Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanashaumy Avialda
"Perundungan merupakan sebuah masalah interpersonal antaranak yang terjadi di seluruh pesantren di Indonesia. Namun, reaksi guru sebagai satu-satunya pihak yang dapat menanganinya belum bisa memenuhi kebutuhan anak, sehingga perundungan masih terus ada dan tidak dapat diatasi. Kasus perundungan yang lebih banyak terungkap antara murid laki-laki pesantren (santri) membuat kasus perundungan antara murid perempuan pesantren (santriwati) kurang tersoroti. Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana reaksi sosial non-formal oleh guru terhadap perundungan antarsantriwati di Pesantren X dengan analisis berdasarkan teori realitas sosial agar dapat mengahami alasan perundungan di sana terus terjadi. Perundungan antarsantriwati di Pesantren X terjadi dalam berbagai macam bentuk, tetapi reaksi terhadapnya hanya berjalan dengan kompleks pada perundungan fisik saja. Jika dibandingkan dengan reaksi guru terhadap kasus delinkuensi santriwati jenis lain, reaksi terhadap perundungan terhitung minimal. Hal ini disebabkan oleh landasan pemikiran para guru serta lembaga Pesantren X yang tidak menganggap perundungan sebagai delinkuensi yang menjadi prioritas untuk ditangani, apalagi perundungan antarsantriwati lebih banyak terjadi dalam bentuk verbal. Anggapan ini dipengaruhi oleh persepsi guru terhadap sensitivitas anak perempuan serta pelanggaran norma Islam mengenai hubungan sesama manusia (hablumminannas) yang tidak sepenting norma Islam hubungan dengan Tuhan (hablumminallah) dan norma yang harus dianut sebagai seorang murid pesantren.

Bullying is an interpersonal problem between children that occurs in all Islamic boarding schools in Indonesia. However, the teacher's reaction as the only party who can handle it has not been able to meet children's needs, so bullying continues to exist and cannot be overcome. The more cases of bullying revealed between boy boarders (santri) mean that cases of bullying between girl boarders (santriwati) are less highlighted. This thesis aims to explain how non-formal social reactions by teachers towards bullying among girl boarders at X Islamic Boarding School with analysis based on social reality theory in order to understand the reasons why bullying continues to occur there. When compared with teachers' reactions to other types of girl boarders’ delinquency cases, reactions to bullying are considered minimal. This is due to the basic thinking of the teachers and the people behind X Islamic Boarding School foundation, which do not consider bullying as a delinquency that is a priority to be handled, especially since bullying between female students occurs more often in verbal form. This assumption was influenced by teachers' perceptions of girls' sensitivity and violations of Islamic norms regarding human relationships (hablumminannas) which are not as important as Islamic norms of relationships with God (hablumminallah) and norms that must be adhered to as a girl boarder of X Islamic Boarding School."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library