Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Adelia Irdiana Putri
"Monyet tonkean (Macaca tonkeana) merupakan spesies yang secara alami hidup berkelompok, tetapi monyet tonkean jantan di Gembira Loka Zoo dipelihara secara soliter selama 10 tahun tanpa adanya pasangan kawin maupun individu sejenis. Kondisi tersebut berpotensi memicu munculnya perilaku stereotipe karena berlangsung dalam waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi adaptasi monyet tonkean jantan melalui pengamatan perilaku harian. Pengamatan dilakukan di Gembira Loka Zoo selama dua bulan dari Januari hingga Februari 2025 dengan total 30 pengulangan. Metode penelitian yang digunakan adalah focal animal sampling dan ad libitum sampling dengan total 36 sample point setiap pengulangan. Subjek penelitian ini adalah seekor monyet tonkean jantan bernama Boti (±20 tahun) yang berada dalam kandang soliter. Berdasarkan hasil penelitian, perilaku harian yang teramati terdiri dari resting (55,93%), feeding (18,41%), autogrooming (12,60%), moving (11,05%), stereotipe (1,66%), sexual (0,18%), dan vocalization (0,18%). Perilaku stereotipe yang muncul adalah pace, self-bite, dan self-hit. Perilaku stereotipe tidak muncul selama empat hari setelah pemberian enrichment. Perilaku sosial terhadap manusia yang teramati meliputi netral, non-contact aggression, dan close proximity. Perilaku body contact dan contact aggression tidak teramati selama pengamatan. Strategi adaptasi utama individu ini tercermin melalui pemanfaatan waktu yang relatif tinggi untuk beristirahat dan makan karena ketiadaan kompetitor serta kemunculan perilaku masturbasi sebagai aktivitas pengganti hubungan seksual karena ketiadaan betina atau pasangan kawin.

Tonkean macaque (Macaca tonkeana) is a species that naturally lives in groups. However, a male tonkean macaque at Gembira Loka Zoo has been kept in solitary conditions for ten years without the presence of a mate or conspecifics. This prolonged isolation potentially induces the emergence of stereotypic behaviors. This study aims to analyze the adaptive strategies of the solitary male tonkean macaque through daily behavioral observations. Observations were conducted at Gembira Loka Zoo over a two-month period from January to February 2025, with a total of 30 repetitions. The research employed focal animal sampling and ad libitum sampling methods, with a total of 36 sample points per repetition. The subject of this study was a solitary male tonkean macaque named Boti (approximately 20 years old). The observed daily behaviors consisted of resting (55.93%), feeding (18.41%), autogrooming (12.60%), moving (11.05%), stereotypic behaviors (1.66%), sexual behavior (0.18%), and vocalization (0.18%). The identified stereotypic behaviors included pacing, self-biting, and self-hitting. These behaviors were not observed for four consecutive days following the provision of enrichment. The observed social behaviors directed toward humans included neutral responses, non-contact aggression, and close proximity. Body contact and contact aggression were not observed during the study period. The primary adaptive strategies of this individual were reflected in the high proportion of time spent resting and feeding, likely due to the absence of competitors, and the occurrence of masturbation behavior as a substitute for sexual interaction in the absence of a female or mating partner."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Prospek pariwisata di pasar global kedepan semakin bagus.Menurut World Tourism Organissation (WTO),industri pariwisata dunia diperkirakan akan terus bertumbuh mencapai 4,3 persen per tahun sampai tahun 2020...."
330 IKB 5:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Jamtani
"Pendahuluan: Efikasi neoadjuvan kemoembolisasi transarterial (N-TACE) pada karsinoma hepatoseluler (KSH) yang dapat direseksi masih diperdebatkan. Meskipun N-TACE dapat mengurangi ukuran tumor, dampaknya terhadap luaran jangka panjang masih belum dapat disimpulkan.
Metode: Meta-analisis ini meninjau studi terkait N-TACE vs. Reseksi Hati (RH) pada karsinoma sel hati soliter besar (KSHSB) hingga Maret 2023 dari empat database online.
Hasil: 5 penelitian dengan total sampel 1556 pasien (N-TACE = 474; LR = 1082) dilakukan analisis. Dari hasil analisis, tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok N-TACE dan RH yang diamati pada KS dan KBT 1, 3, atau 5 tahun. Odds Ratio yang didapatkan adalah 0,91 (95% CI 0,54 – 1,54), 0,80 (95% CI 0,56 – 1,15), dan 0,88 (95%CI 0,47 – 1,65) untuk KS 1, 3, dan 5 tahun dan 0,66 ( 95% CI 0,32 – 1,34), 0,70 (95% CI 0,37 – 1,33), dan 0,75 (95% CI 0,28 – 1,98) masing- masing untuk KBT 1, 3, dan 5 tahun. Tidak ada perbedaan signifikan yang diamati pada kehilangan darah intraoperatif antar kelompok. Analisis subgroup menunjukkan KS 1, 3, dan 5 tahun yang mengarah ke N-TACE pada kombinasi kemoterapi dan KS 1 tahun yang lebih baik pada kelompok RH di kemoterapi agen tunggal. Selain itu, KBT 5 tahun lebih mengarah pada RH di kelompok agen kemoterapi tunggal (OR 2,82 95% CI 1,18 – 6,72) dan N-TACE pada kelompok kombinasi (OR 0,75 95%CI 0,28 – 1,98).
Kesimpulan: Pengelolaan KSHSB memerlukan pertimbangan yang rumit dan diperlukan peningkatan strategi pengobatan untuk subkelompok HCC yang ini. Pengaruh N-TACE terhadap kelangsungan hidup jangka panjang dan kehilangan darah intraoperatif pada KSHSB memiliki hasil tidak signifikan. Namun, kombinasi kemoterapi pada N-TACE memberikan hasil yang lebih baik terhadap kesintasan pasien KSHSB.

Introduction: The efficacy of neoadjuvant transarterial chemoembolization (N- TACE) in resectable hepatocellular carcinoma (HCC) remains debated. While N- TACE may reduce tumor size, its impact on long-term outcomes is inconclusive. Methods: This meta-analysis reviewed studies on N-TACE before surgical resection vs. LR SLHCC up to March 2023 from four online databases.
Results: 5 studies with 1556 patients (N-TACE = 474; LR = 1082) were analyzed. No significant differences between N-TACE and LR groups were observed in 1-, 3-, or 5-year OS and DFS. The pooled HRs were 0.91 (95% CI 0.54 – 1.54), 0.80 (95% CI 0.56 – 1.15), and 0.88 (95%CI 0.47 – 1.65) for the 1-, 3-, and 5-year OS and 0.66 (95% CI 0.32 – 1.34), 0.70 (95% CI 0.37 – 1.33), and 0.75 (95% CI 0.28 – 1.98) for 1-, 3-, and 5-year DFS respectively. No significant differences were observed in intraoperative blood loss between groups as well. Subgroup analysis showed favorable 1-, 3-, and 5-year OS with combination chemotherapy N-TACE (combination group) and better 1-year OS in the LR group with single-agent chemotherapy N-TACE (single-agent group). In addition, 5-year DFS favored LR in the single-agent group (OR 2.82 95% CI 1.18 – 6.72) and N-TACE in the combination group (OR 0.75 95%CI 0.28 – 1.98).
Conclusion: Managing SLHCC requires intricate considerations and enhancement of treatment strategies for this challenging subgroup of HCC is needed. The influence of N-TACE on long-term survival and intraoperative blood loss in SLHCC appears limited. However, combination chemotherapy in N-TACE results in better outcomes.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library