Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
Christiana Ari Sabatina
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi pengaruh aglomerasi terhadap produktivitas tenaga kerja industri pengolahan dengan mempertimbangkan adanya keterkaitan spasial (spatial dependence) untuk 110 kabupaten/kota di Pulau Jawa pada tahun 2005, 2010, 2015, dan 2005-2010-2015. Estimasi dilakukan pada data cross section dengan menggunakan metode ordinary least square (OLS) dan ekonometrika spasial.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa terjadi hubungan nonlinier antara produktivitas tenaga kerja industri pengolahan dengan aglomerasi dalam bentuk kurva U terbalik. Peningkatan aglomerasi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja industri pengolahan, namun kenaikan produktivitas tersebut semakin lama akan mengecil (increasing but diminishing). Ketika disimulasikan nilai titik kritis aglomerasi pada kondisi di mana kenaikan kepadatan tenaga kerja sebesar 1 orang/Ha hanya akan meningkatkan produktivitas sebesar kurang dari (<) Rp 1.000,-/orang, maka dapat diketahui bahwa Kota Jakarta Utara pada tahun 2005 sudah melewati titik kritis, sementara wilayah lainnya masih berada di bawah titik kritis.
Penggunaan estimator maximum likelihood dalam mengestimasi model spasial belum konsisten menunjukkan pengaruh terhadap hubungan dampak aglomerasi dan produktivitas tenaga kerja industri pengolahan. Terjadi pula efek curahan (spillover) spasial antar kabupaten/kota di Pulau Jawa pada tahun 2005 dan gabungan ketiga tahun berupa curahan (spillover) produktivitas tenaga kerja dari wilayah yang bertetangga serta dependensi spasial pada error.
This study aims to estimate the the effect of agglomeration on manufacturing labor productivity by considering the presence of spatial dependence for 110 regencies/cities in Java Island in 2005, 2010, 2015, and 2005-2010-2015. Estimations are conducted on cross section data using ordinary least square (OLS) and spatial econometrics method.
The estimation results show nonlinear relationship between agglomeration and manufacturing labor productivity in the form of inverted U shape curve. An increase in agglomeration will increase labor productivity, but the slope is declining (increasing but diminishing). The simulation of critical point value in conditions where an increase in 1 person/Ha labor density will only increase productivity by less than (<) Rp 1.000,-/person, shows that North Jakarta City in 2005 has passed this critical point while other regions are still below.
Estimating spatial model with maximum likelihood estimator has not consistently shown the effect on the relationship between agglomeration effect and manufacturing labor productivity. There were spatial spillover effects between regions in Java Island on 2005 and 2005-2010-2015 in the form of labor productivity spillover from neighbouring regions and spatial dependencies on error.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53794
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Titik Hidayati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa ketimpangan regional antar kabupaten/kota di Propinsi Kalimantan Timur selama tahun 2000-2011. Peneliti menganalisa sigma konvergensi menggunakan koefisien variasi (CV) dan juga melakukan uji empiris beta konvergensi dengan dan tanpa memasukan efek spasial ke dalam regresi data panel. Hasilnya peneliti menemukan terdapat penurunan ketimpangan antarkabupaten/kota dengan semakin menurunnya peranan sektor migas. Sementara itu dengan melakukan uji beta konvergensi menggunakan data panel dinamis maka ditemukan telah terjadi konvergensi selama tahun 2000-2011. Menggunakan estimator FD GMM laju konvergensi dengan mengontrol spatial dependence lebih cepat dibandingkan model tanpa mengontrol spatial dependence.
......In this study, we examine regional income inequality and GDP per capita growth convergence Kalimantan Timur during the period from 2000-2011. We examine regional income inequality using standar deviation of GDP per capita weighted coefficient of variation (CV) while we examine the GDP per capita growth convergence using panel data regression with or without spatial dependence. We find that regional income inequality as measured excluding oil and gas sector show a declining trend during the period. Meanwhile, the convergence analysis shows that during the period from 2000-2011 the GDP per capita growth convergence. We use FD GMM estimators for dynamics panels. Applying FD GMM estimator we obtain a speed convergence with spatial dependence is higher than speed convergence without spatial dependence.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Faiz Al Islam
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketergantungan spasial dari kualitas hidup berdasarkan angka kepadatan penduduk. Pengambilan data dilakukan secara daring kepada penduduk DKI Jakarta yang berusia dewasa yakni di atas 18 tahun. Kualitas hidup diukur dengan menggunakan alat ukur The World Health Organization Quality of Life - Bref (WHOQOL-Bref) dan angka kepadatan penduduk setiap kelurahan diambil dari portal Jakarta Open Data. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis spasial seperti autokorelasi spasial dan regresi spasial dengan menggunakan bantuan aplikasi Quantum GIS, GeoDa, dan ArcGIS. Penelitian ini menemukan bahwa domain kesehatan fisik, keadaan psikologis, dan lingkungan dari kualitas hidup memiliki ketergantungan spasial dan membentuk pola berkelompok. Ditemukan juga peran dari kepadatan penduduk yang memprediksi ketergantungan spasial tersebut.
......This study aims to examine the spatial dependence of quality of life based on population density. The research data was obtained by spreading online questionnaires to residents of DKI Jakarta who are aged over 18 years old. Quality of life was measured using the World Health Organization Quality of Life - Bref (WHOQOL-Bref) measuring instrument and the data of population density of each kelurahan was taken from the Jakarta Open Data portal. This research was conducted using descriptive analysis and spatial analysis such as spatial autocorrelation and spatial regression by using Quantum GIS, GeoDa, and ArcGIS applications. This study found that the domains of physical health, psychological, and environment of quality of life have spatial dependence and geographically form clustered patterns. It is also found that the role of population density predicts spatial dependence.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aditya Harin Nugroho
Abstrak :
Abstract
This study aims to identify the existence of spatial dependence of property crime at sub-district level in the case of Jakarta, Tangerang, Depok, and Bekasi (Jadetabek), the major metropolitan area in Indonesia over 2010 period. Empirical results by using spatial autoregressive suggest the existence of positive spatial autocorrelation of property crime in Jadetabek. We also find the determinants of property crime is related to per capita household expenditure, number of youth unemployment, number of young population, number of drags abuse case, and percentage of case solved.
Abstrak
Studi ini bertujuan mengidentikasi adanya dependensi spasial dari kejahatan harta benda pada tingkat kecamatan di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek), sebagai wilayah utama metropolitan di Indonesia, selama periode 2010. Hasil empiris dengan menggunakan spatial autoregressive menunjukkan adanya autokorelasi spasial positif untuk kejahatan harta benda di Jadetabek. Kami juga menemukan bahwa determinan dari kejahatan harta benda di antaranya pengeluaran per kapita, jumlah pengangguran muda, jumlah penduduk usia muda, jumlah kasus penyalahgunaan narkotika, dan persentase kasus yang terselesaikan.
2016
J-pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Aspiansyah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peranan ketergantungan spasial terhadap pertumbuhan ekonomi regional Indonesia dan konvergensinya berdasarkan data panel seluruh provinsi di Indonesia selama tahun 1990-2015. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan spatial durbin model untuk mendapatkan estimasi parameter dari model pertumbuhan ekonomi yang memperhatikan aspek ketergantungan spasial. Hasilnya peneliti menemukan bahwa ketergantungan spasial berperan penting dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi regional dan mendukung terjadinya konvergensi pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia. Lebih lanjut, model pertumbuhan ekonomi regional Indonesia yang mengontrol aspek ketergantungan spasial menghasilkan estimasi yang lebih baik daripada model pertumbuhan ekonomi regional Indonesia yang tidak mengontrol ketergantungan spasial. Peneliti juga menemukan terjadinya spatial spillover yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional Indonesia yang bersumber dari pertumbuhan ekonomi wilayah lain, pendapatan per kapita awal dari wilayah lain, dan pertumbuhan penduduk wilayah lain.
......This study aims to examine the role of spatial dependence on regional economic growth in Indonesia and its convergence based on panel data of all provinces in Indonesia during 1990 2015. It is done by using spatial durbin model to obtain parameter estimation from economic growth model that pay attention to spatial dependence aspect. The results found that spatial dependence plays an important role in the achievement of regional economic growth and support the convergence of regional economic growth in Indonesia. Furthermore, Indonesia 39 s regional economic growth model that controls the aspects of spatial dependence results in better estimation rather than Indonesia 39 s regional economic growth model that does not control spatial dependence. The researcher also found positive spatial spillover to regional economic growth in Indonesia sourced from other region 39 s economic growth, per capita incomes from other regions, and population growth in other regions.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49868
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Aria Adi Winata
Abstrak :
Melihat DKI Jakarta memiliki daya tarik yang besar dalam urbanisasi sebagai kota metropolitan dan data pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat pada setiap tahunnya, menyebabkan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk penduduk yang tinggi dapat mempengaruhi kepuasan hidup. Penelitian psikologi geografis, masih jarang sekali dilakukan di Indonesia terutama membahas kesehatan mental. Penelitian ini secara khusus ingin melihat ketergantungan spasial dari kepuasan hidup dan melihat apakah kepadatan penduduk dapat menjadi prediksi bagi ketergantungan spasial dari kepuasan hidup. Data penelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara daring kepada penduduk DKI Jakarta berusia di atas 18 tahun (N=956) pada tahun 2022. Pengukuran kepuasan hidup menggunakan The Satisfaction with Life Scale (SWLS), dan angka kepadatan penduduk melalui laman Jakarta Open Data. Analisis yang dilakukan berupa analisis deskriptif dan analisis autokorelasi spasial menggunakan perangkat lunak GeoDa. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kepuasan hidup tidak memiliki ketergantungan spasial (r=0.024, p=0.266), yaitu kepuasan hidup suatu kelurahan tidak memiliki kemiripan nilai kepuasan hidup dengan kelurahan-kelurahan yang bertetangga dan kepadatan penduduk tidak dapat memprediksi ketergantungan spasial dari kepuasan hidup.
......Seeing that DKI Jakarta has a great appeal in urbanization as a metropolitan city and data on population growth that is increasing every year causes population density. High population density can affect life satisfaction. Geographic psychology research is still rarely done in Indonesia, especially discussing mental health. This study specifically wants to look at the spatial dependence of life satisfaction and see whether population density can be a predictor of the spatial dependence of life satisfaction. The research data was obtained through the distribution of online questionnaires to DKI Jakarta residents aged over 18 years (N=956) in 2022. Life satisfaction was measured using The Satisfaction with Life Scale (SWLS), and population density figures through the Jakarta Open Data page. The analysis was carried out in the form of descriptive analysis and spatial autocorrelation analysis using GeoDa software. The research findings show that life satisfaction has no spatial dependence (r=0.024, p=0.266). This means that the life satisfaction of the kelurahan does not have the same value of life satisfaction with the adjacent kelurahan and population density cannot predict the spatial dependence of life satisfaction.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Candri Rania Auliani
Abstrak :
Penelitian bertujuan untuk melihat ketergantungan spasial kepuasan hidup (Life Satisfaction) dengan kepadatan penduduk (Population Density). Datapenelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara daring kepada penduduk kota Bandung berusia diatas 18 tahun (N= 486). Pengukuran kepuasan hidup menggunakan Satisfaction with Life Scale (SWLS), sedangkan jumlah kepadatan penduduk (Population Density) dalam unit analisis kelurahan didapatkan melalui portal resmi Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai Kota Bandung Dalam Angka 2021. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif, analisis spasial menggunakan GeoDa, analisis regresi linear dan analisis korelasi menggunakan Pearson's Product Moment. Temuanpenelitian menunjukkan bahwa kepuasan hidup tidak memiliki ketergantungan terhadap kepuasan hidup dikota Bandung (r=-0.062 dengan p=0.34) dan analisis regresi linear (0.94>0.05) yang artinya kepadatan penduduk tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kepuasan hidup. Sehingga berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa tidak terdapat pola ketetanggan dan ketergantungan spasial pada variabel kepuasan hidup dankepadatan dari penduduk kota Bandung.
......The aim of this research is to see the spatial dependence of life satisfaction with population density. The research data was obtained through the distribution of online questionnaires to residents of the city of Bandung aged over 18 years (N = 486). The measurement of life satisfaction uses theSatisfaction with Life Scale (SWLS), while the total population density in the kelurahan analysis unit is obtained through the official portal of the Central Statistics Agency (BPS) regarding the City of Bandung in Figures 2021. The analysis carried out is descriptive analysis, spatial analysis using GeoDa, linear regression analysis and correlation analysis using Pearson's Product Moment. The research findings indicate that life satisfaction has nodependence on life satisfaction in the city of Bandung (r=-0.062 with p=0.34) and linear regression analysis (0.94>0.05) which means that populationdensity does not have a significant effect on the life satisfaction variable. So, based on these data, it can be concluded that there is no pattern of neighbourhood and spatial dependence on the variables of life satisfaction and population density in Bandung city.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Naura Thifaldhia Chrissandi
Abstrak :
Menurut Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Republik Indonesia pada tahun 2021, Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang penduduknya kurang bahagia. Hal ini memiliki hubungan dengan Ibukota Provinsi Jawa Barat yaitu Kota Bandung yang kerap dilanda kemacetan serta memiliki RTH yang kurang memadai. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui ketergantungan spasial kepuasan hidup penduduk Kota Bandung serta kontribusi kunjungan ke Ruang Terbuka Hijau (RTH) terhadap ketergantungan spasial. Partisipan penelitian ini adalah penduduk Kota Bandung yang berusia diatas 18 tahun (N=427). Pengukuran kepuasan hidup dilakukan menggunakan alat ukur Satisfaction with Life Scale (SWLS) oleh Diener dkk. (1985), kemudian partisipan mengisi rentang pilihan rutinitas kunjungan ke RTH dari Hong dkk. (2019). Uji Autokorelasi Spasial Moran’s I menunjukkan bahwa kepuasan hidup penduduk Kota Bandung tidak memiliki ketergantungan spasial (r=-0,046). Hal ini dikarenakan Kota Bandung tidak memiliki variasi geografis yang signifikan, sehingga tidak terdapat kluster kepuasan hidup.
......Based on Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) that is conducted by Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, West Java Province is one of the provinces with less happy residents. This is due to the fact that The capital city of West Java Province, Bandung City, is often hit by traffic jams and has inadequate green open space. Therefore, this study was conducted to determine the spatial dependence of life satisfaction of Bandung City residents based on Urban Greenspace visit. The participants of this study are the residents of Bandung City who are over 18 years old (N=427). Measurement of life satisfaction was carried out using the Satisfaction with Life Scale (SWLS) by Diener et al. (1985), then participants filled a range of choices for routine of visits to Urban Greenspace by Hong et al. (2019). Moran's I Spatial Autocorrelation Test shows that the life satisfaction of the residents of Bandung City has no spatial dependence (r=-0.046). This is because Bandung City does not have a significant geographical variation, therefore there is no life satisfaction cluster.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library