Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Elex Media Komputindo, , 1996
612.8 MEM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentius Sutarmo Setiadji
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
612.8 SUT f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Noback, Charies
London: McGraw-Hill, 1981
612.8 NOB h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Budiyono
Abstrak :
Pajanan timbal di dunia masih diperkirakan sebesar 0,6% dari beban penyakit global dan beban tertinggi pada kawasan negara berkembang. Salah satu sumber pencemaran timbal yang menjadi perhatian saat ini adalah peleburan aki bekas. Sistem saraf merupakan target utama toksisitas timbal dan mengakibatkan penurunan IQ (Intelegence Quotient). Anak-anak merupakan populasi rentan salah satunya dikarenakan masih dalam tahap perkembangan otak. Kadar timbal dalam darah merupakan indikator yang paling baik untuk menunjukkan current exposure. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kadar timbal dalam darah terhadap tingkat kecerdasan (majemuk) siswa sekolah dasar dengan menggunakan studi cross sectional. Kecerdasan majemuk yang terdiri dari kecerdasan verbal dan kecerdasan logis-matematis dijadikan sebagai outcome. Pengambilan sampel darah dilakukan pada dua sekolah di lokasi yang berbeda yaitu 60 siswa MI Baitussaa?adah di Kabupaten Tangerang dan 69 siswa SDN Bulutengger di Kabupaten Lamongan. Rata-rata kadar timbal dalam darah anak di Kabupaten Tangerang adalah 39,18 μg/dl dimana 100% melebihi batas normal (CDC 1997) sedangkan rata-rata kadar timbal dalam darah anak di Kabupaten Lamongan adalah 11,76 μg/dl dimana 59,4% melebihi batas normal. Kadar timbal dalam darah berhubungan signifikan dengan tingkat kecerdasan majemuk (nilai p=0,008; OR=3,45; CI 95%=1,35-8,83). Variabel lainnya yang berhubungan signifikan yaitu wilayah tinggal (nilai p=0,001; OR=5,28; CI 95%=2,49-11,22), pendidikan orang tua (nilai p=0,002; OR=3,03; CI 95%=1,48-6,21) dan ketidakhadiran karena sakit (nilai p=0,002; OR=3,11; CI 95%=1,51-6,41). Dalam analisis multivariat, kadar timbal dalam darah berhubungan dengan tingkat kecerdasan (majemuk) pada anakanak setelah dikontrol variabel pendidikan orang tua. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pajanan timbal karena peleburan aki bekas sudah membahayakan. Oleh karena itu, industri yang melibatkan bahan timbal dalam proses produksinya harus diberhentikan atau dipindahkan menjauh dari masyarakat.
Lead exposures in the world was estimated at 0.6% of the global disease burden and the highest burden in developing countries. One of lead exposure sources concern now is battery recycling. The nervous system is the main target of lead toxicity and can decrease IQ points. Children are the vulnerable population because of their brain are still developing. Blood lead levels are the best indicator to show the current exposure. The objective of this study to determine the relationship between blood lead levels with multiple intelligence level of elementary school students by using a cross sectional study. Multiple intelligences level consisting of verbal and logical-mathematical intelligence used as the outcome. Blood sampling conducted at two schools in different locations that is 60 students MI Baitussaa'adah in Tangerang Regency and 69 students SDN Bulutengger in Lamongan Regency. Blood lead levels averages in Tangerang Regency is 39,18 μg/dl which 100% exceed threshold limit values (≥10 μg/dl) and blood lead levels in Lamongan Regency is 11,76 μg/dl which 59,4% exceed threshold limit values. Results of this study is blood lead levels significantly associated with multiple intelligences level (p value= 0.008; OR = 3.45; 95% CI = 1.35 to 8.83). Other variables associated significantly with multiple intelligences levels such as living area (p = 0.001; OR = 5.28; 95% CI = 2.49 to 11.22), parental education (p = 0.002; OR = 3.03; 95% CI = 1.47 to 6.21) and the frequency of absence caused by illness (p = 0.002; OR = 3.11; 95% CI = 1.51 to 6.41). In multivariate analysis, blood lead levels associated with multiple intelligences levels in children after being controlled by parental education variable. This study suggested lead exposure by battery recycling is endanger. Therefore, the industry involving lead substances should be stopped or moved far away from the community.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wita Widiani
Abstrak :
ABSTRAK
Lama rawat dihitung dari tanggal keluar pasien dikurangi tanggal pasien masuk ruang perawatan yang tercatat pada data rekan medik.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik anak dengan lama rawat anak yang mengalami infeksi sistem saraf pusat di RSUD Cibinong tahun 2013-2016. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan studi korelasi. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data rekam medik pada tahun 2013-2016. Sampel dalam penelitian ini adalah anak yang berusia 0-18 tahun yang mengalami infeksi sistem saraf pusat yaitu 106 responden dengan menggunakan simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik anak yang memiliki hubungan bermakna dengan lama rawat adalah jenis kelamin p value 0,032 , status gizi p value 0,000 , dan penyakit penyerta p value 0,000 . Rekomendasi bagi pelayanan keperawatan agar dapat meningkatkan asuhan keperawatan yang komprehensif dan bagi manajemen rumah sakit agar menetapkan standar lama rawat untuk anak dengan penyakit infeksi sistem saraf pusat.
ABSTRACT
The length of stay was calculated from the patient 39 s discharge date minus the date of patient enters the treatment room that recorded on the medical records. This study aimed to identify relationship between children rsquo s characteristics with the length of stay of children who had central nervous system infection at RSUD Cibinong in 2013 2016. This study used cross sectional design with correlation studies. This study used secondary data that was medical record in 2013 2016. The sample in this study were children aged 0 18 years who had central nervous system infection, that was 106 respondents by using simple random sampling. The results showed that the characteristics of children with significant association with length of stay were gender p value 0,032 , nutritional status p value 0,000 , and comorbidities p value 0,000 . The recommendation on this study is for nursing services to improve comprehensive nursing care and for hospital management to establish the standard length of stay for children with central nervous system infection.
2017
S68264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumaisha Nuha Zakiyyah
Abstrak :
Pandemi COVID-19 membawa dampak besar pada pembelajaran anatomi. Pembelajaran anatomi yang secara konvensional dilakukan berbasis kadaver tidak dapat dilakukan atau hanya dapat dilakukan secara terbatas. Aplikasi anatomi tiga dimensi hadir sebagai media pembelajaran anatomi yang dapat memudahkan mahasiswa memahami struktur dan topografi secara akurat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan aplikasi anatomi 3D dengan peningkatan hasil pembelajaran anatomi (nilai pre-post test) sistem saraf pusat pada mahasiswa FKUI angkatan 2023. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi-eksperimental. Tiga puluh satu subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu menggunakan aplikasi anatomi 3D (n = 14) dan tidak menggunakan aplikasi anatomi 3D (n =17). Kedua kelompok diberikan materi tambahan berupa referensi buku anatomi. Dilakukan pre-test dan post test pada kedua kelompok untuk menilai hasil pembelajaran. Analisis data dilakukan uji Spearman rank correlation menggunakan aplikasi SPSS ver. 24. Ditemukan korelasi nilai r = 0,07 dengan nilai p = 0,7 (p > 0,05) antara hasil pembelajaran dan penggunaan aplikasi anatomi 3D. Terdapat peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi pada kelompok yang menggunakan aplikasi anatomi 3D (30,00) dibandingkan dengan yang tidak menggunakan aplikasi anatomi 3D (26,47). Terdapat hubungan yang sangat lemah dengan tendensi tidak signifikan antara penggunaan aplikasi anatomi 3D dengan peningkatan hasil pembelajaran anatomi (nilai pre-post test) sistem saraf pusat pada mahasiswa FKUI angkatan 2023. Kedua kelompok mengalami peningkatan hasil pembelajaran. Diperlukan analisis lebih lanjut pengaruh preferensi metode pembelajaran anatomi, kemampuan spasial, gaya belajar, dan kecepatan belajar mahasiswa terhadap hubungan antara penggunaan aplikasi anatomi 3D dan hasil pembelajaran anatomi. ......The COVID-19 pandemic has had a significant impact on anatomy education. Conventional anatomy learning based on cadavers cannot be conducted or can only be done in a limited manner. Three-dimensional anatomy applications are presented as a learning tool that can facilitate students in understanding anatomical structures and topography accurately. This research was conducted to determine the relationship between the use of 3D anatomy applications and the improvement in central nervous system anatomy learning outcomes (pre-post test scores) among 2023 students of the Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. The research design used is quasi-experimental. Thirty-one subjects were divided into two groups: one using 3D anatomy applications (n = 14) and one not using 3D anatomy applications (n = 17). Both groups were provided with additional anatomical reference materials. Pre- tests and post-tests were conducted on both groups to assess learning outcomes. Data analysis was performed using the Spearman rank correlation test with SPSS version 24. A correlation with a value of r = 0.07 and a p-value of 0.7 (p > 0.05) was found between learning outcomes and the use of 3D anatomy applications. There was a higher improvement in learning outcomes in the group that used 3D anatomy applications (30.00) compared to the group that did not use 3D anatomy applications (26.47). There is a very weak and non-significant correlation between the use of 3D anatomy applications and the improvement in central nervous system anatomy learning outcomes (pre-post test scores) among 2023 students of the Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. Both groups experienced an improvement in learning outcomes. Further analysis is needed to understand the influence of students' preference for anatomy learning methods, student’s spatial abilities, learning styles, and learning speed on the relationship between the use of 3D anatomy applications and anatomy learning outcomes.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martin, John H.
East Norwalk: Appleton & Lange, 1989
611.83 MAR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prinindita Artiara Dewi
Abstrak :
Latar Belakang: Kanker primer tahap lanjut dapat bermetastasis ke sistem saraf pusat (SSP) yaitu otak dan spinal, maupun ke selain SSP. Perbedaan gejala klinis antara metastasis SSP dan tanpa keterlibatan SSP adalah defisit neurologis pada metastasis SSP. Kedua metastasis tersebut dapat berisiko menyebabkan indeks massa otot skeletal yang rendah akibat gejala klinis dan peningkatan metabolisme akibat kanker. Namun, belum diketahui perbedaan di antara keduanya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan appendicular skeletal muscle index (ASMI) pada pasien metastasis dengan dan tanpa keterlibatan SSP. Metode: Penelitian ini adalah studi potong lintang pada subjek berusia 18-65 tahun. Karakteristik subjek berupa usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, status gizi berdasarkan ASPEN, lokasi tumor primer, lokasi metastasis, waktu terdiagnosis metastasis, defisit neurologis, asupan energi dan protein, Karnofsky Performance Scale, kemoterapi, terapi glukokortikoid, dan nilai ASMI. Analisis bivariat digunakan untuk menilai perbedaan nilai ASMI antara metastasis SSP dan tanpa keterlibatan SSP. Hasil: Terdapat 59 subjek dengan nilai ASMI rendah. Rerata nilai ASMI pada metastasis SSP lebih rendah (3,81±1,19 kg/m2) dibandingkan dengan metastasis tanpa keterlibatan SSP (3,97±0,93 kg/m2) dengan perbedaan tidak signifikan pada kedua kelompok (p = 0,568). Terdapat perbedaan bermakna antara ASMI rendah dengan jenis kelamin (p=0,000), asupan energi (p=0,012), disfagia (p=0,027), nyeri kepala (p=0,033), dan gangguan kognitif (p=0,032). Kesimpulan: Tidak ditemukan perbedaan bermakna antara subjek yang memiliki ASMI rendah pada metastasis SSP dan tanpa keterlibatan SSP. Perbedaan bermakna ditemukan antara ASMI dengan karakteristik subjek yaitu jenis kelamin, asupan energi, disfagia, nyeri kepala, dan gangguan kognitif. ......Background: Advanced primary cancer can metastasize to the central nervous system (CNS), namely the brain and spinal cord, or to other than the CNS. The difference in clinical symptoms between CNS metastases and those without CNS involvement is the neurological deficit in CNS metastases. Both metastases may be at risk for low skeletal muscle mass index due to clinical symptoms and increased metabolism due to cancer. However, the differences between them are unknown. The aim of this study was to determine the difference of appendicular skeletal muscle index in metastatic patients with and without CNS involvement. Methods: This study was a cross-sectional study on subjects aged 18-65 years. Subject characteristics included age, gender, body mass index, nutritional status based on ASPEN, primary tumor location, metastasis location, time of metastasis diagnosis, neurological deficits, energy and protein intake, Karnofsky Performance Scale, chemotherapy, glucocorticoid therapy, and ASMI value. Bivariate analysis was used to assess the difference in ASMI value between CNS metastasis and without CNS involvement Results: There were 59 subjects with low ASMI values. The mean ASMI value in CNS metastasis was lower (3,81±1,19 kg/m2) compared to metastasis without CNS involvement (3,97±0,93 kg/m2) without significant difference in both groups (p=0,568). There was a significant difference between low ASMI and gender (p=0,000), energy intake (p=0,012), dysphagia (p=0,027), headache (p=0,033), and cognitive impairment (p=0,032). Conclusion: No significant difference was found between subjects who had low ASMI in CNS metastasis and without CNS involvement. Significant differences were found between ASMI and subject characteristics such as gender, energy intake, dysphagia, headache, and cognitive impairment.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Gemalasari Liman
Abstrak :
Beban kompleks ventrikel prematur (KVP) memiliki tiga jenis ritme sirkadian, yaitu tipe cepat, tipe lambat, dan tipe independen. Nukleus suprakiasmatikus merupakan bagian dari hipotalamus dan berperan sebagai pusat yang mengatur ritme sirkadian tubuh. Nukleus suprakiasmatikus berhubungan dengan sumbu hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA), sistem saraf autonom, dan aspek psikologis. Hubungan ketiga sistem ini dengan ritme sirkadian beban KVP belum diketahui. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis hubungan sumbu HPA, sistem saraf autonom, dan aspek psikologis dengan ritme sirkadian beban KVP. Studi observasional potong lintang ini merekrut subjek penelitian di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, RSUD Pakuhaji, dan RS Bun. Waktu penelitian adalah dari Juli 2022 sampai Desember 2022. Kriteria inklusi adalah pasien KVP idiopatik dengan beban ≥ 5%. Sebanyak 23 subjek KVP tipe-cepat, 20 subjek KVP tipe-lambat, 22 pasien KVP tipe-independen, dan 5 subjek kontrol diikutsertakan pada penelitian. Setiap subjek menjalani pemeriksaan Holter 24 jam untuk evaluasi beban KVP dan heart rate variability, mengumpulkan saliva untuk pemeriksaan kortisol dan norepinefrin pada pukul 06:00–07:00, 10:00–11:00, dan 22:00–23:00, serta mencatat skala kesehatan subjektif. Selanjutnya, dilakukan analisis univariat dan regresi linier multipel untuk menganalisis hubungan antara ritme sirkadian variabel independen dan ritme sirkadian beban KVP. Hasil pemeriksaan Holter menunjukkan bahwa rerata beban KVP idiopatik tipe-cepat adalah 15,7%; tipe-lambat 8,4%; dan tipe-independen 13,6%. Regresi liner multipel menunjukkan bahwa tingginya beban KVP idiopatik-tipe-cepat berhubungan dengan kadar kortisol yang lebih tinggi dan tonus sistem saraf parasimpatis yang lebih rendah. Di samping itu, tingginya beban KVP idiopatik-tipe-lambat berkaitan dengan kadar kortisol dan tonus sistem saraf simpatis yang lebih rendah atau tonus sistem saraf parasimpatis yang lebih tinggi. Sementara itu, pada KVP idiopatik-tipe-independen tingginya beban KVP berhubungan dengan kadar kortisol dan tonus sistem saraf simpatis yang lebih tinggi atau tonus sistem saraf parasimpatis yang lebih rendah serta skala kesehatan subjektif yang lebih rendah. Disimpulkan bahwa pola sirkadian beban KVP idiopatik tipe cepat, lambat, dan independen masing-masing berhubungan secara khas dengan sumbu HPA, sistem saraf autonom dan mekanisme psikologis. Penilaian tipe ritme sirkadian KVP idiopatik perlu dilakukan secara rutin mengingat perbedaan mekanisme yang mendasarinya dan kemungkinan perbedaan pada prognosisnya. ......Recent data show that premature ventricular complex (PVC) burden exhibits one of the three circadian patterns, namely fast-type, slow-type, and independent-type PVC. The suprachiasmatic nucleus is part of the hypothalamus and serves as the center of circadian rhythm regulation. The suprachiasmatic nucleus is related to the hypothalamus-pituitary-adrenal (HPA) axis, the autonomic nervous system, and psychological aspects. The relationship between these three systems and the circadian rhythm of PVC is unknown. Therefore, it is important to evaluate the relationship between the HPA axis, the autonomic nervous system, and psychological aspects with the circadian rhythm of PVC burden. This cross-sectional observational study recruited 23 fast-, 20 slow-, and 22 independent-type idiopathic PVC subjects, as well as 5 control subjects. Each subject underwent a 24-hour Holter to examine PVC burden and heart rate variability, collected saliva for cortisol and norepinephrine level measurement at 6–7 am, 10–11 am, and 10–11 pm, and recorded their self-rated health scales. Furthermore, univariate and multiple linear regression were conducted to investigate the associations between circadian rhythms of the independent variables and circadian rhythms of PVC burden. The results of the Holter monitor showed that the average PVC burden was 15.7%, 8.4%, and 13.6% respectively in fast-, slow-, and independent-type idiopathic PVCs. Multiple linear regression showed that the high burden of fast-type idiopathic PVC was assosciated with higher cortisol levels and lower parasympathetic nervous system tone. On the other hand, the high burden of slow-type idiopathic PVC was associated with lower cortisol levels and lower sympathetic nervous system tone. Meanwhile, in independent-type idiopathic PVC, the high burden was associated with higher cortisol levels and sympathetic nervous system tone as well as lower self-rated health scales. The results of this study indicate that each circadian pattern of idiopathic PVC burden is uniquely related to the HPA axis, the autonomic nervous system and psychological mechanisms. Assessment of idiopathic PVC circadian rhythm types needs to be carried out routinely considering the differences in the underlying mechanisms and the possible differences in the prognosis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eastman, George W.
Abstrak :
Covering all aspects of clinical radiology, this book takes you directly into the clinic, where you learn alongside fictional medical students as they work up actual cases. Illustrated throughout with high-quality images and diagrams, this unique text is structured to help you retain and recall critical clinical information when it really counts
Jakarta: EGC, 2012
616.07 EAS b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>