Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agnes Betresia
Abstrak :
Sektor UMKM menjadi salah satu penopang utama terhadap perekonomian di Indonesia dimana sektor tersebut didominasi oleh sektor Usaha Mikro dan Usaha Kecil. Kedua sektor tersebut didominasi oleh industri yang bergerak di bidang penyedia makanan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat. Hal tersebut mendorong tingkat persaingan yang tinggi, khususnya di wilayah Jabodetabek sebagai pusat perkekonomian dan pembangunan di Indonesia, serta menjadi kawasan pasar potensial dengan tingkat persaingan bisnis yang ketat. Untuk dapat mempertahankan keberlangsungan dan mengembangkan bisnisnya, para pelaku usaha tersebut dituntut untuk memiliki keunggulan kompetitif sehingga dapat meningkatkan daya saing dibandingkan pesaing. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisa pengaruh strategic orientation yang terdiri dari entrepreneurial orientation, market orientation, dan learning orientation terhadap digitalisasi dan apakah digitalisasi memiliki pengaruh terhadap keunggulan kompetitif berkelanjutan pada usaha kecil makanan dan minuman di Jabodetabek. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 120 responden secara online dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa entrepreneurial orientation tidak berpengaruh terhadap digitalisasi maupun keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustainable competitive advantage) pada Usaha Kecil Makanan dan Minuman di Jabodetabek. Sedangkan, market orientation dan learning orientation memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap sustainable competitive advantage pada Usaha Kecil Makanan dan Minuman di Jabodetabek. ......The MSME sector is one of the main pillars supporting Indonesia’s GDP where it is dominated by Micro and Small Business. Both sectors are dominated by food and beverages industry which have rapid growth rates and drives high level of competition, especially in Jabodetabek, as the center of economy and infrastructure development. This makes Jabodetabek as a potential market area with intense business competition. Therefore, in order to maintain business sustainability and development, the entrepreneurs are required to create competitive advantage to increase competitiveness among their competitors. This research aims to analyze the effect of strategic orientation, consisting of entrepreneurial orientation, market orientation, and learning orientation, on sustainable competitive advantage, and whether digitalisation has an impact on sustainable competitive advantage. This research was conducted using a quantitative approach. Data was collected by distributing questionners to 120 respondents online using purposive sampling technique. The results of indicates that entrepreneurial orientation has no effect on digitalisation or sustainable competitive advantage in small food & beverages business in Jabodetabek. Meanwhile, market orientation and learning orientation have a positive but not significant effect on sustainable competitive advantage in small food & beverages business in Jabodetabek.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Suhenri
Abstrak :
Abstract
Perum Peruri menghadapi masalah cepatnya perubahan lingkungan yaitu environmental dinamism dan environemental competitiveness. Environmental Dinamism ditandai dengan munculnya regulasi pemerintah tentang tender terbuka, pasar terbuka dan ijin operasional yang mengancam. Environemental competitiveness ditandai dengan munculnya pesaing. Dengan pendekatan stress test your strategy dan ambidexterity akan menciptakan sustainable competitve advantages. Pendekatan Ambidexterity didukung oleh strategic choices yang tepat yaitu corporate foresight terutama opponent role dan strategic orientation terutama market orientation sehingga tercapai Superior Performance. Ambidexterity unit melakukan exploratory dan exploitative innovation perlu juga untuk menjaga default risk agar perusahaan tidak default.
Abstract
Perum Peruri face the rapidly changing environment in the environmental dinamism and environmental competitiveness. Environmental Dinamism marked by the emergence of government regulations on open tender, open markets and threaten the business operating licenses. Environmental competitiveness is marked by the emergence of competitors. Through stress test your strategy and ambidexterity approach will create a sustainable competitive advantages. While Unit's Ambidexterity is supported by the right strategic choices of corporate foresight in particular with opponent role and strategic orientation particular with market orientation, especially in order to reach superior performance. Unit's Ambidexterity perform exploratory and exploitative innovation need to keep the default risk, so company do not default.
2012
T30129
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vanya Cendana
Abstrak :
New product development menjadi pendorong pertumbuhan perusahaan, terutama pada startup berbasis teknologi di era digital saat ini. Namun, produk baru dari startup masih sering gagal karena faktor-faktor yang berkaitan dengan pasar dan konsumen. Berdasarkan faktor-faktor kegagalan tersebut, penelitian ini mengkaji variabel yang berpengaruh terhadap new product development performance di perusahaan startup berbasis teknologi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner secara online. Didapatkan responden sejumlah 193 manajer yang merupakan pengambil keputusan terkait produk baru, dari 95 startup berbasis teknologi. Kemudian, melalui pengolahan data menggunakan metode PLS, didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara dynamic marketing capability dan dynamic network capability terhadap NPD performance. Dynamic marketing capability dipengaruhi oleh customer involvement in information provision dan strategic orientation perusahaan, sementara dynamic network capability hanya dipengaruhi oleh strategic orientation perusahaan. Orientasi perusahaan yang mempengaruhi kapabilitas yaitu market orientation dan entrepreneurial orientation, dimana market orientation ditemukan memiliki pengaruh yang jauh lebih signifikan dibandingkan entrepreneurial orientation. ......Company growth is driven by new product development, especially in technology-based startup in today's digital era. However, new product from startup often fail due to factors related to market and consumer. Based on the failure factors, this study examines variables which influence performance of new product development in technology-based startup. This research is a quantitative research and data collection was carried out by distributing online questionnaire. There were 193 managers as respondents who are decision makers regarding new products, who come from 95 technology-based startups. Then, through data processing using PLS method, the results obtained showed that there was a positive and significant effect between dynamic marketing capability and dynamic network capability on NPD performance. Dynamic marketing capability is influenced by customer involvement in information provision and the firm's strategic orientation, while dynamic network capability is only influenced by the firm's strategic orientation. The dimensions of strategic orientation which affect capabilities are market orientation and entrepreneurial orientation, in which market orientation is found to have a much more significant influence than entrepreneurial orientation.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Prasetya
Abstrak :
Di tengah maraknya kecenderungan untuk bersikap konservatif dan mengutamakan aspek prudensial di kalangan bankir, riset mengenai industri perbankan ini mencoba untuk mendapatkan pandangan baru atas paradoks yang dihadapi oleh bank Petahana dalam mengadopsi Inovasi Disruptif (Disruptive Innovation) dalam bentuk layanan perbankan tanpa cabang (branchless banking), untuk memperluas layanan keuangan ke segmen di bawah piramida perekonomian (Bottom of Pyramid). Meskipun ditengarai terdapat adanya potensi bisnis besar yang dapat diperoleh melalui penyediaan layanan bagi nasabah segmen dibawah piramida yang masih belum mendapatkan layanan pada saat ini (underbanked), pengamatan para peneliti atas praktek yang terjadi di pasar memperlihatkan bahwa hanya beberapa Petahana yang mampu untuk mengembangkan kapabilitas unik yang dibutuhkan untuk dapat merebut dan memperoleh kesempatan bisnis baru yang berbasis prinsip Inovasi Disruptif. Dalam rangka untuk mendapat resolusi dari adanya celah pengetahuan di mana pada pihak Petanaha terlihat memiliki kapabilitas yang terbatas untuk dapat merebut kesempatan berbasis prinsip invoasi disruptif; dan di pihak lainnya didorong kebutuhan untuk terus mengejar kesempatan bisnis baru; riset ini mengembangkan konstruk baru yang disebut sebagai Disruptive Innovation Seizing Capability (Kapabilitas Merebut Inovasi Disruptif), yang menghubungkan teori Inovasi Disruptif dengan teori Kapabilitas Dinamis (Dynamic Capability), dan berfungsi untuk menjadi kerangka kerja dalam mengidentifikasikan lebih jauh faktor-faktor yang memperkuat komitmen Petahana dalam mengejar potensi bisnis baru berbasis Inovasi Disruptif. Melalui penggunaan analisa berbasis Structural Equation Modeling (SEM) terhadap data 175 responden yang dikumpulkan dari 12 bank yang di Indonesia, Peneliti menemukan bahwa para Petahana didalam riset ini didorong oleh orientasi stratejik berbasis bertahan (Defensive Orientation), dan bukan didorong oleh orientasi stratejik yang berbasis agresivitas untuk meraih kesempatan di pasar. Temuan ini menimbulkan implikasi bahwa para Petahana yang menjadi responden dari riset ini dimotivasi oleh dorongan untuk melakukan efisiensi, yang berlawanan dengan pertanyaan resmi mengenai tujuan pengembangan layanan perbankan tanpa cabang, yaitu dalam rangka pengembangan pangsa pasar yang baru. Selain itu, riset ini juga menyangkal pendapat sebelumnya atas pentingnya konsensus sebagai salah satu faktor pendorong adopsi Inovasi Disruptif. Secara keseluruhan, riset ini memberikan kontribusi teoretis dalam bentuk perluasan pengetahuan mengenai teori Kapabilitas Dinamis, melalui bukti empiris atas hubungan Kapabilitas Dinamis dengan Inovasi Disruptif. Di samping itu, riset ini juga memberikan kontribusi manajerial dalam bentuk kerangka kerja DISC, yang dapat digunakan oleh manajer sebagai panduan bagi pelaksanaan transformasi digital, yang kerap membutuhkan adopsi atas Inovasi Disruptif.
In consideration of the prudency and pervasive conservatism of bankers, this research on the banking industry attempts to understand the paradox regarding how incumbent banks adopt disruptive innovation in the form of branchless banking to provide financial services to the bottom of the pyramid (BOP) customer segments. Although serving underserved BOP customers has incredible potential, a closer look at the market reveals that there are only a few incumbents able to develop the necessary set of unique capabilities required to seize and capitalize on disruptive innovation opportunities. To resolve the gap in the literature regarding the meager capability of incumbents to seize disruptive innovation-based opportunities, this research advances a novel construct, disruptive innovation seizing capabilities (DISC), which links disruptive innovation with dynamic capabilities and serves as a framework to further identify the factors strengthening incumbents’ commitment to pursue disruptive innovation opportunities. By applying structural equation modeling (SEM) analysis to a sample set of 175 data points derived from 12 Indonesia banks, we find that the incumbents in our study are driven by a defensive orientation rather than strategic aggressiveness to address market opportunities. This finding implies that the incumbents in our sample are motivated to launch the branchless banking initiative because of the pursuit of efficiency rather than their stated objective of market expansion. Additionally, the results of the study refute previous suggestions regarding the important role of consensus as an antecedent that drives the adoption of disruptive innovation. Overall, this research provides an important theoretical contribution in the form of expanding our understanding of the dynamic capabilities framework by linking the construct with disruptive innovation (DI) theory. Finally, this research also provides managerial contributions in the form of the DISC framework, which can be used as a guide for managers leading digital transformation initiatives, which often require the adoption of disruptive innovations, in their organizations.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
D2647
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Setiarini
Abstrak :
Pertimbangan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) menjadi semakin penting dalam dunia bisnis. Perusahaan diharapkan untuk beroperasi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, dan para pemangku kepentingan menuntut transparansi dan keberlanjutan yang lebih besar. Penelitian kami bertujuan untuk menguji pengaruh determinan terhadap ESG praktik di negara-negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam), yang diukur dengan kinerja ESG di Refinitiv Eikon. Meskipun sudah banyak penelitian yang membahas tentang ESG, namun hanya sedikit yang membahasnya hubungan ini dengan melibatkan orientasi strategis, pengambilan risiko dan siklus hidup perusahaan secara bersamaan. Kami menggunakan regresi panel berdasarkan sampel sebanyak 2373 observasi dari tahun 2004 hingga 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi strategi prospektor mendorong peningkatan yang lebih besar dalam praktik ESG dibandingkan dengan orientasi strategi defender, artinya perusahaan dengan orientasi prospektor lebih bersedia melakukan praktik ESG karena mempunyai sumber daya yang strategis. Meningkatnya pengambilan risiko yang dilakukan oleh perusahaan akan mengurangi praktik-praktik ESG. Semakin tahap siklus hidup mature perusahaan ini akan meningkatkan praktik-praktik ESG. Hal ini membawa implikasi bahwa orientasi strategi yang dipilih perusahaan, pengambilan risiko, dan siklus hidup perusahaan menjadi penentu faktor bagi perusahaan yang menerapkan praktik ESG di negara-negara ASEAN. Penelitian ini berkontribusi pada literatur terkait keberlanjutan perusahaan dengan mempertimbangkan ESG sebagai salah satu tolok ukur keberlanjutan yang saat ini menjadi investasi utama tren yang diamati di pasar keuangan, khususnya negara-negara ASEAN yang merupakan area terbaik untuk berinvestasi. ......Environmental, social, and governance (ESG) considerations have become increasingly important in the business world. Companies are expected to operate responsibly and sustainably, and stakeholders are demanding greater transparency and accountability. Our research aims to examine the influence of determinants on ESG practices in ASEAN countries (Indonesia, Malaysia, Singapore, the Philippines, Thailand, and Vietnam), as measured by ESG performance on the Refinitiv Eikon. Although there have been many studies discussing ESG, only a few have discussed this relationship by involving strategic orientation, risk taking and corporate life cycle simultaneously. We use panel regression based on a sample of 2373 observations from 2004 to 2022. The results show that the prospector strategy orientation encourages a greater increase in ESG practices compared to the defender strategy orientation, which means that companies with a prospector orientation are more willing to practice ESG because they have strategic resources. The increasing risk-taking by companies will reduce ESG practices. The more mature the company's life cycle stage will improve ESG practices. This brings implications that the strategy orientation chosen by the company, risk-taking, and corporate life cycle are the determining factors for companies implementing ESG practices in ASEAN countries. This research contributes to the literature related to corporate sustainability by considering ESG as one of the measurements of sustainability which is currently the main investment trend being observed in financial markets, especially ASEAN countries which are the best areas to invest.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library