Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Santrock, John W.
Abstrak :
As a master teacher, John Santrock connects current research with real-world application, helping students see how developmental psychology plays a role in their own lives and future careers. Through an integrated learning goals system, this comprehensive and chronological approach to lifespan development helps students gain the insight they need to study smarter, stay focused, and improve performance.
New York : McGraw-Hill Education, 2019
155 SAN l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Lavishly illustrated and meticulously, this catalogue celebrates the work of the architect Eric Lyons, whose widely applauded post-war housing-that today would be marketed as"lifestyle housing"- is well-loved now as it was vibrantly successful when first constructed. Built almost entirely for span development,its mission was to provide an affordable environment 'that gave people a lift."
London : [RIBA ;, ], 2006
e20439881
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Structural integrity of the pipeline system on the installation of nuclear power plant is a construction system of large and complex. This piping system must be able to wtihstand all loads that work well statistic and dynamic loads. The ability of piping system to withstand the loading of work so as not to cause the failure known as a piping system flexibility, the location and span of supports must be determined first before analysing. By optimizing the span of supports will save construction coats. The equation for calculating the maximum span based on the ASMER B 31.1 will be described in this paper.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Lia Anggreini
Abstrak :
ABSTRAK
"Xanton merupakan antioksidan kuat yang memiliki sifat hidrofilik dan koefisien" "partisi yang kecil sehingga memiliki penetrasi ke dalam kulit yang buruk. Transfersom merupakan sistem pengahantar obat berbentuk vesikel yang dapat meningkatkan penetrasi Xanton karena memiliki kemampuan untuk berdeformasi. Transfersom tersusun dari fosfatidilkolin dan surfaktan. Formulasi transfersom Xanton dibuat dengan menggunakan surfaktan non-ionik lipofilik yang berbeda yaitu Span 20, Span 60 dan Span 80. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh formulasi gel transfersom Xanton dan membandingkan daya penetrasinya dengan gel kontrol. Metode lapis tipis digunakan untuk pembuatan transfersom xanton. Lapis tipis yang terbentuk dihidrasi dengan air : etanol (3:2). Transfersom Xanton menggunakan span 20 memiliki karakteristik transfersom yang lebih baik daripada span 60 dan 80. Pembuatan gel transfersom dipilih menggunakan span 20 dan diuji penetrasinya secara in-vitro dengan sel difusi franz menggunakan abdomen tikus. Jumlah kumulatif penetrasi dari gel" "transfersom xanton yang menggunakan span 20 adalah 2084,56 ± 16,32 μg/cm2 atau 63,37 ± 0,50 % dengan fluks 260,57 ± 2,04 μg cm-2 jam-1; sedangkan jumlah kumulatif penetrasi dari sediaan gel kontrol adalah 912,93 ± 8,92 μg/cm2 atau" "32,31 ± 0,32 % dengan fluks 114,12 ± 0,91 μg cm-2 jam-1. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa transfersom dapat meningkatkan daya penetrasi Xanton."
ABSTRACT
Xanthone is a strong antioxidant which has hydrophilic compound and a small partition coefficient that has a bad penetration into the skin. Transfersom is a drug delivery system shaped vesicles that can increase the penetration of Xanthone because it has deformable ability. Transfersom is composed by Phosphatidylcoline and Surfactant. Transfersom formulations made by using nonionic Surfactants, they are Span 20, Span 60 and Span 80 in order to shape liphopilic vesicles that can increase the penetration of hydrophilic Xanthone. The purpose of this study is to obtain formulation of Xanthone transfersome and compare the formulation Xanthone transfersom gel penetration to control gel. Thin layer hydration method used to make transfersom Xanthone. Then thin layer is hidrated by water: ethanol (3:2). Transfersom Xanthone which uses Span 20 has better characteritics than Span 60 and Span 80. Gel is made by using span 20. Abdomen of rat is used to penetration test by franz difussion cel. The cumulative penetration of the Xanthone transfersom gel that uses Span 20 is 2084,56 ± 16,32 μg/cm2 or 63,37 ± 0,50 % and a flux 260,57 ± 2,04 μg cm-2 jam-1; while the cumulative penetration of control gel is 912,93 ± 8,92 μg/cm2 or 32,31 ± 0,32 % and a flux 114,12 ± 0,91 μg cm-2 jam-1. Based on these results it can be concluded that transfersom can increase penetration Xanthone
2015
S60676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Thohiroh
Abstrak :
Warna gelap pada bibir disebabkan oleh adanya paparan oksidan yang dapat diatasi dengan senyawa antioksidan. Xanton merupakan senyawa yang mempunyai aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Namun, xanton bersifat semi-hidrofilik dengan log P 3,39, yang membuat xanton sulit untuk bercampur dengan basis lipstik yang bersifat lipofilik. Oleh karena itu, xanton dibuat dalam bentuk transfersom agar dapat bercampur dengan basis lipstik serta dapat mencapai lapisan dermis bibir sehingga mampu mengatasi masalah kerusakan bibir akibat bahan-bahan pengoksida. Transfersom xanton dibuat menggunakan fosfatidilkolin dengan tiga surfaktan non-ionik, yaitu Span 20, Span 60, dan Span 80 dengan metode hidrasi lapis tipis. Transfersom xanton menggunakan span 20 menghasilkan indeks deformabilitas 47,04 dengan efisiensi penjerapan xanton sebesar 89,90 %. Pada penggunaan span 60, dihasilkan indeks deformabilitas 23,19 dengan efisiensi penjerapan 63.84 % dan pada span 80 dihasilkan indeks deformabilitas 25,98 dan efisiensi penjerapan 74.80 %. Transfersom xanton dengan span 20 yang menghasilkan jerapan terbesar serta karakterisasi yang terbaik, diformulasikan ke dalam lipstik dan dibandingkan dengan lipstik yang mengandung xanton serbuk. Lipstik transfersom yang dihasilkan memiliki kekerasan senilai 65 (1/10 nm) dengan suhu lebur 53,8 °C, bersifat tidak iritatif, dan memberikan polesan yang homogen dengan warna merah muda.
The dark color in lips is caused by exposure to oxidants that can be overcome by antioxidant compounds. Xanthone has strong antioxidant activity. However, xanthone as semi-hydrophilic compound with log P value is 3,39, is difficult to mix with lipstick bases which are lipophilic. Therefore, xanthone made in the form of transfersome to be mixed with lipstick bases and also reach the lips dermis layer so that it can overcome the problem of lips damage as a result of oxidizing materials. Transfersomal xanthone made using phosphatidylcholine with three non-ionic surfactants, Span 20, Span 60, and Span 80 with a thin layer hidration method. Transfersomal xanthone using span 20 produces deformability index 47,04 and entrapment efficiency 89,90 %. On the use of span 60, resulting deformability index 23,19 and entrapment efficiency 63.84 % while on the use of span 80 shown deformability index 25,98 and entrapment efficiency 74.80 %. Transfersomal xanthone using span 20 which generate the highest entrapment efficiency and the best characterization, is formulated into a lipstick and compared with lipstick that contains xanthone powder. The transfersomal lipstick has rigidness 65 (1/10 nm) with melting point temperature 53,8 °C, non-irritative, and provide a pink homogeneous polish texture.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haywood, Kathleen
Champaign: Human Kinetics, 2014
612.76 HAY l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Angel Valenty Togi Marito
Abstrak :
Latar belakang: Pasien kanker rentan mengalami limitasi fisik. Hal tersebut menyebabkan pengukuran tinggi badan menjadi tidak valid dalam menentukan status gizi. Disisi lain, penilaian status gizi menjadi penting karena pasien kanker sering mengalami malnutrisi. Sehingga, diperlukan pengukuran alternatif tinggi badan menggunakan panjang tubuh lainnya. Setengah rentang lengan (demi-span) menjadi pilihan sebab penggunaannya yang praktis dan tidak dipengaruhi usia sehingga lebih stabil. Tujuan studi ini untuk menganalisis korelasi antara demi span dengan tinggi badan.  Metode: Metode penelitian adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain studi potong lintang. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan dilakukan pemilihan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling pada pasien yang terinklusi. Subjek yang diikutsertakan sebanyak 68 pasien.  Hasil: Hasil penelitian menunjukkan rerata usia pasien kanker di poliklinik radioterapi RSCM adalah 48.5 tahun dengan mayoritas status gizi merupakan gizi cukup. Rerata demi-span pasien 80.54-5.55 cm dan rerata tinggi badan pasien 157.073-9.65 cm. Terdapat korelasi sangat kuat (r=0.905) antara tinggi badan dengan setengah rentang lengan. Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara panjang setengah rentang lengan (demi-span) terhadap tinggi badan pasien dengan korelasi sangat kuat, sehingga panjang setengah rentang lengan dapat digunakan untuk estimasi tinggi badan pada pasien dengan keterbatasan mobilitas. Perhitungan estimasi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi linier.   ......Introduction: Cancer patients may experience physical limitations. This causes invalid height measurement so that nutritional status can not be determined. However, nutritional status is important because cancer patients often have malnutrition. Therefore, alternative height measurement with other body parts used to estimate height. The demi-span measurement was chosen over other measures because it can be easily done and does not affected with age. The purpose of this study was to analyze correlation between demi-span and actual height. Method: This research method is a descriptive analysis with cross-sectional design approach. Secondary data used in this research. There are 68 patients included with simple random sampling method.  Result: Result of this study showed the average age of cancer patients in department radiotherapy was 48.5 years (pre-elderly) and 35.3% cancer patients presented adequate nutritional status. Patient’s average demi-span was 80.54-5.55 cm and the average height was 157.073-9.65 cm. There are positively and significantly correlated correlation between demi-span to actual stature with strong coefficient correlation (r = 0.905).  Conclusion: The demi-span length can be used to estimate stature in patient with disability limitation. The equation calculation can be done by using linear regression. 
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prilya Shanty Andrianie
Abstrak :
Tugas akhir ini membahas mengenai pemberian program modifnkasi perilaku pada anak usia sekolah yang memiliki rentang perhatian yang pendek dan kecerdasan yang berada pada mmf slow learner. Target perilaku dalam modifikasi pcrilaku ini adalah duduk tenang mmbil melakukan aktivitas belajar. Program moditikasi perilaku yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan rentang perhatian anak dalam melakukan aktivilas beiajar. Adapun metode modiiikasi perilaku yang digunakan adalah positive reinjnmemenr dengan teknik token economy. Hasil modiiikasi perilaku memmjukkan bahwa program ini efektif untuk meningkatkan rentang pcrhatian anak dalam melakukan aktivitas bclajar. ......This final project discussed about behavior modification program to middle childhood child, who have short attention span and slow learner intelligence. The behavioral target in this modification program is to sit appropriately while doing learning activities. The objective of this modification program is to improve child attention span while doing learning activities. The method of this program is positive reinforcement by token economy technique. The result shows that the behavior modification program is effective to improve child attention span while doing learning activities. The behavioral modification method that was used
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34090
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ervina Dwi Astuti
Abstrak :
Minyak tradisional X adalah obat tradisional yang berasal dari tumbuhan dan digunakan oleh sekelompok masyarakat untuk mengobati luka terbuka, mempercepat pengeringan luka pasca khitanan, mengobati bekas penyakit kudis, menghilangkan gatal-gatal dan melembabkan kulit. Minyak tradisional X mengandung beberapa sari simplisia yaitu Piper betle, Centella asiatica, Eugenia caryophyllata, Zingiber officinale dan Languas galanga. Pemakaian dalam bentuk minyak tidak terlalu menyenangkan, oleh karena itu minyak tradisional X diformulasikan dalam bentuk krim. Pada penelitian dibuat tiga formula krim (A, B, C) yang mengandung minyak tradisional X masing-masing sejumlah 30%; campuran tween 80 dan span 80 (emulgator) dengan kadar berturut-turut adalah 10%, 15%, dan 20%; setil alkohol sebagai pengental dengan kadar masing-masing 10%. Uji stabilitas fisik dilakukan pada ketiga formula krim selama tiga bulan, yang meliputi penyimpanan pada suhu kamar, suhu 40±2o C, suhu 4o C, cycling test dan uji sentrifugasi. Hasil yang diperoleh adalah krim C yang mengandung emulgator sebesar 20% dari fase minyak, paling stabil secara fisik pada penyimpanan ketiga suhu dan tidak terjadi pemisahan fase pada uji sentrifugasi dan cycling test.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>