Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tomi Suwartono
Abstrak :
Sumberdaya perikanan lobster merupakan komoditas bahan makanan populer yang memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga banyak dicari dan ditangkap secara global dan mempunyai harga jual yang sangat tinggi. Hal tersebut menyebabkan penangkapan lobster dilakukan secara terus menerus dan tidak memperhatikan kondisi sumberdaya dan lingkungan. Teluk Palabuhanratu merupakan salah satu sentra perikanan lobster di Jawa Barat. Spesies lobster di Teluk palabuhanratu yaitu lobster pasir (Panulirus homarus) telah mengalami penurunan tangkap. Tujuan penelitian ini (1) mengkaji populasi lobster pasir berdasarkan aspek biologi dan aspek dinamika populasi; (2) mengetahui status pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya lobster pasir; (3) menyusun strategi pengelolaan sumberdaya lobster pasir di perairan Palabuhanratu yang berkelanjutan. Penelitian dilaksanakan dengan pengambilan sampel setiap satu bulan sekali. Analisis parameter populasi digunakan program FISAT II dan pengkajian potensi Maximum Sustainable Yield (MSY) dianalisis dengan model surplus produksi, strategi pengelolaan dan A`WOT. Hasil penelitian menunjukkan kisaran panjang karapas lobster pasir sebesar 30-101 mm dengan ukuran panjang karapas dibawah 8 cm sebanyak 97,6%. Pola pertumbuhan lobster pasir bersifat allometrik negatif. Nilai Lc< Lr menunjukkan bahwa lobster pasir betina sudah banyak tertangkap sebelum mencapai ukuran rata-rata pertama kali mengerami telur. Panjang asimtotik (L) lobster pasir jantan lebih kecil dari betina, sedangkan koefisien pertumbuhan (K) jantan lebih cepat dari betina. Nilai laju eksploitasi (E) untuk lobster pasir jantan maupun betina diperoleh hasil diatas nilai optimum yaitu 0,59 dan 0,61. Potensi lestari dan tingkat pemanfaatan sumberdaya lobster di perairan WPP 573 sebesar 662,93 ton/tahun dan 910 ribu trip dengan alat tangkap standar jaring. Hasil tangkapan terjadi fluktuasi dengan trend menurun dan laju eksploitasi diatas nilai optimum, hal ini mengindikasikan terjadinya overfishing. Berdasarkan analisis alternatif strategi pengelolaan yang dapat dilakukan berdasarkan skala prioritas adalah (1) optimalisasi pemanfataan sarana dan prasarana (2) peningkatan kualitas sumber daya manusia, (3) peningkatan layanan transportasi distribusi pemasaran, (4) penegakkan aturan untuk menghindari overfishing.
Lobster fishery resources are popular food commodities with high economic value so they are captured globally and have very high selling prices. This causes lobster capture to be condunted continuously and does not notice to resource condition and environment. Palabuhanratu bay is one of the lobster fishing centers in West Java. Scalloped spiny lobster (Panulirus homarus), one of the lobster species in Pelabuhanratu bay, was run into overexploitation. The purpose of this study (1) study the population of scalloped spiny lobsters in Palabuhanratu waters based on aspects of biology and aspects of population dynamics; (2) know the status of utilization and management of scalloped spiny lobster resources in the waters of Palabuhanratu and its surroundings; (3) develop a strategy for managing sustainable of scalloped spiny lobster resources in the waters of Pelabuhanratu. The study was conducted from October 2017 to September 2018 with sampling every once a month. Population parameter analysis used the FISAT II program and the assessment of Maximum Sustainable Yield (MSY) potential was analyzed by the production surplus model, management strategy and A`WOT. The results showed a range of scalloped spiny lobster carapace length of 30-101 mm with a carapace length below 8 cm as much as 97.6%. The growth pattern of scalloped spiny lobster both of female and male was negative allometric. The value of Lc
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52853
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Sulistyanto
Abstrak :
Produksi lobster dalam 10 tahun terakhir mengalami penurunan akibat tekanan penangkapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis aspek biologi, menganalisis potensi lestari, menganalisis status keberlanjutan dan menentukan strategi pengelolaan lobster secara berkelanjutan di Kabupaten Pacitan. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2018 di Kabupaten Pacitan. Analisis aspek biologi meliputi jenis, hubungan panjang berat, nisbah kelamin dan tingkat kematangan kelamin. Analisis potensi lestari dengan estimasi prediksi surplus. Analisis status keberlanjutan dengan RAPFISH (The Rapid Appraisal of The Status Of Fisheries), sedangkan penyusunan prioritas strategi pengelolaan dengan Proses Hierarki Analitik (AHP). Nilai b pada hubungan panjang berat Panulirus homarus sebesar 3,019; P. penicillatus 2,990; P. ornatus 3,025. Nisbah kelamin jantan dibanding betina pada P. homarus sebesar 1 :2,02; P. penicillatus 1,13 : 1; P. ornatus 1,3 : 1. Persentase lobster yang matang kelamin lebih banyak ditemukan pada bulan April dibandingkan dengan bulan Maret. MSY lobster di Pacitan sebesar 21.197 kg, Fmsy 4.390. Tingkat keberlanjutan multidimensi perikanan lobster 65,38. Prioritas utama strategi pengelolaan lobster secara berkelanjutan di Kabupaten Pacitan adalah Pengawasan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan. ......The production of spiny lobster in least 10 years is decreasing due to overfishing. The purpose of this research is to analyze the biological aspects, the stock, level of sustainability and the strategy of sustainable management of lobster fishery in Pacitan. The research was conducted during March -April 2018 in Pacitan. The biological aspects includes species biodiversity, the length-weight relationship, sex-ratio and sex maturity of lobster. The maximum sustainable yield and the level of sustainability were analyzed with the surplus production model and the RAPFISH application, meanwhile the priority of management strategy was analyzed with the analytical hierarchy process. Results of analysis showed the b value of length-weight relationship of P. homarus, P. penicillatus and P. ornatus are 3,019; 2,990; and 3, 025 respectively. The male to female ratios of P. homarus; P. penicillatus and P. ornatus are 1:2,02; 1,13:1 and 1,3:1 respectively. The sex maturity percentage of lobster in April is higher than in March 2018. The MSY and Fmsy of lobster in Pacitan is 21.197 kg, and 4.390 respectively. The multidimensional level of lobster is 65,38. The most priority of strategy of lobster management in Pacitan are surveillance of management of marine and fisheries resources.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T52132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Spiny lobster have been recognized and consumed by the human being, and also own high economic value. In Wonogiri waters, therea arpotential spiny lobster resourceses....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library