Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oktavia Rahmawati
"ABSTRAK
Madu dari stingless bee telah diteliti untuk mengetahui pengaruhnya sebagai anti-diabetes namun belum ada penelitian yang meneliti aktivitas anti-diabetes dari madu jenis Tetragonula biroi dan Tetragonula laeviceps. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas anti-diabetes dari kedua jenis stingless bee honey tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan pengujian aktivitas penghambatan enzim ?-glukosidase secara in vitro dan pengaruh madu pada metabolisme tikus yang diinduksi diabetes. Pada penghambatan aktivitas enzim ?-glukosidase dilakukan dengan mengamati absorbansi dari campuran pereaksi dengan tambahan sampel madu dengan konsentrasi 50, 100, 250, 500, dan 1000 ppm. Pengujian dilakukan pada sampel madu murni dan ekstrak metanol dari kedua sampel. Absorbansi campuran pereaksi diamati pada panjang gelombang 410 nm. Pengujian dengan tikus hanya dilakukan pada madu dari T. biroi pengujian dengan tikus model diabetes melitus. Tikus terlebih dahulu diinduksi dengan streptozotocin dan kemudian diberi sampel madu secara oral dengan dosis 0.5 g/kg BB, 1 g/kg BB dan 2 g/kg BB. Kadar glukosa dan berat badan tikus diamati setiap minggunya selama 4 minggu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa madu dari T. biroi dan T. laeviceps memiliki aktivitas anti-diabetes. Madu T. biroi dan T. laeviceps memiliki aktivitas penghambatan enzim ?-glukosidase walaupun persentase penghambatannya lebih kecil dibandingkan dengan kontrol positif acarbose . Persentase penghambatan tertinggi dari keempat sampel dimiliki oleh ekstrak metanol madu T. laeviceps dengan persentase penghambatan sebesar 40,10 pada konsentrasi 500 ppm. Pada pengujian secara in vivo untuk madu T. biroi juga menunjukkan adanya aktivitas anti-diabetes. Berat badan kelompok tikus yang diberi sampel madu mengalami pengurangan penurunan berat badan mendekati besar penurunan yang terjadi pada kelompok tikus yang diberi glibenklamid. Pengurangan penurunan berat badan terbesar terjadi pada kelompok yang diberi glibenklamid 21,5 g diikuti oleh kelompok yang diberi madu dengan dosis 2 g/kg BB 38 g, dosis 1 g/kg BB 44 g, dosis 0,5 g/kg BB 56,8 g dan kontrol negatif 71,5 g. Kadar glukosa darah dari tikus model diabetes melitus yang diberikan sampel madu dan glibenklamid belum menunjukkan adanya penurunan. Namun kelompok tikus yang diberikan glibenklamid dan madu menunjukkan data kadar glukosa darah yang lebih stabil dibandingkan tikus yang tidak diberi apa pun kontrol negatif. Oleh karena itu, maka dapat dikatakan bahwa madu T. biroi dan T. leaviceps memiliki aktivitas anti-diabetes.

ABSTRACT
Honey from stingless bee has been studied to determine its effect as anti diabetic but no studies have examined anti diabetic activity of honey from Tetragonula biroi and Tetragonula laeviceps. This study was conducted to determine the anti diabetic activity of both types of stingless bee honey SLBH. This study was conducted by testing the inhibitory activity of glucosidase enzyme in vitro and the effect of honey in metabolism of diabetic induced rats in vivo. Inhibition of glucosidase enzyme was done by observing the absorbance of reagent mixture with additional honey samples with concentration of 50, 100, 250, 500, and 1000 ppm. Tests were performed on pure honey and methanol extract of both samples. Absorbance of the reactant mixture was observed at 410 nm. Study with rats were performed only on honey from T. biroi with diabetic induced rats. Rats were induced with streptozotocin and then given oral samples of honey with doses of 0.5 g kg BW, 1 g kg BW and 2 g kg BW. Levels of glucose and body weight of rats were observed every week for 4 weeks. The results of this study indicate that honey from T. biroi and T. laeviceps has anti diabetic activity. Honey T. biroi and T. laeviceps has inhibitory activity of glucosidase enzyme although their percentage of inhibition is smaller than the positive control acarbose. The highest percentage of inhibition between the four samples honey was possessed by T. laeviceps honey methanol extract with 40.10 at 500 ppm. In vivo study for T. biroi also showed anti diabetic activity. The body weight of the group rats that was given honey samples experienced a reduction in the weight loss close to the group that was given glibenclamide. The largest reduction in body weight loss occurred in the group given glibenclamide 21.5 g followed by the group given honey with a dose of 2 g kg BB 38 g, dose 1 g kg BB 44 g, dose 0.5 g kg BW 56.8 g and negative control 71.5 g. Blood glucose levels of the diabetic rats that was given honey and glibenclamide have not shown any decrease. However, the group of rats that were given glibenclamide and honeys showed a more stable of blood glucose levels that the group of rats that were not given anything negative control. Therefore, it can be concluded that SLBH T. biroi and T. laeviceps have anti diabetic activity. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seffiani
"Madu merupakan suatu senyawa alami yang memiliki banyak manfaat terutama dibidang kesehatan. Tingginya permintaan madu ini tidak diimbangi dengan ketersediaannya di alam sehingga dimanfaatkan oleh pihak ndash; pihak tertentu untuk membuat madu palsu. Klasifikasi lebah juga perlu dilakukan berdasarkan fakta bahwa ketersediaaan madu yang dihasilkan dari jenis stingless bees ini masih sangat terbatas sehingga harganya jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan madu dari jenis Apis sp. Metode konvensional untuk menguji keaslian yang selama ini digunakan seperti uji buih, uji semut, uji kekeruhan, dll, belum dapat menjamin keaslian madu sepenuhnya.
Dalam penelitian ini dikembangkan suatu alternatif pengujian untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi keaslian dari madu adalah dengan menggunakan alat Attenuated Total Reflectance Fourier Transmission Infrared Spectrometer ATR-FTIR dengan daerah panjang gelombang antara 550 ndash;4000 cm-1. Sampel madu asli yang digunakan berasal dari peternak madu lokal dari seluruh Indonesia sedangkan madu palsu dibuat dengan campuran air, gula, madu asli dan NaHCO3.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan software OMNIC dan untuk mengolah data menggunakan software TQ Analyst. Berdasarkan pengolahan data, pengelompokkan daerah terbaik untuk identifikasi keaslian madu adalah pada daerah 1700 -1600 cm-1, 1540 - 1175 cm-1, 1175 - 940 cm-1, 940 - 700 cm-1 dan untuk klasifikasi jenis lebah penghasil madu adalah pada daerah 1700 -1600 cm-1. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode yang dapat mendeteksi keaslian madu secara umum dan klasifikasi madu berdasarkan jenis lebah penghasil yang cepat, tepat dan akurat.

This study aimed to determine wh"Honey is a natural product produced by honey bees and it has many benefits, especially for human rsquo s healthiness. The high demand of honey is not be balanced by its availability in nature, so it is used by certain parties to make fake honey. As for the classification of honey bees, is based on the fact that honey from stingless bees is much more expensive than Apis sp. because the yield of honey per colony is never very great. Current rapid detection methods like raw fish test, turbidity test, foam test, test with ants usually either have challenges for the accuracy.
In this experiment, there is an alternative testing to identify the authenticity of honey by using Attenuated Total Reflectance Fourier Transmission Infrared Spectrometer ATR FTIR with the range of wavelengths between 550 4000 cm 1. Real honey rsquo s samples were obtained from the local honey bees breeder from all around Indonesia while the fake honey were made from the mixture of water, sugar, NaHCO3, and real honey.
Data were collected using OMNIC software and processed using TQ Analyst software. For identification of authenticity purpose, there were 2 classes formed, real and fake honey, the best region which can clearly differentiate them are 4 regions 1700 1600 cm 1, 1540 1175 cm 1, 1175 940 cm 1 and 940 700 cm 1. For classification purpose, there were 2 classes formed based on type of honey bees, Apis sp. and stingless bees, the best region specifically is 1700 1600 cm 1. This study aimed to obtain a method that can detect the authenticity and classification of honey which are fast, precise, and accurate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Kamelia Loeis
"Salah satu jenis lebah tidak bersengat yang dapat dijumpai di kampus Universitas Indonesia adalah Tetragonula aff. minor. Penelitian mengenai lebah tersebut perlu dilakukan untuk menunjang upaya konservasi. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman polen yang menjadi pakan leba Tetragonula aff. minor yang dibiakkan di kampus Universitas Indonesia, Depok. Proses pengambilan sampel dilakukan pada bulan November 2019 pukul 09.30--13.30. Sampel polen dikoleksi dari korbikula lebah yang sedang melakukan perjalanan kembali ke sarang. Preparasi sediaan polen dilakukan dengan metode asetolisis. Sediaan polen kemudian diamati dan dihitung di bawah mikroskop cahaya pada perbesararan 10x10 dan 10x40. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebah Tetragonula aff. minor mengoleksi polen dari 10 jenis kelompok tumbuhan yaitu Asystasia gangetica (rumput israel), Caesalpinia pucherrima (kembang merak), Carica papaya (Pepaya), Cocos nucifera (kelapa), Dendrophthoe pentandra (benalu), Mimosa sp. (putri malu), Morinda citrifolia (mengkudu), Lagestroemia sp. (bungur), famili Cyperaceae, dan famili Poaceae. Nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener adalah 1,431 dan nilai kemerataan 62,1%, menunjukkan keanekaragaman dan kemerataan sedang. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa lebah Tetragonula aff. minor memiliki spektrum diet polilekti dan menunjukkan perilaku konsisten dalam pemilihan bunga selama satu kali perjalanan pencarian makan.

One of stingless bee that can be found in University of Indonesia campus is Tetragonula aff. minor. Therefore, research about T. aff. minor has to be done to support conservation action. Research conducted to gather information about the diversity of pollen that collected by T. aff. minor in University of Indonesia, campus Depok area. Sample collected in November 2019 at 09:30--13:30. Pollen samples collected from the corbicula of stingless bee that traveling back to the hives. Pollen preparation has done by acetolysis method. After preparation, pollens are observed and counted under light microscope in 100x and 400x magnifications. Result shows that T. aff. minor collected pollens from 10 kind of plants; Asystasia gangetica (chinese violet), Caesalpinia pulcherrima (peacock flower), Carica papaya (papaya), Cocos nucifera (coconut), Dendrophthoe pentandra (mistletoe), Mimosa sp. (mimosa), Morinda citrifolia (noni), Lagerstroemia sp. (crape-myrtle), family of Cyperaceae, and Poaceae. Shannon-Wiener diversity index value is 1,431 and evenness value is 62,1%, classified as moderate diversity and evenness. Based on this research, it is known that T. aff. minor has polilecty diet spectrum and show individual floral constancy during a foraging trip."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library