Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Julia Remi Chandra
Abstrak :
Obesitas merupakan kondisi penumpukan lemak secara berlebihan pada tubuh. Salah satu area penumpukan lemak pada tubuh adalah abdomen, yang dapat diukur dengan lingkar pinggang. Konsumsi minuman tinggi kalori semakin meningkat, salah satunya adalah soft drink. Soft drink yang berbentuk cair dan memiliki kadar gula yang tinggi dapat meningkatkan risiko penumpukan lemak bila dikonsumsi secara berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi soft drink dengan ukuran lingkar pinggang. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional untuk mencari hubungan konsumsi soft drink dengan ukuran lingkar pinggang. Penelitian ini dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui konsumsi soft drink dan data antoprometri mahasiswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei - Oktober 2015 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Depok. Konsumsi soft drink dinilai dengan melihat frekuensi dan jumlah konsumsi soft drink. Analisis data menggunakan program SPSS versi 20.0 for windows dengan uji Mann-Whitney. Dari pengambilan data, didapatkan 113 responden mahasiswa laki-laki FKUI angkatan 2012-2014. Hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan konsumsi soft drink dengan lingkar pinggang pada mahasiswa laki-laki FKUI. Sebanyak 46% responden mengonsumsi soft drink sebanyak >1 liter/minggu. Konsumsi soft drink dapat menambah asupan kalori yang dapat mempengaruhi ukuran lingkar pinggang. ...... Obesity is condition of excessive fat accumulation in the body. One area of fat accumulation in the body is the abdomen, which can be measured by waist circumference. The consumption of high-calorie drinks is increasing, one of which is soft drinks. Soft drinks have liquid form and high sugar levels that can increase the risk of fat accumulation when consumed in excess. This study aims to find association of soft drinks consumption with waist circumference. This study used cross-sectional design to find association of soft drink with waist circumference. Data were collected using questionnaires to determine soft drinks consumption and anthropometric measurement on male students. This study was conducted in May-October 2015 in Faculty of Medicine, University of Indonesia, Depok. Soft drinks consumption were assessed by information about frequency and amount of soft drink consumption. Data were analyze using SPSS version 20.0 for windows by using Mann-Whitney test. This study obtained 113 male students of Faculty of Medicine class of 2012-2014. Results of the data analysis found association of soft drinks consumption with waist circumferences in male students. About 46% respondents consumed soft drinks >1 liters/ week. Consumption of soft drinks can increase calories intake that can affect waist circumference.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S641378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Noor Rizqi Skriptiana
Abstrak :
Konsumsi minuman ringan dunia pada tahun 2005 menunjukkan angka 498 miliar liter, kemudian meningkat di tahun 2007 menjadi 552 miliar per liter atau sekitar 82,5 liter per orang. Rata-rata remaja di Indonesia mengonsumsi minuman ringan sebanyak 2 botol/kaleng dalam seminggu. Tingginya perilaku konsumsi remaja mungkin disebabkan pengetahuan gizi, pengaruh dari teman sebaya, keluarga dan media massa serta faktor-faktor lain. Penulis melalui penelitian ini ingin mengetahui gambaran perilaku konsumsi minuman ringan dan faktor-faktor yang memengaruhinya di SMPIT Nurul Fikri Depok yang tidak menyediakan minuman ringan berkarbonasi di kantin sekolahnya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan disain studi cross sectional, mengambil sejumlah 108 siswa kelas VII dan VIII menjadi responden dengan metode acak sederhana. Setiap responden diminta untuk mengisi sendiri (self-administered) kuesioner yang tersedia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 32,4% siswa SMPIT Nurul Fikri yang mengonsumsi minuman ringan. Preferensi, teman sebaya, keluarga, dan media massa memiliki peran dalam konsumsi minuman ringan remaja. Meskipun hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan konsumsi minuman ringan, namun siswa laki-laki cenderung mengonsumsi minuman ringan lebih tinggi dibandingkan siswa perempuan. Siswa yang memiliki uang saku di atas rata-rata memiliki kecenderungan mengonsumsi minuman ringan lebih tinggi. Peraturan dari pihak sekolah dan yayasan dalam melarang penjualan minuman ringan di kantin sekolah sudah baik dan perlu dipertahankan. ......World's consumption of carbonated soft drinks consumption in 2005 was 498 billion litters and increased up to 552 billion litters in 2007. This equivalent into global soft drinks consumption of 82.50 litters per person. Average of Indonesian teenagers consumption of soft drinks are about 2 bottles/cans per week. The high consumption of carbonated soft drinks in teenagers probably caused by nutrition knowledge, influences from peer group, family through parents modeling, mass media and other factors. The aim of this study is to see the prevalence of carbonated soft drinks consumption and factors that affect its consumption in SMPIT Nurul Fikri Depok where carbonated soft drinks is not allowed to sale in school's canteen. This study is a quantitative study with cross sectional design, using 108 students of grade VII and VIII as respondents taken by simple random sampling method. Each students were asked to fill the questionnaire by self-administered way. Results show that only 32.4% SMPIT Nurul Fikri's students who consume carbonated soft drinks. Preference, peer group, family and mass media seems have a strong relation with teenager's carbonated soft drinks consumption. Eventhough statistics didn't show a significant relation between sex and carbonated soft drinks consumption, boys tend to have higher consumption of carbonated soft drinks than girls. Students with high daily allowance also have a high soft drinks consumption. Not to sale carbonated soft drinks in this school is really good rule and need to be maintained by school itself and the foundation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angelina Magdalena
Abstrak :
Benzena adalah senyawa kimia organik yang bersifat karsinogenik, dapat menyebabkan leukemia pada manusia. International Agency for Research on Cancer (IARC) mengklasifikasikan benzena sebagai Grup 1 yaitu senyawa karsinogen pada manusia. Mekanisme pembentukan benzena dalam minuman ringan adalah sebagai hasil dari dekarboksilasi asam benzoat oleh radikal hidroksi. Pemanasan dapat mempercepat terbentuknya benzena. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kadar benzena yang terbentuk dalam minuman ringan yang mengandung asam benzoat, asam sitrat dan vitamin C yang telah dipaparkan sinar matahari selama 2 minggu. Analisis pembentukan benzena dilakukan dengan kromatografi gas detektor ionisasi nyala, dengan suhu injektor, dan detektor berturut-turut 200°C, 230°C; suhu awal kolom 60°C sampai 120°C dengan kecepatan kenaikan suhu 3°C/menit dan laju alir gas pembawa 1,5 mL/menit. Kadar benzena dalam sampel A sebesar 7,66 bpm; sampel B sebesar 12,55 bpm dan sampel C sebesar 12,97 bpm. Kadar benzena dalam sampel A masih dibawah jumlah maksimum yang diijinkan WHO sedangkan pada sampel B dan C berada diatas jumlah maksimum yang diijinkan WHO yaitu 10 bpm.
Benzene is a carcinogenic organic chemical compound and it can cause leukemia to human. International Agency for Research on Cancer (IARC) classifies benzene as Group 1 which is carcinogenic in human. The mechanism of benzene formation in soft drinks is a result from decarboxylation of benzoic acid by hydroxy radicals. Heating can accelerate benzene formation. Therefore, it is necessary to determine the level of benzene that forms in soft drinks which contains benzoic acid, citric acid and vitamin C which has exposed to the sunlight for 2 weeks. Analysis of benzene formation was done by gas chromatography flame ionization detector, a temperature of injector, and detector with 200°C, 230°C respectively; first coloumn temperature was 60°C to 120°C with speed increase from 3oC/minute, and flow rate of 1.5 ml/minute. Levels of benzene formed in sample A was 7.66 ppb; sample B was 12.55 ppb and sample C was 12.97 ppb. Level of benzene in the sample A was below the maximum level allowed by WHO requirement while in sample B and C were above the maximum level allowed by WHO which is 10 ppb.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S32910
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Manahan
Abstrak :
Minuman ringan yang menyegarkan sudah merupakan kebutuhan yang rutin untuk masyarakat Jakarta yang beriklim tropis. Di setiap pelosok kota banyak terlihat penjual - penjual minuman ringan. Perusahaan Coca cola sebagai produsen minuman ringan terbesar di dunia dan di Indonesia, juga memasarkan produknya yang terdiri dari Coca cola, Fanta, Sprite, Diet Cola dan Frestea sampai ke pelosok kota. Oleh karena itu dampak dari krisis moneter di Indonesia tidak berpengaruh terhadap Coca cola sebagai pemilik pangsa pasar terbesar di sektor minuman ringan. Penelitian ini bermaksud untuk menjawab pertanyaan bagaimana peranan atribut - atribut minuman ringan produk Coca cola bagi konsumennya dan bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut - atribut tersebut. Pengukuran tingkat kepuasan dilakukan dengan menggunakan model The expectancy disconfirmation model of consumer satisfaction I dissatisfaction dari Mowen dan Minor (1998). Atribut yang did.efinisikan sebagai karakteristik atau ciri yang dimiliki atau tidak dimiliki suatu objek (Mowen & Minor, 1998), merupakan salah satu faktor panting dalam kesuksesan suatu produk, oleh karena itu didalam penelitian ini akan diukur tingkat kepentingannya dan tingkat kepuasannya menurut responden. Unit analisis penelitian ini adalah responden yang terdiri dari karyawan, ibu rumah tangga dan lainnya yang jumlahnya 92 orang. Metode analisis yang digunakan adalah Compare Means yaitu untuk menentukan perbandingan mean diantara atribut - atribut, sedangkan untuk menentukan signifikansinya digunakan metode statistik Regressi Linier. Dan untuk menentukan validitas dan realibilitas digunakan analisa Faktor dan Scale. Ada 9 atribut yang dimiliki oleh minuman ringan produk Coca cola, yaitu : merek, harga, aroma, warna, rasa, kualitas, kemasan, kemudahan memperoleh dan iklan. Dui kesembilan atribut ini semuanya signifikan kecuali atribut warna, dan atribut - atribut yang memiliki tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan yang tinggi adalah rasa, kualitas, kemudahan memperoleh dan iklan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20344
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neville, Isdell
Abstrak :
Summary A former chairman and CEO of Coca-Cola traces the story of his career, describing his efforts to combat public relations challenges, his contributions to opening markets throughout the world, and his strategies for promoting corporate responsibility. Contents From Ulster to Africa -- In Johannesburg: my global career is launched -- Conquering Pepsi in the Philippines -- Stagnation in West Germany -- The Wall falls -- Going back to India -- At the helm of Coca-Cola -- Connected capitalism.
Jakarta : Erlangga , 2011
338.76 NEV i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, A. Betsy
Abstrak :
RINGKASAN Meningkatnya jumlah penduduk serta meningkatnya kualitas hidup merupakan pendorong untuk semakin pesatnya pembangunan. Kegiatan industri merupakan salah satu di antara kegiatan pembangunan yang ada. Namun apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif antara lain pencemaran lingkungan serta pengurasan sumberdaya. Industri minuman ringan PT PLI telah beroperasi cukup lama, namun Instalasi Pengolahan Limbah Cair (IPLC) belum beroperasi sebagaimana mestinya sehingga masih menyumbang sejumlah kandungan bahan organik ke badan air penerima (BAP). Selain itu yang tidak kalah pentingnya bahwa upaya minimisasi bahwa upaya minimisasi limbah belum dilaksanakan sehingga terjadi pemborosan sumber daya air dan gula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk minimisasi limbah serta mendapatkan teknologi yang sesuai untuk pengolahan limbah cair yang terjadi. Lingkup kajian penelitian adalah Pelaksanaan Audit pemakaian gula dan air sebagai bahan baku utama dan dilanjutkan dengan pengujian teknik pengolahan limbah cair yang terbentuk. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yang ditunjang dengan penelitian eksperimental. Hipotesis Kerja : 1. Ada pengaruh upaya minimisasi limbah terhadap jumlah penggunaan bahan baku khususnya air dan gula. 2. Jika pengolahan limbah dilakukan maka kandungan bahan pencemar dalam limbah cair akan turun. Metode penelitian yang dilakukan meliputi 3 tahap yaitu (1) Penelitian Pendahuluan, (2) Audit Limbah dan (3) Percobaan Pengolahan Limbah Penelitian pendahuluan menghasilkan gambaran kandungan pH, SS, BCD, COD dan bahan organik dari berbagai discharge point. Diperoleh pula semua informasi yang diperlukan untuk Audit limbah. Percobaan Pengolahan Limbah dimulai dengan uji pendahuluan untuk menentukan dosis koagulan dan dilanjutkan dengan percobaan koagulasi dan sedimentasi. Analisis Data: dengan uji-t untuk melihat perbedaan kandungan limbah cair. Dari hasil penelitian ternyata bahwa yang menjadi masalah adalah : 1. Kandungan BOD dan COD limbah yang melebihi Baku Mutu. 2. Pengelolaan yang kurang baik sehingga menimbulkan pemborosan sumberdaya air dan gula pada hampir semua satuan operasi yang keseluruhannya mencapai 402,86 l air dan gula sebanyak 68,24 kg sehari yang bernilai Rp. 2.759.814,50 sebulan. Jika dilakukan upaya penggunaan kembali (reuse) minuman yang biasanya dibuang, menjadi bahan yang dapat diproses ulang maka akan menghemat sebanyak 249,04 l. air dan 18,16 kg gula setiap hari atau senilai Rp. 745.078,00 sebulan. Daur ulang air limbah juga dapat dilakukan, untuk memanfaatkan kembali limbah sebanyak 353,63 M3 setiap hari sebagai masukan bagi proses pencucian botol dalam washer. Pengolahan limbah yang dipilih berdasarkan karakteristik limbah dan BOD / COD < 0,4 adalah dengan cara Fisik-Kimia dengan koagulasi flokulasi dan sedimentasi. Hal ini terjadi karena kandungan bahan organik yang mudah diurai secara biologis (biodegradable) ternyata rendah. Untuk tujuan ini dosis yang paling sesuai adalah penggunaan koagulan Ca(OH)2 10% dan FeSO4 10% masing-masing 10 ml untuk setiap 1 limbah cair pada pH = 7 Pendimensian IPLC berdasarkan debit limbah : 1. Bak penampungan : panjang = 5 M, lebar 5 M dan tinggi (kedalaman) = 2,5 M 2. Tangki koagulasi : panjang = 0,33 M, Iebar = 0,33 M dan tinggi = 0,6 M 3. Tangki sedimentasi : panjang = 4 M, lebar = 4 M dan tinggi = 1,5M Tenaga listrik yang dibutuhkan dalam Instalasi Pengolahan Limbah Cair (IPLC) adalah : 1. Pengadukan di Tangki Koagulasi = 1,548 KWH 2. Pengadukan di Tangki Flokulasi = 3,816 KWH Dengan kondisi limbah seperti ini diperlukan biaya mengoperasikan Instalasi Pengolahan Limbah Cair (IPLC) sebesar Rp. 7.786.844,50 yang meliputi biaya tenaga listrik, pengadaan bahan kimia (koagulan), tenaga kerja serta biaya analisis sampel secara berkala. Jika upaya minimisasi limbah dilaksanakan, maka biaya pengolahan limbah tidak perlu dikeluarkan karena limbah yang terjadi jumlahnya (volume) kecil dan kandungan bahan organiknya tidak melebihi Baku Mutu. Kepustakaan : 33 buku (1981-1995)
Management of Wastewater in Soft Drink Industry (Case study PT PLI Tangerang)This research aims to investigate methods to minimize waste generation in soft drink industry and to investigate suitable technology to treat its wastewater. The scope of this research includes environmental audit on sugar and water consumption and evaluation on the wastewater treatment method. Steps taken in completing these aims consists of (1) Preliminary Investigation, (ii) Waste Audit, (iii) Experiment on Wastewater Treatment. Preliminary Investigation aims to obtain wastewater quality and quantity from several discharge points. Moreover, other necessary Information to enable waste auditing are also obtained in this step. Experiment on Wastewater Treatment includes jar-testing and investigation on settling characteristics of the flock obtained during jar-testing. T-test is employed in analysing the data on wastewater quality. The test indicates the following problems : 1. BDD dan COD level In the effluent exceed limit level 2. Improper practices result in the wastage of sugar and water in almost every operation. All of these amount to 402.86 1. of water and 68.24 kg of sugar everyday. This is equal to Rp. 2,759,814.50 in one month. Reusing the soft drink that would end up as wastes will save 249.041. of water and 18.16 kg of sugar everyday. This is equal to Rp. 745,078 in one month. Moreover, reusing the effluent will save 353.63 m3 of water everyday. Bottle washer can be the suitable operation for effluent reuse. On the basis of BOD/COD ratio that is less than 0.4, coagulation, flocculation, and sedimentation are chosen as the method to treat the wastewater. Chemical required in these process are 10 ml Ca(OH)2 10% and 10 m1 Fe8O4 10% for every liter of wastewater at pH = 7. Wastewater treatment unit dimensions : 1. Collecting tank, length = 5 m ; width = 5 m; and depth = 2.5 m 2. Coagulation tank, length = 0.33 m ; width = 0.33 m ; and depth = 0.6 m 3. Sedimentation tank, length = 4 m; widht = 4 m; and depth = 1.5 m Power requirement : 1. Mixing in coagulation process requires 1,548 KWH 2. Mixing in flocculation process requires 3,816 KWH Treatment cost is calculated as Rp. 7,786,844.50 in one month. This cost includes energy cost, chemicals as coagulant, worker cost, and regular laboratory testing cost. If waste minimization is implemented, the cost required to treat wastewater can be eliminated. This is because the wastewater produced are much less in terms of its quantity. After all, wastewater quality can be expected to have met the limit level due to the minimization program.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library