Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhraf Ali
"ABSTRAK
Seperti sudah menjadi kelaziman dari setiap pendirian bank Islam, bahwa bank Islam baru di manapun, pada taliun-tahun awal berdirinya, terutama di negara muslim, selalu mengalami overlikuiditas. Dukungan yang besar dari umat Islam yang metupakan mayoritas penduduk, yang didorong oleh kesadaran atau keterikatan untuk memelihara kehidupan dari hal-hal yang haram dan meragukan berdasarkan syari'at dan juga karena hal-hal yang sifatnya emosional, memudahkan bank Islam untuk mengumpulkan dana, baik dana untuk modal maupun dana untuk kebutuhan pihak ketiga.
Kejadian tersebut juga berlangsung di Indonesia menyusul berdirinya Bank Muamalat Indonesia. Kondisi overlikuiditas harus segera diatasi untuk dapat memperlihatkan kinerja yang secara bertahap diharapkan akan optimal. Dengan kondisi kinerja BMI yang optimal akan lebih menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan menggerakkan masyarakat untuk lebih berpartisipasi.
Dari hasil perhitungan dan perbandingan, nampak bahwa ROA yang dihasilkan BMI mampu untuk bersaing dengan ROA bank-bank go public Namun kinerja ini belum optimal mengingat LDR BMI baru mencapai 63%, sedangkan Bank Indonesia mensyaratkan LDR maksimum sebesar 110%.
Merupakan hal yang mudah bagi BMI untuk melempar dananya kepada pihak ketiga jika yang menjadi tujuan adalah profit. Dalam kondisi "uang ketat"seperti sekarang ini banyak pengusaha mengalami kesulitan untuk melakukan ekspansi. Cam yang paling mudah bagi bank untuk menyalurkan kelebihan likuiditas adalah melempar dana ke perusahaan besar, karena perusahaan besar lebih bonafid dan jumlah pembiayaan besar, walaupun risiko jika terjadi kegagalan sangat besar. Namun melihat misi yang melekat dari pendirian BMI, yang sudah committed untuk berorientasi kepada pembiayaan bagi usaha menengah dan kecil, hal ini menjadi tidak mudah, banyak kesulitan dalam menyalurkan dana bagi usaha kecil seperti risiko yang tinggi, jumlahnya pengusaha banyak, pagu kredit kecil dan letaknya tersebar.
Tidak sebagaimana bank konvensional, konsep yang melekat pada pendirian bank Islam adalah menggalakkan kebersamaan dalam menanggung risiko usaha dan kebersamaan usaha secara adil, maka cukup jelas bahwa misi bank Islam adalah pemerataan kesempatan berusaha dan pemerataan pendapatan.
Menghadapi tantangan diatas dengan mengacu kepada misi pendiriannya, maka BMI harus mempunyai strategi tersendiri yang memungkinkan eksistensinya dapat berkelanjutan. Untuk menekan risiko seminimal mungkin namun tetap dapat mengantisipasi seluruh kendala, maka pilihan strategi yang mungkin dalam menyalurkan dana adalah bekerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat untuk melakukan kajian dan bantuan teknis bagi pengusaha kecil Agar efektifdan efisien pembiayaan diarahkan secara berkelompok dan diutamakan kepada usaha yang mempunyai keterkaitan antara pengusaha kuat dan lemah maupun industri besar dan industri kecil. Sedangkan untuk memudahkan akses kepada pengusaha/industri yang lokasinya tersebar, dilakukan kerjasama dengan BPR syari'at.
Pilihan strategi dalam menyalurkan dana tersebut merupakan the best alternati£ namun dalam mencapainya masih memerlukan waktu. Maka sambil menunggu realisasi yang optimal, SBPU al-dayn menjadi the second best alternatif.
Melengkapi pilihan strategi tersebut, disarankan untuk mengupayakan suatu pusat data dan pengkajian pengusaha/industri kecil. Pembentukan lembaga ini niscaya sangat membantu dalam seleksi calon peminjam, monitoring maupun identifikasi usaha potential.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Descpresly
"ABSTRAK
PT. TAM - pabrik Karawang merupakan pabrik mobil Toyota yang baru beroperasi
pada bulan maret 1998 dan memproduksi mobil-mobiL sedan Toyota di Indonesia. Pabrik
Karawang dibangun untuk mengantisipasi peningkatan permintaan pasar terhadap mobil
Toyota disamping kapasitas pabrik Sunter yang overutilization, lokasi yang tersebar, peralatan
yang sudah tua, teknologi yang konvensional dan lokasi yang menyebar.
Menyadari pengaruh globallisasi dan liberalisasi perdagangan, AFTA 2003 sefta
perlunya keunggulan daya saing khususnya antar sesama pabrik mobil Toyota di Asia
Tenggara maka diperlukan suatu strategi operasional yang tepat.
Untuk memecahkan masalah tersebut, ruang lingkup pembahasan meliputi konsep
manajemen strategik khususnya analisa eksternal dan internal, analisa SWOT, strategi bisnis,
strategi fungsional khususnya strategi operasi, konsep manajemen operasi khususnya teori
kapasitas produksi, fasilitas produksi, teknologi produksi, kualitas, konsep manajemen sumber
daya manusia khususnya teori pengembangan sumberdaya manusia dan hubungan karyawan
serta konsep organisasi khususnya teori struktur dan strategi organisasi, disain organisasi serta
cara menata budaya dan etika organisasi.
Berdasarkan hasil analisa kondisi eksternal dan internal, analisa SWOT alternatif
strategi bersaing tingkat bisnis yang harus diterapkan PT. TAM adalah strategi keunggulan
biaya. Berdasarkan strategi tingkat bisnis, strategi operasional pabrik Karawang dalam upaya
menjadi pabrik mobil merek Toyota terbaik di Asia Tenggara adalab berusaha untuk
menekankan pada efisiensi dan efektifitas dan keseluruhan kegiatan produksi.
Untuk itu pabrik Karawang harus melakukan perubahan struktur proses produksi
menjadi struktur batch, merubah sistem produksi menjadi job shop dan interminrient serta
melakukan pengurangan jumlah pekerja langsung. Perubahan struktur proses produksi diikuti
dengan memperkecil jumlah lokasi kerja dan cycle time yang lebih panjang, penurunan tíngkat
otomatisasi, penyesuaian tugas-tugas pekerja dalam suatu pekerjaan baik perluasan horizontal
maupun vertikal serta pelatihan yang mengarah pada multi skill worker. Perubahan-perubahan
tersebut perlu didukung perubahan strategi organisasi dengan mempertahankan dan
mengembangkan aturan-aturan dan norma-norma perusahaan sehîngga perilaku dan motivasi
pekerja yang merupakan nilai-nilai pendulcung organisasi tetap terjaga.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Gunawan
"ABSTRAK
Era perdagangan bebas berupa pelaksanaan AFTA (Asean Free Trade Area) pada
tahun 2003 dan penghapusan MFA (Multi Fibre Arrangement) pada tahun 2005 akan
menghilangkan berbagai non tarif barrier seperti subsidi dan proteksi yang selama ini
menghalangi perdagangan bebas dan kompetisi yang sehat. Hal ini akan menimbulkan peluang
bagi negara eksportir pakaian, termasuk Indonesia. Namun di lain pihak, hal ini juga berarti
ancaman bagi industri pakaian jadi Indonesia, jika tidak segera berbenah dan memperbaiki
kinerja ekspornya yang selama tahun 1990-an cenderung menurun.
PT. GRI rnerupakan produsen pakaian jadi berkwalitas tinggi dengan porto folio yang
terdiri dari 40 merek terkemuka. Dengan reputasi dan pengalaman seÍama 25 tahun di bisnis
pakaian jadi, saat ini PT. GRI telah berhasil menguasai lebih dari 60% pangsa pasar domestik
untuk pakaian jadi bermerek dan telah mengekspor produknya ke negara-negara: Uni Eropa.,
Amerika Serikat, Jepang dan negara Asia Pasifik Íainnya. Bahkan dalam beberapa tahun
terakhir nilai penjualan ekspor PT. GRI telah melampaul nilai penjualan domestiknya. Karya
akhir ¡ni disusun dengan maksud untuk memberi masukan kepada manajemen dan
melengkapi perencanaan PT. GRI dalam rnenyongsong era perdagangan bebas tersebut.
Dari analisa Iingkungan eksternal diketahui bahwa kondisi ekonomi dan politik
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini dapat dikatakan kurang kondusif bagi pemulihan
ekonomi Indonesia. Namun jika ditinjau dari dukungan yang diberikan Pemerintah kepada
industri padat karya yang berorientasi ekapor serta trend demografis Indonesia. industri
pakaian jadi masih memiliki prospek yang cukup baik.
Secara garis besar, peluang yang dapat dimanfaatkan oleh PT. GRI adalah : tingkat
konsumsi TPT di Indonesia yang relatif masih rendah serta trend konsumsi produk TPT di
pasar global yang cenderung untuk tens meningkat; pelaksanaan AFTA di tahun 2003 dan
dihapuskannya MFA tahun 2005; adanya dukungan Pemerintah terhadap peningkatan ekspor
non migas; serta berkembangnya cara penjualan dan promosi baru melalui internet.
Sedangkan ancaman yang ada antan lain : kenaikan UMR secara berkala; persaingan yang
makin meningkat; dan adanya kecenderungan meningkatnya perdagangan pakaian jadi antar
negara dalam suatu kelompok regional.
Berdasarkan analisa internal perusahaan dapat disimpulkan bahwa PT. GRI memiliki
sumber daya dan kapabilitas yang memadai untuk bersaing, baik di pasar domestik maupun
global. Kekuatan yang dimiliki meliputi : pemasaran dan jaringan distribusi yang baik;
menguasai pangsa pasar domestik; keberhasilan dalam menembus pasar ekspor kuota dan non
kuota; dan hubungan baik dengan buyer. Sedangkan kelemahan-kelemahan yang ada adalah :
kurang fokus dalam mengembangkan produk inti; belum memiliki merek sendiri (andalan);
rework masih berkisar 1,2%; dan masih kurangnya peran manajemen strategik dalam
perencanaan jangka panjang perusahaan.
Bertolak dan kondisi di atas, beberapa alternatif strategi yang dapat diambil oleh PT.
GM adalah : (a) meningkatkan produktifitas dan melakukan efiisensi di setiap cost center
untuk mengimbangi kenaikan UMR dan kenaikan barga pokok penjualan; (b) melakukan
terobosan dengan mencari ceruk pasar (niche market) yang belum terlayani oleh pesaing lain;
(c) perlunya corporate planner untuk mengoptimalkan peran manajemen strategik dalam
perencanaan jangka panjang perusahaan; (d) memanfaatkan teknologi internet sebagai media
promosi dan penjualan; (e) aliansi strategis dengan perusahaan-perusahaan tekstil dan pakaian
jadi (apparel) terkemuka di dunia yang alcan menambab bobot pertumbuhan jangka panjang
sebagai perusahaan apparel kelas dunia.
"
2001
T1982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Amer Abdat
"Salah satu masalah yang menggaris bawahi ketidakstabilan dan rendahnya kinerja UKM adalah kurangnya literasi keuangan yang mengarah pada pengambilan keputusan yang salah. Informasi keuangan diperlukan untuk pemahaman yang lebih baik dalam menghitung laba operasi, pengendalian biaya, dan manajemen arus kas. Pengelolaan dan pencatatan keuangan yang baik dapat meminimalkan kerugian, membantu merumuskan strategi penetapan harga yang baik, mendorong efisiensi biaya yang lebih terukur, dan menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang. Salah satu UKM di industri jasa laundry telah sampai pada kondisi di mana kurangnya informasi keuangan mengakibatkan penetapan harga dan penentuan biaya tenaga kerja yang tidak tepat. Pelaksanaan business coaching dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan survei kepada pemilik, karyawan, dan pelanggan UKM. Sistem keuangan dan aplikasi anggaran dibuat untuk pemilik usaha guna menyiapkan rencana keuangan serta menyusun strategi keputusan operasional baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan lebih baik

One of the problems that underlines the instability and low performance of SMEs is the lack of financial literacy which leads to wrong decision making. Financial information is required to better understanding when calculating operating profits, cost control, and cash flow management. Good financial management and records can minimize losses, assist in formulating a good pricing strategy, encourage more measurable cost efficiency, and maintain long-term business continuity. One SMEs in the laundry services industry has come to a term where the lack of financial information has resulted in the improper calculation of pricing and labour cost. The Business Coaching is conduct using a descriptive qualitative approach. Data were collected through in-depth interviews and surveys to the owners, employees, and customers of the SMEs. The Financial system and budgeting tools were created which allow the owner to better calculating the financial plan as well as to line up the strategy of its short-term and long-term operational decision."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library