatkan fasa kuarsa dan meningkatkan luas permukaan. Pengujian FTIR yang dilakukan menunjukkan bahwa kandungan air yang ditandai oleh keberadaan gugus fungsi OH hilang apabila dilakukan kalsinasi di atas 500oC. Namun dengan menggunakan media NH4Cl 1 M, gugus fungsi OH sudah mulai hilang pada suhu kalsinasi 400oC sekaligus bertambahnya gugus fungsi Si-O. Bertambahnya gugus fungsi Si-O yang diperkuat oleh hasil XRD yang menunjukkan terbentuk SiO2 di suhu kalsinasi di atas 400oC dengan media NH4Cl 1 M. Namun, NH4NO3 1 M merupakan media penukar kation yang paling efektif terhadap pengaruh luas permukaan dibandingkan dengan NH4Cl 1 M.

Zeolites can be synthesized from kaolin clay. Kaolin is a clay that has a lot of presence in Indonesia and the process of converting kaolin to zeolite is cheap and easy. Kaolin can be a source of Al and Si in zeoilte. Kaolin to be converted into zeolite must be converted to metakaolin by activation and calcination to remove water content, increase the quartz phase and increase surface area. FTIR tests carried out showed that the water content marked by the presence of OH functional groups is lost if calcined above 500oC. However, by using NH4Cl 1 M activator, OH functional groups have begun to disappear at a calcination temperature of 400oC while increasing Si-O functional groups. The increase in Si-O functional groups is strengthened by XRD results which show SiO2 formed at calcination temperatures above 400oC with NH4Cl activator. However, NH4NO3 1 M is the most effective activator to influence surface area compared to NH4Cl."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library