Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lilis Dwi Kristyaningrum
"Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi merupakan langkah penting dalam mendukung tumbuh kembang anak yang optimal dan menekan angka kematian bayi. Namun, keberhasilan praktik ini tidak hanya bergantung pada ibu, tetapi juga dipengaruhi oleh dukungan dari lingkungan terdekat, terutama suami. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran dukungan suami terhadap praktik pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gilingan, Kota Surakarta menggunakan pendekatan teori social support for health. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan dipilih menggunakan teknik purposif yang terdiri dari lima suami ibu menyusui, lima ibu menyusui, dua keluarga ibu menyusui, enam kader kesehatan, dua tenaga kesehatan di puskesmas dan seorang staf dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan Focus Grop Discussion pada bulan Juni 2024 dan dianalisis menggunakan metode tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan suami memainkan peran yang signifikan dalam praktik pemberian ASI eksklusif, yang mencakup dukungan emosional, instrumental, informasional, dan penghargaan. Dukungan emosional berupa motivasi dan empati menjadi pilar utama dalam mendorong ibu untuk tetap konsisten menyusui. Dukungan instrumental seperti membantu tugas rumah tangga juga memberikan ruang bagi ibu untuk fokus pada pemberian ASI dan dapat mempengaruhi produksi ASI. Selain itu, suami yang memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya ASI eksklusif cenderung mampu memberikan informasi yang relevan dan apresiasi terhadap usaha istri. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberhasilan ASI eksklusif tidak hanya memerlukan kesadaran dan komitmen ibu, tetapi juga keterlibatan aktif suami. Oleh karena itu, program promosi kesehatan perlu melibatkan suami secara lebih intensif untuk menciptakan lingkungan yang mendukung keberhasilan ASI eksklusif.

Exclusive breastfeeding during the first six months of a baby's life is a crucial step in supporting optimal child development and reducing infant mortality rates. However, the success of this practice does not solely depend on mothers but is also influenced by support from their immediate environment, especially husbands. This study aims to explore the role of husband support in exclusive breastfeeding practices in the working area of Puskesmas Gilingan, Surakarta City, using the social support for health theory approach. This research employs a qualitative design with a case study approach. Informants were purposively selected and comprised five husbands of breastfeeding mothers, five breastfeeding mothers, two family members of breastfeeding mothers, six health cadres, two healthcare workers at the community health center, and one staff member from the Surakarta City Health Office. Data were collected through in-depth interviews and Focus Group Discussions (FGDs) in June 2024 and analyzed using a thematic method. The findings reveal that husband support plays a significant role in exclusive breastfeeding practices, encompassing emotional, instrumental, informational, and appraisal support. Emotional support, such as motivation and empathy, serves as a cornerstone in encouraging mothers to remain consistent in breastfeeding. Instrumental support, such as assisting with household chores, allows mothers to focus on breastfeeding and can influence milk production. Additionally, husbands with a good understanding of the importance of exclusive breastfeeding tend to provide relevant information and appreciation for their wives' efforts. This study concludes that the success of exclusive breastfeeding requires not only the awareness and commitment of mothers but also the active involvement of husbands. Therefore, health promotion programs should intensify the involvement of husbands to create an environment that supports the success of exclusive breastfeeding."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Larasati
"Keterwakilan pemimpin perempuan di Indonesia masih rendah yaitu hanya sebesar 11,3%. Langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah perlunya karyawan perempuan menginternalisasi positive leader identity. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi positive leader identity berdasarkan teori claiming dan granting. Penelitian dilakukan pada 418 karyawan wanita yang sudah menikah dari berbagai organisasi baik organisasi yang didominasi pria maupun wanita. Alat ukur yang digunakan memiliki reliabilitas yang berkisar antara 0,72-0,87. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Traditional gender role belief (B = -0,14; p < 0,01), future work self (B = 0,23; p < 0,01), dan spousal emotional support (B = -0,12; p < 0,05) signifikan memengaruhi positive leader identity (B = -0,14; p < 0,01); (2) Humility (B = 0,07; p > 0,05) tidak signifikan memengaruhi positive leader identity; (3) Spousal instrumental support dapat memperlemah pengaruh traditional gender role belief terhadap positive leader identity. Faktor tersebut memprediksi varian positive leader identity sebesar 24% F(1,409) = 3,90, p < 0,01. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pemahaman bahwa faktor internal dan eksternal saling bereaksi dalam mempengaruhi identitas pemimpin. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor di luar domain pekerjaan juga turut mempengaruhi internalisasi identitas pemimpin. Dengan demikian, untuk berhasil mengatasi kurangnya keterwakilan perempuan dalam posisi kepemimpinan, tidak cukup hanya mengatasi faktor in- ternal dalam diri individu tetapi juga perlu memperhatikan faktor eksternal baik itu faktor yang ada di organisasi maupun luar organisasi.
.....Women leaders are still underrepresented in Indonesia which only 11.3% in management position. To overcome these problems, female employees need to internalize a positive leader identity. This study aims to identify the factors that influence positive leader identity based on claiming and granting theory. The study was conducted on 418 married female employees from various organizations, both male and female dominated organizations. The measuring instrument used has a reliability that ranges from 0.72 to 0.87. The results of the analysis show that (1) traditional gender role beliefs (B = -0.14; p <0.01), future work self (B = 0.23; p <0.01), and spousal emotional support (B = -0.12; p < 0.05) significantly affect positive leader identity (B = -0.14; p < 0.01); (2) Humility (B = 0.07; p > 0.05) does not significantly affect positive leader identity; (3) Spousal instrumental support weaken the effect of traditional gender role beliefs on positive leader identity. This factor predicts the positive leader identity variant of 24% F(1.409) = 3.90, p <0.01. The findings of this study can contribute to provide additional understanding that internal and external factors are interact in influencing leader identity. This research shows that factors outside the work domain also influence the internalization of a leader's identity. To succeed in overcoming the underrepresentation of women in leadership positions, organization must pay attention not only to internal but also to external factors within the organization and outside the organization."
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library