Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Galih Widyasmoro
Abstrak :
Pengetahuan yang tepat diperlukan dalam penanganan sediaan sitostatika untuk mengurangi paparan akibat kecelakaan kerja dan meningkatkan keamanan pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan terhadap pemberian obat sitostatika (kemoterapi intravena) yang aman. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan teknik total sampling. Kuesioner yang dipergunakan merupakan adaptasi dari Exposure of Chemotherapy Drug Questionnaire. Hasil menunjukkan sebanyak 81,6% (71 dari 87) responden berada pada tingkat pengetahuan yang rendah dengan skor kurang dari tiga puluh. Hanya terdapat 16% responden yang berada pada tingkat pengetahuan tinggi, dengan skor antara tiga puluh sampai empat puluh. Responden tanpa kepemilikan informasi memiliki kecenderungan berada pada tingkat pengetahuan yang rendah. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan memiliki pengetahuan yang tidak memadai terhadap penatalaksanaan kemoterapi yang aman. Penyesuaian kurikulum diperlukan untuk memberikan pembekalan yang sesuai pada mahasiswa keperawatan sehingga dapat meningkatkan pelayanan keperawatan profesional yang berkualitas. ...... Sufficient knowledge needed when handling cytostatic drug to minimize exposure due to work accident and to increase patient safety. The aim of this study is to evaluate nursing students’ knowledge in safe handling of chemotherapy drug. Descriptive method used with total sampling technique. The questionnaire was adapted from Exposure of Chemotherapy Drug Questionnaire. The result shows 81,6% (71 of 87) respondents had low level of knowledge with a score less than thirty. Only 16% respondents had high level of knowledge, with a score between thirty to forty. Respondents with no possession of knowledge had tendency to have low rate of knowledge. The result shows majority of nursing students have insufficient knowledge in handling with chemotherapy. This report suggests conforming curriculum in nursing education is needed to give sufficient knowledge for nursing student in purpose to increase professional nursing care.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Berintan
Abstrak :
Obat golongan sitostatika adalah golongan obat yang biasanya digunakan untuk pengobatan kanker dan memiliki efek mutagenik. Paparan terhadap obat golongan sitostatika dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan, sehingga dalam pengelolaannya perlu menggunakan alat pelindung yang memadai, tempat penyimpanan yang aman, dan prosedur penanggulangan yang jelas. Pada laporan ini dibahas tentang prosedur untuk pengelolaan obat golongan sitostatika di PT. SamMarie Tramedifa. Hasil laporan ini diharapkan dapat membantu PT. SamMarie Tramedifa dalam manajemen obat golongan sitostatika yang sudah ada maupun di masa depan. ......Cytostatic drugs is a group of drugs typically used for cancer treatment and have mutagenic effects. Exposure to cytostatic drugs may cause health issues, making in imperative for its handling to use sufficient protective equipments, safe storage space, and clear containment procedures. This report will discuss procedures to manage cytostatic drugs on PT. SamMarie Tramedifa. The results of this report is hoped to help PT. SamMarie Tramedifa on management of existing or future cytostatic drugs.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kusna Sudhari Riyanta
Abstrak :
ABSTRAK Penyakit kanker merupakan Salah satu penyakit yang termasuk paling banyak meminta korban, di negara-negara telah maju satu dari lima kematian disebabkan oleh kanker. Penyakit kanker limfoma malignum merupakan Salah satu penyakit keganasan hematologik dan dibedakan dalam 2 golongan besar yaitu; penyakit Hodgkin dan limfoma non Hodgkin (LNH). Protokol pengobatan pada penyakit LNH, disesuaikan dengan jenis limfoma, tingkat penyakit dan tingkat keganasannya. Pemberian kemoterapi agresif dosis tinggi memerlukan perhatian dan keterampilan pemantauan efek samping, maupun efek toksik hematologik. Untuk melihat efektivitas pengobatan sebaiknya dilakukan pemantauan kondisi imun tubuh penderita, sebelum, selama dan sesudah pengobatan. Hasil pengamatan tersebut menimbulkan pemikiran, untuk melakukan penelitian mengenai status imunitas selular penderita LNH sebelum, pada pertengahan dan sesudah kemoterapi terakhir. Rancangan penelitian dilakukan secara clinical Trial dengan menggunakan disain Cohort Prospective dengan kelompok kontrol relawan normal sebagai pembanding. Setiap penderita LNH diambil darah tepi dalam 3 tahap; perlakuan P1 sebelum kemoterapi, P2 pada pertengahan kemoterapi dan P3, 3 minggu setelah kemoterapi terakhir. Setiap sampel dari kelompok kontrol maupun perlakuan dilakukan pemeriksaan; darah tepi lengkap, petanda imunologik dan kultur transformasi limfosit. Hasil dan Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan imunitas selular secara kuantitatif dan kualitatif pada penderita LNH; sebelum kemoterapi terjadi penurunan imunitas selular yang sangat bermakna (P<0,01), dan adanya defisiensi imunitas selular. Pada pertengahan kemoterapi (9 minggu setelah mendapat pengobatan), terjadi penurunan lagi sistem imunitas selular yang sangat bermakna (P<0,01), namun ratio sel T penolong/ T penekan dalam batas normal. Selanjutnya 3 minggu setelah kemoterapi terakhir terjadi peningkatan sistem imunitas selular, tidak adanya perbedaan bermakna (P>0,05), dalam hal ini imunitas selular secara kuantitatif maupun kualitatif menunjukkan peningkatan.
ABSTRACT Cancer is disease with a very high mortality rate, in develoved countries causing one out of every five deaths. Malignant lymphoma is a hematologic malignancy and can be divided into two categories, i.e., Hodgkin?s and non Hodgkin?s (NHL) type. The treatment regimen for NHL depends on the type of histology, stage of disease and degree of malignancy. High-dose aggressive chemotherapy needs special attention with regard to monitoring of side-effects and hematologic toxicity, and requires a high degree of clinical skill. To assess the efficacy of treatment it is best to know the immunological status of the patients, before, during, and after chemotherapy. These observations prompted this investigation in assessing cellular immunity status among non Hodgkin's lymphoma patients, before, during, and after last chemotheray with cyclophosphamide, doxorubicin, vincristine and prednison. This investigation was conducted as a clinical trial using the cohort prospective design with a control group consisting of healthy volunteers. Peripheral blood was drawn from each NHL patient in three phases: Pl before chemotherapy, P2 during chemotherapy, and P3 for the period of three weeks after the last chemotherapy. Each blood sample from the study and control groups also underwent complete hemogram, immunophenotyping, and lymphocyte transformation studies. Results and Conclusions This study shows qualititative and quantitative cellular immunity status of the NHL patient studied, which revealed that before chemotherapy there was statistically very significant decrease in cellular imunity (P<0,01), and a cellular immune deficiency. During chemotherapy (9 weeks after treatment), there was another very significant decrease in cellular immunity (P<0,01), although the T helper/T suppressor ratio was within normal limits. Three weeks after the last chemotherapy there was a statistically insignificant increase (P>0,05), in cellular immunity, both quantitatively and qualititatively.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Harryanto Reksodiputro
Abstrak :
Berkat keberhasilan pembangunan, khususnya di bidang kesehatan, usia dan harapan hidup di negeri kita semakin meningkat. Bersamaan dengan itu, terjadi pula perubahan pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular, yaitu penyakit degeneratif, penyakit akibat kecelakaan, dan penyakit kanker. Pada saat ini diperkirakan bahwa dari 100.000 penduduk Indonesia, terdapat 100 penderita baru penyakit kanker setiap tahun. Dengan memperhatikan data catatan medis Rumah Sakit di samping laporan bidang Patologi Anatomi, penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia bersama-sama Badan Registrasi Kanker Ikatan Ahli Patologi Indonesia dan Yayasan Kanker Indonesia menunjukkan pola frekuensi relatif jenis kanker yang tersering didapati di Indonesia dengan urutan sebagai berikut : kanker leher rahim, hati, payudara, paru-paru, kulit, nasofaring, limfoma, leukemia, kolon/rektum. Sebagian penyakit kanker ini dapat dicegah. Pencegahan merupakan upaya terpenting dalam penanggulangan penyakit kanker. Tidak semua jenis kanker dapat disembuhkan, walaupun demikian, dengan pengobatan paliatif, banyak penderita kanker yang dapat ditingkatkan kualitas hidupnya untuk jangka waktu yang cukup lama. Pengobatan penyakit kanker di negerikita masih tergolong mahal bagi sebagian besar masyarakat. Saat ini kanker merupakan penyebab kematian urutan ke-6 di Indonesia. Oleh karena itu, perlu disusun strategi yang terpadu untuk mendayagunakan fasilitas dan tenaga serta menghemat biaya. Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh timbulnya suatu populasi sel yang terus-menerus membelah diri secara tidak terkendali, tanpa mematuhi mekanisme pengaturan yang berlaku. Kemampuan membelah diri merupakan sifat fisiologis sel dalam tubuh manusia. Daya proliferasi berbagai sel dalam tubuh kita berbeda-beda Sel mukosa saluran cerna, sel sistem hemopoetik dalam sumsum tulang, dan sel folikel rambut, misalnya, termasuk kelompok sel yang memiliki kemampuan membelah diri tertinggi, sedangkan sel syaraf termasuk kelompok sel yang berkemampuan membelah terrendah. Sifat membelah diri suatu sel diatur oleh gen yang merupakan unit fungsional terkecil kromosom. Sifat sel kanker diakibatkan oleh perubahan yang terjadi pada gen. Hanya sebagian kecil dari sel yang telah mengalami perubahan gen dapat bertahan dalam tubuh manusia, sedangkan sebagian besar dimusnahkan oleh sistem perlindungan tubuh. Keberhasilan sel-sel abnormal ini untuk tumbuh bergantung pada kemampuannya mengatasi usaha tubuh memusnahkannya. Sistem imunologik tubuh merupakan sistem yang terpenting dalam upaya untuk mencegah timbuhnya kanker. Berbagai penelitian termasuk di antaranya penelitian di bidang penyakit AIDS telah dapat menunjukkan besarnya peranan perubahan gen terhadap berbagai sifat sel kanker. Perubahan gen tidak hanya berperan terhadap kemampuan sel berproliferasi, tetapi juga terhadap berbagai produk yang dikeluarkan sel kanker, bahkan juga terhadap respon sel kanker tersebut terhadap pengobatan. Di samping daya proliferasi yang tinggi, sel kanker memiliki kemampuan menembus jaringan sekitarnya. Hal ini tidak terjadi semata-mata karena desakan akibat pertumbuhan sel, tetapi dilakukan secara aktif oleh sekelompok sel kanker yang mampu menembus membrana basalis dan selanjutnya masuk ke dalam aliran limfe atau darah untuk kemudian membentuk anak sebar pada berbagai organ tubuh penderita. Kegagalan pengobatan kanker yang seolah-olah masih kelihatan terlokalisasi sehingga diobati dengan cara pembedahan atau radiasi, disebabkan oleh adanya jangkitan mikro yang belum dapat dideteksi yang berada di luar daerah yang diobati dengan pembedahan atau radiasi. Hal yang mendasar ini sebaiknya dimengerti untuk dapat mengikuti kemajuan yang telah dicapai penelitian bidang kanker pada saat ini, maupun arah perkembangannya di kemudian hari.
Jakarta: UI-Press, 1991
PGB 0118
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Nur Ulfa
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi Apoteker di RSUP Fatmawati bertujuan agar calon apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktik kefarmasian di puskesmas, serta mempelajari strategi dan kegiatankegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktik kefarmasian di Rumah Sakit. Tugas khusus yang diberikan berjudul Pengkajian Pelayanan Resep Obat Sitostatika di Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati Periode Januari 2016. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui jumlah resep obat sitostatika yang dilayani dan jenis obat terbanyak digunakan, serta menganalisis resep berdasarkan demografi pasien, tanggal permintaan, dan unit asal permintaan.
ABSTRACT
Profession Internship at RSUP Fatmawati aiming for that prospective pharmacists are able to understand the duties and responsibilities of pharmacists in the management of the hospital, as well as to practice pharmacy services in accordance with statutory provisions and ethics, insight, knowledge, skills, and practical experience to carry out the practice of pharmacy, and have a real picture of the issues pharmaceutical practice and learn the strategies and activities that can be done in the framework of the development of pharmacy practice in hospital. Given the special task entitled Assessment of The Service Cytotoxic Prescriptions in Pharmacy Installation RSUP Fatmawati on January 2016. The purpose of this special task is to find out the number of cytotoxic prescriptions and cytotoxic medicine variety, as well as analyze the prescriptions based on demographic, date of request, and unit where it requested.
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library