Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Denny Chandra Irawan
"Jalan tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) yang selesai dibangun dan beroperasi sejak tahun 2005 saat ini memiliki total panjang 58,50 km dan dilintasi lebih dari 18 juta kendaraan setiap tahunnya. Jalan tol Cipularang dibangun untuk meningkatkan konektivitas kota Jakarta dan Bandung serta kota-kota disekitarnya untuk mendukung sektor pariwisata, perekonomian, dan perdagangan. Tingkat kepadatan lalu lintas jalan tol Cipularang yang diukur dengan V/C ratio (volume/capacity), menunjukkan angka 0,68 – sedikit dibawah ambang batas 0,80. Sedikit gangguan pada jalan tol dapat berdampak pada timbulnya antrian kendaraan dan kemacetan. Kelongsoran pada lereng yang terjadi di KM 118+600 pada dua sisi jalan tol (jalur A dan B) berpotensi menyebabkan kemacetan panjang dan mengganggu aktivitas serta perekonomian di wilayah sekitarnya. Rekayasa geoteknik pada perkuatan lereng dilakukan untuk menangani longsor dan mencegah terjadinya kembali kejadian serupa di masa yang akan datang. Pekerjaan perkuatan lereng terbagi menjadi 3 bagian, yaitu perkuatan darurat/emergency, perkuatan jangka pendek, dan perkuatan jangka panjang. Sementara itu, dilakukan juga perkuatan terhadap galian drainase. Kriteria penanganan menggunakan angka faktor keamanan (safety factor – SF). Untuk perkuatan darurat dan jangka pendek SF ≥ 1,10, untuk perkuatan jangka panjang SF ≥ 1,50. Selain itu, untuk antisipasi ganguan operasional jalan tol, diterapkan manajemen lalu lintas yang bekerjasama dengan kepolisian dan pemerintah daerah setempat.
More than 18 million vehicles cross the Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) toll road each year, spanning a total length of 58.50 km, since its completion and operation in 2005. The Cipularang toll road was built to improve connectivity between the cities of Jakarta and Bandung and surrounding cities to support the tourism, economy, and trade sectors. The traffic density level of the Cipularang toll road, as measured by the V/C ratio (volume/capacity), shows a figure of 0.68—slightly below the threshold of 0.80. A slight disruption to the toll road can have an impact on the emergence of vehicle queues and congestion. The landslide on the slope that occurred at KM 118+600 on both sides of the toll road (lanes A and B) has the potential to cause long traffic jams and disrupt activities and the economy in the surrounding areas. Geotechnical engineering for slope reinforcement is carried out to handle landslides and prevent similar incidents from happening again in the future. Slope reinforcement work is divided into 3 parts, namely emergency reinforcement, short-term reinforcement, and long-term reinforcement. Meanwhile, reinforcement of drainage excavations is also carried out. The handling criteria use the safety factor (SF) figure. For emergency and short-term reinforcement SF ≥ 1.10, for long-term reinforcement SF ≥ 1.50. Moreover, traffic management is carried out in collaboration with the police and local government to anticipate any delays to toll road operations. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Logidea Anki
"Jembatan Cisomang merupakan bagian dari ruas Jalan Tol Cikampek-Padalarang yang terletak pada KM 100+700. Berdasarkan laporan Pusjatan pada Desember 2016, bahwa terjadi pergeseran/deformasi lateral lereng sebesar 57,02 cm yang dapat menyebabkan keruntuhan/kegagalan struktur jembatan. Penyebabnya diduga karena adanya degradasi kekuatan dari jenis tanah clayshale akibat infiltrasi air Sungai Cisomang. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan analisis pengaruh perkuatan lereng dengan penambahan bore pile untuk mengurangi deformasi lateral yang terjadi. Penelitian dilakukan dengan pemodelan tiga dimensi menggunakan software MIDAS GTS NX. Dilakukan pemodelan perkuatan bore pile dengan variasi jarak antar tiang dan diameter bore pile sehingga mendapatkan desain perkuatan bore pile dengan deformasi lateral yang paling kecil.
Cisomang Bridge is part of the Cikampek-Padalarang Toll Road section located at KM 100+700. Based on the Pusjatan report in December 2016, there was a lateral shift/deformation of the slope of 57.02 cm which could cause collapse/failure of the bridge structure. The cause is thought to be due to the degradation of the strength of the clayshale soil type due to water infiltration of the Cisomang River. For this reason, this research analyzes the effect of slope reinforcement with the addition of bore piles to reduce the lateral deformation that occurs. The research was conducted with three-dimensional modeling using MIDAS GTS NX software. Bore pile reinforcement modeling was carried out with variations in the distance between piles and bore pile diameter to obtain a bore pile reinforcement design with the smallest lateral deformation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library