Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Hanani
"ABSTRAK
Solasodin adalah suatu senyawa alkaloid steroid yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk pembuatan beberapa hormone steroid yang banyak digunakan untuk kontrasepsi oral. Solanum acculeatissimum adalah salah satu tanaman jenis Solanum, telah diketahui mengandung solasodin, dan banyak tumbuh di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh terhadap kadar solasodin dalam kalus Solanum acculeatissimum yang tumbuh pada media Murashige-Skoog dengan penambahan kinetin, 2,4 diklorofenoksi-asamasetat, indolasamasetat dan bensilaminopurin.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar solasodin dalam media dengan penambahan campuran kinetin 1 ppm dengan 2,4 diklorofenoksi asamasetat 0,5 , 1,2 ppm adalah 1,45 % indolasamasetat 1 ppm dengan bensilaminopurin 0 , 1 , 10 ppm adalah 1,41 % dihitung terhadap berat kering. Jumlah ini tidak berbeda bermakna dengan kadar solasodin dalam biji tanaman asal jaringan, antara lain berberin, saponin ginseng, antrakinon, diosgenin (3). Kemungkinan lain, dengan metode kultur jaringan ini akan diperoleh senyawa baru yang sebelumnya tidak terdapat dalam tumbuhan induk atau metabolit sekunder yang diperoleh justru lebih kecil atau tidak ada sama sekali (3). Banyak faktor yang mempengaruhi produksi metabolit sekunder melalui kultur jaringan, antara lain cahaya, zat pengatur tumbuh, media suhu dan sebagainya (2).
Dalam penelitian ini hanya diteliti pengaruh zat pengatur tumbuh terhadap produksi metabolit sekunder dalam kultur jaringan Solanum accu1eatissimum. Zat pengatur tumbuh baik macam ataupun jumlahnya juga berpengaruh pada kecepatan tumbuh kalus (3)."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Refina Mariana
"ABSTRAK
Solasodin merupakan alkaloida steroid yang dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan hormonhormon steroid. Senyawa ini dapat ditemukan dalam beberapa spesies Solanum yang tersebar luas di Indonesia. seperti Solanum Capsicoides All. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar solasodin yang terdapat di dalam biji dan daun Solanum capsicoides All dengan cara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Solasodin diisolasi dengan k1oroform setelah di lakukan proses hidrolisis dengan menggunakan asam klorida encer, dan kemudian ditetapkan kadarnya dengan cara KCKT dengan metanol absolut sebagai fasa gerak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan solasodin (1) dalam biji = 1,44-1,54% dari berat kering ; dan (2) dalam daun = 0,087-0,097% dari berat kering."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuri Permatasari
"ABSTRAK
Metode kultur jaringan tanaman akhir-akhir ini banyak dikembangkan untuk memproduksi metabolit sekunder, khususnya senyawa-senyawa steroid untuk keperluan kontrasepsi oral. Solasodin adalah alkaloida steroid yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat-obat kontrasepsi oral. Untuk mendapatkan kandungan solasodin yang maksimal banyak dilakukan modifikasi media dengan penambahan zat pengatur tumbuh yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kultur dan kandungan metabolit sekunder. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar solasodin dalam kultur jaringan biji Solanwn capsicoides All, yang ditanam pada media Murashige Skoog dengan penambahan zat pengatur tumbuh kinetin dan asain 2,4-dikloro fenoksi asetat. Identifikasi dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan tiga macam eluen, yaitu : kioroforininetanol 19:1, kloroformetil asetat 9:1, dan heksanetil asetat 8:2, sedangkan penetuan kadar dilakukan dengan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) menggunakan eluen metanol absolut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kalus dan plantlet Solanuin capsicoides All inengandung alkaloida steroid solasodin. Fenambahan kinetin dan asam 2.4-dikloro fenoksi asetat masing-masing 1 ppm membentuk kalus dan plantlet dengan kadar yang paling tinggi, yaitu 1,23-1,43 % berat kering. Penambahan asam 2,4-dikioro fenoksi asetat 1 ppm membentuk kalus dengan kadar solasodin 1,00-1,16 % berat kering, sedangkan peinberian kinetin 1 ppm terbentuk plantlet dengan kadar 0,62-0,66 % berat kering.
ABSTRACT
At present, plant tissue cultures are more developed to produce secondary metabolites especially steroid substances for oral contraceptives used. Solasodine is steroid alkaloid, it can be used as an ingredient to make oral contraceptive drugs. To get the maximum contain of solasodine, many experiments have done b y medium modification with growth hormone to influence culture development and contain of secondary metabolites. The purpose of this experiment was to identify and to account solasodine quantity in tissue culture of Solanuin capsicoides All seeds, which grown on Murashige-Skoog media, by adding growth hormone kinetin and 2,4-dichloro fenoxy acetic acid. The identification was done by thin layer. chromatography (TLC) used th±ee kinds of eluen chloroform-methanol 19:1, chloroform-ethyl acetat = 9:1, and hexan-ethyl acetat = 8:2, and the quantity of solasodine was determined by high performance liquid chromatography (HPLC) used absolut methanol as eluen. The result have shown that callus and plantlet Solanwn capsicoides All contained of steroid alkaloid solasodine. Added of kinetin and 2,4-dichioro fenoxy acetic acid each 1 ppm formed callus and plantlet with highest quantity, it was 1,23-1,43 % dry weight. By adding 2,4-dichioro fenoksi acetic acid 1 ppm formed callus with solasodine quantity 1,00-1,16 % dr y weight, while 1 ppm kinetin formed plantlet with solasodine quantity 0,62-0,66 % dry weight."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library