Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lili Suryani
"Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk miskin, yang menurut perkiraan BAPPENAS, meningkat sampai 80 %. Propinsi Riau sebagai salah satu propinsi terkaya di Indonesia juga tidak terlepas dari imbas krisis ekonomi tersebut. Peningkatan jumlah penduduk miskin di negeri penghasil minyak ini, berdasarkan pendataan BKKBN sampai bulan Agustus 1998, sebesar 132% yakni; dari 43.346 kepala keluarga menjadi 78.022 kepala keluarga, melebihi perkiraan BAPPENAS.
Untuk menanggulangi dampak krisis ekonomi tersebut Pemerintah membuat suatu terobosan yang dikenal dengan program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Salah satu bentuk penjabaran dari program tersebut adalah program Pemberdayaan Daerah Mengatasi Dampak Krisis - Ekonomi (PDM-DKE) berupa bantuan langsung kepada masyarakat miskin dan jatuh miskin. Dana program PDM-DKE, yang disalurkan sejak pertengahan bulan Pebruari 1999, menurut berbagai pengamat dan LSM yang ada di Pekanbaru 80 % tidak tepat sasaran dalam arti ada sebagian masyarakat yang seharusnya menerima ternyata tidak menerima dan sebaliknya ada yang seharusnya tidak menerima ternyata menerima dana tersebut.
Penelitian ini berupaya menjawab permasalahan tersebut dengan mengemukakan beberapa permasalahan, antara lain ; pertama, bagaimana proses dan hasil seleksi yang dilakukan petugas dalam melaksanakan program PDM-DKE. Kedua, kasus-kasus apa saja yang muncul sehubungan dengan pola seleksi peserta program PDMDKE yang telah ditetapkan oleh petugas.
Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi analisis dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh ; pertama, dari sumber sekunder, antara lain : Biro Pusat Statistik (BPS) tingkat II tahun 1998, Kecamatan Rumbai dalam Angka tahun 1998, dan Monografi Kelurahan Meranti Pandak tahun 1998. Kedua, sumber primer yang meliputi ; data komunitas dan data rumah tangga.
Sedangkan teknis analisis data yang digunakan yaitu wawancara mendalam yang bersifat bebas dan teknik observasi. Lokasi penelitian adalah seluruh wilayah Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru yang ditetapkan secara purposive, dengan pertimbangan kelurahan tersebut dapat mewakili penduduk miskin di Kota Pekanbaru serta pernah mendapatkan bantuan program 1DT dan RSDK. Alasan lain adalah penduduk miskin terkonsentrasi walaupun wilayah tersebut berdampingan dengan perusahaan minyak PT. CPI. Populasi penelitian adalah seluruh warga Kelurahan Meranti Pandak yang memperoleh dana bantuan program PDM-DKE. Sampel ditarik secara purposive yang mencakup keseluruhan kelompok penerima dana program PDM-DKE, dari masing-masing kelompok ditarik satu individu sebagai perwakilan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahan dan perumusan proses dan hasil seleksi program PDM-DKE adalah wewenang petugas dalam menentukan siapa yang patut dan tidak patut menerima bantuan program. Kriteria penerima bantuan yang ditetapkan oleh petugas, diantaranya ; pertama, mereka yang mempunyai usaha tetap, kedua, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, ketiga, etika kejujuran, keempat, memiliki KTP asli, dan kelima, tidak pernah terlibat tindakan kriminal. Pertimbangan-pertimbangan subyektif masih tampak dalam proses seleksi ini, seperti misalnya ; kasus Birin yang dinilai oleh petugas sebagai orang yang terlalu banyak `ingin tahu' terhadap program-program yang dilaksanakan sehingga petugas merasa `terganggu'. Akibatnya Birin tidak diikutsertakan sebagai penerima bantuan walaupun secara obyektif layak menerima.
Kendala utama yang dihadapi oleh petugas dalam proses seleksi ini adalah masalah keterbatasan waktu. Prospek program PDM-DKE di kelurahan Meranti Pandak adalah ; pertama, membenahi pendataan, kedua, pengamatan terhadap kelayakan usaha calon penerima harus secara menyeluruh, ketiga, peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas, keempat sosialisasi program yang kurang, kelima, pendamping harus berperan aktif dalam mensukseskan program, keenam pelaporan hendaknya bukan hanya untuk mencapai target tapi juga memonitoring daya beli masyarakat, ketujuh, koperasi KARYA BAKTI sebagai pengelola program dituntut untuk konsisten dalam menjalankan program."
2001
T7718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Senorita Febrina
"Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Maka dari itu, manusia menjalin hubungan untuk melakukan transaksi pemenuhan kebutuhan satu sama lain. Demikian halnya dengan aktor-aktor yang berada di jaringan sosial Anggi yang juga melakukan transaksi pemenuhan kebutuhan untuk dapat memenuhi kebutuhannya masing-masing. Adanya perbedaan kebutuhan diantara anggota jaringan membuat masing-masing aktor menjalin suatu hubungan diluar struktur organisasi Anggi Foundation. Pengurus membutuhkan peran aktor-aktor sesuai dengan struktur organisasi yang ada untuk menunjang tercapainya tujuan organisasi secara keseluruhan. Namun ternyata para anggota dalam jaringan sosial Anggi memiliki kepentingan masing-masing sehingga membuat struktur sosial berubah karena timbulnya transaksi kebutuhan diantara mereka. Pada dasarnya anggota jaringan sosial Anggi memiliki berbagai kepentingan dan kebutuhan yang ingin dipenuhi melalui kegiatan-kegiatan yang ada didalamnya. Berbagai kepentingan yang dimiliki antar aktor tersebut membuat proses transaksi terus berkembang dan dapat memperpanjang tujuan untuk memenuhi kebutuhan antar aktor. Tanpa disadari, transaksi kebutuhan yang terjadi dalam hubungan sosial antar aktor membentuk suatu jaringan sosial yang menyebabkan Anggi Foundation mampu mempertahankan eksistensinya hingga saat ini.

On a basic level human is a social creature that need others to fullfil their needs. Therefore, human connects with transaction fullfiling among each other. Actors in Jaringan Sosial Anggi do fullfiling transaction to reach out their needs. There's a different needs towards its member making each actor building a relationship outside Anggi Foundation. Staffs need actor's roe depends on organization structure to support the whole goal. On the other hand, the members in Jaringan Sosial Anggi have each needs so the social structure changes. Basically the members have needs and importances that has to be fullfiled by activities inside it. Many importances which own by actors developed transaction process and able to be expand to fullfiling the needs. Without realizing, needs transaction which happen inside social relation between actors build social network cost Anggi foundation able to maintain its exsistancy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S1430
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library