Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tasya Adinda Rahmania
"Pelayanan kefarmasian oleh seorang apoteker yang beriorientasi pada pasien di rumah sakit lebih dikhususkan pada pemberian pelayanan farmasi klink dengan tujuan untuk meminimalkan terjadinya permasalahan terkait obat atau Drug Related Problems (DRPs). Salah satu kegiatan pelayanan farmasi klinis yang tertuang dalam PMK No. 72 Tahun 2016, yaitu Pemantauan Terapi Obat (PTO). Kegiatan PTO mencakup pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak diinginkan, serta rekomendasi perubahan atau alternatif terapi. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melakukan kegiatan Pemantauan Terapi Obat (PTO) pada pasien rawat inap di RSUD Tarakan selama 29 September – 24 Oktober 2023. Metode penelitian dengan observasi dan studi literatur, kegiatan observasi dilakukan dalam bentuk visite kepada pasien, kemudian pengambilan data dilakukan berdasarkan data rekam medis pasien, pemantauan terapi yang diberikan dari awal masuk RS hingga obat pulang, catatan perkembangan pasien, dan hasil laboratorium. Hasil penelitian yang diperoleh Pemilihan terapi tidak tepat yaitu pada pemberian cetirizine, tidak tepat dosis yaitu pada pemberian terapi rifampisin dosis yang diberikan kurang dan sucralfate diberikan dengan dosis yang lebih, dan potensi interaksi obat yaitu pada ceftriaxone dan ca glukonat, bicnat dan rifampisin, bicnat dan isoniazid. RSUD Tarakan sudah menerapkan pelayanan farmasi klinis sesuai dengan Peraturan Meteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016 dengan baik dan tepat. ...... Pharmaceutical services provided by a patient-oriented pharmacist in hospitals are specifically aimed at delivering clinical pharmacy services with the goal of minimizing Drug Related Problems (DRPs). One of the clinical pharmacy activities outlined in Regulation No. 72 of 2016 is Drug Therapy Monitoring (DTM). DTM activities include assessing drug selection, dosage, administration methods, therapy response, adverse drug reactions, and recommendations for therapy changes or alternatives. This research aims to conduct Drug Therapy Monitoring (DTM) activities for inpatients at Tarakan Regional General Hospital from September 29 to October 24, 2023. The research method involves observation and literature review. Observation activities consist of patient visits, followed by data collection based on patient medical records, monitoring therapy from admission to discharge, patient progress notes, and laboratory results. The research findings indicate inappropriate therapy selection, such as the administration of cetirizine, incorrect dosages, such as under-dosing rifampicin and over-dosing sucralfate, and potential drug interactions involving ceftriaxone with calcium gluconate, bicarbonate with rifampicin, and bicarbonate with isoniazid. Tarakan Regional General Hospital has effectively implemented clinical pharmacy services in accordance with Regulation No. 72 of 2016."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Sindu Sakti
"ABSTRAK
Apoteker komunitas dan rumah sakit menyiapkan dan menyerahkan obat-obatan, produk-produk yang diresepkan, kepada pasien dan tenaga kesehatan. Tugas utama farmasi rumah sakit adalah; pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai; dan pelayanan farmasi klinik. Asuhan kefarmasian merupakan bentuk kontribusi apoteker terhadap perawatan pasien dalam rangka mengoptimalkan penggunaan obat-obatan dan meningkatkan outcome kesehatan. Konsep dari asuhan kefarmasian tersebut diimplementasikan dengan praktik pelayanan farmasi klinik yang meliputi; pengkajian dan pelayanan resep; penelusuran riwayat penggunaan obat; rekonsiliasi obat; pelayanan informasi obat; konseling; visite; dan pemantauan terapi obat. Praktek kerja profesi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tugas, fungsi, peranan, dan tanggung jawab Apoteker di Rumah Sakit, sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan. Kegiatan ini dilaksanakan selama 6 minggu mulai dari tanggal 2 Januari 2018 hingga 13 Februari 2018. Berdasarkan observasi yang dilakuakn tugas, fungsi, peranan, dan tanggung jawab Apoteker di RSPAD, secara keseluruhan sudah sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan. Permasalahan-permasalahan yang ada terkait dengan pelayanan kefarmasian di rumah sakit yang dijumpai antara lain: belum optimalnya kegiatan konseling pasien pulang dan visite yang disebabkan oleh keterbatasan sumber daya Apoteker yang ada.

ABSTRACT
Cimmunity pharmacy and hospital pharmacy do the coumponding and dispensing drugs process and other prescribed products to patients or health workers. The main jobs of hospital pharmacy are; management of pharmaceutical products and clinical pharmacy services. Pharmaceutical care is one of pharmacist contributions to patient care in order to optimize the use of drugs and improve health outcomes. The concept of pharmaceutical care is implemented with clinical pharmacy service practices that include; assessment and prescribing services; drug used history; drug reconciliation; drug information services; drug counseling; visite; and monitoring of drug therapy. The apothecary professional program at Gatot Soebroto Army Hospital aimed to revealed and understand the functions, roles, and responsibilities of pharmacists in hospitals, in accordance with the standards of pharmaceutical services in hospitals that listed in the laws and regulations. This program was held for 6 weeks from January 2, 2018 to February 13, 2018. Based on the observations have been done, the functions, roles, and responsibilities of Pharmacists at RSPAD, overall is in accordance with the standards of pharmaceutical services at the Hospital that listed in the regulations. The related problems to pharmaceutical services in hospitals included: unoptimal drug patient counseling and visite program that caused by pharmacist limited resources."
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rizky Shadrina
"Standar pelayanan kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Salah satu standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit yaitu pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Perencanaan kebutuhan merupakan salah satu unsur penting dalam pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Kekosongan persediaan alat kesehatan dapat dihindari dengan cara menyusun perencanaan kebutuhan dengan baik sehingga dapat menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu, dan efisien. Apabila persediaan tidak diatur atau dikelola dengan baik, maka persediaan dapat mengalami kekurangan atau kelebihan dan akan menyebabkan kerugian pada rumah sakit. Oleh karena itu, dilakukan evaluasi perencanaan kebutuhan dengan menggunakan metode analisis ABC (Always, Better, Control). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah dalam menggunakan metode analisis ABC dan Mengetahui pengelompokkan alat kesehatan yang termasuk ke dalam kategori A, kategori B, dan kategori C berdasarkan nilai investasinya terhadap pemakaian alat kesehatan pada periode bulan Juli hingga Desember 2022 di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Metode yang dilakukan yaitu mengumpulkan data alat kesehatan yang digunakan, menghitung jumlah dana yang dibutuhkan, melakukan pengurutan peringkat dana terbesar hingga terkecil, serta menghitung persentase biaya dan persentase kumulatif masing-masing alat kesehatan terhadap total dana yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil analisis, alat kesehatan yang tergolong kelompok A terdapat 185 jenis (10,61%) dengan biaya pembelian sebesar Rp. 27.862.949.367,00 (69,90%), kelompok B terdapat 311 jenis (17,83%) dengan biaya pembelian sebesar Rp. 8.006.543.938,00 (20,09%), kelompok C terdapat 1248 jenis (71,56%) dengan biaya pembelian sebesar Rp. 3.991.939.719,78 (10,01%).
......Pharmaceutical service standards provide crucial guidance to healthcare professionals in ensuring high-quality patient care. Within hospital settings, these standards cover diverse aspects, including the oversight of pharmaceutical preparations, medical devices, and consumable medical materials. Effective planning for these needs is a pivotal aspect of management, aiming to prevent shortages and promote efficient resource allocation. Strategic planning is essential to prevent both shortages and surpluses of medical supplies, ultimately mitigating potential losses for the hospital. To address this, an ABC (Always, Better, Control) analysis method is employed for evaluation. This approach categorizes medical devices based on their financial significance, optimizing their distribution. The study's focal point is the application of the ABC analysis method at Fatmawati General Hospital during July to December 2022. The employment of the ABC analysis method at Fatmawati General Hospital aids in categorizing and prioritizing medical devices based on their financial impact, ensuring efficient allocation of resourcees and elevating the overall healthcare provision within the hospital. The process involves gathering data on medical devices, determining required funding, prioritizing costs from highest to lowest, and calculating the relative percentage and cumulative sum of each device's expense. The analysis unveils three distinct categories, Group A encompasses 185 medical device types (10.61%), representing a substantial investment totaling Rp. 27,862,949,367.00 (69.90%). Group B involved 311 types (17.83%) with a purchase cost of Rp. 8,006,543,938.00 (20.09%), while Group C consists of 1248 types (71.56%) necessary Rp. 3,991,939,719.78 (10.01%) in funds."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library