Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edi Riyanto
"Pada saat bisnis properti lainnya sedang dalam suasana lesu akibat tight money poIicy sebaliknya bisnis apartemen justru sedang dalam keadaan menanjak. Di satu sisi permintaan akan apartemen mencapai jumlah yang besar sedangkan di lain sisi apartemen yang tersedia masih sedikit (terutama di Jakarta), hal tersebut menyebabkan timbulnya peluang bisnis yang menarik.
Setelah kepemilikan bersama dalam sebuah bangunan diatur secara tegas, investasi properti mulai bergairah, saIah satu diantaranya adalah bisnis apartemen. Bisnis apartemenpun kernudian tidak hanya mengenal sistem sewa tetapi juga sistem penjualan strata title dimana sistem ini memungkinkan seseorang untuk membeli/memiliki suatu unit unit apartemen. Bisnis apartemen yang semula merupakan bisnis yang mempunyai resiko tinggi dan waktu pengembalian modal yang panjang (sekitar 8-15 tahun), kini dapat mencapai ?break even point? dalam waktu yang relatif singkat (2-3 tahun). Pasar investasi apartemen yang selama puluhan tahun terakhir ¡ni tidur nyenyak, kmh rnendadak bangun dan bergerak cepat Dalam waktu singkat teadi penambahan suplai apartemen baru sampai lebih dan 2000 unit. Sebagian besar diantaranya selesai dibangun akhir tahun 1993 atau awal tahun 1994. Akibatnya setelah melewati tahun 1995 ada kemungkinan over supply. Dengan makin meningkatnya potensi pasar yang diikuti oleh makîn banyaknya pelaku bisnis yang masuk ke dalam bisnis apartemen ¡ni mengakibatkan persaingan akan Semakn ketat. Bisnis apartemen merupakan bisnis jasa . dimana kepuasan konsumeri ditentukan oleh hal-hal yang tidak mudah dihitung, maka perusahaan harus bertindak proaktif dengan cara menciptakan suatu keunggulan bersaing yang dapat menjadi faktor kunca dan keberhasilan. Dengan kata lain produk yang däiasilkannya harus rnemilikj fluai tambah dibandingkan dengarl produk pesaing, terutama dalam menghadapi kemungkinan over supply.
Kunci sukses lainnya untuk pengusaha dalam bisnis aparternen yang harus menjadi perhatian adalah faktor lokasi yang strategis, dengan akses yang dekat dengan pusat bisnis, pusat perbelanjaan dan kegiatan sehari-hari.
Golf Hall Terrace yang merupakan obyek dan studi kasus dalam karya akhir ini merupakan produk yang merniliki banyak kelebihan, yaltu lokasi yang nyaman dengan pemandangan langsung kelapangan golf bertaraf intemasional, dekat dengan
pusat perbelanjaan, lokasi yang prestisius, rumah sakit, sekolah, juga fasilitas yang prima dan Golf Hill Terrace. Keunggulan utama dan Golf Hill adalah akses lalu lintas yang
cepat ke tempat-tempat yang penting. Meskipun lokasinya tidak begitu dekat dengan tempat kerja, namun hal tersebut dapat ditutupi dengan akses lalu untas yang cepat.
Seteiah keberhasilan Brasali sebagai developer daril Golf Hill, kemungkinan besar dalam pandangan konsumen timbul image bahwa Brasali adalah developer untuk apartemen-apartemen yang merniliki nilai tambah tersendin. Hanya saja untuk mengulang kesuksesan dan Golf Hill bukanlah hal yang mudah. Pada saat ini mencan lokasi yang setara dengan lokasi Golf Hill sudah sangat sulit.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitinga, Rickson
"Perkembangan bisnis rite! di Indonesia diperkirakan masih mempunyai prospek yang baik, ini terbukti dari banyaknya pusat perbelanjaan baru yang terus dibuka sampai dengan tahun 2001. Belum lagi banyaknya peritel asing yang masuk ke Indonesia pada beberapa tahun terakhir, sebagai akibat dibebaskannya sektor rite! oleh pemerintah dari daftar negatif investasi yang diputuskan melalui KEPPRES No. 9611998. Sementara itu persaingan di bisnis ini dalam beberapa tahun mendatang diperkirakan akan semakin ketat akibat banyaknya para pesaing baru asing yang siap masuk ke Indonesia, ataupun ekspansi para peritellokal.
Pusat perbelanjaan "MP" melihat kondisi bisnis rite! saat ini sebagai suatu bisnis yang potensial dengan prospek yang menjanjikan, sehingga diperlukan langkah tepat didalam penentuan strategi agar dapat terus berkembang atau setidaknya tetap bertahan. Pada saat yang bersamaan pusat perbelanjaan "MP" menyadari bahwa persaingan di bisnis rite! akan semakin berat, terutama
menghadapi serangan peritel asing yang masuk ke Indonesia yang tidak saja membawa modal, melainkan juga teknologi dan kemampuan manajerial yang diperlukan untuk keberhasilan didalam mengelola bisnis rite! Untuk itu pusat perbelanjaan "MP" selalu berusaha menciptakan keunggulan dan hal-hal yang spesifik, khususnya untuk segmen pasar menengah-atas yang menjadi target pasarnya. Berbagai hal yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh pusat perbelanjaan "MP" ditujukan pada upaya untuk membedakan dirinya dengan pesaing, dimulai dari hal-hal yang kecil, misalnya pelayanan di front office, memperbaiki suasana dan pelayanan, peningkatan kualitas sumber daya manusia sampai pada penggunaan strategi yang cukup memakan b~aya besar, seperti
menggandeng peritel asing dalam bentuk kerjasama waralaba. Sedangkan strategi generik yang digunakan oleh pusat perbelanjaan "MP" adalah strategi diferensiasi, dilakukan dengan menghadirkan produk yang selektif dengan kualitas internasional sehingga ciri khas sebagai pusat belanja wisata eksklusif dapat dpertahankan sebagai faktor kunci keberhasilan. Selain itu melalui berbagai cara juga dilakukan upaya-upaya peningkatan suasana dan pelayanan yang lebih baik agar
dapat berbeda dan menungguli para pesaingnya.
Analisis lingkungan usaha digunakan dalam mempertimbangkan dampaknya terhadap penentuan kebijakan perusahaan. Dilakukan analisis lingkungan eksternal, internal, dan persaingan industri untuk dijadikan masukan didalam perumusan strategi perusahaan. Sementara itu didalam merumuskan formulasi strategi bisnis pusat perbelanjaan "MP" dilakukan berdasarkan metoda analisa F. David (2000), dengan menggunakan teknik SWOT dan analisis matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) dan IFE (Internal Factor Evaluation). Hasil yang diperoleh dari setiap matriks tersebut diplotkan dalam matrik IE (Internal-Eksternal). Kisaran nilai dalam matriks IE terbagi dalam tiga kelompok nilai, yaitu nilai tinggi atau kuat untuk kisaran nilai 3.00 hingga 4.00, Kisaran nilai 2.00 hingga 2.99 mengandung arti sedang atau rat-rata, dan kisaran nilai 1.00 hingga 1.99 berarti rendah atau lemah.
Nilai yang didapat untuk matriks EFE adalah 2,13 yang berarti pusat perbelanjaan "MP" dinilai memiliki kemampuan sedang atau cukup didalam menghadapi lingkungan eksternal. Sedangkan nilai total IFE sebesar 2,54 berarti faktor-faktor internal yang dimiliki oleh pusat perbelanjaan "MP" masih berada dalam kisaran nilai rat-rata, meskipun sedikit lebih kuat relatif
terhadap kemampuan didalam menghadapi lingkungan luarnya. Dari kombinasi nilai EFE dan IFE melalui matriks IE disarankan strategi yang perlu diambil adalah "Hold and Maintain", yaitu bertumbuh dengan konsentrasi melalui integrasi horizontal dan stabilitas profit.
Didalam melakukan bisnisnya pusat perbelanjaan "MP" melakukan sesuatu yang terbilang unik, yaitu tidak murni melakukan bisnis rite!, melainkan juga melakukan bisnis properti. Hal ini terbukti dari barang dagangan yang dimiliki oleh pusat perbelanjaan "MP" sendiri hanya sebesar 30%, sedangkan sisanya yaitu terdiri dari 20 % barang konsinyasi dan 50 % merupakan barang mitra
usaha yang disebut USC (unit sales counter), yaitu menggunakan metode bagi basil dengan penetapan minimal income.
Untuk kedepan manajemen perlu melakukan re-difinisi bisnis sembari melakukan analisa portofolio, untuk menentukan pilihan terbaik dari pilihan ekspansi dan core bisnis antara kerjasama waralaba, usaha rite! mandiri atau berkonsentrasi pada bisnis penyewaan ruang properti rite! mengingat sektor ini merupakan penyumbang laba terbesar. Sesuai dengan hasil analisis strategi "Hold and Maintain", maka strategi yang berorientasi pada ciri khas produk serta upaya peningkatan suasana dan pelayanan merupakan hal terpenting yang perlu diperhatikan agar dapat menjadi elemen pendukung seluruh strategi, mengingat pelayanan mencakup pengembangan produk, potisioning, dan merchandising. Disamping tetap melakukan strategi diferensiasi untuk mempertahankan citra eksklusif, yaitu dengan menghadirkan merek rite! terkenal yang tidak terdapat pada pusat perbelanjaan lain. Adanya dukungan gedung dan sarana penunjang yang Jengkap adalah faktor pendukung Jain yang akan menjadikan pusat perbelanjaan "MP" tetap eksis serta menjadi tempat
tujuan wisata belanja terbaik di kota Jakarta.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library