Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurulludin
"Ikan kakap merupakan ikan ekonomis penting yang menjadi sasaran penangkapan perikanan rawai dasar, gill-net dan trawl ikan di Laut Arafura. Eksploitasi sumber daya ikan kakap di perairan tersebut berlangsung bebas tanpa adanya aturan dan kontrol yang jelas. Keadaan tersebut juga akan berdampak kepada terancamnya kelestarian sumber daya ikan kakap dalam jangka panjang. Tujuan penelitian adalah menganalisis tentang komposisi jenis, laju tangkap, kepadatan stok, estimasi biomassa dan potensi penangkapan, serta hubungan antara beberapa faktor oseanografi terhadap sebaran kelimpahan ikan kakap. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober sampai 20 November 2018 menggunakan Kapal Riset Bawal Putih 03 di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 718 Laut Arafura. Analisis data menggunakan metode sapuan area (trawl). Hasil penelitian menunjukkan Ikan kakap yang ditemukan di Laut Arafura sebanyak 9 spesies dari 2 genera Lutjanidae. Komposisi jenis ikan kakap adalah spesies Lutjanus johni sebesar 52,3%, Lutjanus malabaricus 33,1%, Lutjanus vitta 8,7% dan paling rendah Lutjanus lutjanus 0,24%.  Laju tangkap ikan kakap bervariasi antara 0,2 kg/jam sampai dengan 340 kg/jam dan laju tangkap paling tinggi berada pada strata kedalaman 31-40 meter sebelah utara  kepulauan Aru dan selatan Timika. Rata-rata kepadatan stok ikan kakap di Laut Arafura sebesar 448,1 kg/km2.
......Snappers is an economically essential targeted fish for deep longline fisheries, gill-net and fish trawling in the Arafura Sea. The exploitation of Snapper resources in these waters happens without any clear rules and controls. This situation will also give impact and threat to its sustainability in the long term. The purpose of this study is to analyze the species composition, catch rate, stock density, biomass estimation, potential yield and the relationship between several oceanographic factors to the distribution of snapper abundance. The study was conducted from October 20 to November 20, 2018, using the Bawal Putih 03 Research Vessel in the Fisheries Management Area (WPP) 718 Arafura Sea. The data analyzed using the sweep area method and the results shown in the Arafura sea lives nine species from two genera Lutjanidae. The Species composition of snapper are Lutjanus johni species at 52.3%, Lutjanus malabaricus 33.1%, Lutjanus vitta 8.7% and the lowest Lutjanus lutjanus 0.24%. Snappers catch rates vary from 0.2 kg/hour to 340 kg/hour and the highest catch rates occur in-depth strata 31-40 meters in the north of the Aru Islands and the south of Timika. The average density of snapper stock in the Arafura Sea is 448.1 kg/km2. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Basuki Rachmad
"ABSTRAK
Penelitian tentang keanekaragaman dan pendugaan kepadatan stok
ikan demersal dengan metode sapuan di perairan Aru, Propinsi Maluku,
dilakukan sejak tanggal 4 sampai 9 Nopember 2006, menggunakan pukat
dasar (bottom trawl). Pengambilan data dilakukan melalui survei pukat
dasar menggunakan KR. Bawal Putih dengan lokasi pengambilan contoh
ditetapkan sebanyak 36 stasiun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
indeks keanekaragaman (H?), indeks dominansi spesies (C), indeks
kemerataan (J), komposisi hasil tangkapan, laju tangkap, pendugaan
kepadatan stok, dan biomassa spesies ikan demersal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa komposisi hasil tangkap ikan demersal adalah 65,9 %
(6.065,9 kg) dari total hasil tangkap, yang terdiri dari 132 spesies dan 56
famili. Ikan demersal yang banyak tertangkap adalah famili Leiognathidae
(50,8%) diikuti Apogonidae (16,5%) dan Mullidae (8,3%). Tiga spesies yang
banyak tertangkap yaitu Leiognathus bindus (26,3%) Apogon sp.(16,5%)
dan Leiognathus leusiscus (15,8%) yang umumnya tertangkap pada dasar
perairan dengan kedalaman 20-30 m.
Kisaran indeks keanekaragaman (H?) adalah 0,4940-2,5138 dengan
nilai tertinggi pada kedalaman 40-50 m, indeks dominansi (C) adalah
0,0618-0,8041 dengan nilai tertinggi pada kedalaman 10-20 m, dan
indeks kemerataan (J?) adalah 0,0553-0,4236 dengan nilai tertinggi pada
kedalaman 40-50 m sehingga dapat dikatakan bahwa keanekaragaman spesies ikan demersal di perairan Aru adalah sedang dengan tidak ada
spesies yang mendominasi dan penyebarannya tidak merata.
Nilai laju tangkap ikan demersal adalah 173,2 kg/jam dengan nilai
laju tangkap tertinggi pada perairan di kedalaman 20-30 m, (Leiognathus
bindus 27,1 kg/jam tertinggi pada kedalaman 20-30 m, Apogon sp. 18,8
kg/jam tertinggi pada kedalaman 50-60 m, dan Upeneus sulphureus 8,9
kg/jam pada kedalaman 20-30 m; Arius thalassinus 87,4 kg/jam tertinggi
pada kedalaman 30-40 meter, Lutjanus malabaricus 12,2 kg/jam,
kedalaman 50-60 meter tertinggi, dan Epinephelus sexfaciatus 6,9 kg/jam,
tertinggi di kedalaman 40-50 meter). Dugaan kepadatan stok ikan
demersal di perairan Aru adalah 4,4±0,2 ton/km2 (Leiognathus bindus, 0.7
ton/km2, Apogon sp. 0,5 ton/km2, dan Upeneus sulphureus 0,2 ton/km2;
Arius thalassinus 2,4 ton/km2, Lutjanus malabaricus 0,3 ton/km2, dan
Epinephelus sexfaciatus 0,2 ton/km2). Total biomassa ikan demersal di
Perairan Aru diduga adalah sebesar 193.975±257 ton (Leiognathus
bindus, 29.076 ton, Apogon sp. 20.769 ton, dan Upeneus sulphureus
10.138 ton; Arius thalassinus 0,2 ton, Lutjanus malabaricus 0,1 ton, dan
Epinephelus sexfaciatus 0,1 ton)."
2007
T39453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover