Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Aldy Bintang
"ABSTRAK
Perkembangan penggunaan teknologi informasi yang disebut Internet of Things (IoT) merupakan pemanfaatan internet untuk mengambil data pada lingkungan yang dikontrol, melakukan pengolahan data, dan menampilkan hasilnya dalam bentuk interface yang juga mampu menjadi unit pengontrol. Disamping itu, teknologi bernama Augmented reality berkembang sebagai teknologi yang mampu membaurkan objek maya tiga dimensi (3D) ke dalam lingkungan nyata. Secara umum interface pada IoT pada umumnya menggunakan layar komputer yang bersifat statik, atau tatap muka 2D berupa aplikasi/website. Dari studi kasus kurangnya mobilitas pada interface di IoT, penelitian ini berfokus untuk menyatukan interface pada sistem pemantauan IoT dengan menggunakan augmented reality. Penelitian ini meliputi pembuatan aplikasi pada perangkat mobile dengan menggunakan EasyAR, pengujian konektivitas terhadap penggunaan database secara online, serta pembuatan purwarupa perangkat IoT untuk mengirim data. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengukur seberapa cepat waktu yang diperlukan untuk menampilkan dengan AR dari data yang disimpan pada online dan mengetahui efektivitas sistem ini. Evaluasi juga dilakukan terhadap kenyamanan responden/pengguna (tester) saat menggunakan sistem. Hasil pengukuran juga dibandingkan dengan sistem konvensional yang menampilkan data dari perangkat IoT pada layar dengan tampilan dua dimensi (2D).Perkembangan penggunaan teknologi informasi yang disebut Internet of Things (IoT) merupakan pemanfaatan internet untuk mengambil data pada lingkungan yang dikontrol, melakukan pengolahan data, dan menampilkan hasilnya dalam bentuk interface yang juga mampu menjadi unit pengontrol. Disamping itu, teknologi bernama Augmented reality berkembang sebagai teknologi yang mampu membaurkan objek maya tiga dimensi (3D) ke dalam lingkungan nyata. Secara umum interface pada IoT pada umumnya menggunakan layar komputer yang bersifat statik, atau tatap muka 2D berupa aplikasi/website. Dari studi kasus kurangnya mobilitas pada interface di IoT, penelitian ini berfokus untuk menyatukan interface pada sistem pemantauan IoT dengan menggunakan augmented reality. Penelitian ini meliputi pembuatan aplikasi pada perangkat mobile dengan menggunakan EasyAR, pengujian konektivitas terhadap penggunaan database secara online, serta pembuatan purwarupa perangkat IoT untuk mengirim data. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengukur seberapa cepat waktu yang diperlukan untuk menampilkan dengan AR dari data yang disimpan pada online dan mengetahui efektivitas sistem ini. Evaluasi juga dilakukan terhadap kenyamanan responden/pengguna (tester) saat menggunakan sistem. Hasil pengukuran juga dibandingkan dengan sistem konvensional yang menampilkan data dari perangkat IoT pada layar dengan tampilan dua dimensi (2D).

ABSTRACT
The development of information technology called the Internet of Things (IoT) is the application of the internet to retrieve data in a controlled environment, perform data processing, and display the results in the form of interfaces that are also capable of being a control unit. In addition, a technology called Augmented reality developed to capable of displaying three-dimensional virtual objects (3D objects) into real environments. In general, interfaces on IoT generally use a static computer screens, or face-to-face 2D in the form of applications / websites. From the lack of mobility of interfaces in IoT case, this research focuses on integrating interfaces in IoT monitoring systems using augmented reality. This research includes making applications on mobile devices using EasyAR, testing connectivity to online database use, and creating prototypes of IoT devices to send data. The purpose of this study is to measure how fast the time it takes to display with AR from data stored online and find out how effective this system is compared to display using a static monitor. In addition, the results of the study also measure the convenience of the use and utilization of respondents/users (testers) as a result of user experience for the system and applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christiand
"Pemantauan keausan pahat pada proses pemesinan merupakan hal yang penting. Perambatan keausan pahat yang tidak normal maupun peristiwa rusaknya pahat sebelum masa pakai dapat mempengaruhi hasil pemesinan. Pada pemesinan micro-milling, keausan pahat terjadi jauh lebih cepat dibandingkan pada pemesinan macro-milling dikarenakan efek downsizing terhadap geometri pahat itu sendiri. Untuk hal tersebut, sebuah sistem pemantauan keausan pahat dapat memberikan informasi perambatan keausan pahat agar pengguna dapat mengantisipasi kejadian-kejadian yang destruktif serta dapat mengambil keputusan lebih lanjut atas proses pemesinan yang sedang berlangsung. Pada kerja penelitian ini telah dikembangkan sebuah sistem pemantauan keausan pahat untuk pemesinan micro-milling berbasis teknologi digital twin. Sistem yang dikembangkan mampu memberikan informasi estimasi keausan pahat serta informasi ketidakpastian estimasi itu sendiri dengan memanfaatkan simulasi real-time yang dijalankan dalam digital twin. Model virtual dikembangkan berdasarkan model mekanistik dari proses micro-milling yang merupakan bagian dari pendekatan berbasis hukum fisika (physics-based). Model virtual yang dikembangkan meliputi model motor spindle, model unit pengendali (controller) spindle, dan model torsi potong. Ketika simulasi digital twin berjalan, model virtual mensimulasikan variabel-variabel yang terkait proses pemesinan micro-milling serta berinteraksi dengan beberapa variabel lain yang diperbarui (di-update) berdasarkan data real-time sensor-sensor di mesin micro-milling. Variabel tersimulasi digital twin dijadikan informasi dasar untuk dibandingkan dengan variabel yang didapat secara real-time, khususnya variabel torsi motor spindle yang kemudian ditransformasi ke ruang keausan pahat. Extended Kalman filter (EKF) digunakan sebagai salah kerangka kerja untuk mengintegrasi informasi tersimulasi dan informasi real-time untuk menghasilkan sebuah estimasi keausan pahat. Proses pemantauan keausan pahat dilakukan dengan menggunakan diagram kendali (control chart) dan kategorisasi tingkat keausan pahat untuk mengevaluasi nilai estimasi keausan pahat dan ketidakpastian estimasi itu sendiri. Eksperimen pemesinan slot micro-milling dilakukan untuk benda kerja yang terbuat dari stainless steel SUS304 dengan menggunakan pahat mikro berbahan karbida berukuran diameter 1000 µm. Dengan menggunakan empat dataset yang dihasilkan dari eksperimen, sistem pemantauan yang dikembangkan mampu menunjukkan proses perambatan keausan pahat dengan rata-rata error estimasi terbesar adalah 0.052 mm dan nilai ketidakpastian estimasi σtruth terbesar adalah ±0.04 mm untuk dua mata pahat. Untuk implementasi menggunakan EKF, rata-rata error estimasi terbesar adalah 0.038 mm dengan standar deviasi terbesar adalah ±0.031 mm untuk dua mata pahat. Kerja penelitian ini juga telah menghasilkan sebuah alat pengukur keausan pahat yang disebut MicroEye dengan metode observasi langsung (direct observation) menggunakan kamera mikroskop dan lengan robot aktif 6-DOF (degree of freedom). Dalam hal kemampuan pengambilan gambar, MicroEye mampu membawa kamera ke posisi yang ditargetkan sehingga seluruh area keausan pahat yang ingin dideteksi berada dalam ROI (region of interest) dengan tingkat keberhasilan sebesar 86.66%. Dalam hal kemampuan mencapai posisi, MicroEye memiliki error posisi sudut maksimum sebesar 0.596◦ dan error posisi linear maksimum 0.0336 cm pada arah sumbu x dan 0.767 cm pada arah sumbu y.

Tool wear monitoring is an essential aspect of the machining process. The tool breakage and the abnormality of tool wear progression affect the machining result. Due to the downsized tool’s geometry, the progression of tool wear in micro-milling is much faster than in macro-milling. A tool wear monitoring system helps to give information about the progression of tool wear so that the user can anticipate unwanted destructive events and make further decisions for the ongoing machining process. This dissertation presents the development of a tool wear monitoring system based on the digital twin technology for micro-milling applications. The developed system can provide the tool wear estimate and the estimation uncertainty altogether by running the real-time digital twin simulation. The virtual model was developed from the mechanistic model of the micro-milling process, which is part of a physics-based approach. The virtual model consists of the spindle motor, spindle controller, and cutting torque models. During the simulation, the virtual model simulates the variables of the micro-milling process and interacts with some of the real-time variables coming from the sensors in the micro-milling machine. The simulated variables (such as spindle motor torque) as the ground information are compared to the real-time variables in the wear space. Extended Kalman filter (EKF) is used as the framework to integrate the simulated and real-time information to estimate the wear growth. Then, the wear estimate and the estimation uncertainty are evaluated using a control chart and a categorization of wear level. The slot micro-milling experiment was conducted for SUS304 stainless steel workpiece with 1000 µm carbide micro-tool. The developed system can monitor the progression of tool wear with the largest mean of estimation error = 0.052 mm and the largest estimation uncertainty = ±0.04 mm. The implementation of EKF framework has improved the estimation accuracy with largest estimation error 0.038 mm with largest standard deviation ±0.031 mm for two cutting teeth. This dissertation also presents the result of a tool wear measurement device called MicroEye. The device uses a direct observation approach with a microscope camera as the primary sensor. The device has an active 6-DOF (degree of freedom) arm robot mechanism for motion flexibility. In terms of wear analysis, MicroEye can provide three metrics to analyze the difference between the fresh and the worn tools. In the aspect of image acquisition, MicroEye was able to bring the camera to the targeted position with the success rate 86.66% so that the ROI (region of interest) of the tool image is fully captured by the camera. In positioning, MicroEye achieved a maximum error of angular position 0.596◦, the maximum error of linear position 0.0336 cm in x-axis direction and 0.767 cm in y-axis direction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Nurcahyo
"ABSTRAK
Tugas Akhir ini menjelaskan tentang bagaimana membuat suatu sistem pemantauan
ketinggian air dengan memanfaatkan gelombang ultrasonik berbasis mikrokontroler
ATMEGA16 dan terdapat 2 buah motor yang berfungsi untuk membersihkan sampah
yang menyumbat saluran air. Hal ini perlu dilakukan mengingat banyaknya kerugian
yang ditimbulkan dari penyumbatan sampah pada saluran air ,seperti banjir. Kami
menggunakan sensor Ping dengan memanfaatkan prinsip pantulan suara, digunakan
untuk mengukur ketinggian air. Selang waktu yang diperlukan untuk memancarkan dan
menerima pantulan gelombang ultrasonic dikalikan dengan cepat rambat suara dalam air
guna memperoleh nilai jarak. Hal ini dilakukan oleh program Bascom AVR yang
disimpan dalam memori mikrokontroler. Terdapat 2 buah sensor Ultrasonik yang
berfungsi untuk membandingkan ketinggian air pada aliran air masuk dan air keluar.
Hasil Perbedaan ketinggian air yang diperoleh ditampilkan LCD. Kami juga membuat
batas kritis perbedaan ketinggian air yaitu sebesar 3 cm. Apabila perbedaan ketinggian air
melebihi batas kritis yang kami tetapkan, maka crane akan terangkat. Setelah crane
sampai diatas maka ada saringan sampah yang turun dan terdapat motor pendorong yang
mengembalikan ke tempat semula. Setelah itu crane turun kembali dan proses akan
terjadi berulang-ulang. Dari hasil pengujian, diperoleh system dapat bekerja dengan baik

ABSTRACT
This final task describes how to create a water level monitoring system utilizing
ultrasonic wave ATMEGA16 microcontroller and there are 2 motors that function to
clean up the garbage that clog waterways. This needs to be done considering the number
of loss arising from the blockage of trash in waterways, such as flooding. We use the
Ping sensor by utilizing the principle of sound reflection, is used to measure water levels.
Lapse of time required for transmitting and receiving ultrasonic wave reflections
multiplied by the propagation of sound in water to obtain a distance value. This is done
by a program stored in the Bascom AVR microcontroller memory. There are two pieces
Ultrasonic sensors are used to compare the level of water in the flow of incoming water
and outgoing water. Results obtained by the difference in water elevation LCD display.
We also make a critical difference in water height limit that is equal to 3 cm. If the
difference in water height exceeds the critical threshold that we set, then the crane will be
lifted. After the crane up above then there are the filters that garbage down and there is
the motor driving the back into place. After the crane fell again and the process will occur
repeatedly. From the test results, obtained by the system can work well
"
2010
TA1105
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cecep Suherlan Alamsyah
"Analysis and monitoring system design of childhood illness management quality through Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) approach in Public Health Center in District of Cianjur, West JavaThe Infant Mortality Rate (IMR) and Children Under Five Mortality Rate in District of Cianjur are still high. To accelerate the decreasing of both 1MR and Children Under Five Mortality Rate we have implemeted various efforts. One of them is to integrate illness management by having a new approach: The Integrated Management of Childhood Illness (IMCI).
IMCI is an approach of Integrated Management of Childhood Illness which combines promotive, preventive, and curative services in five main cause of mortality in infants and children in developing countries, they are pneumonia, diarrhoea, measles, malaria, and malnutririon. Basically, IMCI is made to improve the health service quality of childhood illness.
There are some important requirements in improving the health service quality such as input standards (health personel, equipment and drugs, fund), environment standards, and process standards. All requirements should be monitoring periodically to achieve better service quality. The aims of this research is to design monitoring system of childhood illness management through IMCI approach in District Health Center, Cianjur. In determining the variables to be used as monitoring indicators, first we should analyze variables related to childhood illness management quality served by health personel. In this research we use cross sectional as research design and chi square and logistic regression as statistic analysis.
Based the analysis on several variables we get conclusion that there is relationship between health personel knowledge and childhood illness managemenet quality (p=),0l3); between supervision and childhood illness management quality (p = 0,008); and between complete equipment and drugs of IMCI and childhood illness management quality (p-0,001). Logistic regression test shows that the most significant variables to childhood illness management quality in PHC is the health personel knowledge and complete equipment and drugs.
Variables use as monitoring indicators are health personel knowledge and complete equipment and drugs which are believed as most significant factors to childhood illness management quality; supervision, because it shows relationship through bivariat test.
Based on analysis results, we prepare monitoring system design which can provide information on workers capabilities level of knowledge, complete facilities/instrument in Public Health Center based on type and existence of health personel supervision. The design is limited on input design, collection mechanism and data process, output design, spesification of need of hardware and software.
Based on analysis results, we have some suggestions to the Head of District Health Office Cianjur, They are: Periodic monitoring on variables health personel knowledge; complete facilities (equipment and drugs) and existence of worker supervision; refreshing on childhood illness management through IMCI approach to improve health personel knowledge; completing IMCI drugs and equipment in Public Health Center.
There are some suggestions regarding the results of monitoring system design, they are: The monitoring system management would be better performed by Health Planning and Information division; there should be any workers who-master computer program especially aplication program of windows, because this system is made in microsoft access program.
Hardware technology in this monitoring system programme is: PC-DOS or MS-DOS operation system version 2.0 or higher; hard disk with minimum capacity of 500 MB, RAM 8 MB, at least one floppy drive, pentium processor 100 or higher.
The computerized design should undergo several tests in order to anticipate mistakes in programming and to make it complete. In its implementation, we should do monitoring and evaluation on every step from data input, output and feedback of system to know whether the system has work smoothly.

Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Cianjur masih tinggi. Untuk mempercepat penurunan AKB dan AKABA tersebut berbagai upaya telah dijalankan, dan salah satu strateginya adalah memadukan penanganan penyakit yang selama ini masih berjalan terpisah-pisah dengan melakukan pendekatan baru yaitu Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
MTBS adalah suatu pendekatan keterpaduan balita sakit, yang memadukan pelayanan promotif, preventif serta kuratif pada lima penyakit penyebab utama kematian pada bayi dan balita di negara berkembang, yaitu pnemonia, diare, campak dan malaria serta malnutrisi. MTBS pada prinsipnya untuk memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan pada balita sakit.
Untuk terlaksananya kualitas pelayanan kesehatan ada persyaratannya, yaitu antara lain standar masukan (petugas, sarana, dana), standar lingkungan, dan standar proses. Persyaratan tersebut hams selalu dipantau secara berkala agar kualitas pelayanan selalu terjaga. Di Kabupaten Cianjur kualitas pelayanan kesehatan pada balita dengan melakukan tatalaksana kasus pada balita sakit melalui pendekatan MTBS memperlihatkan adanya penurunan. Selain itu, pemantauan yang dilakukan masih tertuju pada bagaimana kualitas tatalaksana kasus dilakukan' oleh petugas (proses), sementara terhadap masukan (input) dan lingkungan belum dilakukan.
Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem pemantauan kualitas tatalaksana balita sakit melalui pendekatan MTBS di Puskesmas Kabupaten Cianjur. Untuk menetapkan variabel yang akan dijadikan indikator pemantauan, terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap variabel yang berhubungan dengan kualitas tatalaksana balita sakit oleh petugas Puskesmas. Analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dan analisis statistiknya menggunakan Chi square dan regresi logistik
Dari analisis terhadap beberapa variabel diperoleh basil bahwa adanya hubungan antara pengetahuan petugas dengan kualitas tatalaksana balita sakit (p = 0,013); ada hubungan antara supervisi dengan kualitas tatalaksana balita sakit (p = 0,008); ada hubungan antara kelengkapan sarana MTBS dengan kualitas tatalaksana balita sakit (p = 0,001). Selanjutnya uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap kualitas tatalaksana balita sakit di Puskesmas adalah variabel pengetahuan petugas dan kelengkapan sarana.
Variabel yang dijadikan indikator pemantauan, selain pengetahuan petugas dan kelengkapan sarana yang diketahui paling kuat pengaruhnya terhadap kualitas tatalaksana balita sakit, variabel supervisi juga disertakan karena pada uji bivariat terbukti berhubungan. Berdasarkan basil analisis diatas, selanjutnya disusun rancangan sistem pemantauanyang dapat menyajikan informasi mengenai tingkat kapabilitas petugas dan aspekengetahuan, kelengkapan sarana/peralatan di Puskesmas berdasarkan jenisnya, dan ada tidaknya supervisi terhadap petugas. Rancangan sistem yang disusun dibatasi pada rancangan input, mekanisme pengumpuian dan pengolahan data, rancangan output, spesifikasi kebutuhan hardware dan software.
Berdasarkan hasil analisis, saran untuk Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur adalah sebagai berikut: Dilakukan pemantauan secara berkala terhadap variabel pengetahuan petugas, kelengkapan sarana, dan ada tidaknya supervisi terhadap petugas; dilaksanakan penyegaran tentang tatalaksana balita sakit melalui pendekatan MTBS pada petugas Puskesmas; melengkapi sarana MTBS pads Puskesmas yang sarananya tidak lengkap.
Selanjutnya berdasarkan basil model rancangan sistem pemantauan yang dikembangkan, beberapa saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut: Pengelolaan Sistem Pemantauan ini sebaiknya dilaksanakan oleh Urusan Perencanaan dan Informasi Kesehatan; ada tenaga yang menguasai komputer terutama yang menguasai program aplikasi yang berbasis windows mengingat sistem ini dibuat dalam program microsoft accsess; Teknologi perangkat keras yang diperlukan untuk pemrograman sistem pemantauan ini adalah: Sistem operasi PC-DOS atau MS-DOS versi 2.0 atau lebih tinggi, hard disk berkapasitas minimum 500 MB, RAM 8 MB, minimum sebuah floppy drive, processor pentium 100 atau lebih; rancangan yang dibuat secara komputerisasi hares diujicobakan terlebih dahulu agar kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam pembuatan program dapat diketahui dan dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan; Dalam implementasinya, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap tiap tahapan mulai dari input data sampai output dan feedback dari sistem yang berjalan"
2000
T454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fauzi Rachmani
"Pada era Information Communication Technology ICT, perkembangan dari software dan hardware sangat pesat. Berdasarkan data Dirjen Pos dan Telekomunikasi prospek dari Internet of Things untuk Indonesia mencapai 444 triliun dengan 400 juta sensor perangkat terhubung. Berbagai sektor mulai menerapkan IoT sebagai sistem automasinya seperti industry, kesehatan, logistic, dan pertanian. Fokus pada penelitian ini adalah penerapan IoT pada bidang pertanian. Berdasarkan pengujian menggunakan arduino dan LoRa 915 MHz bahwa perfomansi dari sistem dapat menjangkau hingga 700 meter dengan nilai Received Signal Strength RSSI dibawah -120 dBm dan nilai rata-rata Packet Delivery Ratio PDR 40-50. Sedangkan pengujian dari sisi end user menunjukkan bahwa sistem antarmuka web memiliki rata-rata penilaian 4 sampai 4.2 dari segi tampilan, fungsi, dan informasi. Untuk segi kinerja response time memperlihatkan bahwa web dapat diakses dalam waktu 0.2 detik hingga 0.6 detik.

In the era of Information Communication Technology ICT the development of software and hardware is very rapid. Based on data from Director General of Pos and Telecommunication, the prospect of Internet of Things for Indonesia reached 444 trillion with 400 million sensors connected devices. Various sectors are beginning to implement IoT as their automation systems such as industry, health, logistics, and agriculture. The focus of this research is the application of IoT in agriculture. Based on testing using arduino and LoRa 915 MHz, the perfomance of the system can reach up to 700 meters with the value of Received Signal Strength RSSI below 120 dBm with an average of 40 50 Packet Delivery Ratio PDR . While testing from the end user side shows that the web interface system has an average rating of 4 to 4.2 in terms of appearance, function, and information. In terms of performance response time shows that the web can be accessed within 0.2 seconds to 0.6 seconds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library