Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faras Salsadila
Abstrak :
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang memiliki risiko terhadap kebakaran. Penelitian ini membahas tentang evaluasi penerapan sistem manajemen kebakaran pada Instalasi Bedah Sentral (IBS) dan Instalasi Pelayanan Intensif Terpadu (ICU) Rumah Sakit Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Desain penelitian ini bersifat mix methode. Objek dari penelitian ini yaitu setiap elemen pada sistem proteksi kebakaran aktif, pasif, sarana penyelamatan jiwa, organisasi proteksi kebakaran, tata laksana operasional, serta pembinaan dan pelatihan yang berada di kedua instalasi tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara. Analisis dilakukan dengan melakukan perbandingan antara kondisi aktual dengan standar NFPA (NFPA 72, NFPA 13, NFPA 14, NFPA 10, NFPA 101), Permen PU No. 26 Tahun 2008, Juknis Kesiapsiagaan kondisi darurat dan bencana di rumah sakit tahun 2020, dan Permen PU No. 20 Tahun 2009. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem proteksi kebakaran aktif pada IBS dan ICU mendapatkan hasil 61,5% dengan katagori cukup baik, sistem proteksi pasif pada IBS dan ICU mendapatkan hasil 100% katagori baik, Sarana penyelamatan jiwa pada IBS mendapatkan hasil 71% yang masuk ke kategori cukup baik dan pada ICU 66 % katagori cukup baik, organisasi proteksi kebakaran mendapatkan hasil 100% katagori baik, tata laksana operasional mendapatkan hasil yaitu 80% katagori baik, serta pembinaan dan pelatihan mendapatkan hasil 100% katagori baik. ......Hospital is a workplace that has a risk of fire. This study discusses the evaluation of the implementation of a fire management system at the Central Surgery Installation (IBS) and the Integrated Intensive Service Installation (ICU) at Abdul Moeloek Hospital, Lampung Province. This research design is a mix method. The object of this research is every element of the active and passive fire protection systems, life-saving facilities, fire protection organizations, operational management, and also coaching and training in the two installations. Data was collected by the observation and interview. Data analysis is performed by comparing actual condition with NFPA standards (NFPA 72, NFPA 13, NFPA 14, NFPA 10, NFPA 101), Permen PU No. 26 of 2008, Technical Guidelines for Emergency and Disaster Preparedness in Hospitals in 2020, and Permen PU No. 20 of 2009. The results of this study show that the active fire protection system in IBS and ICU gets a result of 61.5% with a fairly good category, the passive protection system in IBS and ICU gets a 100% result in a good category, life-saving facilities in IBS get a result of 71 % in the pretty good category and in the ICU 66% in the pretty good category, fire protection organizations get the good category 100%, operational management gets the good category 80%, coaching and training get the good category 100%.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Wahyudi
Abstrak :
ABSTRAK
Kondisi-kondisi operasional alat ? alat berat yang beroperasi di daerah pertambangan PT. Kaltim Prima Coal (KPC) secara konstan terpapar bahaya ke akaran yang disebabkan oleh situasi operasionalnya. Dimana ke akaran peralatan tambang tidak hanya berakibat pada keselamatan manusia, tetapi juga nyebabkan kerusakan pada aset peralatan dan kerugian produksi. Untuk mengatasi risiko-risiko kritis pada pengelolaan alat berat yang beroperasi tersebut, pengkajian risiko kebakaran perlu dilakukan dengan sasaran dapat memastikan adanya kontrol yang diperlukan (sistem proteksi) dan juga mencakup ruang lingkup pemastian tidak adanya kebocoran bahan yang mudah terbakar dan tersekatnya pemantik api yang umumnya berasal dari sumber panas dan listrik, Sehingga perlu dianalisis seberapa besar tingkatan ris ko terhadap bahaya kebakaran yang dapat timbul pada alat berat yang beroperasi.

Tahapan penelitian ini dilakukan yaitu dengan menganal is risiko-risiko kemudian mengevaluasi serta membuat rangking untuk kemudian menentukan tingkat risiko. Variabel-variabel yang diobservasi meliputi faktor penyalaan api yaitu sumber bahan bakar, sumber panas dan oksigen serta manajemen sistem kebakaran terdiri dari sistem deteksi dini dan sitem proteksi kebakaran dan sistem evakuasinya.

Elemen faktor penyalaan api dievaluasi secara semikuantitatif, dihitung nilai risiko penyalaan apinya (X) sesuai dengan derajat risiko yang telah ditetapkan dalam klasifikasi risiko penyalaan api berdasarkan kemampuan penanggulangan oleh sistem manajemen kebakaran yang tersedia. Tahap selanjutnya menganalisi dan menghitung nilai proteksinya (Y) meliputi sistem pendeteksi dini, sistem pemadaman api sistem evakuasinya. Dari kedua nilai tersebut akan didapatkan nilai risiko faktual yang ada ( ) dari penjumlahan nilai risiko penyalan api (X) dan nilai sistem proteksinya (Y). Hasil penjumlahan dibandingkan dengan justifikasi nilai risiko faktual untuk menyimpulkan risiko secara keseluruhan.

Hasil penelitian didapatkan nilai risiko penyalaan api keseluruhan sebesar . Tingginya nilai risiko penyalaan api pada alat berat disebabkan oleh jumlah dan sifat sumber bahan bakar yang setiap saat dapat terbakar kar berada diatas titik nyala apinya. Untuk nilai sistem proteksi secara keseluruhan didapatkan nilai sebesar . Tingginya kemampuan sistem proteksi yang dimiliki perusahaan dapat menggambarkan proses meminimalkan risiko kebakaran telah diterapkan ada pengelolaan alat berat yang beroperasi. Berdasarkan penjumlahan nilai diatas didapatkan nilai risiko faktual sebesar . Nilai ini jika dibandingkan dengan justifikasi nilai risiko faktual ( ), didapatkan interpretasi risiko sebagai yaitu diterjemahkan sebagai aktifitas kegiatan alat berat dapat diteruskan dengan memperbaiki sistem yang ada.
Abstract
Equipment operating conditions - heavy equipment operating in the mining area of PT. Kaltim Prima Coal (KPC) is constantly exposed to fire azards caused by the operational situation. Where mining equipment fires not only result in human safety, but also cause damage to property and loss of production equipment. To overcome the critical risks in the management of operating heavy equipment, the fire risk assessment needs to be done with the target an ensure the necessary controls (protection system) and also covers the scope of assurance of the absence of leakage of flammable materials and are generally lighter tersekatnya derived from sources of heat and electricity, so we need to an e how much the level of risk of fire hazard that can arise in operating heavy equipment. Stages of this research is to analyze the risks and th evaluate and rank to make and then determine the level of risk. Observable variables include factors that burning fuel source, heat source and oxygen as well as the management system consists of fire detection systems, fire protection system and the system evacuation Elements of fire ignition factors evaluated by semikuantitatif, the fire ignition risk scores calculated (X) in accordance with a predetermined degree of risk in the fire ignition risk classification based on the ability of f re prevention management system available. The next stage of analyzing and calculating the value f protection (Y) includes an early-detection systems, fire suppression systems and evakuasinya system. From these two values will be found that there are factual risk values (existing risk score) of the sum value penyalan risk of fire (X) and the value system of protection (Y). The sum compared with risk of factual justification to conclude that the overall risk. The results found that the overall risk of fire ignition for 130. The high value of the risk of fire ignition in the heavy equipment due to the amount and nature of the source of fuel that can burn at any time because it is located above the flame point. For the value of the protection system as a whole showed a value of 292. The high ability of the company's protection system ca describe the process of minimizing the risk of fire has been applie to the management of heavy equipment operating. Based on the sum of the values obtained above factual risk scores for 130 + 292 = 422. This value is compared with the factual justification for the amount of risk (existing risk va ue), obtained as a Substantial Risk of interpretation of risk that is translated as the activity of heavy equipment can be forwarded by improving the existing system.
2010
T31675
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Thaza Febrianti
Abstrak :
Salah satu sektor yang memiliki risiko tinggi terhadap bahaya kebakaran adalah rumah sakit. Rumah sakit memiliki karakteristik banyak menyerap tenaga kerja, padat teknologi, terbukanya akses bagi pasien, pengantar, dan pengunjung, serta kegiatan berjalan selama 24 jam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi sistem manajemen kebakaran mulai dari pra kebakaran, saat kebakaran, hingga pasca terjadinya kebakaran di RSUD KiSA Kota Depok sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 40 Tahun 2022, Pedoman Teknis di Bidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit, standar NFPA, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2009. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi observasional dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data didapatkan melalui observasi, wawancara, dan telaah dokumen yang didukung dengan instrumen berupa daftar tilik. Analisis data dilakukan dengan analisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan peraturan dan standar yang berlaku. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan manajemen terkait kebakaran sudah disosialisasikan. Telah terbentuk tim K2G, namun papan struktur K2G belum diisi dengan rutin. Terdapat dokumen identifikasi bahaya kebakaran dan telah terlaksana pelatihan sebanyak 2 kali dalam setahun, namun pasien dan pengunjung belum mendapat pembinaan. Persentase tingkat kesesuaian penerapan sistem proteksi kebakaran aktif adalah 80%, sistem proteksi kebakaran pasif adalah 67%, dan sarana penyelamatan jiwa adalah 81%. Inspeksi kebakaran internal belum dilakukan secara rutin dan masih terdapatnya pegawai yang merokok di rumah sakit. Terdapat prosedur tanggap darurat kebakaran yang komprehensif, namun HT dalam kondisi rusak untuk mendukung komunikasi darurat. Penyelidikan dan pelaporan telah terlaksana oleh pihak K3RS, kepala bagian, dan perwakilan instalasi terkait, serta audit kebakaran telah dilakukan setiap 4 tahun sekali dan 1 tahun sekali berupa pemeriksaan dan pengujian. Saran yang diberikan, yaitu mensosialisasikan kembali kewajiban untuk mengisi papan K2G, memberikan sosialisasi kepada pasien dan pengunjung terkait keselamatan kebakaran, memperhatikan jarak pemasangan sistem proteksi kebakaran aktif, melakukan inspeksi secara rutin pada seluruh sarana keselamatan kebakaran, membentuk sanksi bagi pegawai yang merokok, dan memperbaiki HT yang rusak untuk digunakan saat komunikasi darurat. ......One sector that has a high risk of fire hazards is hospitals. Hospitals have the characteristics of being labor-intensive, technology-intensive, open access for patients, caregivers, visitors, and operations for 24 hours. This study aims to analyze the implementation of the fire management system from pre-fire, during fire, to post-fire at RSUD KiSA Depok City in accordance with the Indonesian Minister of Health Regulation No. 40 of 2022, Technical Guidelines in the Field of Hospital Buildings and Facilities, NFPA standards, and Minister of Public Works Regulation No. 20 of 2009. This research used an observational study research design with a qualitative approach. Data collection was obtained through observation, interviews, and document review supported by an instrument in the form of a checklist. Data analysis was carried out by descriptive analysis and compared with applicable regulations and standards. The results showed that management policies related to fire have been socialized. The K2G team has been formed, but the K2G structure board has not been filled regularly. There is a fire hazard identification document and training has been carried out 2 times a year, but patients and visitors have not received guidance. The percentage of conformity level of active fire protection system implementation is 80%, passive fire protection system is 67%, and means of escape facilities are 81%. Internal fire inspections have not been conducted regularly and there are still employees who smoke in the hospital. There is a comprehensive fire emergency response procedure, but the HT is in poor condition to support emergency communication. Investigation and reporting have been carried out by the K3RS, section heads, and representatives of related installations, and fire audits have been carried out every 4 years and once a year in the form of inspection and testing. The suggestions given are to re-socialize the obligation to fill in the K2G board, provide socialization to patients and visitors regarding fire safety, pay attention to the installation distance of active fire protection systems, conduct regular inspections of all fire safety facilities, establish sanctions for employees who smoke, and repair damaged HTs to be used during emergency communication.
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library