Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ichsan Meidito Morama
"Latar Belakang: Isolasi atau karantina pasien selama pandemi COVID-19 merupakan langkah pencegahan persebaran penyakit yang penting. Namun, isolasi pasien COVID-19 mempunyai dampak buruk terhadap kondisi psikologis. Beberapa masalah psikologis seperti kecemasan, depresi, dan masalah kognisi dapat muncul pada pasien yang di isolasi. Tidak hanya itu, isolasi dapat juga memicu perasaan berduka karena pasien tidak dapat bertemu langsung dengan keluarga serta kehilangan kebebasan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mencari prevalensi masalah psikologis (kecemasan, depresi, dan masalah kognisi), tahapan berduka, dan mencari asosiasi antara faktor demografi (umur, jenis kelamis, dan status pendidikan) dengan kejadian masalah psikologis Metode: Data sekunder yang didapat dari survey pada pasien isolasi COVID-19 yang ditempatkan di Wisma Atlet Kemayoran dan RSCM Kiara pada periode 19 sampai 26 Oktober 2020 digunakan untuk penelitian ini. Analisis univariat dan bivariat dilakukan pada data tersebut menggunakan program SPSS Hasil: Dari 1584 sampel dari data sekunder, 1517 digunakan untuk penelitian ini karena terdapat beberapa sampel dengan data yang tidak lengkap. Ditemukan prevalensi masalah psikologis yang tinggi (77.2%), dimana depresi merupakan masalah yang sering dijumpai (63%). Acceptance (98.1%) merupakan tahapan berduka yang paling banyak dialami partisipan. Kemudian, hanya jenis kelamin dan status pendidikan saja yang memiliki asosiasi yang signifikan dengan masalah psikologis, dimana perempuan dan orang yang beredukasi tinggi memiliki kecenderungan untuk mengalami masalah psikologis selama isolasi.
......Introduction: Patient isolation or quarantine during COVID-19 pandemic was vital in preventing disease transmission. However, it has a negative impact on the psychological state of quarantined people. Depression, anxiety, and cognitive problems are some examples of psychological problems that appear during isolation. Additionally, the inability to meet patient’s family directly and loss of freedom can trigger feelings of grief. Hence, this research aims to find the prevalence of psychological problems (i.e., anxiety, depression, and cognitive problems), stages of grief, and the association between demographic factors (i.e., age, gender, and educational level) with psychological problems Methods: Secondary data that was obtained from a survey on COVID-19 isolated patients in Wisma Atlet Kemayoran and RSCM Kiara between 19 and 26 October 2020 were used in this research. Univariate and bivariate analyses were done on those data using SPSS. Results: Among 1584 samples, 1517 were used due to missing data in some of the samples. A high prevalence of psychological problems (77.2%) was observed, with depression (63%) as the most prevalent. Acceptance (98.1%) was the most prevalent stage of grief experienced by the participants. Only gender and educational level were significantly associated with psychological problems, whereas female gender and high educational people were more prone to experience psychological problems during isolation Conclusion: The high rate of psychological problems found in isolated patients indicates the importance of inserting the management of psychological problems during the future pandemic that requires isolation as a preventive measure."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vieri Firdausy Akhlaq
"Beragam fenomena yang terdapat dalam karya sastra cukup menarik untuk dikaji, terlebih jika isu yang diangkat cukup dekat bagi pembacanya. Salah satu permasalahan yang menarik untuk diteliti yakni kaitan permasalahan maskulinitas toksik yang dapat berpengaruh terhadap aspek psikologis seseorang. Cukup banyak karya sastra, khususnya novel, yang mengangkat isu ini, namun terdapat satu judul yang menarik untuk dijadikan bahan kajian, yakni novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (SDRHDT) karya Eka Kurniawan. Dalam novel ini, terdapat gambaran lugas mengenai permasalahan maskulinitas toksik diterima tokoh utama, Ajo Kawir, yang kemudian berdampak terhadap aspek psikologisnya. Dengan latar belakang demikian, penelitian ini akan mengkaji bagaimana bentuk maskulinitas toksik yang dihadapi tokoh Ajo Kawir dalam kaitannya dengan lima tahapan kesedihan menurut Kübler-Ross akibat penyakit impotensi yang dideritanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra. Data yang dihasilkan berupa kata, kalimat, dan wacana yang diambil dalam bentuk kutipan-kutipan yang menggambarkan permasalahan tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat beberapa perilaku maskulinitas toksik yang diterima tokoh Ajo Kawir yang kemudian sangat berdampak terhadap proses penerimaan diri saat melewati lima tahapan kesedihan. ......Diverse phenomena found in literary works are intriguing to study, especially when the issues addressed are relatable to readers. One compelling issue for research is the impact of toxic masculinity on a person's psychological aspects. Many literary works, especially novels, explore this issue, but one particularly interesting title for study is "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" (SDRHDT) by Eka Kurniawan. This novel provides a clear depiction of the issue of toxic masculinity experienced by the main character, Ajo Kawir, which subsequently affects his psychological well-being. Against this backdrop, this research aims to examine how the forms of toxic masculinity faced by Ajo Kawir relate to the five stages of grief according to Kübler-Ross, due to the impotence he suffers from. The method used in this study is descriptive qualitative research, employing a literary psychology approach. Data collected include words, sentences, and discourse extracted in the form of quotations that depict these issues. The findings of this research highlight several instances of toxic masculinity experienced by Ajo Kawir, significantly impacting his self-acceptance process as he navigates through the five stages of grief."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library