Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: UI Publishing, 2025
571.845 BUK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jill Wanda Hamilton
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak dimer isoeugenol secara oral terhadap kualitas spermatozoa mencit jantan galur DDY. Kelompok kontrol diberi minyak zaitun. Kelompok perlakuan diberi ekstrak dimer isoeugenol dengan dosis 2,4 mg/kg bb; 4,8 mg/kg bb; 9,6 mg/kg bb; dan 19,2 mg/kg bb. Masing-masing kelompok kontrol dan kelompok perlakuan terdiri atas 5 ekor mencit. Bahan uji diberikan setiap hari selama 36 hari berturut-turut.
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan motilitas spermatozoa dan viabilitas spermatozoa pada dosis 4,8 mg/kg bb; 9,6 mg/kg bb; da 19,2 mg/kg bb, juga konsentrasi spermatozoa pada dosis 9,6 mg/kg bb dan 19,2 mg/kg bb. Kenaikan abnormalitas ditemukan pada dosis 4,8 mg/kg bb; 9,6 mg/kg bb; dan 19,2 mg/kg bb. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian ekstrak dimer isoeugenol dapat menurunkan kualitas spermatozoa mencit jantan mulai dosis 4,8 mg/kg bb dan memiliki batas aman penggunaan sampai 2,4 mg/kg bb.

The research aims to determined the effect of isoeugenol dimer extract administrated orally on the quality of spermatozoa of male mice DDY strain. The control group was given olive oil. The treatment group were given isoeugenol dimer with doses of 2.4 mg/kg bw; 4.8 mg/kg bw; 9.6 mg/kg bw; and 19.2 mg/kg bw. Each control group and treatment group consisted of 5 mices. Test material administrated daily for 14 consecutive days.
The results showed that a decreased in sperm motility and viability of spermatozoa at doses 4.8 mg/kg bw; 9.6 mg/kg bw; and 19.2 mg/kg bw, as well as the concetration of spermatozoa at doses 9.6 mg/kg bw and 19.2 mg/kg bw. The increased in spermatozoa abnormality were found at doses 4.8 mg/kg bw; 9.6 mg/kg bw; and 19.2 mg/kg bw. The result indicated that administration of extract dimer isoeugenol can reduce the quality of spermatozoa from male mice stated from doses 4.8 mg/kg bw and had usage threshold up to 2.4 mg/kg bw."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sudur
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak daun lamtoro (Leucaena leucocephala) secara oral terhadap spermatogenesis mencit (Mus musculus) jantan galur Swiss Derived. Dalam penelitian ini mencit dibagi menjadi empat kelompok perlakuan, yaitu kelompok I yang dicekok 0% ekstrak daun lamtoro, kelompok II yang dicekok 20% ekstrak daun lamtoro, Kelompok III yang dicekok 40% ekstrak daun lamtoro, dan kelompok IV yang dicekok 60% ekstrak daun lamtoro. Pencekokan dilakukan selama 36 hari. Sehari setelah pencekokan selesai, semua mencit pada keempat kelompok penlakuan dikorbankan, selanjutnya dilakukan pembuatan sayatan testis dengan metode parafin. Berdasarkan hasil analisis statistik, diketahui adanya penghambatan spermatogenesis mencit. Penghambatan tersebut berupa penurunan jumlah sel spermatogonia A dan sel spermatosit pakhiten secara sangat nyata (a = 0,01), serta penurunan berat testis secara nyata (a = 0,05). Sedang jumlah sel spermatogonia B, diameter tubulus seminiferus, dan berat badan tidak menunjukkan adanya perbedaan antara keempat kelompok perlakuan. Penghambatan spermatogenesis mulai terlihat pada pemberian dosis 40% dan 60% ekstrak daun lamtoro."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoel Asmida
"Latar belakang: Pengembangan kontrasepsi hormonal pria didasarkan pada penekanan gonadotropin sehingga mengbnmbat spermatogenesis dan berdampak pada penurunan konsentrasi spermatozoa. Pemberian depot medroksiprogesteron aselat (DMPA) efektif mengbambat spermatogenesis dan sekresi testosteron namun berakibat menurunnya libido dan potensi seksual. Berbagai tanaman yang dapat menstimulasi pembentukan androgen endogen telah ditemukan di dalam tanaman obat, salah satunya adalah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.). Secara tradisional buah cabe jawa digunakan untuk obat lemah syahwat dan telah terbukti dapat meningkatkan kadar hormon testosteron darah.
Tujuan: Mengetahui pengaruh komhinasi DMPA dan ekstrak cabe jawa terbadap konsent:rasi serta viabUitas spermatozoa vas deferenskadar hormon testosteron darah, berat badan, hernarologi, dan biokimia darah tikos (Rattus norvegicus L.).
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan acak 1engkap (RAL), equal size sample yaitu terdiri dari satu kelompok kontrol dan dua kelompok perlakuan yang menggunakan tikus jantan galur Sprague Dawley sebagal model. Kelompok perlakuan pertama adalah tikus kastrasi yang dicekok dengan ekstrak cabe jawa dosis 0 mg (plasebo), 0,94 mg, 1,88 mg, 2,82 mg, dan 3,76 mg. Kelompok perlakuan kedua adalah tikos yang disuntik dengan doais 1,25 mg DMPA dan dicekok dcngan ekstrak cabe jawa dosis 0 mg (plasebo), 0,94 mg, 1,88 mg, 2,82 mg, dan 3,76 mg. Penyuntikan DMPA dilakukan pada minggu ke-0 dan minggu ke-12 perlakuan, sedangkan pencekokan ekstrak cabe jawa dilakukan setiap hari dimulai dari minggu ke-7 sampai minggu ke-18 perlakuan.
Hasil: Terjadi penurunan konsentrasi spermatozoa yang siguifikan dibanding kontrol (p<0,05) pada kelompok DMPA + cabe jawa (0,94 mg dan 1,88 mg). Penurunan konsentrasi spermatozoa kelompok DMPA + cabe jawa (2,82 mg dan 3,76 mg) tidak berbeda signifikan dibanding kontrol (p>0,05). Terjadi penurunan viabililas spennatozoa pada kelompok DMPA + berbagai dosis ekstrak cabe jawa. Kadar hormon testosteron darah kelompok DMPA + cabe jawa 3,76 mg lebih tinggi dibandingkan kontrol (p>0,05) antara praperlakuan dan selama perlakuan. Penyuntikan dosis minimal DMPA dan pencekokan berbagai dosis ekstrak cabe jawa tidak mempengaruhi hemotologi dan biokimia darah tikus.

Background: The development of hormonal male contraception retied on suppression of gonadotropin so that inhibit spermatogenesis and reduced sperm concentration. 1njection of DMPA will inhibit spermatogenesis and testosterone secretion but also cause degradation of sexual potency and libido. Various plants able to stimulate forming of androgen endogen. one of them is javanese long pepper (Piper retrofractum Vahl.). Traditionally, the fruits of javanese long pepper was used to cure weaken lust and have been proven to improve blood testosterone level.
Purpose: Knowing the effect of combination of DMPA and javanese long pepper extract on concentration and viability of sperm in was deferens, blood testosterone level, haematology and blood chemistry level of rat (Rattus norvegicus L.).
Method: This research is using complete random device, equal size sample that is consisting of one group of control and two groups of treatment which is taking male rat strain Sprague-Dawley as a model. The fast group of treatment is castration rat that feed with javanese long pepper exiract dosis 0 mg (placebo), 0.94 mg, 1.88 mg, 2.82 mg and 3.76 mg. The second group of treatment is injected rat with DMPA dosis 1.25 mg and also feed with javaoese long pepper extract dosis 0 mg (placebo), 0.94 mg, 1.88 mg, 2.82 mgand 3.76 mg. Injection of DMPA done at week 0 aod 12 oftrealment while feed ofjavanese long pepper extract done every day started from week 7 until week 18 of treatment.
Result: There was decreasing of spenn concentrstion significantly (p<0.05) at group of DMPA + (0.94 mg and 1.88 mg) of javanese long pepper extract which compered to controL Sperm concentration in group ofDMPA + (2.82 mg and 3.76 mg) of javanese long pepper extract was decreased but not significantly differ to control (p>O,OS). The sperm viability was decreased in group of DMPA + various dosis of javanese long pepper extract. The blood testosterone level was higher than control in group of DMPA + 3.76 mg of javanese long pepper extract (p>0.05). The body mass index was increased significantly (p<0.05) between before and during treatment. In general, injection of minimal dosis of DMPA and feeding various dosis of javanese long pepper extract do not influence to the rat haemotology and blood chemistry level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T32014
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luluk Hermawati
"DAZ-like DAZL pada kromosom 3 dan BOULE pada kromosom 2merupakan gen-gen yang termasuk dalam DAZ family gen. Gen-gen tersebut merupakan regulator siklus sel spesifik pada sel germinal. Mutasi pada DAZ family gen mengakibatkan terjadinya meiotic arrest dan infertilitas. DAZL dan BOULE diketahui berinteraksi dengan CDC25 dalam meregulasi meiosis pada siklus sel. Selama ini pemeriksaan infertilitas pada kasus azoospermia akibatkegagalan spermatogenesis terbatas pada pemeriksaan histologi dari sampel biopsi testis, oleh sebab itu diperlukan penelitian dibidang molekular untuk mengetahuikandidat gen yang dapat digunakan sebagai marker dalam meningkatkan kualitas pemeriksaan biopsi testis.
Penelitian ini merupakan studi cross-sectional dengan menggunakan 40 sampel biopsi testis berdasarkan kategori penilaian Johnsen dengan nilai 2 sampai 8. Analisis ekspresi mRNA DAZL dan BOULEmenggunakan qRT-PCR. Analisis statistik yang dilakukan dengan uji Spearmanrho. Ekspresi antara gen DAZL dengan kategori penilaian Johnsen menunjukkankorelasi positif r=0,42 dengan nilai kemaknaan p=0.004. Ekspresi mRNA BOULE dengan kategori penilaian Johnsen menunjukkan tidak adanya korelasimenunjukkan korelasi r=0,21 dengan nilai kemaknaan p=0.092. Ekspresi mRNA DAZL dan BOULE dengan Spearman Rho menunjukkan korelasi positif r = 0,415 dengan nilai kemaknaan p=0.008. Hal ini mengindikasikan bahwa DAZLdan BOULE berperan terhadap terjadinya kegagalan spermatogenesis.

DAZ like DAZL on chromosome 3 and Boule on chromosome 2 are genes which includes in DAZ gene family. These genes have a role as regulator in cell cycle on germ cells. Mutations on DAZ gene family caused meiotic arrest andinfertility. DAZL and BOULE are known have interaction with CDC25 it regulate meiosis in the cell cycle. Examination of infertility on azoospermia cases, whichcause of spermatogenesis arrest is limited by histological examination frombiopsy testes. Therefore molecular research is needed to determine the candidate genes that could be used as a marker in improving the quality of testicular biopsy examination.
This research is a cross sectional study using 40 biopsy testessamples based on category Johnsen assessment with value 2 to 8. Analysis mRNA expression of DAZL and BOULE using qRT PCR. Correlation between theexpression of mRNA DAZL with category Johnsen using Spearman Rho showed a positive correlation r 0. 42 with a significance value p 0.004. Correlationbetween the expression of mRNA BOULE with category Johnsen using Spearman Rho showed a positive correlation r 0. 21 with a significance value p 0.092.Correlation between mRNA expression DAZL and BOULE with Spearman Rhoshowed a positive correlation r 0. 415 with a significance value p 0.008 p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfitri
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Telah diketahui bahwa pemakaian ganja dapat mempengaruhi sistem reproduksi pria dan wanita. Pada pria terutama terjadi penurunan sekresi LH, FSH dan testosteron melalui poros hipotalamus-hipofisis-testis, reduksi ukuran testis, dan regresi sel Leydig. Hal ini diduga dapat menekan proses spermatogenesis pada mencit. Tetapi belum diketahui apakah pemberian ekstrak daun ganja dapat menekan proses spermatogenesis pada mencit.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh ekstrak daun ganja secara kuantitatif terhadap sel-sel spermatogonik dan jumlah anak yang dihasilkan dari perkawinannya dengan mencit betina. Ekstrak daun ganja dibuat secara maserasi dalam petrolium eter (titik didih 40-60°C), kemudian disaring dengan kertas saring dan diuapkan dengan rotary vacuum evaporator, selanjutnya dikeringkan dalam desikator. Pemberian ekstrak dilakukan secara oral selama 40 hari dengan dosis 12,5 mg/kg bb, 25 mg/kg bb, 50 mg/kg bb, 100 mg/kg bb, dan 200 mg/kg bb. Masing-masing dosis dilarutkan dalam 0,3 mL CMC 1%, yang diberikan satu kali sehari, setiap hari selama 40 hari. Setelah perlakuan selesai, dilakukan pengambilan data parameter spermatogenesis antara lain jumlah sel spermatogonia A, sel spermatosit primer preleptoten, jumlah sel spermatosit primer pakhiten, jumlah sel spermatid, konsentrasi sel spermatozoa vas deferens, dan jumlah anak yang dihasilkan dari perkawinannya dengan mencit betina normal.
Hasil dan Kesimpulan: Ekstrak daun ganja pada semua dosis kelompok perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh terhadap jumlah sel spermatogonia A, jumlah sel spermatosit primer preleptoten, dan jumlah anak yang dilahirkannya dibandingkan dengan kelompok control. Sedangkan dosis ekstrak daun ganja mulai 100 sampai 200 mg/kg bb berpengaruh bermakna terhadap jumlah sel spermatid dan jumlah sel spermatozoa vas deferens dibandingkan dengan kontrol. Sementara dosis 200 mg/kg bb berpengaruh bermakna terhadap jumlah sel spermatosit primer pakhiten."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eliza
"Dalam masyarakat, sebagian pria beranggapan kontrasepsi urusan kaum wanita. Anggapan ini sebenarnya tidak tepat, karena pembuahan adalah pertemuan antara sel telur yang berasal dari wanita dan sel sperma berasal dari pria. Jadi kalau kita berikhtiar hanya menghambat pematangan sel telur, ini berarti kita mengabaikan peranan sel sperma yang juga mempunyai andil setara dalam hal terjadinya pembuahan.
Berbagai usaha telah dan terus dilakukan oleh para ahli di bidang Andrologi, untuk memperoleh bahan kontrasepsi pria yang benar-benar aman, efektif dan bersifat reversibel. Usaha tersebut didorong oleh kesadaran penuh akan pertambahan jumlah populasi manusia di dunia (Tadjudin, 1986).
Secara garis besar pelaksanaan Keluarga Berencana pada pria dilakukan dengan cara mekanis atau dengan cara penggunaan obat. Cara mekanis diharapkan akan mengganggu penyaluran sperma, misalnya dengan melakukan vasektomi sehingga akan menyumbat saluran sperma, sedangkan penggunaan obat Keluarga Berencana diharapkan dapat menghambat pembentukan sperma atau pematangan sperma. Cara yang dipergunakan dalam Keluarga Berencana yang menggunakan obat yang mengandung hormon merupakan cara yang terakhir (Afandi, 1987).
Spermatogenesis pada dasarnya merupakan proses yang dikendalikan susunan syaraf melalui poros hipotalamus-hipofisis-testis (HHT). Hormon atau anti hormon yang dapat menggangu poros HHT pada dasarnya akan mengganggu pula spermatogenesis, sehingga memungkinkan untuk dipakai dalam melaksanakan Keluarga Berencana pada pria (Tadjudin,1986). Obat-obat tersebut dapat bekerja di berbagai tingkat pada poros HHT.
Pada dasarnya suatu obat atau suntikan Keluarga Berencana untuk pria yang bersifat hormon harus dapat menghambat proses spermatogenesis secara reversibel tanpa mengganggu libido dan tingkah laku kejantanan (Moeloek,1987). Hambatan spermatogenesis dapat dilakukan dalam poros HHT, dalam tingkat hipotalamus, hipofisis atau testis. Pada tingkat hipotalamus diperlukan suatu senyawa yang dapat menghambat sekresi "Gonadotropin Releasing Hormone" (GnRH), pada tingkat hipofisis diperlukan senyawa yang secara langsung dapat menghambat spermatogenesis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zeti Harriyati
"Ruang lingkup dan Cara penelitian: Kasus infertilitas dijumpai pada 10-15% pasangan suami istri dan sebanyak 50% diantaranya disebabkan oleh faktor gangguan pada pria. Perkembangan dibidang biologi molekuler berhasil mendeterminasi bahwa mikrodelesi kromosom Y merupakan penyebab penting pada infertilitas pria dan merupakan penyebab genetik kedua terbanyak setelah sindrom Klinefelter. Region Azoospermia Faktor (AZF) diduga berperan penting dalam masalah gangguan spermatogenesis. Regio AZF ini dibedakan dalam 3 sub region lagi yaitu AZFa, AZFb, AZFc. Frekuensi delesi yang didapatkan pada pria infertil berkisar dari 1%-55% tergantung pada kriteria seleksi pasien. Penelitian mikrodelesi kromosom Y secara spesifik penting sejalan dengan perkembangan teknik reproduksi berbantuan karena mempunyai potensi transmisi abnormalitas genetik pada keturunannya. Pada penelitian ini digunakan metode PCR menggunakan 6 STS (sequence raged site) pada 50 pria penderita oligoastenoteratozoospermia (OAT), 10 pria normozoospermia (kontrol positif) dan 8 wanita memiliki anak (kontrol negatif). Hasil PCR kemudian di elektroforesis dengan gel agarose 2% dalam larutan dapar TAE IX untuk melihat ada/tidak adanya pita spesifik dengan ukuran tertentu. Beberapa hasil PCR disekuensing untuk konfirmasi ketepatan lokus yang diampiifikasi.
Hasil dan kesimpulan : Dalam penelitian ini ditemukan 1 dari 50 (2%) pria Indonesia penderita oligoastenoteratozoospermia dengan delesi pada dua STS yang digunakan sT254 dan sY255. Pada pria Indonesia oligoastenoteratozoospermia didapatkan mikrodelesi kromosom Y 2% diregion AZFc, dengan gen kandidat utamanya DAZ. Frekuensi delesi pads penelitian ini masih berada dalam kisaran umum (1-55%).

Scope and methods of study: Infertility is affecting 10% to 15% of couples, and a male factor can be identified in about 50% of the cases_ The rapid growth of molecular biology has determined that microdeletion of the Y chromosome represent an important cause of male infertility, and the second most frequent genetic cause of male infertility after Klinefelter syndrome. The AZF region has 3 non-overlapping subregion-AZFa, AZFb, and AZFc, which are required for normal spermatogenesis. The incidence of Y microdeletion has varied widely, from 1% to 55% depends on the selection criteria of the patient. The study of the Y chromosome microdeletion is particularly important because of the potential for transmission of genetic abnormalities to the off spring. The study includes DNA isolation from peripheral blood of 50 OAT men, 10 normozoospermic men, and 8 Indonesian women. We used PCR-based Y chromosome screening with 6 STS for microdeletion, and the continued with agarose electrophoresis. One sample from each STS was sequenced to confirm the exact loci.
Result and conclusion: This study found I from 50 oligoasthenoteratozoospermia (OAT) men containing Ygl1 microdeletion. The frequency of microdeletions was 1/50 (2%) and the location of these microdeletion was detected with sY254 and sY255. The Indonesia oligoasthenoteratozoospermia (OAT) men found Y chromosome microdeletion was 1150 (2%) in AZFc region, with DAZ gene candidate is mayor. Frequency Y microdeletions in this study was still global range (1-55%).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16199
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The Jakarta bay and and lada bay have been known as a polluted environment. The dominant polluted is heavy metals such as Pb, Cd, Cr ang hg...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhasanah
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai efek antifertilitas ekstrak buah Solanum torvum Swartz terhadap spermatogenesis mencit (Mus musculus L.) jantan galur Swiss derived. Tiga puluh ekor mencit dikelompokkan datam 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok tanpa pertakuan, kelompok kontrot dengan pelarut akuabides, kelompok pertakuan dosis 0,25 mg/kg bb, kelompok perlakuan dosis 0,5 mg/kg bb, dan kelompok perlakuan 1 mg/kg bb. Pencekokan dilakukan selama 36 hari berturut-turut dan pada han ke-37 seluruh mencit percobaan dikorbankan, lalu dilakukan pembuatan preparat histologi testis dengan metode parafin. Hasil uji statistik menunjukkan adanya penghambatan terhadap spermatogenesis mencit. Penghambatan tersebut berupa penurunan jumtah sel spermatosit pakiten secara nyata (a = 0,05). Sedangkan jumlah sel spermatogonia A, set spermatogonia B, diameter tubulus seminiferus, berat testis dan diameter testis tidak menunjukkan adanya perbedaan antara ke 5 kelompok perlakuan. Penghambatan spermatogenesis mulai terlihat pada dosis 0,25 mg/kg bb. Wataupun demikian pencekokan ekstrak buah Solanum torvum dengan dosis yang semakin meningkat tidak menyebabkan penurunan jumlah sel spermatosit pakiten."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>