Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adela Dinda Talita
Abstrak :
Studi mengenai hubungan sosial di tempat kerja telah menunjukkan bahwa hubungan informal, seperti pertemanan, dianggap lebih bermakna bagi para karyawan. Persoalannya, konteks masyarakat kini jarang menumbuhkan hubungan mendalam untuk pekerjaan. Dalam kasus Sekolah 'BM', saya telah menemukan bahwa para karyawan terpecah belah akibat isu ini dan bahwa hal tersebut mempengaruhi praktik dan pengalaman mereka dalam hubungan berbasis tempat kerja. Menggunakan wawancara mendalam dan observasi partisipan, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji praktik pertalian sosial di tempat kerja, alasan di baliknya, dan bagaimana karyawan kemudian menindaklanjuti dan bernegosiasi melalui pertalian tersebut. Saya juga ingin menjelaskan bagaimana konteks khusus suatu tempat kerja dapat memengaruhi pengalaman bekerja karyawan. Berdasarkan temuan penelitian ini, pengalaman diferensiasi karyawan BM dapat dikorelasikan dengan riwayat kekeluargaan dan kekerabatan yang bertentangan dengan perubahan struktural BM untuk menjadi lebih seperti perusahaan. Saya berpendapat bahwa kecenderungan karyawan untuk membedakan dua hal ini dan bertindak sesuai pemahaman mereka menunjukkan suatu kontradiksi nilai. Di lain sisi, ketika tindakan mereka bertolak belakang dengan pemahaman tersebut, maka sedang terjadi suatu negosiasi nilai yang umumnya relasional. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai yang berbeda, walau tetap ditindaklanjuti, juga mengalami kompromi dan pada kelanjutannya juga menjadi suatu negosiasi pertalian sosial. ......Studies have shown that informal relationships, such as friendships, are considered as more meaningful for employees in the workplace. The issue is that the current societal context rarely cultivates strong relationships for work. In the case of the ‘BM’ School, I have found that the employees are torn on this issue and that it affects their practice and experience of workplace-based relationships. Using in-depth interviews and participant observation, this research aims to examine the practice of social relations in the workplace, the reasoning behind them, and how the employees then act upon and negotiate through them. I also want to explain how the particular context of the workplace may affect the employees’ work experience. Based on the research findings, the BM employees’ experience of differentiation can be correlated with a history of kekeluargaan and kinship which contradicted the structural changes of BM to become more corporate-like. I argue that the tendency of employees to differentiate the two and to act according to their understandings of it shows a contradiction of values. On the other hand, when their actions are the opposite of that understanding, then a negotiation of values is occurring, which is generally relational. This shows that differing values, while acted upon, are also compromised, and hereinafter also becomes a negotiation of social ties.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adini Nadia Putri
Abstrak :
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh social ties antara komite audit dan akuntan publik yang diukur dengan melihat asal universitas, perangkapan jabatan komite audit pada komite lain diperusahaan yang sama dan kompetensi akuntansi komite audit terhadap kualitas audit, pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016, 2017 dan 2018 dengan sampel yang diperoleh sebanyak 730 observasi. Hasil pengujian dengan menggunakan metode Fixed Effect (FE) menunjukkan bahwa social ties antara komite audit dan akuntan publik dapat menurunkan secara marginal kualitas audit, perangkapan jabatan komite audit pada komite lain diperusahaan yang sama secara marginal mampu meningkatkan kualitas audit dan kompetensi akuntansi komite audit tidak memiliki pengaruh apapun terhadap kualitas audit. Penelitian ini juga melakukan pengujian tambahan untuk variabel Social Ties dengan objek yang diteliti adalah hanya antara Ketua Komite Audit dan Signing Partner Akuntan Publik, yang membuktikan bahwa terdapat peningkatan terhadap kualitas audit. Penelitian ini bermanfaat untuk pemangku kepentingan dalam hal meningkatkan kualitas audit.(......)This study examines the effect of social ties between audit committees and public accountants measured by looking at university origin, the dual position of the audit committee in other committees in the same company and the audit committee's accountancy competence on audit quality, on companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016, 2017, and 2018 with samples obtained as many as 730 observations. The test result using Fixed Effect (FE) method shows that social ties between the audit committee and the public accountant can marginally impair audit quality, dual position of audit committee at other committees in the same company can marginally impove audit quality and accounting competency of audit committee does not have any influence on audit quality. This study also conduct additonal testing for the social ties variables with the object researched is only between the chair of the audit committee and the signing partner of the public accountant, which prove that there is increase in audit quality. This research is useful for stakeholders in terms of improving audit quality.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Destiny Marisa
Abstrak :
ABSTRAK
Tidak dapat dipungkiri, dalam suatu kota yang terus berkembang tentunya akan selalu ada ruang-ruang kota yang kehilangan fungsi dan identitasnya, atau dapat juga disebut lost space. Kehadiran lost space membuat berbagai elemen yang ada dalam suatu kawasan menjadi kurang terintegrasi dan mengakibatkan orang-orang yang tinggal di dalamnya kehilangan kesempatan untuk beraktivitas secara efektif dan berinteraksi dengan penduduk lainnya. Secara khusus pada kawasan neighborhood, kehadiran suatu ruang publik sangat berpengaruh terhadap terbentuknya ikatan sosial (neighborhood social ties) yang memiliki sense of community. Berdasarkan fenomena tersebut, para perancang urban menggunakan konsep placemaking untuk memanfaatkan lost space pada kawasan neighborhood sebagai ruang publik untuk meningkatkan interaksi sosial dan ikatan sosial dalam suatu kawasan neighborhood. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan, ruang sisa pada kawasan neighborhood dapat dimanfaatkan menjadi ruang terbuka publik melalui konsep redesign dan placemaking. Hal tersebut dilakukan dengan melihat potensi konteks tidak hanya dari segi dua dimensi, tapi juga tiga dimensi serta kondisi masyarakat sebagai pengguna ruang. Selain itu, karakteristik neighborhood juga mempengaruhi penggunaan serta interaksi sosial yang terjadi dalam suatu ruang publik.
ABSTRAK
It is undeniable that in a developing city there will always some city spaces which lose their function and identity, called as lost space. Lost space presence makes city elements become less integrated and causes the people who lives there to lose their opportunity for doing their activities effectively and interacting with other people. Especially in inner-city neighborhood, the presence of public space is highly influential to the formation of neighborhood social ties which have sense of community within it. Due to those phenomenon, urban designers use placemaking concept to utilize lost space in inner-city neighborhood as public space to increase neighborhood social interaction and social ties. Based on the analysis of case studies, lost space in inner-city neighborhood can be utilized as public open space through redesigning and placemaking concepts. The concepts are performed by analyzing the potential of context not only two dimentionally but also three dimentionally and observing the condition of the people who lives in there. Moreover, the neighborhood characteristics also determine the usage of public space and social interaction within it.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadia Latifa Kushardiani
Abstrak :
Pertumbuhan internet yang diikuti dengan munculnya berbagai aplikasi sosial menciptakan tuntutan agar aplikasi-aplikasi sosial dapat lama bertahan di pasar, salah satunya melalui kelanjutan penggunaan para penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perceived usefulness, perceived enjoyment, sense of belonging, dan social ties terhadap continuance usage intention pada aplikasi sosial TikTok melalui mediasi dari satisfaction dan habit. Data dikumpulkan melalui kuisioner dan dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk memeriksa kecocokan keseluruhan model dan menguji hubungan antar konstruk. Sebanyak 406 pengguna TikTok selama minimal enam bulan di Indonesia berpartisipasi menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kelanjutan penggunaan secara langsung dipengaruhi oleh perceived usefulness. Mediasi penuh melalui satisfaction dan habit terdapat pada hubungan antara perceived enjoyment dan continuance intention. Sementara itu, mediasi parsial oleh variabel satisfaction terdapat pada hubungan antara perceived usefulness dan continuance intention serta oleh variabel habit pada hubungan antara social ties dan continuance intention. Implikasi manajerial terkait dengan perceived usefulness, perceived enjoyment, sense of belonging, social ties, satisfaction, habit, dan continuance intention juga akan dibahas dalam penelitian ini ......The growth of the internet followed by the emergence of various social apps creates a pressure so that social applications can last a long time in the market, one of which is through the use of their users. This study aims to determine the effect of perceived usefulness, perceived enjoyment, sense of belonging, and social ties on continuance intention of using TikTok social application through mediation of satisfaction and habit. Data collected through questionnaires and analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) is done to check the overall fit of the model and test the relationship between constructs. A total of 406 TikTok users for at least six months in Indonesia participated as the research sample. The results of this study reveal that continuance usage intention is directly influenced by perceived usefulness. Full mediation through satisfaction and habit lies in the relationship between perceived enjoyment and continuance intention. Meanwhile, partial mediation by the satisfaction variable is found in the relationship between perceived usefulness and continuance intention and the habit variable on the relationship between social ties and continuance intention. Managerial implications related to perceived usefulness, perceived enjoyment, sense of belonging, social bonding, satisfaction, habit, and sustained intention will also be discussed in this study.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library