Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putu Inge Ruth Suantika
Abstrak :
The lack of interest from the public and health workers, such as nurses to carry out a pap test, is one of the triggers of cervical cancer cases. The purpose of this study was to identify the implementation of pap tests and barriers of nurses in Bandung, West Java. This study used a cross-sectional descriptive study design with a sample of 286 married nurses. Data collection was conducted during two months. The analysis was conducted by the Fisher exact test or chi-square test. The results showed that the level of education and religion had a significant relationship with the pap test behavior (p= 0,000; p= 0.031). The most perceived barrier was that respondents felt uncomfortable with the male examiners. So it was recommended to provide female examiners in the ob-gyn section in the hospitals and to improve the nurses' perceptions with pap test.
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
610 UI-JKI 23:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Ketut Manik Sarini
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker serviks adalah jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada wanita dan masih menduduki peringkat pertama di Indonesia diantara tumor ganas ginekologik. Menurut WHO dalam Kompas (2010), saat ini kanker serviks menempati peringkat teratas diantara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada wanita di dunia. Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penderita kanker serviks tertinggi di dunia. Di Indonesia setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks. Sekitar 8.000 kasus diantaranya berakhir dengan kematian. Di Kabupaten Buleleng ditemukan kematian karena kanker serviks sebanyak 13 orang pada tahun 2009. Di Wilayah kerja Puskesmas Tejakula II pada tahun 2008 ditemukan kematian karena kanker serviks satu orang, meningkat menjadi tiga orang pada tahun 2009. Hal ini disebabkan karena kanker serviks terlambat dideteksi sehingga keberhasilan pengobatan sangat minim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Pacung, wilayah kerja Puskesmas Tejakula II tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang bertempat tinggal di Desa Pacung, dengan jumlah sampel 210 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara faktor predisposisi [pekerjaan (OR=3,33; CI 95%, 1,54-7,22), pengetahuan tentang kanker leher rahim (OR=6,43; CI 95%, 2,27-18,2), pengetahuan tentang Pap Smear (OR=9,15; CI 95%, 4,57-18,3), sikap terhadap Pap Smear (OR=6,25; CI 95%, 3,19-12,2), persepsi terhadap Pap Smear (OR=23,57; CI 95%, 9,97-55,7) dan persepsi terhadap peranan petugas kesehatan (OR=19,54; CI 95%, 4,58-83, 35)], faktor pemungkin [ jarak fasilitas kesehatan (OR=3,77; CI 95%, 1,97-7,17), biaya (OR=2,07; CI 95%, 1,15-3,73) dan akses informasi (OR=51,43; CI 95% , 12,11-218,35)], faktor penguat [dukungan sosial (OR=86,02; CI 95%, 25,3- 292,32)], ancaman terhadap kanker leher rahim (OR=28,47; CI 95%, 11,97-67,73) dan manfaat Pap smear yang dirasakan (OR=4,4; CI 95%, 1,75-11,05) dengan perilaku Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Pacung wilayah kerja Puskesmas Tejakula II. Dari hasil penelitian ini disarankan agar puskesmas meningkatkan upaya promosi kesehatan tentang kanker leher rahim dan Pap Smear sehingga ibu mau melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teratur.
ABSTRACT
Cervical cancer is the most pregnant cancer of women and it still becomes the first rank of gynecology’s cancer in Indonesia. World Health Organization (WHO) reported that cervical cancer is on top position among other kinds of cancer that cause women’s mortality in the world. Indonesia has the largest number of women suffered from cervix cancer in the world. More than 15.000 cases of cervical cancer founded every year in Indonesia and approximately 8.000 women among them were died due to the desease. In Buleleng Regency were found 13 mortalities caused by cervical cancer in 2009. The Mortality which caused by cervical cancer in the area of Tejakula II public health center increase from one death cases in 2008 become three mortalities in 2009. All those mortality caused by the delay in cervical cancer detection. The study was intended to determine factors related with Pap Smear behavior on reproductive age women in Pacung village, Tejakula II public health center area in 2011. This study is a quantitative study use cross sectional study design. The population of this study was the whole reproductive age women live in Pacung village, (210 samples). The result of the present study shows that there is relationship among predisposition factors [ occupation of women (OR=3.33; 95% CI,1.54-7.22), cervical cancer knowledge (OR=6.43;95% CI, 2.27-18.2), Pap Smear knowledge (OR=9.15; 95% CI, 4.57-18.3), attitude to Pap Smear (OR=6.25; 95% CI, 3.19- 12.2), perception on Pap Smear (OR=23.57; 95% CI, 9.97-55.7) and the perception existences of medical officers (OR=19.54; 95% CI, 4.58-83. 35)], enabling factors [the distance to medical facilities (OR=3.77; 95% CI, 1.97-7.17), cost (OR=2.07; 95% CI, 1.15-3.73) and information access (OR= 51.43; 95% CI, 12.11-218.35)], reinforcing factor [social support (OR=86.02; 95% CI, 25.3- 292.32)], threat of cervical cancer (OR=28.47; 95% CI, 11.97-67.73) and perception on benefit of Pap smear (OR=4.4; 95% CI, 1.75-11.05) with Pap Smear behavior on reproductive age women in Pacung village, Tejakula II public health center area. The study suggested that public health center increase the health promotion regarding cervical cancer and Pap Smear so the women will do Pap Smear examination regularly.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Takahasi, Shozo
Abstrak :
Buku yang berjudul "Handbook of direct smear examination of sputum for tubercle bacillus" ini ditulis oleh Shozo Takahasi. Buku ini membahas tentang pemeriksaan sputum smear.
Tokyo: Seamic, 1975
R 616.014 TAK h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jeanne Adiwinata Pawitan
Abstrak :
Sediaan limfosit berinti dua diperlukan untuk mendeteksi patah kromosom menggunakan uji mikronukleus. Uji mikronukleus dilakukan pada sel dengan sitoplasma utuh, dan memerlukan paling sedikit 800 sel utuh berinti dua. Ada berbagai prosedur pembuatan sediaan limfosit berinti dua yang berbeda dalam cara panen, fiksasi dan pembuatan sediaan. Penelitian ini bertujuan membandingkan berbagai prosedur dan berbagai modifikasinya untuk mendapatkan prosedur yang menghasilkan sel berinti dua utuh yang lebih banyak dengan hasil pewarnaan yang baik untuk uji micronucleus. Kami membandingkan berbagai prosedur (keseluruhan ada 17 macam prosedur) yang dilakukan pada 7 sampel darah yang berasal dari penderita keganasan yang berobat ke pav. E RIA, bagian kebidanan dan penyakit kandungan FKUI/RSUPN-CM, Jakarta. Ketujuhbelas prosedur tersebut berbeda dalam cara panen (dengan dan tanpa pencucian), pembuatan sediaan (cara usap, bercak, dan sitospin), dan fiksasi (methanol 1 menit, methanol siram, methanol:asam asetat glacial 3:1 atau 9:1). Analisis hasil menunjukkan bahwa fiksasi dengan methanol/asam asetat glacial memberi hasil pewarnaan yang tidak cocok untuk uji mikronukleus. Cara panen tanpa pencucian, pembuatan sediaan cara bercak atau menggunakan sitospin, dengan fiksasi methanol dan methanol siram, memberi hasil pewarnaan dan penyebaran sel yang optimal serta jumlah LIDU (limfosit inti dua) yang cukup. (Med J Indones 2003; 12: 3-7)
Binucleated lymphocytes can be screened for micronuclei to assess chromosomal damage. There are various procedures to get slides containing binucleated lymphocytes, that are different in harvesting, fixation, and slide preparation methods. Screening binucleated lymphocytes to find a micronucleus needs at least 800 cells with intact cytoplasm. This study aimed to analyze the various procedures and simplified procedures to know which procedure gave the most abundant binucleated lymphocytes with intact cytoplasm and best staining properties for the purpose of micronucleus scoring. Seven heparinized blood samples were obtained from the Dept. of Obstetrics and gynecology, Faculty of medicine, University of Indonesia, Jakarta. The 7 blood samples were subjected to 17 procedures different in harvesting (with or without washing), slide preparation (smear and spot method, and using a cytocentrifuge), and fixation methods (methanol for 1 minute, methanol brief, methanol/glacial acetic acid 3:1 or 9:1). Our results showed that fixatives containing glacial acetic acid are not suitable for micronucleus test. To generate binucleated lymphocytes with intact cytoplasm as much as possible, the procedure should be conducted without washing steps. Methanol fixation either briefly or 1 minute is preferable, and for the ease of screening cytocentrifuge preparation, followed by spot method is preferable. (Med J Indones 2003; 12: 3-7)
Medical Journal of Indonesia, 2003
MJIN-12-1-JanMar2003-3
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
sebuah survey awereness yang dilakukan oleh yayasan kanker indonesia (YKI) terhadap sekitar 138 ribu perempuan mengungkapkan faktanya. seperti dilansir dalam laporan, sekitar 93% perempuan menyadari bahaya resiko dari kanker serviks, namun hanya 7% diantaranya yang mewujudkan kesadaran itu melalui pemeriksaan pap smear.kanker serviks/kanker leher rahim (cervix) yang menghubungkan rahim (uterus) dengan ilang senggama diagian organ dalam organ reproduksi perempuan. pemeriksaan rutin lewat pap smear setidaknya dapat mendeteksi dini apabila ada sel abnormal di area serviks yang kelak berkembang menjadi kanker.
361 MAJEMUK 42:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Nengah Susanti
Abstrak :
Di Indonesia kebanyakan pasien kanker serviks datang pada stadium lanjut (62%) yang merupakan 66% dari penyebab kematian ginekologik. Pemeriksaan Pap Smear merupakan salah satu cara untuk mendeteksi secara dini kanker serviks sehingga penanganan kanker serviks dapat dilakukan sebelum menyebar ke luar rahim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan faktor-faktor yang menyebabkan mereka terlambat memeriksakan diri di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Penelitian ini memadukan metoda kuantitatif dan kualitatif. Data primer diambil dengan menggunakan kuesioner, wawancara mendalam dan membaca catatan dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang berhubungan seeara statistik dengan keterlambatan pasien kanker serviks memeriksakan diri adalah pengetahuan, sikap, ketersediaan pelayanan Pap Smear dan dorongan suami. Biaya dan dorongan petugas kesehatan tidak berhubungan secara statistik tetapi penting khususnya penghasilan untuk membayar biaya pemeriksaan. Ketersediaan pelayanan Pap smear merupakan variabel yang dominan mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan wawancara mendalam dapat disimpulkan bahwa memang tidak tersedianya pelayanan Pap Smear disamping kurangnya pengetahuan yang menjadi penyebab informan terlambat memeriksakan diri dengan alasan tidak ada satupun petugas kesehatan atau orang lain yang menyampaikan informasi mengenai Pap Smear dan kanker serviks. Mempertimbangkan hasil penelitian maka disarankan kepada semua pihak yang terkait untuk meningkatkan upaya penanganan kanker serviks melalui KIE secara terkoordinir lintas sektoral kepada masyarakat umumnya, terutama kepada wanita masa reproduksi dan lansia agar memperhatikan pelayanan deteksi dini (Pap Smear).
An Analysis on the Delay of Cervix Cancer Patient in Examining Their selves in The National Hospital of Dr. Cipto Mangunkusumo, JakartaIn Indonesia most of the cervix cancer patients come to see doctors after advanced stadium (62 %) which 66 % ended with gynecological death. The smear test is a method to detect the cervix cancer earlier before spreading outside the uterus. The purpose of this research is to identify factors related to the delay of the health examination in The National Hospital of Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. This research combines quantitative and qualitative methods by using questionnaire, in-depth interview and examine medical records to supplement the primary data. The research result indicates variables related statistically with the cancer patient delay are; knowledge, attitudes, the availability of the Pap smears service, and the husband's support. Financial problem and encouragement from the health providers are not related statistically but it is important especially the income. The availability of Pap smear service plays as a dominant variable in affecting the dependent variable. Based on depth interview it is concluded that the unavailability of Pap smear services despite the lack of knowledge has caused the informant did not use the early detection service (Pap smear) with reason there was no health provider or other people gave information about the Pap smear and cervix cancer. Considering the research result, it is suggested that all related parties improve the handling of the cervix cancer through Communication, Information and Education (KIE), which is coordinated through cross sector way to the public, especially KIE should be focused on women during their reproductive term and the elder women so that they will pay more attention to early detection service (Pap smear).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T8395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbiah M.
Abstrak :
Di seluruh dunia Insidens kanker serviks menempati urutan ke 5, di negara maju menempati urutan ke 10, dan di negara berkembang pada urutan pertama. Angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks di Indonesia diperkirakan 100 penderita/100.000 peduduk/tahun dan insiden kanker serviks menempati urutan pertama 10 jenis kanker. Dari data RSMH Palembang ditemukan tahun 2002 dan tahun 2003 sebesar 286 kanker serviks. Pemeriksaan pap smear merupakan salah satu cara untuk mendeteksi kanker serviks secara dini, sehingga bila ditemukan pada stadium awal akan dapat membebaskan masyarakat dari penderitaan dan dapat menekan biaya pengobatan yang mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemeriksaan pap smear pada Pegawai Negeri Sipil wanita di Politeknik Kesehatan Palembang dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian adalah Pegawai Negeri Sipil wanita di enam jurusan Poltekes Palembang dengan sampel responden yang telah menikah lebih dari 2 tahun, berjumlah 89 reponden, data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat dengan uji statistik chi-square dan regresi logistik dengan tingkat kemaknaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan 25,8% reponden mempunyai perilaku baik terhadap pemeriksaan pap smear. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan terdapat 58 orang (65,2%) memiliki pengetahuan tinggi dan dari jumlah tersebut mempunyai prilaku baik terhadap pemeriksaaan Pap smear terdapat 20 responden (34,5%). Hasil uji Fisher exact nilai p = 0,012 < 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan pap smear, dengan OR 4,912. Distribusi responden berdasarkan motivasi menunjukkan ada 34 responden (38,2%) yang memiliki motivasi tinggi dan dari jumlah tersebut yang mempunyai perilaku baik terhadap pemeriksaan pap smear sejumlah 18 responden (52,9%). Hasil uji Chi Square didapat nilai p = 0,000 < 0,05 artinya ada hubungan bermakna antara motivasi dengan prilaku pemeriksaan pap smear. Distribusi responden berdasarkan dukungan suami adalah sebanyak 48 responden (53,9%) yang memiliki dukungan suami yang cukup, secara statistik ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami dengan perilaku pemeriksaan pap smear dengan nilai p = 0,000 < 0,05, OR 15,167. Variabel umur, tingkat pendidikan, keterjangkauan pelayanan, kemampuan membayar secara statistik tidak ada hubungan dengan perilaku pemeriksaan pap smear. Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai hubungan yang dominan terhadap perilaku pemeriksaan pap smear adalah faktor dukungan suami dengan nilai p = 0,003. Disarankan untuk melaksanakan konseling kepada responden dan suami dengan dukungan dari Direktur PoItekes Palembang bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia cabang Sumatra Selatan. Daftar Pustaka : 38 (1985-2003)
Factors Related to Pap Smear Examination Behavior Among Women Civil Servants in Palembang Health Polytechnic Year 2004Among other cancers, the incidence of cervical cancer is ranked fifth in the world, tenth in developed countries, and first in developing countries. Morbidity rate of cervical cancer in Indonesia were predicted as of 100 patients per 100,000 per year. Palembang General Hospital data found 286 cases of cervical cancer in 2002 and 2003. Pap smear examination is a method to early detect cervical cancer therefore could help people from suffer and could reduce high cost of treatment. This study objective is to investigate factors related to Pap smear examination behavior among women civil servants in Palembang Health Polytechnic using cross sectional design. Population was all women civil servants in six departments of Palembang Health Polytechnic with sample of 89 women civil servants who had been married for more than 2 years. Data was collected through interview using questionnaire and was analyzed in univariate, bivariate (chi square test), and multivariate (logistic regression) methods with significance level of 0.05. The results show that 25.8% respondents had good behavior towards Pap smear examination. There were 58 subjects (65.2%) with high knowledge and among those, 20 subjects (34.5%) had good behavior. The Fisher exact test showed p=0.012 meaning significant relationship between knowledge and behavior with OR of 4.912. There were 34 subjects (38.2%) with high motivation and among those there were 18 subjects (52.9%) with good behavior. Chi square test showed p=0.000 meaning significant relationship. There were 48 subjects (53.9%) with adequate support from husband and statistically, there was significant relationship between husband support and behavior with p=0.000 and OR of 15.167. Multivariate analysis showed that the most dominant factor was husband support with p=0.003. Based on the result, it is recommended to conduct counseling targeted to all respondents and their husband with support from Director of Palembang Health Polytechnic in cooperation with Indonesia Cancer Foundation South Sumatera Branch. References: 38 (1985-2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Fidyawati
Abstrak :
[ABSTRAK
Latar Belakang: Peran root surface conditioning terhadap keberadaan smear layer. Tujuan: Menganalisis hubungan antara penggunaan root surface conditioning (minosiklin 2,1% dan EDTA 24%) terhadap keberadaan smear layer setelah penghalusan akar gigi. Metoda: Sepuluh gigi manusia yang dicabut akibat kelainan periodontal dan dilakukan penghalusan akar. Gigi dipotong pada daerah sepertiga servikal, dan 30 spesimen yang terbentuk dibagi dalam tiga kelompok. Hasil: Tidak ada perbedaan signifikan terhadap tingkat keberadaan smear layer antara kelompok minosiklin maupun EDTA (p=0,759). Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok minosiklin dan EDTA dengan salin sebagai kontrol (p=0,00). Kesimpulan: Ada hubungan antara penggunaan root surface conditioning terhadap keberadaan smear layer.
ABSTRACT
Background: Role of root surface conditioning of the existence of smear layer. Objective: To analyze the smear layer on root surface conditioned with minocycline HCl 2,1% , EDTA gel 24%, after root planed. Materials and methods: Ten human teeth removed due to chronic periodontitis were collected and root planed. The teeth were sectioned on 1/3 cervikal, 30 specimens were divided into three groups. Results: No significant differences of smear layer between minocycline and EDTA (p=0,759). There was significant differences of minocycline and EDTA group compare to saline (p=0,00). Conclusion: There was relationship of root surface conditioning treatment with smear layer.;Background: Role of root surface conditioning of the existence of smear layer. Objective: To analyze the smear layer on root surface conditioned with minocycline HCl 2,1% , EDTA gel 24%, after root planed. Materials and methods: Ten human teeth removed due to chronic periodontitis were collected and root planed. The teeth were sectioned on 1/3 cervikal, 30 specimens were divided into three groups. Results: No significant differences of smear layer between minocycline and EDTA (p=0,759). There was significant differences of minocycline and EDTA group compare to saline (p=0,00). Conclusion: There was relationship of root surface conditioning treatment with smear layer., Background: Role of root surface conditioning of the existence of smear layer. Objective: To analyze the smear layer on root surface conditioned with minocycline HCl 2,1% , EDTA gel 24%, after root planed. Materials and methods: Ten human teeth removed due to chronic periodontitis were collected and root planed. The teeth were sectioned on 1/3 cervikal, 30 specimens were divided into three groups. Results: No significant differences of smear layer between minocycline and EDTA (p=0,759). There was significant differences of minocycline and EDTA group compare to saline (p=0,00). Conclusion: There was relationship of root surface conditioning treatment with smear layer.]
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
An Nur Fatimah
Abstrak :
Kanker serviks merupakan penyakit kanker yang banyak di derita oleh kaum wanita dan 65% penderita sudah berada di stadium lanjut (Darnindro dkk, 2007). Salah satu metode untuk mendeteksi secara dini kanker serviks adalah dengan pemeriksaan pap smear. Di Klinik Keluarga, dari hasil pemeriksaan pap smear pada bulan Juni 2008 diketahui 19 pasien yang terinfeksi servisitis, trikomoniasis dan kandidasis, sebanyak 17 pasiennya tidak melakukan pemeriksaan ulang pap smear. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlambatan pasien dalam melakukan pemeriksaan ulang pap smear di klinik keluarga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 6 orang informan, diketahui bahwa usia informan antara 25 tahun hingga 50 tahun, tingkat pendidikan sedang (SMA), pekerjaan terbanyak sebagai ibu rumah tangga dengan penghasilan per bulan berkisar Rp1.500.000 ? Rp5.000.000, minimnya informasi yang diperoleh tentang pap smear, biaya yang harus dikeluarkan murah dan masih terjangkau, jarak tidak menjadi kendala/hambatan, pelayanan yang diberikan klinik baik, adanya dukungan tapi tidak mendapatkan anjuran pap smear dari suami dan mendapatkan dukungan/anjuran dari petugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang pap smear. Dari hasil penelitian disarankan semua pihak yang terkait dapat lebih meningkatkan upaya promotif, preventif dan kuratif mengenai pentingnya melakukan pendeteksian dini kanker serviks dengan pap smear.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>