Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Richmond Aldien
"ABSTRAK
Pengembangan sebuah sistem informasi, menggunakan metode pengembangan dengan tujuan agar produk berupa perangkat lunak atau software dapat diterima dan sesuai dengan kebutuhan dari pemilik pekerjaan atau penggunanya. Metode pengembangan tersebut di kenal sebagai software development Life Cycle (SDLC) yang terdiri dari berbagai model diantaranya Waterfall Model dan Iteracy Model.
Guna memastikan tercapainya tujuan seperti tersebut diatas, dilakukan serangkaian pengujian atau testing yang diakhiri dengan uji penerimaan atau acceptance test. Terlepas dari pemilihan metode pengembangan yang diambil, didalam tiap tiap uji penerimaan terdapat tahapan yang menyangkut aspek teknis dan aspek hukum sebagai akibat dari hubungan kerja antara pemilik pekerjaan dengan pelaksana pekerjaan.
Berdasarkan aspek tersebut maka dibutuhkan suatu pemahaman mengenai konsep konsep pelaksanaan uji penerimaan atau acceptance test agar tujuan dari pengembangan sistem informasi dapat tercapai dan kepentingan para pihak dapat terlindungi. Untuk itulah kiranya perlu dilakukan kajian dan penyusunan suatu kerangka acuan yang didasari oleh teori dan praktek terbaik yang pemah dilakukan sebagai wacana tambahan dalam teknik pelaksanaan dari acceptance test.

ABSTRACT
Development of an information system based on methodology is aimed to achieve stakeholder's or user's requirement. Common methodology for developing software is software development Life Cycle (SDLC) which consist of Waterfall model, iteracy model and some other models.
To ensure completion of the software, developer has to executed a series of testing wich ended by acceptance testing before delivery phase. Each of acceptance test taken which is not dependent to the methodologies, consist of technical aspect and legal aspect. They are generated by relationship beetwen user(s) or stakeholder(s) as owner and developer(s) as executor of the work.
Based on these aspects, owner and executor should have a comprehensive understanding to implement an acceptance test in order to gain objective of the work and each party have their obligation secured. For those reasons, it is need to explore and to compose a template based on best practices as an additional reference to implementation technique of an acceptance test."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2002
T40424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qinthara Azka Indallah
"Penelitian ini bertujuan mengoptimalkan penggunaan Rekam Medis Elektronik (RME) di RSUD Ciawi yang masih menghadapi kendala dalam penggunaannya. Dengan pendekatan Management Information System (MIS) dan Software Development Life Cycle (SDLC), penelitian ini dimulai dengan asesmen maturitas sistem menggunakan model EMRAM, diikuti identifikasi masalah melalui wawancara dan observasi. Model sistem to-be dirancang mencakup data flow diagram, entity relationship diagram, dan wireframe sistem baru. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efisiensi pengisian rekam medis dan penggunaan RME di seluruh unit pelayanan RSUD Ciawi. Implementasi perbaikan ini diharapkan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di rumah sakit.

This study aims to optimize the use of Electronic Medical Records (RME) at RSUD Ciawi, which still faces obstacles in its use. Using Management Information System (MIS) and Software Development Life Cycle (SDLC) approaches, this research began with a system maturity assessment using the EMRAM model, followed by problem identification through interviews and observations. A to-be system model was designed including data flow diagrams, entity relationship diagrams, and new system wireframes. The results showed an increase in the efficiency of medical record filling and the use of RME in all service units of RSUD Ciawi. The implementation of these improvements is expected to improve the quality of health services in the hospital."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviana Pramitasari
"Bank XYZ mengembangkan Mobile Apps ABC, sebuah aplikasi Super Apps, yang digunakan untuk mendukung kebutuhan nasabah dan pencapaian target bisnis. Metode Scrum yang digunakan dalam pengembangan ABC belum optimal. Dari data terlihat bahwa belum tercapainya target bisnis dan IT Bank XYZ, salah satunya karena terdapat keterlambatan implementasi fitur penting produk ABC. Penelitian mixed method ini melakukan evaluasi proses yang berjalan dengan menggunakan Capability Maturity Model Integration (CMMI V2.0). Mengacu pada Common Business Problem dalam dokumen Adoption and Transition Guidance terpilih 8 practice area dengan total 73 praktik. Berdasarkan Standard CMMI Appraisal Method for Process Improvement (SCAMPI) dihasilkan capability level untuk practice area sebagai berikut: IRP, PLAN, GOV, II di level 3; RDM, EST, MC di level 2; serta RSK di level 1. Dari 73 praktik, 59 praktik telah tercapai berdasarkan CMMI V2.0 atau sekitar 80% dari ruang lingkup practice area pada penelitian ini. Rekomendasi disusun dengan analisis weakness dari SCAMPI dan Underlying Causes dari CMMI V2.0 didapatkan 11 rekomendasi perbaikan yang telah divalidasi oleh perwakilan bank studi kasus. Saran untuk penelitian berikutnya dilakukan tahap Deploy Improvement, dan Assess Capability sesuai Adoption and Transition Guidance Circle CMMI V2.0, untuk mengukur kembali impact rekomendasi yang telah diberikan.

XYZ Bank developed Mobile Apps ABC, a Super Apps application, which is used to support customer needs and business target. The Scrum method used in ABC development is not optimal. From the data it can be seen that Bank XYZ's business and IT targets have not been achieved, partly due to delays in the implementation of important ABC features. This mixed method research evaluates the running process using Capability Maturity Model Integration (CMMI V2.0). Referring to Common Business Problems in the Adoption and Transition Guidance document selected 8 practice areas with a total of 73 practices. Based on the Standard CMMI Appraisal Method for Process Improvement (SCAMPI), the ability levels for practice areas are: IRP, PLAN, GOV, II at level 3; RDM, EST, MC at level 2; and RSK at level 1. Of the 73 practices, 59 practices have been achieved based on CMMI V2.0 or around 80% of the scope practice areas in this study. Recommendations were compiled using weakness analysis from SCAMPI and Underlying Causes from CMMI V2.0 found 11 recommendations for improvement that have been validated by bank representative case studies. Suggestions for further research are to carry out the deployment improvement stage, and assessment capability according to the Adoption and Transition Guidance Circle CMMI V2.0, to remeasure the impact of the recommendations that have been given."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Roy Abdurrachman Pasha
"Kelengkapan dokumentasi yang dihasilkan dari siklus pengembangan perangkat lunak merupakan hal yang penting untuk dipenuhi agar risiko yang berdampak pada lambatnya penanganan suatu insiden atau masalah dapat diminimalisir. Berdasarkan data yang didapat, XYZ belum mampu memenuhi kelengkapan dokumentasi pada sebagian besar perangkat lunak yang dikembangkan selama 3 tahun terakhir. Salah satu penyebabnya adalah karena tidak diterapkannya software quality assurance SQA pada sebagian besar proses pengembangan perangkat lunak yang dijalankan dimana audit luaran merupakan salah satu kegiatan SQA.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi peningkatan penerapan SQA di XYZ agar dapat diterapkan pada seluruh pengembangan perangkat lunak sehingga permasalahan dokumentasi dapat teratasi. Perumusan strategi menggunakan metode analisis kesenjangan melalui pembandingan kondisi di masa mendatang melalui Critical Success Factors dan kondisi saat ini dari analisis Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat SWOT yang didapatkan melalui Focus Group Discussion FGD.
Perumusan strategi juga menggunakan metode TOWS Matriks dimana poin SWOT yang telah didapatkan dilakukan pemeringkatan terlebih dahulu dengan menggunakan Analytic Hierarchy Process. Adapun strategi yang disusun divalidasi dengan para narasumber yang terlibat FGD agar strategi yang didapatkan benar-benar dapat menjawab permasalahan yang ditemui. Penelitian ini menghasilkan 10 strategi yang kemudian diturunkan ke dalam 15 program untuk dilaksanakan dalam waktu 5 tahun.

Completeness of documentation generated from the software development life cycle is essential to be met so that the risks which impacting the slow handling of an incident or problem can be minimized. Based on the data, XYZ Organization is unable to meet the completeness of the documentation on most of the developed software over the last 3 years. One reason is because the software quality assurance SQA , which audit the work products is one of its activities, not implemented in most of the software development process.
This study aims to formulate strategies to improve the implementation of SQA in XYZ that can be applied to the whole of software development. Strategy formulation using gap analysis by comparing the future conditions through the analysis of objectives rsquo s Critical Success Factors CSF and current conditions from the Strength, Weakness, Opportunity and Threat SWOT analysis through Focus Group Discussion FGD.
The strategy formulation also used TOWS Matrix method in which the SWOT rsquo s factors are ranked first by using Analytic Hierarchy Process AHP calculation. The strategy developed validated with the speakers who involved in FGD so that the strategies can actually answer the problems."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Istidana Harjanti Ismed
"Dengan memanfaatkan teknologi perangkat lunak sebagai enabler, PT BZCI (BZCI) mengembangkan sebuah situs jual beli daring (online marketplace) berkonsep business to business (B2B) sebagai produk dari model bisnisnya. Dalam proses pengembangan produknya, BZCI memilih menerapkan metode Scrum. Namun, dalam mengimplementasi Scrum ternyata tidak semudah mempelajari teorinya, banyak masalah yang terjadi di BZCI dalam menjalankan praktik Scrum seperti keterlambatan waktu rilis dari setiap Sprint, individu dalam tim yang merasa praktik Scrum tidak begitu penting dilaksanakan sepenuhnya karena dirasa banyak menyita waktu. Maka agar dapat mengatasi berbagai kendala terkait implementasi Scrum di BZCI, dilakukan pengukuran tingkat kematangan implementasi Scrum di BZCI menggunakan Scrum Maturity Model (SMM). Peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan pengamatan lapangan menggunakan SMM pada tingkat 2 dan 3 yang praktiknya telah disesuaikan dengan Scrum Guide tahun 2017 dan Scrum Body of Knowledge (SBoK) v.3. Kemudian pengolahan data menggunakan perhitungan KPA Rating pada Agile Maturity Model.
Hasil pengolahan data menunjukan bahwa BZCI memperoleh nilai kematangan tingkat 1 (Initial) yang mana pada tingkat ini proyek dalam organisasi seringkali menghadapi keterlambatan dan perubahan requirements yang sulit dikendalikan, sehingga dibuat rekomendasi perbaikan implementasi Scrum pada tingkat 2 (Managed) dan 3 (Defined). Terdapat total 26 praktik pada tingkat 2 (Managed) dan 3 (Defined) yang bernilai rendah dan tidak sesuai dengan panduan Scrum sebagai praktik yang perlu diperbaiki. Kemudian peneliti memetakan praktik yang perlu diperbaiki tersebut dengan teori dari Scrum Guide tahun 2017, SBoK v.3 dan pendapat praktisi Scrum sehingga menghasilkan dokumen rekomendasi perbaikan implementasi Scrum sesuai dengan kondisi organisasi di BZCI. Dokumen ini kemudian dapat diimplementasi untuk memperbaiki jalannya praktik Scrum di BZCI."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library