Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosy Putri Dwi Jayanti
"Kawasan Percandian Muarajambi merupakan situs arkeologi tinggalan dari masa Kerajaan Melayu Kuno dan Sriwijaya yang terluas dan terlama masa berfungsinya, tidak hanya di Sumatera tetapi juga di Indonesia. Di Kawasan ini, selain bangunan monumental juga banyak ditemukan fragmen keramik baik yang berbahan tembikar, stoneware, maupun porselen. Keberadaan fragmen keramik terutama tembikar masih tidak terlalu diperhatikan baik dalam survei dan ekskavasi arkeologi, padahal fragmen tembikar dapat digunakan untuk memberikan informasi mengenai teknologi masyarakat pembuatnya, serta kegiatan dan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat yang menggunakannya. Daerah antara Candi Astano dan Candi Kembarbatu di Kawasan Percandian Muarajambi merupakan daerah yang diindikasikan sebagai bekas hunian oleh beberapa peneliti. Di daerah ini ditemukan fragmen tembikar dalam berbagai ukuran, baik di permukaan maupun di bawah tanah. Berdasarkan identifikasi dan analisis khusus terhadap bentuk, teknologi pembuatan dan ornamen yang ada, diketahui bahwa fragmen tembikar tersebut merupakan wadah-wadah perkakas yang diperuntukkan untuk menunjang kebutuhan sehari-hari. Hal ini memperkuat pendapat bahwa daerah diantara Candi Astano dan Kembarbatu merupakan daerah bekas hunian di masa lalu.

Muarajambi Temple Compound is an archaeological site remnants of the era of Ancient Melayu Kingdom and Sriwijaya which were the widest and longest period of functioning, not only in Sumatra but also in Indonesia. In this area, besides monumental buildings, there are also many ceramic fragments found such as pottery, stoneware, and porcelain. The existence of ceramic fragments, especially pottery, is still not given much attention both in surveys and archeological excavations, even though pottery fragments can be used to provide information about technology of the community that made it, as well as the activities and habits of the people who used it. The area between Astano Temple and Kembarbatu Temple in Muarajambi Temple Compound were an area indicated as a former residence by several researchers. In this area pottery fragments were found in various sizes, both on the surface and underground. Based on the identification and special analysis of the existing forms, manufacturing technology and ornaments, it is known that the pottery fragments are household vessels intended to support daily needs. This reinforces the opinion that the area between Astano and Kembarbatu Temples were a former residential area in the past."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Widiatmoko
"ABSTRAK
Situs Muarajambi merupakan salah satu peninggalan arkeologis masa Klasik Hindu - Buddha di Daerah Aliran Sungai DAS Batanghari yang berada di Provinsi Jambi. Berdasarkan identifikasi terhadap kondisi geografis dan tinggalan arkeologis, Situs Muarajambi merupakan satuan ruang yang memiliki pola dan sebaran tinggalan aktivitas manusia masa lalu yang mempunyai kronologi dari abad ke7 ndash; 12 Masehi, terdapat temuan fitur kompleks bangunan kuno yang oleh masyarakat umum dikenal dengan candi, yaitu Kompleks Candi Astano, Kompleks Candi Kembar Batu, Kompleks Candi Tinggi I, Kompleks Candi Tinggi, Kompleks Candi Gumpung, Kompleks Candi Gedong I, Kompleks Gedong II, Kompleks Candi Kedaton, dan bekas permukinan kuno, serta fitur perairan antara lain parit, sungai, kolam-kolam kuno, dan danau.Situs Muarjambi berdasarkan perbandingan kesamaan kronologi, keluasan situs, teknologi bangunan, kondisi lokasi, serta jenis-jenis kompleks bangunan, yakni dengan Situs N?land? dan Situs Vikramasila di India yang secara tradisi masih berjalan living tradition di Monastic University Sera Jey yang didirikan orang-orang Buddha Mahayana Tibet di India, mempunyai kesamaan fungsi dan ikatan historis pada masa lalu dengan Situs N?land? dan Situs Vikramasila , serta pada sekarang dengan tradisi Buddha Mahayana yang masih dipegang teguh oleh pemeluk agama Buddha di Tibet.Analisis yang dilakukan secara intergral terhadap Situs Muarajambi dengan memperhatikan setiap fitur kompleks bangunan candi, temuan artefak, dan fitur bentang daratan sebagai sisa permukiman kuno, serta fitur artifisial dan alam yang ada di dalam situs, secara khusus menunjukan Situs Muarajambi bukan semata-mata lokasi ritual dan pemujaan agama Buddha, namun lebih jauh juga sebagai permukiman keagamaan agama Buddha. Analis yang didukung komparasi dengan Situs N?land? dan Situs Vikramasila serta living tradition pendidikan agama Buddha Mahayana di Monastic University Sera Jey menunjukan Situs Muarajambi pada masa lalu merupakan m?havihar? dan pusat Pendidikan agama Buddha.

ABSTRACT
Muarajambi Site is one of an archaeology remains during Hindu Buddha Classical Period at the Batanghari Watershed, Jambi Province. Based on geographical and archaeological identifications, the site have spatial unit patterns and distribution of human past activities which reveal chronological time from 7 12th century AD, consists Astano Temple Compound, Kembar Batu Temple Compound, Candi Tinggi I Temple Compound, Candi Tinggi Temple Compound, Gumpung Temple Compound, Gedong I Temple Compound, Gedong II Temple Compund, Kedaton Temple Compound, ancient settlements, and hydrological feature, canal, ditch, river, creek, ancient reservoir pond , and lake.Muarajambi site based on chronological, site area, construction technology, location setting, and type of building similarities, compare to N land Site and Vikramasila Site in India which still practice living tradition in Sera Jey Monastic University established by Tibetan Mahayana Buddhists adherent. Those site have similarities both function and strong historical bond with the past. Nowadays, Mahayana Buddhists tradition still practice faithfully by Buddhist adherent in Tibet.Analysis conducted integrally to Muarajambi site, observing every temple compound features, artefacts, landscape as ancient settlement remains, artificial and natural feature within the site. Muarajambi Site not solely Buddhists ritual and worship location, further, as Buddhists adherent settlement. The analysis supported by N land and Vikramasila Sites as well as Sera Jey Monastic University education which still practice as living tradition. Several evidence reveal Muarajambi Sites is m havihar and center of Buddhist education in the past."
2015
D2426
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library