Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachma Fitriati
Abstrak :
ABSTRAK Kajian ini menyajikan ilustrasi daya saing UMKM Industri Kreatif pada sebuah kota di Indonesia. Berbeda dengan konstruksi daya saing yang sudah dilakukan dalam riset sebelumnya - misalnya market based view dan resource based view, maka daya saing direkonstruksi dengan basis kerangka kelembagaan bertingkat tiga, dengan meminjam model new institutionalism in economic sociology (NIES) ebagaimana diperkenalkan oleh Nee. Kajian ini termasuk dalam SSM-based action research dengan kategori theoretical research practice atau research interest. Menurut Flood and Jackson (1991) dengan pilihan ini, perubahan yang diinginkan dan mungkin dilakukan (feasible and desirable change) dengan mempertimbangkan systematically desirable, culturally feasible adalah pertimbangan di antara para peneliti dan reviewers, bukan pada pemilik masalah (problem owner). Berbeda dengan kajian Hardjosoekarto (2012), kajian ini senada dengan Kane dan Del Mistro (2003) yang memperlakukan P (small-and Medium-scale Creative Industry's) sebagai real world instance of A (Competitiveness Based on Three-tiered Institutional Frameworks), seperti yang disebutkan oleh McKay dan Marshall (2001). Hasil kajian menunjukkan bahwa daya saing UMKM Industri Kreatif (institutional framework based competitiveness) ditentukan oleh tiga tingkat kerangka kelembagaan (three-tiered Institutional Frameworks), yaitu regulasi, struktur tata kelola dan institusi informal yang berisi norma, budaya, nilai dan keterlekatan. Sebagai hasil kajian riset tindakan, menurut Checkland & Scholes (1990), konstruksi dya saing ini merupakan experience based knowledge yang dapat dikategorikan sebagai promary thesis dari konstruksi daya saing berdasarkan tingkat tataran kelembagaan, yang dapat digunakan sebagai basis pengujian lebih lanjut dari suatu eksplorasi studi saintifik lainnya, sebagaimana dikemukakan oleh Barton et al (2009), dan Stephens et al (2009) yang kemudian dipertegas oleh Hardjosoekarto (2012).
ABSTRACT The research presents a reconstrction of creative industry small medium enterprises competitiveness in a city in Indonesia. Unlike the competitiveness reconstruction done in previous researches, such as the market-based view and the resource-based view, this research reconstructs competitiveness based on the three-tiered institutional frameworks, borrowed from Nee's New Institutionalism in Economic Sociology (NIES) (2003, 2005). The study applies SSM-basd action research with the category of theoretical research practice or research interest. According to Flood and Jackson (1991), through the choise, the feasible and desirable change, by considering the systematically desirable and culturally feasible factors, is the consideration among the researchers and reviewers, not on the problem owners. Different from Hardjosoekarto's study (2012), the study s more similar to the one by Kane and Del Mistro (2003) that treated P (SMEs on Creative Industry) as the real-world instance of A (Competitiveness Based on Three-tiered Institutional Frameworks) as stated by McKay and marshall (2001). The result of the research shows that the institutional framework-based competitiveness of SMEs is determines by the three tiered institutions consisting norms, culture, values, and embededness. As a resulth of Action Reserch study, according to Checkland &Scholes (1990), the competitiveness reconstruction is an experience-based knowledge that can be categorized as the primary thesis of the competitiveness reconstruction based on the more reliable institutional frameworks founded on the exploration of scientific study as stated by Barton et al. (2009), and Stephens et. al. (2009), later confirmed by Hardjosoekarto (2012).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
D1471
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fitria Arfiana
Abstrak :
Nama Nurul Fitria ArfianaProgram Studi Magister Kedokteran KerjaJudul Prevalensi Insomnia pada Pekerja Industri Kecil Menengah di Pedesaan yang Lembur dan Faktor Faktor yang Berhubungan Studi pada pekerja industri tas di desa Kadu Genep kecamatan Petir Serang Insomnia di kalangan pekerja lembur pada beberapa penelitian sebelumnya diketahui mempunyai prevalensi yang lebih tinggi dari masyarakat umum namun pada pekerja industri kecil menengah yang lembur belum ada data yang ditemukan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi insomnia pada pekerja industri kecil menengah yang lembur beserta sebaran risiko menurut faktor sosiodemografi umur gender tingkat pendidikan status perkawinan dan penghasilan faktor okupasi masa kerja jumlah jam kerja faktor lingkungan rumah tinggal faktor medik depresi status gizi dan kebiasaan merokok minum kopi atau energy drink aktivitas fisik Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2015 di desa Kadu Genep Kecamatan Petir Kabupaten Serang dengan jumlah responden 99 orang Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan menggunakan desain penelitian potong lintang Insomnia diukur menggunakan instrumen Insomnia Rating Scale IRS yang dikembangkan oleh Kelompok Studi Psikiatri Biologi Jakarta KSPBJ Hasil penelitian menunjukkan 57 6 responden mengalami insomnia terdiri dari 51 5 insomnia ringan dan 6 1 insomnia sedang tidak ada yang mengalami insomnia berat Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel aktivitas fisik berat dan merokok mempunyai hubungan signifikan dengan insomnia OR 3 16 95 CI 1 32 7 57 dan OR 0 32 95 CI 0 13 0 77 Perbedaan jumlah jam kerja lembur per minggu yang dilakukan responden tidak berhubungan signifikan dengan insomnia Dalam penelitian ini juga ditemukan prevalensi depresi yang tinggi 60 6 dengan menggunakan instrumen Beck Depression Inventory II BDI II Kesimpulan Aktivitas fisik berat merupakan faktor risiko paling dominan yang berperan dalam terjadinya insomnia sedangkan merokok berperan dalam menurunkan risiko insomnia Kata kunci Insomnia industri kecil menengah pekerja lembur.
Name Nurul Fitria ArfianaStudy Program Magister of Occupational MedicineTitle The Prevalence of Insomnia among overtime workers of rural small medium scale industry and the related factors Study in the bag industry workers in the village of Kadu Genep Petir Serang In previous studies insomnia among overtime workers is known to have a higher prevalence than that of the general population but in small medium scale industry workers there are no data found This study aims to determine the prevalence of insomnia among overtime workers in the small medium scale industry as well as its association with sociodemographic risk e g age gender education marital status and income occupational factors e g employment period number of hours worked environmental factors the medical factors e g depression obesity and poor habits e g smoking drinking coffee or energy drink physical activity This research was conducted in October 2015 in the village of Kadu Genep Petir Serang with 99 respondents This is a descriptive research using cross sectional study design Insomnia was measured using instruments of Insomnia Rating Scale IRS which was developed by the Jakarta Biological Psychiatry Study Group KSPBJ The results shows that 57 6 of respondents has insomnia consisted of 51 5 mild insomnia and 6 1 moderate insomnia and none of them has severe insomnia Multivariate analysis shows that heavy physical activity variable and smoking have a significant relationship with insomnia OR 3 16 95 CI 1 32 to 7 57 and OR 0 32 95 CI 0 13 to 0 77 The difference of the number of overtime hours per week done by the respondents has no significant relationship with insomnia It is also found that there is high prevalence of depression 60 6 by using Beck Depression Inventory II BDI II instrument Conclusion Heavy physical activity indicates dominant risk factor for the occurrence of insomnia while smoking reduces the risk of insomnia Keywords insomnia small medium scale industry overtime worker.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Yarman
Abstrak :
Tesis ini meneliti tentang perilaku perbankan dalam menawarkan kredit UMKM pada Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2008. Penelitian dilakukan menggunakan dua pendekatan yaitu, analisis deskriptif kuantitatif, dan pendekatan ekonometrika. Metode yang digunakan adalah teknik regresi dengan data panel melalui pendekatan the fixed effect. Pada analisis statistik, yang menjadi variabel terikat dalam penelitian adalah jumlah Kredit Usaha Rakyat yang disalurkan oleh bank pelaksana KUR. Sementara variabel bebas adalah landing capacity bank, tingkat NPL KUR, spread rata-rata suku bunga KUR dengan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), serta jumlah kantor cabang bank yang melayani KUR. Hasil penelitian ini adalah terjadi ketidakmerataan penyaluran KUR oleh perbankan baik dilihat dari sebaran KUR menurut bank pelaksana, sektor ekonomi, dan wilayah. Program KUR juga meningkatkan jumlah kredit perbankan kepada UMKM, namun tidak semua bank mengalami peningkatan porsi kredit UMKM. Sementara perilaku bank dalam menyalurkan KUR sangat ditentukan oleh kondisi internal perbankan yaitu ketersediaan dana di bank, tingkat kredit bermasalah (NPL) KUR, serta infrastruktur jangkauan pelayanan bank. Sementara faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku perbankan dalam menawarkan KUR adalah margin antara suku bunga kredit dengan suku bunga SBI.
ABSTRACT This research utilizes the quantitative descriptive analysis and econometric approach to analyze bank?s behavior in offering UMKM ? the micro, small and medium scale business in KUR - People based small business credit Program in 2008. Using data panel regression method through fixed effect approach, this research conducted the amount of KUR credit as dependent variable and four variables as independent variables, which are bank landing capacity, the rate of NPL (non performing loan) in KUR Program, average interest spread between KUR and SBI - Bank of Indonesia Certificate, and the total number of bank branches which serve the KUR credit. The result shows unbalances in KUR?s credit spread based on the bank?s services, economic sector, and the area. In the other hand, KUR Program is successful to increase the amount of bank?s credit to the UMKM. The bank?s behavior in offering the KUR credit mostly relies on bank?s internal conditions, i.e. fund availability, the rates of KUR non performing loan, and the infrastructure of bank services; and the external factors include the interest margin between credits and SBI.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 26313
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library