Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Harmanto
"ABSTRAK
Individu yang termasuk dalam kelompok minoritas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gejala psikotik, yang telah ditemukan terkait dengan berbagai stresor lingkungan seperti persepsi diskriminasi. Artikel ini bertujuan untuk memeriksa mekanisme yang diterjemahkan status minoritas menjadi gejala psikotik melalui diskriminasi yang dirasakan dalam sampel masyarakat di Indonesia. Gejala psikotik diukur dengan Community Assessment of Psychotic Experiences (CAPE), status minoritas dan persepsi diskriminasi yang diukur dengan survei NEMESIS, serta mengukur gejala depresi menggunakan Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9) sebagai variabel kovariat. Analisis mediasi dilakukan untuk memverifikasi peran persepsi diskriminasi dalam memediasi hubungan antara status minoritas dan gejala psikotik. Diskriminasi yang dirasakan ditemukan sepenuhnya memediasi hubungan antara status minoritas dan gejala psikotik positif (ab = 0,57, 95% CI [0,10, 1,05]) tetapi tidak ada efek mediasi dalam gejala psikotik negatif (ab = -0,11, 95% CI [-0,40, 0,17]). Disimpulkan bahwa status minoritas yang dipegang oleh individu meningkatkan persepsi diskriminasi, yang pada gilirannya diterjemahkan menjadi gejala psikotik positif yang lebih tinggi yang dilaporkan. Implikasi dan diskusi mengenai penelitian akan dibahas lebih lanjut dalam artikel.

ABSTRACT
Individuals belonging to a minority group have a higher risk of experiencing psychotic symptoms, which have been found to be associated with various environmental stressors such as discrimination perception. This article aims to examine the mechanism that translates minority status into psychotic symptoms through perceived discrimination in a community sample in Indonesia. Psychotic symptoms were measured by Community Assessment of Psychotic Experiences (CAPE), minority status and discrimination perceptions as measured by the NEMESIS survey, as well as measuring depressive symptoms using Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9) as covariate variables. Mediation analysis was carried out to verify the role of perception of discrimination in mediating the relationship between minority status and psychotic symptoms. Perceived discrimination was found to fully mediate the relationship between minority status and positive psychotic symptoms (ab = 0.57, 95% CI [0.10, 1.05]) but there was no mediating effect in negative psychotic symptoms (ab = -0.11 , 95% CI [-0.40, 0.17]). It was concluded that the minority status held by individuals increased the perception of discrimination, which in turn translated into higher positive psychotic symptoms that were reported. Implications and discussion regarding research will be discussed further in the article.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Putri Pertiwi
"Penelitian ini berusaha mengkaji pengaruh keanggotaan partisipan dalam sebuah kelompok tertentu, keanggotaan media massa, dan status ingroup (sebagai minoritas)-outgroup (sebagai mayoritas atau minoritas) terhadap hostile media bias. Hostile media bias adalah sebuah fenomena di mana individu yang merupakan anggota kelompok tertentu berpersepsi bahwa berita yang menayangkan konflik kelompoknya dengan kelompok lawan adalah mendukung kelompok lawan dan menyerang kelompoknya sendiri. Penelitian ini terdiri dari dua studi dengan latar belakang konflik intra-religious antara organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) dengan organisasi Islam Majelis Tafsir Al-Quran (MTA). Studi pertama berusaha untuk melihat pengaruh keanggotaan partisipan dan keanggotaan media massa terhadap hostile media bias. Studi kedua berusaha untuk melihat pengaruh status ingroup-outgroup dan keanggotaan media massa terhadap hostile media bias.
Hasil penelitian Studi 1 mengkonfirmasi hipotesis, yaitu ?keanggotaan partisipan? dan "keanggotaan media" berpengaruh secara signifikan terhadap hostile media bias untuk kedua kota (Solo dan Jakarta). Hasil penelitian Studi 2 menunjukkan bahwa status ingroup (minortas)-outgroup (minoritas atau mayoritas) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hostile media bias. Namun Studi 2 berhasil menemukan bahwa keanggotaan media massa dalam kelompok tertentu berpengaruh secara signifikan terhadap hostile media bias.

This research studied deeper about the influence of participant membership in certain communities, mass media membership, and ingroup (as minority) ? outgroup (as majority or minority) status toward hostile media bias. This research consisted of two studies with the conflict background of intra-religious between Nahdlatul Ulama Islamic Organisation (NU) and Majelis Tafsir Al-Quran Islamic Organisation (MTA). The first study strived to observe the influence of participant membership and mass media membership toward hostile media bias. The second study strived to observe the influence of ingroup-outgroup and mass media membership toward hostile media bias.
The result of the first study confirmed hypothesis ?participant membership and mass media membership had significant influence toward hostile media bias for both cities Solo and Jakarta?. The result of the second study confirmed hypothesis ?ingroup (as minority) ?outgroup (as majority or minority) status didn?t have significant influence toward hostile media bias. Nevertheless, the second study managed to find out that mass media membership in certain communities had significant influence toward hostile media bias.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library