Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yohana Prihatini,author
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T58795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asman Boedisantoso Ranakusuma
Jakarta: UI-Press, 1987
616.462 BOE d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Juniara Salomo
Abstrak :
Latar Belakang: Gangguan ginjal akut sering terjadi pada penderita sirosis hati dan berhubungan dengan meningkatnya mortalitas. Model prediksi terjadinya gangguan ginjal akut yang dapat dihitung saat masuk perawatan diharapkan dapat mnemukan pasien yang memiliki resiko dehingga dapat dilakukan upaya mencegah terjadinya gangguan ginjal akut. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perdarahan saluran cerna, riwayat parasintesis besar, skor MELD, sepsis, peritonitis bakterial spontan, kadar albumin serum, kadar hemoglobin dan rasio netrofil terhadap limfosit dengan terjadinya gangguan ginjal akut pada pasien sirosis hati dan membuat suatu model prediksi terjadinya gangguan ginjal akut pada pasien sirosis hati. Metode: : Analisis data dilakukan terhadap 209 pasien sirosis hari yang dirawat inap di RSUPN Cipto Mangunkusumo dari tanggal 1 January 2019 hingga 31 December 2019. Gangguan ginjal akut didefenisikan dengan terjadinya peningkatan kadar kreatinin serum ≥ 0.3 mg/dL dalam 48 perawatan. Hasil: Terdapat 45 pasien (21,5%) mengalami gangguan ginjal akut.. rasio netrofil terhadap limfosit (p<0.001), skor MELD (p<0.001) and kadar albumin serum (p<0.001) berhubungan dengan terjadinya gangguan ginjal akut. Rasio netrofil limfosi lebih dari 8 (nilai prediksi 2), kadar bilirubin total serum lebih dari 1,9 (nilai prediksi 2) dan kadar albumin serum kurang dari 3(nilai prediksi 1) merupakan nilai batas untuk prediksi. Skor prediksi ≥4 dapat menjadi prediktor terjadinya gangguan ginjal akut pada pasien sirosis hati dengan sensitifitas 97,3%. Simpulan: Rasio netrofil terhadap limfosit, skor MELD, kadar albumin serum berhubungan dengan terjadinya gangguan ginjal akut pada penderita sirosis hati yang dirawat inap.Suatu sistem skor dengan menggunakan rasio netrofil terhadap limfosit, kadar bilirubin total serum dan kadar albumin serum merupakan prediktor yang dapat digunakan untuk prediksi terjadinya gangguan ginjal akut ini. ......Background : Development of acute kidney injury (AKI) is common and is associated with poor outcomes. A risk prediction score combining values easily measured at admission could be valuable to stratify patients for prevention, monitoring and early intervention, ultimately improving patient care and outcomes. Objective: This study aimed to determine association of gastrointestinal bleeding history, large paracentesis history, MELD score, sepsis, spontaneous bacterial peritonitis, serum albumin level, hemoglobin level and netrophyl lymphocyte ratio for development of acute kidney injury in cirrhosis patients and to know the prediction score for the development of AKI in hospitalized cirrhosis patients Methods: A cross-examined the data from a retrospective analysis of 209 patients with cirrhosis admitted to the Cipto Mangunkusumo Hospital from January 2019 to December 2019. AKI was defined as an increase in serum creatinine ≥0.3 mg/dL within 48 hours from baseline. A receiver operating characteristic (ROC) curve was produced to assess the discriminative ability of the variables. Cutoff values were defined as those with highest validity. The final AKI risk score model was assessed using the ROC curve. Results: A total of 45 patients (21,5%) developed AKI. Higher NLR (p<0.001), Model of End-stage Liver Disease (MELD) (p<0.001) and lower serum albumin level (p<0.001) were independently associated with AKI. Finding the prediction score of acute kidney injury, cut off values with the highest validity for predicting AKI were determined and defined as 8 for the neutrophil lymphocyte ratio, 1,9 for total bilirubine serum and 3 for serum albumin level. The risk score was created allowing 2 points if the netrophyl lymphocyte ratio is higher than 8, 2 point if the serum total bilirubine is higher than 1,9 and 1 point if the serum albumin is lower than 3. The AUROC curve of the risk prediction score for AKI was 0.842. A risk score of ≥4 points predicts AKI in cirrhotic patients with a sensitivity of 97,3%. Conclusions: The netrophyl lymphocyte ratio, MELD score and albumin level are associated with the development of AKI in hospitalized cirrhosis patients. A score combining netrophyl lymphocyte ratio, serum bilirubin and albumin level demonstrated a strong discriminative ability to predict AKI in hospitalized cirrhotic patients
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhtar
Abstrak :
Padatnya penduduk: dan kemiskinan di daerah perkotaan berpengaruh negatif terhadap area kesehatan lingkungan. Permasalahan di area kesehatan lingkungan ini, jika dilihat dari dimensi sosial dan moral seperti perilaku menyimpang dengan kebiasaan mengkonsumsi alkohol, dapat meningkatkan risiko dan kerentanan seseorang terpajan suatu penyakit gangguan hati yaitu sirosis hepatis. Penulisan ilmiah ini bertujuan ui1tuk menggambarkan asuhan keperawatan pada klien sirosis hepatis.denga,nhipoalbuminemia di ruangrawaliPD Teratai Lantai 5 selatan RSUP Fatmawatidengan. pendekatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan. Metode yang dilakukan dengan menggunakan studi kasus. Masalah kepera.watan pada pasien adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Masalah. ini .·dapat memperburuk fungsi hati dan· keadaan umum pasien. Intervensiyang dilakukan dengan menganjurkan pasien diet putih telurdan ikan gabus, hal ini dapat dilihat dari basil albumin <;larah yang stabil, penurunan lingkar perut, dan penurunan berat badan. Diet putih telur dan mengokonsumsi ikan gabus merupakan diet yang dapat mencuk:upi kebutuhan protein dan meningkatkan albumin dalam. darah. Selain itu diet hati dan perawatan dirumah menjadi prinsip yang harus diterapkan untuk: menjaga timbulnya kembali masalah nutrisi pada pasien dengan sirosis hepatis. ......The population density and poverty have negative impact for urban environmental health areas. These problem, if we looked into social and morale dimensions were a deviant behaviours such as consumed alcohol habits, that could increase the risk and the vulnerability level of liver disorder diseases like liver cirrhosis. The purpose of this articles is to describe the required nursing care for liver cirrhosis petient with hypoalbuminemia in IPD’s Teratai on south 5 floor at RSUP Fatmawati by using a case-study method. The patient’s nursing care problems were to treat malnutrition or lack of proper nutrition to the body. These could aggravate liver fungtion and patient’s general condition. The applied intervention was done by recommending eggwhite and fish-cork diets, wich could shown the stable albumin level and blood, the reduction in abdominal circumference and weight loss as a results. These diets basically were to supply the required protein and increasing the albumin level on blood. Beside of that’s, the applied liver diets and the home nursing them selves also becoming the essential principles to prevent malnutrition on liver cirrhosis petients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Timotius Alvonico
Abstrak :
Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit hati kronik yang ditandai dengan fibrosis dan perubahan arsitektur hati normal menjadi struktur nodular yang abnormal. Sirosis hati menyebabkan gangguan fungsi hati, mengakibatkan perubahan penanda fungsi hati. Skor APRI telah digunakan sebagai salah satu pilihan metode non-invasif untuk mendiagnosis dan mengklasifikasikan progresi sirosis hati. Tujuan: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui profil beberapa penanda fungsi hati, yaitu ALP, bilirubin, dan GGT, dan apakah terdapat perbedaan bermakna kadar penanda fungsi hati tersebut pada berbagai tahapan sirosis hati berdasarkan skor APRI. Metode: Penelitian menggunakan desain cross-sectional pada 60 data pemeriksaan laboratorium pasien 36 laki-laki dan 24 perempuan yang dibagi ke dalam tiga tahapan berdasarkan skor APRI, yaitu tahapan skor APRI kurang dari 0,5, 0,5 sampai 2,0, dan lebih dari 2,0. Data pemeriksaan laboratorium didapatkan dari rekam medis Laboratorium Patologi Klinik RSCM. Hasil: Profil ALP, bilirubin, dan GGT dianalisis dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov ALP tidak normal, median 124 U/L; bilirubin tidak normal, median 1,865 mg/dL; GGT tidak normal, median 82,5 U/L dan dengan uji Kruskal-Wallis untuk mengetahui perbandingan profil ALP pada ketiga tahapan sirosis hati berdasarkan skor APRI p>0,05 dan bilirubin dan GGT pada ketiga tahapan sirosis hati berdasarkan skor APRI p 2,0 serta kelompok skor < 0,5 dan kelompok skor APRI > 2,0 p < 0,05. Uji post hoc profil GGT menunjukkan perbedaan bermakna hanya terdapat pada perbandingan antara kelompok skor < 0,5 dan kelompok skor APRI 0,5 ndash; 2,0 p < 0,05. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan profil bilirubin dan GGT yang signifikan pada berbagai tahapan sirosis hati berdasarkan skor APRI, sementara profil ALP pada berbagai tahapan sirosis hati berdasarkan skor APRI tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwandheny Sepmeitutu
Abstrak :
Latar Belakang: Sarkopenia dan malnutrisi merupakan komplikasi sirosis hati dekompensata yang berhubungan dengan luaran klinis yang buruk. Varises esofagus (VE) merupakan luaran klinis yang paling sering ditemui pada pasien sirosis hati dekompensata. Hubungan komplikasi Varises Esofagus risiko tinggi dengan kejadian sarkopenia dan malnutrisi belum banyak dilakukan di Indonesia. Tujuan : mengetahui hubungan antara sarkopenia dan malnutrisi terhadap luaran komplikasi VE risiko tinggi pada pasien sirosis hati. Metode: Studi observasional cross-sectional dilakukan pada 155 pasien di RS Cipto Mangunkusumo pada Januari hingga September 2023. Sarkopenia didefinisikan sebagai kehilangan massa dan kekuatan otot dan atau menurunnya performa fisik sesuai dengan kriteria AWGS 2019 (Asian Working Group for Sarcopenia). Kriteria malnutrisi menggunakan GLIM (Global Leadership Initiative on Malnutrition). Analisis multivariat dilakukan menggunakan regresi logistik. Hasil: Total 155 pasien sirosis hati, 48 pasien memiliki VE risiko tinggi dan 107 pasien memiliki VE risiko rendah. Prevalensi sarkopenia pada pasien sirosis hati ditemukan sebesar 42,6%, sementara prevalensi malnutrisi ditemukan sebesar 82,6%. Kombinasi koeksistensi sarkopenia dan malnutrisi ditemukan sebesar 42,6%. Status sarkopenia berhubungan secara statistik dengan kejadian VE risiko tinggi setelah dikontrol dengan variabel Child Pugh (Adjusted PR: 1,62 (IK 95%: 1,01-2,59; p=0,04). Sementara itu tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara malnutrisi dengan kejadian VE risiko tinggi. Pada evaluasi kombinasi koeksistensi dua faktor risiko sarkopenia dan malnutrisi, ditemukan hubungan yang bermakna terhadap kejadian VE risiko tinggi. Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara sarkopenia terhadap VE risiko tinggi. Selain itu, adanya koeksistensi sarkopenia dan malnutrisi sebagai faktor risiko gabungan secara statistik signifikan dalam kejadian VE risiko tinggi. ......Background: Sarcopenia and malnutrition are complications of decompensated liver cirrhosiswhich is associated with poor clinical outcomes. Esophageal varices (VE) are the most common clinical outcome in patients with decompensated liver cirrhosis.The relationship between high-risk complications of esophageal varices and the incidence of sarcopenia and malnutrition has not been widely studied in Indonesia. Objective :determine the relationship between sarcopenia and malnutrition on the outcome of high-risk VE complications in liver cirrhosis patients. Method: Cross-sectional observational study was conducted on 155 patients at Cipto Mangunkusumo Hospital from January to September 2023. Sarcopenia is defined as loss of muscle mass and strength and/or decreased physical performance according to the 2019 AWGS (Asian Working Group for Sarcopenia) criteria. Malnutrition criteria use GLIM (Global Leadership Initiative on Malnutrition). Multivariate analysis was performed using logistic regression. Results:A total of 155 patients with liver cirrhosis, 48 patients had high risk VE and 107 patients had low risk VE. The prevalence of sarcopenia in liver cirrhosis patients was found to be 42.6%, while the prevalence of malnutrition was found to be 82.6%. The combined coexistence of sarcopenia and malnutrition was found to be 42.6%. Sarcopenia status was statistically related to the incidence of high risk VE after controlling for the Child Pugh variable (Adjusted PR: 1.62 (95% CI: 1.01-2.59; p=0.04). Meanwhile, no significant relationship was found between malnutrition and the incidence of high risk VE. In evaluating the combination of the coexistence of two risk factors for sarcopenia and malnutrition, a significant relationship was found with the incidence of high risk VE. Conclusion:There is a significant relationship between sarcopenia and high risk VE. In addition, the coexistence of sarcopenia and malnutrition as combined risk factors was statistically significant in the occurrence of high-risk VE.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Saut Horas Hatoguan
Abstrak :
Latar Belakang: Sirosis hati dengan dekompensasi akut merupakan masalah kesehatan dengan beban biaya yang besar dan berpengaruh negatif terhadap produktivitas dan kualitas hidup. Belum diketahui sepenuhnya prediktor mortalitas dalam perawatan pasien sirosis hati dekompensasi akut di Indonesia. Tujuan: Mengetahui proporsi dan prediktor mortalitas dalam perawatan pasien sirosis hati dekompensasi akut di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Metode: Studi kohort retrospektif berbasis data rekam medis pasien sirosis hati dekompensasi akut di RSCM (2016-2019). Analisis bivariat dan multivariat regresi logistik dilakukan untuk mengidentifikasi prediktor mortalitas dalam perawatan. Dua sistem skor dikembangkan berdasarkan identifikasi faktor-faktor tersebut. Hasil: 241 pasien dianalisis, sebagian besar adalah laki-laki (74,3%), menderita hepatitis B (38,6%) dan Child-Pugh B dan C (40% dan 38%). Perdarahan saluran cerna ditemukan pada 171 pasien (70,95%) dan 29 pasien (12,03%) meninggal dalam perawatan. Prediktor independen mortalitas dalam perawatan adalah usia (adjusted OR:1,09 [1,03–1,14]; p=0,001), infeksi bakterial (adjusted OR: 6,25 [2,31–16,92]; p<0,001), kadar bilirubin total (adjusted OR: 3,01 [1,85– 4,89]; p<0,001) dan kadar kreatinin (adjusted OR: 2,70 [1,20–6,05]; p=0,016). Skor logistik dan aditif untuk prediksi mortalitas dalam perawatan memiliki nilai AUROC masing-masing 0,89 dan 0,86. Simpulan: Proporsi mortalitas dalam perawatan pasien sirosis hati dekompensasi akut di RSCM adalah 12,03%. Prediktor independen dari mortalitas dalam perawatan antara lain usia, adanya infeksi bakterial, kadar bilirubin dan kreatinin. Telah dikembangkan sistem skor prediksi mortalitas dalam perawatan pasien sirosis hati dekompensasi akut. ......Background: Acutely decompensated liver cirrhosis is associated with a high medical cost and negatively affects productivity and quality of life. Data on the predictors of in-hospital mortality in acutely decompensated liver cirrhosis patients in Indonesia is still limited. Objective: To determine the proportion and predictors of in-hospital mortality in acutely decompensated liver cirrhosis patients at Cipto Mangunkusumo Hospital. Methods: Retrospective cohort study using the hospital database of acutely decompensated liver cirrhosis at Cipto Mangunkusumo Hospital (2016-2019). Bivariate and multivariate logistic regression analyses were performed to identify predictors of in-hospital mortality. Two scoring systems were developed based on the identified factors. Results: 241 patients were analyzed, mostly male (74,3%), suffering from hepatitis B (38.6%) and Child-Pugh B and C (40% and 38%). Gastrointestinal bleeding was found in 171 patients (70,95%) and 29 patients (12,03%) died during hospitalization. The independent predictors of in-hospital mortality were age (adjusted OR: 1,09 [1,03-1,14]; p = 0,001), bacterial infection (adjusted OR: 6,25 [2,31-16,92]; p <0,001), total bilirubin levels (adjusted OR: 3,01 [1,85-4,89]; p <0,001) and creatinine levels (adjusted OR: 2,70 [1,20-6,05]; p = 0,016). The logistic and additive scoring system for predicting in-hospital mortality had AUROC values of 0,89 and 0,86, respectively. Conclusion: The proportion of in-hospital mortality in acutely decompensated liver cirrhosis at Cipto Mangunkusumo Hospital was 12,03%. The independent predictors of in-hospital mortality were age, bacterial infection, bilirubin, and creatinine levels. The in-hospital mortality prediction scoring systems have been developed for acutely decompensated liver cirrhosis.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayat
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
T58797
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhirahman Alam Soeroto
Abstrak :
Latar belakang: Sirosis pada hati merupakan suatu hati stadium akhir dengan tingkat kematian tertinggi nomor enam di Indonesia. Pada pasien sirosis terdapat kelainan fungsi hati dalam pengaturan sintesis lipid trigliserida, HDL, LDL, dan kolesterol total karena fungsi jaringannya terganggu. Tingginya jumlah prevalensi penyakit sirosis membuat pemeriksaan penunjang seperti APRI yang mudah dipakai oleh seluruh tenaga medis, bermanfaat untuk mendeteksi derajat keparahan penyakit sirosis. Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk melihat perbedaan yang signifikan antara profil trigliserida, HDL, LDL, dan kolesterol total terhadap derajat keparahan sirosis hati menggunakan skor APRI. Metode: Metode yang digunakan adalah cross sectional menggunakan jumlah 60 sampel pasien dari data laboratorium Patologi Klinik dan rekam medis RSCM. Jumlah data kemudian dibagi dalam tiga kategori berdasarkan skor APRI yaitu APRI kurang dari 0,5. 0,5 sampai 2,0. dan lebih dari 2,0. Hasil: Hasil penelitian menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov memperlihatkan profil trigliserida, HDL, LDL, dan kolesterol total masing-masing dengan hasil rerata 92,5. 38,9. 89,3. dan 145,9 (trigliserida normal, HDL tidak normal, LDL normal, kolesterol total normal). Sedangkan, menggunakan uji Kruskal Wallis didapatkan hasil ketiga kategori APRI memiliki perbedaan yang bermakna (p<0,05). Pada penggunaan uji post-hoc didapatkan hasil trigliserida, kolesterol total, dan LDL terdapat perbedaan bermakna pada skor APRI kurang dari 0,5 dan APRI 2,0 serta APRI 0,5 hingga 2,0 dan APRI di atas 2,0. Untuk HDL ditemukan perbedaan bermakna pada skor APRI kurang dari 0,5 dan lebih dari 2,0 serta skor APRI 0,5 hingga 2,0 dan lebih dari 2,0. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar trigliserida, HDL, LDL, dan kolesterol total terhadap derajat sirosis hati menggunakan skor APRI. ......Background: Liver cirrhosis is an end stage of liver diseases which also the sixth highest mortality rate in Indonesia. There are functions defect on cirrhosis patients that infect lipid synthesis such as synthesis of triglycerides, HDL, LDL, and cholesterol. High rate of mortality makes diagnosis methods like APRI is more applicable to detect the stage of the disease because it is easier to use. Objectives: Objective of this study is to see the significance between triglycerides, HDL, LDL, and cholesterol tocirrhosis stadium using APRI score. Methods: Methods of this study is cross-sectional using 60 sampels data from Clinical Pathology and medical records of RSCM. Total data divided into three categories based on APRI score which are below 0.5; 0.5 to 2.0 and above 2.0. Results: Result of the study using Kolmogorov-Smirnov test within triglycerides, HDL, LDL, and cholesterol states that the level are lower than it should be. Using Kruskal Wallis, significance differences are found between lipids profile. Using post-hoc methods, it is found that triglyceride, cholesterol, and LDL has significance differences between APRI score ofless than 0.5 and 0.5 tob2.0 also less than 2.0 and more than 2.0. As for HDL, it is found significance differences at APRI score below 0.5 and above 2.0 also APRI score 0.5 to 2.0 and above 2.0. Conclusion: Significant difference is found when comparing triglycerides, HDL, LDL, and cholesterol to stadium of cirrhosis using APRI score.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dannis
Abstrak :
Latar Belakang: Sirosis merupakan proses difus yang biasanya ditandai dengan adanya fibrosis dan terdapat perubahan dari bentuk dan fungsi hati yang normal menjadi terbentuknya suatu struktur nodul yang abnormal dan akan berkembang menjadi sirosis dan terjadi perubahan pada hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit dan leukosit. Sirosis dikelompokkan dalam 3 kelompok dengan menggunakan teknik diagnostic non-invasif menggunakan skor APRI. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui terdapat perbedaan yang signifikan pada hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit dan leukosit pada tingkatan sirosis hati berdasarkan skor APRI. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan 60 pasien sesuai dengan kriteria penelitian dari rekam medis pusat dan Laboratorium Patologi Klinik RSCM. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit memiliki nilai rerata 11,20; 32,94; 3,96 dan simpangan baku 2,66; 7,48; 0,90 dan jumlah leukosit median 9,66, minimum 2,01 dan maksimum 28,13 . Uji Anova menunjukkan perbedaan yang bermakna pada jumlah eritrosit p < 0,05 dan perbedaan yang tidak bermakna pada hemoglobin dan hematokrit p > 0,05 terhadap tingkat keparahan sirosis hati sesuai dengan skor APRI. Sedangkan uji kruskal-wallis menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna pada jumlah leukosit p > 0,05 terhadap tingkat keparahan sirosis hati sesuai dengan skor APRI. Kesimpulan : Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada perbandingan jumlah eritrosit berdasarkan skor APRI dan perbedaan yang tidak bermakna pada hemoglobin, hematokrit dan jumlah leukosit berdasarkan skor APRI. ......Background: Cirrhosis is a process of diffusion which is usually characterized by fibrosis and there is a change from a normal liver form and function to the formation of an abnormal nodular structure that develops into cirrhosis and causing changes in hemoglobin, hematocrit, the amount of erythrocytes and leukocytes. Cirrhosis is grouped into 3 groups using non invasive diagnostic techniques using APRI scores. Objective: The purpose of this study was to investigate the significant differences in hemoglobin, hematocrit, amount of erythrocytes and leukocytes at the level of liver cirrhosis based on APRI scores. Methods: This study used cross sectional design with 60 patients according to the study criteria from the central medical record and the RSCM Clinical Pathology Laboratory. Results: The result of the research using Kolmogorov Smirnov test showed hemoglobin, hematocrit, the amount of erythrocytes had value average 11,20 32,94 3,96 and standard deviation 2,66 7,48 0,90 and leukocyte count median 9,66, minimum 2,01 and maximum 28,13 . Anova test showed a significant difference in the amount of erythrocytes p 0,05 towards the severeness staging of cirrhosis according to the APRI score. While the cruciate wallis test showed no significant difference in the number of leukocytes p 0,05 towards the severeness staging of cirrhosis according to APRI score. Conclusion: The results of this study indicate that there is a significant difference in the number of erythrocytes based on APRI scores and the non significant differences in hemoglobin, hematocrit and leukocyte counts based on APRI scores.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>