Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Badrul Munir
Abstrak :
Sifat-sifat yang sangat beragam yang dapat dikembangkan dari material baja telah membuat material ini dipilih untuk aplikasi pada temperatur tinggi. Aplikasi dari baja ini antara lain terdapat pada industri petrokimia, yaitu pada sistem pipa dengan temperatur tinggi. Pada aplikasi ini, ada kemungkinan terjadi karburisasi pada bagian dalam pipa karena adanya aliran bahan organik seperti gas atau minyak dengan temperatur tinggi yang dapat menyebabkan difusi karbon pada pemukaan pipa. Pada temperatur tinggi, kekuatan material sangat bergantung pada laju regangan dan lamanya penggunaan material tersebut, dimana pada temperatur tinggi, dengan adanya mobilitas atom dan dislokasi akan menyebahkan terjadinya suatu ketidak-stabilan pada material sehingga bila ada suatu beban yang bekerja secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya pemuluran pada material. Gejala ini disebut sebagai creep. Dengan adanya tambahan proses karburisasi selain berpengaruh terhadap sifat mekanis dan struktur mikro, juga akan mempengaruhi perilaku creep dari baja. Pengujian diarahkan dengan melakukan proses karburisaisi pada tiga benda uji dan dilihat perilaku creep-nya. Benda uji terdiri dari benda uji awal, dan benda dikarborisasi pada temperatur 8500 dan 10950 f dengan waktu tahan 1 jam, kemudian untuk menguji perilaku creep material hasil karburisasi ini dilakukan pengujian creep dengan metode laju creep yang dipercepat dengan mengambil beban 60% dari nilai tegangan luluh baja AISI 1017, sebesar 500 N pada temperatur 500 °C. Hasil pengujian menunjukkan baja AISI 1017 yang dikarburisasi pada temperatur 10950 mempunyai ketahanan creep paling baik. Hal disebabkan pada temperatur ini difusi karbon yang terjadi paling banyak sehingga akan terjadi peningkatan kekerasan dan penguatan yang akan menciptakan penghalang yang kuat untuk pergerakan dislokasi. Namun dengan adanya peningkatan kekerasan ini akan mengakibatkan turunnya elongasi yang terjadi menuju perpatahan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Trihono
Abstrak :
Tesis ini dilatarbelakangi oleh tiadanya prediksi tingkat reliabilitas sistem perpipaan transmisi gas bumi Sumatera ? Jawa Phase 1. Prediksi tingkat reliabilitas perlu untuk diketahui sebagai dasar manajemen operasi dan pemeliharaan dalam mengembangkan sistemnya agar dapat mengantisipasi kegagalan dan menjaga reliabilitas di masa depan. Untuk menghitung tingkat reliabilitas tersebut menggunakan metode Fault Tree Analysis yang mendasarkan perhitungannya pada laju kegagalan komponen penyusun sistem perpipaan. Laju kegagalan komponen mengacu pada data operasi dan pemeliharaan yang tersedia dan OREDA (Offshore Reliability Data Handbook). Kualitas hasil perhitungan reliabilitas dengan metode FTA ditentukan oleh seberapa baik pemodelan sistem, keakuratan pohon kegagalan (fault tree) berikut rangkaian gerbang logikanya (logic gate) serta ketepatan penerapan modus kegagalan komponen berikut laju kegagalannya. Dengan metode FTA ini diperoleh besaran reliabilitas total sistem perpipaan sekaligus sub-sistemnya sehingga dapat digunakan untuk melihat subsistem mana yang paling besar pengaruhnya terhadap reliabilitas total sistem. Dari perhitungan reliabilitas didapatkan hasil tingkat reliabilitas total sistem sebesar 99,5%. Data reliabilitas dan analisanya digunakan untuk mengevaluasi program operasi dan pemeliharaan saat ini dan melihat efektifitasnya untuk menjaga reliabilitas sistem yang tinggi. Rekomendasi diberikan untuk mengembangkan program operasi dan pemeliharaan untuk fokus pada reliabilitas.
The background of this thesis is the absence of prediction on reliability of Phase 1 Gas Transmission Sumatera ? Jawa pipeline system. The predictive reliability is needed by operation and maintenance management to develop their system in order to anticipate potential failure in future and to maintain required level of reliability of their system. Reliability is calculated by using Fault Tree Analysis based on the failure of components in the system. Failure rate of components are determined from historical operation & maintenance data and OREDA (Offshore Reliability Data Handbook). The quality of reliability calculation by using FTA are depending on the validity of system modeling, the accuracy of fault-tree developed with proper logic-gate and the choice of relevant component-failuremode and its failure rate. Reliability calculation using FTA gives the total reliability of system and sub-system, therefore it is able to see the sub-system which has big contribution to the total reliability of system. The calculation gives the total reliability of system of 99,5%. The reliability data and the analysis is used to evaluate the effectiveness of the existing operation & maintenance program in maintaining the reliability. Recommendation is given to improve the operation & maintenance program in order to focus on reliability.;The background of this thesis is the absence of prediction on reliability of Phase 1 Gas Transmission Sumatera ? Jawa pipeline system. The predictive reliability is needed by operation and maintenance management to develop their system in order to anticipate potential failure in future and to maintain required level of reliability of their system. Reliability is calculated by using Fault Tree Analysis based on the failure of components in the system. Failure rate of components are determined from historical operation & maintenance data and OREDA (Offshore Reliability Data Handbook). The quality of reliability calculation by using FTA are depending on the validity of system modeling, the accuracy of fault-tree developed with proper logic-gate and the choice of relevant component-failuremode and its failure rate. Reliability calculation using FTA gives the total reliability of system and sub-system, therefore it is able to see the sub-system which has big contribution to the total reliability of system. The calculation gives the total reliability of system of 99,5%. The reliability data and the analysis is used to evaluate the effectiveness of the existing operation & maintenance program in maintaining the reliability. Recommendation is given to improve the operation & maintenance program in order to focus on reliability.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahahera Bastinov Putri Almagistra
Abstrak :
Gas alam adalah salah satu bahan bakar fosil yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari sumur gas yang kemudian diproses dan ditransportasikan, salah satunya lewat pipa transmisi. Dalam transportasinya, gas alam sering terlepas ke atmosfer, baik disengaja dalam proses penurunan tekanan emisi venting atau tidak disengaja emisi fugitive, yang berdampak buruk bagi lingkungan. Untuk itu, perlu dilakukan perhitungan tingkat emisi yang diharapkan dapat menjadi acuan dan rekomendasi strategi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca GRK. Dalam perhitungan tingkat emisi, dikenal dengan istilah faktor emisi, yaitu nilai faktor pengali untuk menghitung tingkat emisi. Nilai faktor emisi ini dihasilkan oleh agensi lingkungan, diantaranya INGAA dan IPCC. Untuk mengurangi ketidakpastian nilai faktor emisi, IPCC merekomendasikan untuk melakukan simulasi Monte Carlo, yang dilakukan oleh Lechtenbohmer, et al. 2007 di sistem pipa transmisi milik Rusia. Penelitian ini melakukan perhitungan tingkat emisi menggunakan nilai faktor emisi berdasarkan INGAA, IPCC, dan Lechtenbohmer, et al. 2007 , dengan variasi laju alir. Variasi laju alir berpengaruh pada perhitungan dengan INGAA Tier 2 dan 3 serta IPCC. Perhitungan dengan nilai faktor emisi berdasarkan Lechtenbohmer et al. 2007 memiliki nilai emisi yang paling tinggi. Metode terbaik yang dapat diaplikasikan adalah IPCC karena faktor emisi IPCC merupakan fungsi geografis dan teknologi.
Natural gas is one of the fossil fuel which is used in daily basis and can be extracted from gas wells then being produced and transported, one of which is using transmission pipeline. When being transported, natural gas is often emitted to the atmosphere, either for depressurization venting emission or leak through the pipeline fugitive emission . Therefore, emission level estimation must be performed as reference and strategy recommendation to reduce the greenhouse gas GHG emission that would damage the environment. Emission factor is a well known multiplier factor to calculate GHG emission from every emission source. Emission factor value is assessed by environment agency, such as INGAA and IPCC. To reduce the uncertainty of emission factor, IPCC suggests to conduct Monte Carlo simulation that had already been done by Lechtenbohmer, et al. 2007 in Russia rsquo s gas transmission system. This research estimates emission level using emission factor based on INGAA, IPCC, and Lechtenbohmer, et al. 2007 with flowrate variation. This flowrate variation has influence on Tier 2 and 3 INGAA also on IPCC methodologies. Emission factor based on Lechtenbohmer, et al. 2007 estimates the highest emission level. IPCC is the most suitable basis for emission factor because it has already considered geographic and technology of a country.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarief Alfiantoni
Abstrak :
Dalam proses pembakaran pada alat Fluidized Bed Combustion, distributor merupakan salah satu komponen yang paling penting. Distributor berpengaruh pada fenomena fluidisasi yang berdampak pada proses perpindahan panas yang terjadi pada bed material. Dengan di modifikasinya distibutor tersebut, fenomena fluidisasi yang terjadi menjadi lebih baik dibandingkan sebelumya, dan hal tersebut dibuktikan pada proses pemanasan awal yang dilakukan tanpa menggunakan bahan bakar dan bed materialnya dapat mencapai kestabilan temperatur pada 145oC. Selain itu, kerusakan yang terjadi pada sistem pipa pembuangan menjadi salah satu faktor penghambat dalam melakukan proses penelitian. Oleh karena itu, dibuat perancangan dan perhitungan head loss terhadap sistem pembuangan pada fluidized bed combustion. Head loss yang terjadi pada desain tersebut sebesar 1,759 m.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library