Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novieta Hardeani Sari
"Seorang Presiden, sebagai kepala negara dan sebagai kepala pemerintah, dalam menjalankan roda pemerintahan membutuhkan dukungan penuh, tidak hanya dari orangorang didalamnya namun juga dari masyarakat. Beliau sebagai Presiden dituntut memiliki adanya kredibilitas yang positif. Dalam melakukan tugasnya sehari-hari dia harus memiliki strategi komunikasi yang efektif, terarah, efisien dan terencana yang dilakukan oleh Public Relations/Humas. Dengan seringnya terjadi kerancuan informasi dan berita, Presiden merasa perlu untuk menyesuaikan diri agar tidak terjadi kesenjangan terutama untuk kebijakan-kebijakan yang diambilnya.
Maka pada Surat Keputusan Presiden No. 255/M/2000 tanggal 9 Oktober 2000, Presiden resmi mengangkat tiga orang juru bicara dan satu institusi pendukung yang menjadi satu kesatuan tim, Tim Media/Juru Bicara Kepresidenan, untuk membantu Presiden dalam mengelola informasi dan hubungan dengan media massa, mewakili apa saja yang menjadi keinginan Presiden yang layak diketahui masyarakat pada umumnya. Hal ini juga sebagai langkah menyikapi tekanan masyarakat yang meminta agar Presiden memiliki seorang juru bicara.
Karena Presiden mempunyai 'kekurangan' dalam masalah penglihatan, maka dengan keberadaan juru bicara akan banyak membantu tugas Presiden sehari-hari. Dalam menentukan suatu strategi komunikasi yang efektif, terarah, efisien dan terencana, sehingga dapat menunjang tujuan, visi dan misi organisasi, juru bicara perlu menguasai teknik-teknik kehumasan. Penjabaran teknik-teknik kehumasan, dijelaskan didalam kerangka pemikiran yang berisi tentang teori-teori manajemen komunikasi, meliputi reposisi, komunikasi internal, media relations, manajemen berita (cara mengemas pesan), dan manajemen fungsi human.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat evaluatif, dimana pengambilan datanya melalui wawancara tidak berstruktur tetapi terfokus kepada permasalahan, serta studi kepustakaan yang dapat memberikan kelengkapan data penelitian.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwasanya penyusunan strategi komunikasipada Tim Medial juru Bicara Kepresidenan masih belum maksimal dan efektif. Dimana pada level individu, permasalahan timbul karena kurangnya pengalaman yang dimiliki masing-masing anggota Tim Media/juru Bicara Kepresidenan dalam hal kejuru bicaraan.
Pada level insitusi, permasalahan yang timbul banyak berkaitan dengan kebijakan politik pemerintah yang lebih memperhatikan masalah-masalah politis dibandingkan masalah substantif Selain itu, balk Presiden maupun para juru bicara kepresidenan itu sendiri masih kurang memiliki sense of human relation, dimana mereka lebih mendahulukan emosi dari pada rasionalitas, yang tergambar pada pernyataan-pernyataan Presiden yang sering kali kontroversial.
Opini publik yang seharusnya dijadikan sebagai masukan bagi sebuah institusi untuk kemudian dilakukan penyesuaian-penyesuaian, kurang diperhatikan secara serius oleh individu-individu didalam sistem ini, termasuk mereka yang langsung dekat dengan Presiden, dengan alasan peroleh kursi di Dewan Perwakilan Rakyat untuk Partai Kebangkitan Bangsa sangatlah sedikit. Karena faktor-faktor (level socio-political environment) tersebutlah maka Presiden lebih peduli dengan masalah-masalah koalisi maupun kompromi-kompromi politik dibandingkan dengan opini publik, yang beliau nilai bisa ditempatkan diposisi kedua setelah dicapainya kompromi politik."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T8653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Prihatini
"Reputasi merupakan hal yang krusial bagi organisasi sektor publik karena dapat menghasilkan dukungan publik, perlindungan dari serangan politik, dan mendapatkan pegawai berkualitas. Kementerian Perhubungan berupaya untuk membangun reputasi melalui kegiatan komunikasi strategis. Penelitian ini secara deskriptif-kualitatif menjabarkan pengelolaan komunikasi strategis oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan (BKIP), dalam rangka membangun reputasi organisasi. Penelitian dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumen. Penelitian ini menemukan bahwa dalam pelaksanaan komunikasi strategisnya, BKIP belum memiliki reputation platform, agar dapat melakukan self-presentation secara satu suara terhadap khalayak, baik melalui komunikasi internal maupun eksternal, dalam rangka membangun reputasi organisasi yang solid.
......Reputation is very important for the public sector organization. It can generate public support, protection from political attack, and to recrut and retain valuable employees. The Ministry of Transportation seeks to build a reputation through strategic communication activities. This descriptive-qualitative research describes the management of strategic communication by the Bureau of Communication and Public Information of the Ministry of Transportation (BKIP), in order to build the reputation of the organization. The research was conducted through interviews, observations and document studies. This study found that in implementing its strategic communication, BKIP does not yet have a reputation platform, so that it can present itself in one voice to the audience, both through internal and external communications, in order to build a solid organizational reputation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Reggita Rahmaningtyas
"ABSTRAK
Gerakan Pendidikan di Indonesia terus menerus menunjukan signifikansi dan dampak di masyarakat. Sedikit dari
gerakan pendidikan ini yang berhasil mencapai tujuan dan mempertahankan keberlanjutan gerakan akibat
kurangnya komunikasi strategis yang dilakukan. Dengan mengambil studi kasus Gerakan Indonesia Mengajar,
penelitian ini bermaksud untuk menilai efektifitas komunikasi gerakan ini melalui situs web. Melalui penelitian
ini ditemukan bahwa Gerakan Indonesia Mengajar sudah menggunakan situs web untuk memberi informasi,
mengedukasi, mengajak serta mendapat sumber daya dan publisitas untuk gerakan ini. Dalam hal pesan yang
disampaikan, Gerakan Indonesia Mengajar juga sudah menyampaikan pesan-pesan yang konsisten dan
berkesinambungan dengan visi misi gerakan.

ABSTRACT
Education movement in Indonesia are rapidly increasing their impact and significance in the society. Only few of
them has successfully achieve and sustain their movement due to the lack of strategic communication. By taking
a single case analysis case study on Gerakan Indonesia Mengajar, this research is going to assess the effectivity
of website communication of this movement. It was found that Gerakan Indonesia Mengajar has utilize the website
to inform, educate, and persuade target audience, as well as to raise capital and generate publicity for the
movement. In terms of the messages, Gerakan Indonesia Mengajar also has conveyed various messages that are
consistent and synchronize with its vision and mission."
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Nathania
"

Isu keberlanjutan telah lama menjadi perhatian global sejak tahun 1961. Namun, budaya konsumerisme dan materialisme masih mendominasi gaya hidup masyarakat. Berhubungan dengan industri kecantikan, saat ini industri kecantikan sedang mengalami perkembangan pesat yang disebabkan oleh peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat diri, kemunculan pusat perbelanjaan baru, perkembangan teknologi e-commerce, dan peningkatan pendapatan penduduk. Seiring berkembangnya industri kecantikan, hal ini juga berjalan beriringan dengan jejak karbon yang dihasilkan oleh pabrik industri, seperti emisi CO2 dan limbah plastik. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah mindset yang mampu membatasi budaya konsumerisme masyarakat. Lyfe With Less (LWL), sebuah komunitas pegiat gaya hidup minimalis melahirkan sebuah kampanye sosial digital yang mengusung tema sustainable beauty. Kampanye ini dinamakan #PakaiSampaiHabis. Penelitian ini kemudian ditujukan untuk menganalisis strategi komunikasi kampanye tersebut menggunakan metode studi literatur dan desktop research. Hasil dari penelitian menemukan bahwa LWL menggunakan pendekatan social marketing, not-for-profit marketing, storytelling, multi-platform, interactive content, dan strategi marketing lainnya.


Sustainability issue has long been a global concern since 1961. However, consumerism and materialism culture still dominates people’s lifestyles. In relation to the beauty industry, this industry is experiencing rapid development due to increased in public awareness to self-care, the emergence of new shopping centers, developments in e-commerce technology, and increased incomes. As the beauty industry develops, this goes in hand with the carbon footprint generated by industrial factories (CO2 emissions and plastic waste). Therefore, a new mindset is needed to limit consumerism in society. Lyfe With Less (LWL), a community of minimalist lifestyle activists created a digital social campaign called #PakaiSampaiHabis using the sustainable beauty trend. This research aims to analyze the campaign’s communication strategy using literature study and desktop research methods. The results of the study found that LWL uses a social marketing, not-for-profit marketing, storytelling, multi-platform, interactive content and other marketing strategies as their approach.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library