Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purwantara Sandi
Abstrak :
ABSTRAK
Dengan semakin berkembangnya dunia usaha, persaingan dalam segala bidang tentunya juga semakin meningkat, tidak terkecuali pada industri konsultan. Agar dapat bertahan dan terus berkembang, sebuah perusahaan haruslah memiliki suatu keunggulan dibanding para pesaingnya.

PT. IntraPerforma Global International atau Performa. Indonesia merupakan salah satu perusahaan konsultan Indonesia, yang merupakan change agent dari perusahaan konsultan dunia Performa International, yang memfokuskan diri pada service renewal. Hingga saat ini. Perlorma telah melakukan program service renewal untuk perusahaan-perusahaan terkemuka di seluruh penjuru dunia, khususnya Asia. Performa juga memiliki pengalaman yang mendalam di dunia bisnis di Asia dan dikenal atas pola pemikiran mereka mengenai strategi layanan.

Namun seiring dengan te1jadinya krisis ekonomi silam. dan dampaknya hingga saat ini banyak perusahaan konsultan yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan dirinya. Bahkan tak sedikit juga yang mengalami kesulitan dalam bertahan. Hal ini disebabkan karena banyak klien yang cenderung untuk melakukan efisiensi dalam berbagai bidang, dan bagi banyak perusahaan tersebut, penggunaan jasa konsultan merupakan suatu pengeluaran yang tidak bersifat urgent. Demikian pula dengan Performa Indonesia, yang juga mengalami kesulitan mencan order akibat kondisi tersebut.

Dari kondisi tersebut, maka pada karya akhir ini dilakukan suatu studi guna membantu memberikan alternatif solusi dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh Performa Indonesia. Dan dari hasil studi tersebut didapat suatu temuan yaitu bahwa Performa memiliki karakter yang cenderung "low profile" dengan tidak "memperkenalkan diri" kepada khalayak umum, dengan kecenderungan rnemasarkan dirinya "dari mulut ke rnulut". Hal ini pada akhirnya rnengakibatkan kurangnya kernarnpuan Performa dalam memasarkan dirinya kepada konsumen.

Adapun untuk dapat survive, suatu perusahaan membutuhkan adanya suatu keunggulan kompetitif dibanding dengan para pesaingnya. Keunggulan kompetitif da(?at dicapai antara lain dengan meningkatkan efisiensi. Kompetensi inti dapat dikatakan sebagai suatu landasan utama dalam mencapai keunggulan kompetitif, yang pada akhirnya dapat memberikan dampak positif pada reputasi /nama baik perusahaan konsultan tersebut. Pada dasarnya kompetensi inti adalah segala sumber daya dan kemampuan yang merupakan keunggulan kompetitif perusahaan terhadap pesaing.

Sehubungan dengan kompetensi inti. studi ini mengidentifikasikan beberapa alternatif strategi untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain seperti membangun brand equity. Dalam membangun brand equity, dapat ditempuh beberapa cara antara lain dengan melakukan promosi seperti mengadakan seminar, talk-show. dan bisa juga dengan menyewa jasa perusahaan pemasaran. Brand equity dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kompentensi inti dari perusahaan konsultan ini, yaitu dapat diartikan sebagai tanggapan positif dari konsumen apabila mereka melihat atau mendengar kegiatan pemasaran perusahaan tersebut. Sehingga bila konsumen mendengar nama suatu perusahaan atau tertentu, maka dalam benaknya akan langsung terlintas suatu identifikasi yang spesifik mengenai perusahaan atau produk tersebut.

Untuk mencapai tingkat efisiensi yang baik, para perusahaan konsultan ini memiliki kecenderungan untuk bertahan sebagai perusahaan kecil dengan jumlah karyawan yang kurang dari 4 orang atau perusahaan perorangan. Outsourcing dalam hal ini juga memiliki peranan yang sangat penting. Dengan jumlah sumber daya manusia yang terbatas, maka suatu perusahaan konsultan juga tidak dapat menghindari strategi ini. Bilamana terjadi kekurangan tenaga ahli pada bidang tertentu, maka perusahaan konsultan tersebut, dalam hal ini Performa tidak akan segan-segan untuk meng-outsource kebutuhan itu pada pihak luar, yang pada umumnya merupakan relasi atau rekanan dari perusahaan konsultan tersebut.

Dari karya akhir ini, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu bahwa bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti perusahaan konsultan, brand equity yang kuat dan etisiensi dalam berbagai bidang seperti struktur organisasi yang ramping. dan juga reputasi yang baik sangatlah penting. llal ini dapat dilihat dcngan munculnya perusahaan-perusahaan yang cenderung bersifat kecil dcngan prinsip small is beautiful, disamping juga terus meningkatkan brand image yang baik dan network yang luas .

Small is beautiful dalam hal ini adalah mempertahankai1 struktur organisasi kecil dengan jumlah karyawan sedikit (dibawah 4 orang). Prinsip ini merupakan salah satu cara dalam menjaga efisiensi, untuk bertahan. Selain itu. dengan memiliki brand image yang baik. Maka persepsi konsumen akan merek Performa juga akan menjadi positif. dan hal ini akan menjadi suatu nilai lebih bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa, seperti perusahaan konsultan. Disamping itu, mengingat struktur organisasi yang ramping, maka kemungkinan untuk melakukan outsourcing juga sangat besar, sehingga network yang luas menjadi sangat penting guna mendapatkan tenaga ahli dimana dibutuhkan, disamping juga dapat membantu dalam "memasarkan" dirinya.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhanna Fujiko Kamaruddin
Abstrak :
Krisis ekonomi serta rencana pengurangan bea masuk antar negara di kawasan ASEAN membuat dipertanyakannya potensi pasar di wilayah ASEAN dan resiko lingkungan investasi yang selama ini dianggap sebagai daya tarik utama, serta mengakibatkan restrukturisasi industri otomotif di kawasan ASEAN. Selama ini, di wilayah ASEAN, produsen otomotif membuat pabrik perakitan di masing-masing negara, dan bersaing secara domestik di masing-masing negara untuk memperoleh pangsa pasar terbesar di negara tersebut. Hal ini mengakibatkan tingginya harga kendaraan dengan ragam yang terbatas dan dukungan pemasok domestik skala kecil dan terbatas, sehingga impor komponen CKD masih cenderung tinggi. Di pihak lain, pelaksanaan AFTA membuka peluang bagi industri otomotif Indonesia untuk melakukan ekspor ke kawasan ASEAN, karena produk komponen Indonesia dapat menjadi lebih kompetitif di kawasan ASEAN akibat penurunan bea masuk hingga tinggal sebesar 0% hingga 5% dengan kandungan ASEAN paling sedikit 40%, penghapusan hambatan non-tarif, prosedur bea cukai yang umum serta liberalisasi investasi dan jasa; apalagi wilayah ASEAN memiliki populasi total sekitar 500 jutajiwa dengan GDP sebesar US$ 750 milyar. Krisis ekonomi, pelaksanaan AFTA, dan globalisasi memberikan tiga isu utama yang hams dipikirkan oleh perusahaan otomotif. Pertama, peninjauan ulang pengadaan komponen yang selama ini mayoritas diperoleh dari negara maju, karena menurunnya nilai tukar Rupiah membuat biaya pengadaan komponen menjadi sangat mahal. Kedua, pelaksanaan AFTA berarti semakin ketatnya persaingan bisnis akibat masuknya pemain dari kawasan ASEAN, karena memiliki rangkaian produk otomotif yang hampir serupa. dengan Indonesia dengan harga yang kompetitif akibat penurunan tarif masuk. Di pihak lain AFT A juga membuka peluang ekspor komponen dari Indonesia. Ketiga, tekanan persaingan yang semakin meningkat membuat siklus pengembangan produk menjadi sangat cepat, ditambah dengan keharusan akan menyediakan produk dan jasa dalam waktu yang cepat, serta pemasok spesialis teknik semakin banyak, sehingga muncul fungsi tertentu di dalam perusahaan yang lebih efektif dan efisien jika tidak dikerjakan sendiri. Kondisi demikian merupakan latar belakang meningkatnya kegiatan Outsourcing di dalam perusahaan otomotif di Indonesia, karena dengan melaksanakan outsourcing, perusahaan dapat memfokuskan dirinya pada kegiatan yang paling memberikan keunggulan bersaing (competitive advantages). Penulis memilih topik "Global outsourcing sebagai Strategi PT. XYZ dalam Menghadapi AFTA" untuk mempelajari bagaimana antisipasi perusahaan ini dalam menghadapi ketiga isu tersebut di atas, yang difokuskan dalam metoda pengadaan kompone!l yang selama ini diperoleh dari Jepang. Perusahaan ini dipilih karena PT. XYZ merupakan pemimpin pasar otomotif di Indonesia, memiliki tingkat kandungan lokal yang tinggi, serta memiliki perusahaan afiliasi di kawasan A SEAN dan jaringan pemasok di seluruh Indonesia. Metoda penelitian yang digunakan adalah analisis terhadap data sekunder dari badan ekonomi seperti WTO, Bank Indonesia, dan OECD, untuk melihat lingkungan bisnis saat ini, serta pengamatan dalam pelaksanaan outsourcing di PT.XYZ sebagai perusahaan perakit otomotif dan A TPM merk XYZ, yang telah melakukan outsourcing dalam operasinya. Aspek yang dianalisis adalah metoda penentuan strategi sourcing, yang meliputi pemilihan supplier, pemilihan komponen yang akan di-outsource, manajemen pengadaan komponen dari kawasan ASEAN (globul sourdng/ production buse), Commotz-desigr. untuk memperoleh economics of scale, serta implementasi strategi pada proyek. Pcngamatan menunjukkan bahwa perusahaan cenderung mengurangi komponen impor dari Jepang, untuk menghindari fluktuasi nilai tukar mata uang asing yang terjadi selama krisis moneter; dengan meningkatkan pengadaan komponen dari domestik Indonesia, baik dengan membuat sendiri di dalam pabrik, maupun Outsourcing ke pemasok komponen di Indonesia maupun dari kawasan ASEAN (Multi Sourced Parts) karena banyaknya pemasok grup XYZ yang melakukan investasi di kawasan ini. Selain itu, perusahaan juga melakukan modularisasi proses untuk mempermudah pemasokan ke pabrik dan pengurangan ragam rancangan untuk komponen moneter; dengan meningkatkan pengadaan komponen dari domestik Indonesia, baik dengan membuat sendiri di dalam pabrik, maupun Outsourcing ke pemasok komponen di Indonesia maupun dari kawasan ASEAN (Multi Sourced Parts) karena banyaknya pemasok grup XYZ yang melakukan investasi di kawasan ini. Selain itu, perusahaan juga melakukan modularisasi proses untuk mempermudah pemasokan ke pabrik dan pengurangan ragam rancangan untuk komponen standar. PT. XYZ juga mendorong ekspor komponen dari Indonesia ke afiliasi XYZ di kawasan ASEAN jika komponen tersebut harganya kompetitif dibandingkan dengan pemasok dari kawasan ASEAN. Temuan yang lain adalah kecenderungan semakin ditinggalkannya pemilihan pemasok dalam satu grup bisnis (keiretsu), karena ketatnya persaingan membuat perusahaan harus membuka diri ke perusahaan non-Jepang yang dapat memberikan harga yang kompetitif. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya pemasok PT. XYZ yang bukan merupakan joint venture dengan Jepang, seperti Wijaya Karya Indonesia, maupun Autoliv Australia. Berdasarkan pengamatan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa PT. XYZ melaksanakan outsourcing terhadap pengadaan komponen untuk menurunkan biaya komponen, sehingga harga jual kendaraan secara keseluruhan dapat diturunkan tanpa menurunkan kualitas produk. Pemilihan sumber pasokan dipengaruhi oleh faktor tarif impor, baik kebijakan pemerintah clalam menentukan pajak impor, maupun dari penerapan tarifikasi regional seperti AFT A. Untuk mencapai outsourcing yang berhasil, maka PT. XYZ harus melakukan koordinasi yang kuat antara PT. XYZ clengan pemasoknya. PT. XYZ juga harus mengkaji aspek finansial untuk mengetahui apakah outsourcing yang dilakukan benar-benar memberikan manfaat bagi bisnis perusahan. Terakhir, PT. XYZ harus memiliki tenaga kerja yang mengerti aspek teknis komponen dan proses yang aka;1 dioutsource dan manajemen proyek. standar. PT. XYZ juga mendorong ekspor komponen dari Indonesia ke afiliasi XYZ di kawasan ASEAN jika komponen tersebut harganya kompetitif dibandingkan dengan pemasok dari kawasan ASEAN. Temuan yang lain adalah kecenderungan semakin ditinggalkannya pemilihan pemasok dalam satu grup bisnis (keiretsu), karena ketatnya persaingan membuat perusahaan harus membuka diri ke perusahaan non-Jepang yang dapat memberikan harga yang kompetitif. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya pemasok PT. XYZ yang bukan merupakanjoint venture dengan Jepang, seperti Wijaya Karya Indonesia, maupun Autoliv Australia. Berdasarkan pengamatan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa PT. XYZ melaksanakan outsourcing terhadap pengadaan komponen untuk menurunkan biaya komponen, sehingga harga jual kendaraan secara keseluruhan dapat diturunkan tanpa menurunkan kualitas produk. Pemilihan sumber pasokan dipengaruhi oleh faktor tarif impor, baik kebijakan pemerintah clalam menentukan pajak impor, maupun dari penerapan tarifikasi regional seperti AFT A. Untuk mencapai outsourcing yang berhasil, maka PT. XYZ harus melakukan koordinasi yang kuat antara PT. XYZ clengan pemasoknya. PT. XYZ juga harus mengkaji aspek finansial untuk mengetahui apakah outsourcing yang dilakukan benar-benar memberikan manfaat bagi bisnis perusahan. Terakhir, PT. XYZ harus memiliki tenaga kerja yang mengerti aspek teknis komponen dan proses yang aka;1 dioutsource dan manajemen proyek.
2003
T11642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmaluddin
Abstrak :
Outsourcing teknologi informasi adalah suatu perjanjian kontraktual dimana organisasi eksternal memegang tanggung-jawab untuk melaksanakan . semua atau sebagian dari fungsi teknologi informasi. Outsourcing mungkin melibatkan pengalihan sebagian atau seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan seperti pegawai, hardware, software, dan lain-lain. Tesis ini berisi penelitian kelayakan (feasibility study) dari berbagai macam model pelaksanan outsourcing Departemen Teknologi lnformasi Jakarta General Services (TI-JGS) di PT. Caltex Pacific Indonesia (CPI) pada kantor pusat Jakarta. Tinjauan kelayakan outsourcing TI-JGS akan dilihat dari berbagai aspek, baik dari aspek finansial maupun non-finansial. Penelitian ini juga mengkaji keputusan outsourcing, insourcing atau keputusan manajerial lainnya. Metodologi yang digunakan adalah "Tujuh Tahapan Outsourcing yang Berhasil" atau "The Seven Steps to Successful Outsourcing". Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah berupa skenario atau model yang paling cocok untuk outsourcing TI-JGS dan capital budgeting untuk mendukung kelayakan dari model tersebut. Selain dari pada itu, hasil lain yang juga akan diperoleh adalah berupa besar pengurangan biaya yang bisa didapatkan CPI, resiko yang akan dihadapi, pengaruh outsourcing TI-JGS terhadap operasi perusahaan, dan pemilihan provider yang cocok. Kesimpulan utama yang akan diajukan adalah berupa pernyataan bahwa outsourcing TI-JGS akan menguntungkan CPI sebesar satuan unit moneter tertentu sehingga outsourcing TI-JGS layak untuk diteruskan. ...... Information technology outsourcing implies commissioning an external IT supplier to performa whole or in part of information technology functions. Outsourcing may include transfering a whole or in part of company's resources such as IT staff, hardware, software, and other assets. This thesis contains feasibility study of various model in outsourcing Information Technology Department - Jakarta General Services (TI-JGS) at PT. Caltex Pacific Indonesia (CPI), Jakarta Office. Measurement of the oursourcing feasibility used is measurement in the financial and non-finansial aspects. This research will also explore about decision to choose among the outsourcing, insourcing or other management tools. Methodology we apply is "The Seven Steps to Successful Outsourcing". The results of this research are the best model or scenario that is considered fit to TI-JGS outsourcing and capital budgeting technique to support those models. In addition, the other output of this thesis are cost reduction and risk of outsourcing TI-JGS, implications of outsourcing to company operations, and selection of the best provider. The main conclution we will propose is the statement about whether or not TI-JGS oursourcing will provide benefit to company in a monetary unit, so that it is feasible to continue.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2002
T40339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alberami
Abstrak :
Dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat, perusahaan berusaha melakukan berbagai efektifitas dan efisiensi kegiatan usaha. Salah satu strategi yang saat ini sedang banyak dilakukan olch perusahaan multinasional adalah kegiatan outsourcing. Outsourcing merupakan kegiatan pemindahan sebagian atau beberapa bagian pekerjaan dan sebagian pengambilan keputusan tertentu kcpada pihak ketiga sesuai dengan kesepakatan yang tertera dalam kontrak kerjasarna. Pekerjaan yang dialihkan tersebut bukan merupakan kompetensi inti bisnis perusahaan dan dialihkan pada pihak ketiga yang mcmiliki sumberdaya yang lebih baik dari perusahaan. Pada organisasi bisnis perbankan pekerjaan yang mcrupakan kompetensi inti adalah pemasaran produk, analisa kredit, penanganan transaksi dalam dan luar negeri serta pelayanan nasabah. Sedangkan pekerjaan penunjang seperti administrasi, pcmeliharaan gedung, transportasi, penaamanan dan Iainnya. Kompetensi inti harus senantiasa dikembangkan agar menciptakan daya saing terhadap kompetitor, sedangkan pekerjaan penunjang bisa diefisienkan melalui outsourcing. Kegiatan outsourcing pada BNI sudah mulai diterapkan sejak awal tahun 1990-an, yaitu dalam kebijakan penerimaan pegawai non core bisnis seperti pegawai non administrasi untuk pelayan, binder, sopir dan satuan pengaman. Setelah mengalami masalah keuangan akibat krisis ekonomi pada tahun 1998, sampai dengan proses rekapitalisasi pada tahun 2000, kebijakan strategi outsourcing dalam perusahaan mulai dijalankan salah satunya adalah dalam bidang pengadaan kendaraan operasional. Tulisan ini membahas dan melakukan analisa terhadap kebijakan outsourcing yang dilakukan perusahaan, kemudian melalui kajian literatur berusaha memberikan pedoman tentang langkah-langkah dan analisa kegiatan outsourcing yang benar. Secara konseptual kebijakan outsourcing pengadaan kendaraan operasional BNI akan memberikan beberapa keuntungan. Pengadaan kendaraan operasional dilakukan oleh Koperasi Swadharma yang merupakan koperasi pegawai dan pensiunan BNI dengan sistem sewa. Berdasarkan analisa dengan membandingkan perhitungan present value, kebijakan outsourcing belum menimbulkan penghematan biaya secara maksimal. Strategi outsourcing yang dijalankan baru bersifat taktikal, yaitu karena kekurangan sumber finansial perusahaan untuk melakukan investasi, sementara kebutuhan sarana transportasi harus tetap dipenuhi. Perusahaan belum melakukan analisa secara mendalam terhadap keputusan ousourcing yang diambil. Dengan melakukan analisa dan tahapan kebijakan outsourcing secara baik, perusahaan akan mendapatkan bermacam keuntungan. Dari sisi finansial, perusahaan akan mcndapatkan kemudahan dalam penetapan anggaran, arus kas yang lebih efisien karena tidak memerlukan dana besar untuk investasi. Sedangkan dari sisi operasional perusahaan melakukan penghematan waktu dan sumberdaya untuk perawatan dan perbaikan, pengurusan dokumen, serta penyesuaian kendaraan dengan kebutuhan perusahaan.
In face of business competitions, which tighten progressively, company must try to makes some attempt of efficiency and effectiveness on various business activities. One of the strategy, which done by multinational company in this time is outsourcing. Outsourcing represent activity of evacuation some of work or some part of work and decision making to the third party according to agreement which as described on cooperation contract. The transferred work is not a competence of company business core and transferred to the third party, which owning better sources from the company. At banking business organization, the work representing this competence is marketing product, credit analysis, transaction handling in and abroad and also client service. And supporting work is administration, building conservation, transportation, security and others. Core competence must be developed to creating competitiveness to the competitor, and supporting work can be efficiency through outsourcing. Outsourcing activity at BNI, have started applied since beginning of 1990, especially in officer acceptance policy of non core business as non administration for the service officer, binder, driver and security officer. After experiencing of the finance problem as effect-of economic crisis in 1998, up to recapitulation process in 2000, one of the companies outsourcing strategy policy is vehicle operational levying. The aim of this article are study and analyze of company outsourcing policy, and then give guidance about analysis and correct outsourcing activity steps through literature study. Conceptually, outsourcing levying operational vehicle of BNI bank policy, will give some advantage. Levying of operational vehicle conducted by "Swadharma" cooperation which representing of officer co-operation and retired of BNI bank by rent system. According to the analysis of comparing present value calculation, outsourcing policy is not yet cost saving maximally generated. Outsourcing strategy just only tactical character which caused of to be in want the sources of company financial to investment whereas transportation medium requirement have to remain to fulfill. Company was not analyzing exhaustively to take an outsourcing decision. By analyze and good step of outsourcing policy, the company will gel kinds of advantage. From financial side, company will get amenity of budget stipulating, cash flow more efficient because need not big fund for the investment of. While from company operational side, thrift of source and time for the treatment of repair and document management, and also vehicle unanimity of company requirement.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Eti Nurbaeti
Abstrak :
Pelaksanaan outsourcing di Indonesia sebenarnya telah lama dilakukan, meskipun kerap kali perusahaan kurang menyadari bahwa kegiatan tersebut termasuk dalam kategori outsourcing. Di Indonesia, pada umumnya outsourcing hanya memiliki arti sempit karena terbatas pada permasalahan ketenagakerjaan. Hal ini tidak mengherankan karena memang UU Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003 mengatur mengenai keberadaan tenaga kerja outsourcing dalam beberapa pasal di dalamnya. Padahal, secara konseptual outsourcing secara garis besar berarti menycrahkan suatu fungsi dalam perusahaan kepada pihak ketiga. Karya akhir ini membahas mengenai outsourcing dalam hal rekrutmen dan pelatihan di Bank BNI. Topik yang dipilih penulis memang masih berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan. Akan tetapi yang menjadi perhatian di sini bukan masalah tenaga kerjanya melainkan adanya sebagian kegiatan dalam merekrut dan mendidik pegawai yang tidak dilakukan sendiri oleh Bank BNI. Dalam hal ini, pihak ketiga ikut terlibat dan memberikan andil dalam mcmbantu Bank BNI untuk mendapatkan pegawai yang kompeten dalam bidangnya. Oleh karena telah dilakukan penerapan outsourcing maka karya akhir ini akan membahas permasalahan yang ada dan mencoba memberikan peluang perbaikan jika masih terdapat kekurangan dalam penerapannya. Meskipun ide dasar outsourcing berasal dari konsep make or buy decision namun apa yang diperoleh dari penelitian pada karya akhir ini, pertimbangan akan penghematan biaya, tidak selamanya menjadi prioritas yang utama. Memang sebagian besar outsourcing yang dilakukan oleh perusahaan ditujukan untuk cost efficiency. Akan tetapi ternyata masih banyak hal-hal lain yang menjadi alasan mendasar dilakukannya outsourcing. Temuan dari penelitian karya akhir ini merupakan salah satu bukti nyata yang ada di lapangan. Dengan melaksanakan penelitian pada Divisi SDM, dapat disimpulkan bahwa Bank BNI melaksanakan outsourcing rekrutmen sebagai upaya untuk menjaga obyektifitas pada penerimaan pegawai termasuk menghindari terjadinya KKN dan intervensi pihak lain. Hal ini juga dilandasi dengan kesadaran akan peran dan fungsi human resources yang semakin strategis dengan memilih service provider yang qualified. Proyek Pelatihan dan Pengembangan SDM yang bertanggung jawab atas pelatihan pegawai, melakukan outsourcing dengan maksud untuk menambah wawasan serta memperoleh keunggulan kemampuan yang berasal dari instruktur ekstern selama ini. Sebenarnya telah ada instruktrur intern, namun materi yang diberikan hanya terbatas pada internal skills saja. Salah satu saran kepada Bank BNI adalah mengantisipasi risiko loss of confidentiality. Pelaksanaan outsourcing tidak saja memiliki keuntungan tetapi juga memiliki risiko yang dapat menyebabkan bocornya rahasia perusahaan kepada pesaing. Mengingat service provider juga melayani pihak/bank lain, maka kemungkinan tersebut di atas harus diantisipasi sejak awal. Di lain pihak, Bank BNI sebenarnya bisa memanfaatkan informasi dari service provider untuk dijadikan benchmark dalam memutuskan pelatihan yang sebaiknya diseienggarakan di masa mendatang.
Outsourcing activities in Indonesia has been done for a long time, although companies usually unaware that the activities are integrated in outsourcing category. In Indonesia the term outsourcing has a narrow definition which only related to employment problems. This is happening because in the Employment Regulation No. 1312003 there are some articles concerning the availability of outsourcing labors. In broader definition outsourcing means giving up a function in a company to the third party. The thesis is discussing about outsourcing in recruitment and training activities at Bank BNI. The chosen topic is still related to employment problems. The main focus is not on the labor itself but on a part of employees' recruitment and training activities that is not done internally by Bank BNI. in this case, the third patty is involved and responsible in helping Bank BNI to recruit competent employees. Since the outsourcing activity has been done by the bank, this thesis will discuss the problems that occur and try to give some improvement possibilities if there are still some insufficiencies on the implementation. The basic idea of outsourcing comes from the concept of making or buying decision but in this research cost saving consideration is not always the main priority. Many outsourcing activities done by companies are intended to achieve cost efficiency. As a matter of fact there are a lot of other things turn out to be the basic reasons to do outsourcing. Findings from this research are one of actual evidences exist in reality. By doing the research in Human Resource Division, it can be concluded that Bank BNI does outsourcing in recruitment activity as an effort to maintain objectivity in employment also to avoid corruption, collusion, nepotism, and interference from other parties. Another reason is based on the awareness of human resource's role and function which are becoming more strategic in choosing qualified service provider. Outsourcing activity done in The Human Resource Training and Development Project is aimed to broaden knowledge and to achieve talent advantage obtained from external instructors. Internal instructors are available to provide topics on internal skills only. A suggestion for Bank BNI is to anticipate the risk of losing confidentiality. Outsourcing execution is not only having some advantages but also some risks that can outburst the company's secret to the competitors. Concerning that the service provider also offering services to other parties/ banks therefore the risks should be anticipated earlier. On the other side, Bank BNI can actually use information from the service provider to make it as a benchmark in deciding suitable training in the future.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library